Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Kejatuhan Konstantinopel
Bagian dari Perang Bizantium-Utsmaniyah dan Perang Utsmaniyah di Eropa
Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan terakhir Konstantinopel, miniatur Prancis 100 tahun ke-15 kontemporer
Tanggal6 April – 29 Mei 1453
LokasiKonstantinopel (Istanbul modern)
Hasil

  • Kemenangan telak Utsmaniyah;[1] dan habisnya Kekaisaran Bizantium

Pihak yang terlibat

  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kesultanan Utsmaniyah
  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kedespotan Serbia[2]

Komandan

  • Konstantinos XI- †
  • Loukas Notaras 
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
  • Theophilos Palaiologos- †
  • Demitrios Cantacuzene- †
  • Giovanni Giustiniani Longo (WIA)[3]
  • [f]:
  • Girolamo Minotto [4]
  • [g]:
  • Orhan Çelebi  
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    [5]

  • Mehmed II
  • Zaganos Pasha
  • Suleyman Baltoghlu

Kekuatan

  • 7,000[6]
  • 8,000[7]
  • 10,000[8]
  • 12,000[9]
  • 26 kapal[10]
  • Dari 7,000 - 10,000 tentara dalam pasukan Bizantium, 700 adalah orang Yunani dan Genoa dari pulau Khios dan Genoa (400 direkrut di Genoa dan 300 di Khios), 800 tentara dipimpin oleh orang-orang Venesia (sebagian akbar berasal dari Kreta, yang terkenal karena bertempur secara heroik selama pengepungan), 200 tentara dari Kardinal Isidore, semuanya pemanah. Berlandaskan bangsa, hadir 5.000 orang Yunani dan 2.000 orang asing, sebagian akbar berasal dari Genoa dan Venesia.[11]

Korban
Total 4,000 terbunuh (termasuk militer dan sipil)[27][28]

Probabilitas banyak eksekusi

30.000 warga sipil diperbudak atau dihalau[29] Kira-kira tertinggi berkisar sampai 50.000 warga Bizantium ditawan dan kemudian diperbudak atau dihalau.[4]

Tidak dikenal tapi sangat banyak[30]

  • a: Banyak berlandaskan kira-kira terkini dan data arsip Utsmaniyah. Kesultanan Utsmaniyah, sebagai argumen demografis, tidak akan dapat mengerahkan lebih dari 80.000 tentara ke ajang perang masa itu.[31]
  • b: Banyak berlandaskan kira-kira Barat/Kristen kontemporer[31]
  • c: Lebih spesifik, Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Palaiologos
  • d: Kerajaan Sisilia terutama menyumbangkan kapal dan beberapa tentara, namun ini bukan keputusan resmi dan dilakukan oleh beberapa kardinal.
  • e: Venesia memutuskan sebagai menyepakati perdamaian dengan Utsmaniyah pada September 1451, karena Doge mereka telah memiliki hubungan adil dengan Utsmaniyah dan mereka tak mau merusaknya. Mereka juga tidak mau Utsmaniyah ikut campur pada perdagangan mereka di Laut Hitam dan Laut Tengah. Upaya Venesia terutama meliputi memberi kapal pada Konstantinos XI dan sebanyak 800 tentara pada Februari 1453. Venesia juga berjanji bahwa armada yang lebih akbar akan tiba sebagai menyelamatkan Konstantinopel, armada ini akan penuh dengan amunisi, tentara bugar dan perbekalan. Pada kemudiannya armada ini tak pernah datang.
  • f: Kapten Genoa Giovanni Giustiniani Longo terluka dalam pertempuran, namun sukses kabur, dan kemudian meninggal pada awal Juni 1453.
  • g: Kapten Venesia ini tidak secara resmi dikirim oleh Venesia. Alih-alih, beliau adalah pimpinan koloni Venesia dan memberikan kapal-kapal Venesia di pelabuhan mereka.[4]

Kejatuhan Konstantinopel (Bahasa Turki: İstanbul'un Fethi ) adalah penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, yang terjadi setelah pengepungan sebelumnya, di bawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI. Pengepungan berlanjut dari Jumat, 6 April 1453- Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah.

Penaklukan Konstantinopel (dan dua wilayah pecahan pautannya segera setelah itu Bizantium) menandai habisnya Kekaisaran Romawi, suatu negara yang telah berlanjut selama hampir 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan akbar sebagai Kristen. Intelektual Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke Italia. Diceritakan bahwa mereka membantu penanda dimulainya Renaisans. Itu juga merupakan beberapa tanda belakang 100 tahun Menengah oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.[32]


Pergantian kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur untuk Kesultanan Utsmaniyah ini menyebabkan jalur perdagangan selang Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus. Orang-orang Eropa tidak lagi datang ke Konstantinopel dan Venesia yang merupakan pelabuhan transit dalam perdagangan selang Asia dan Eropa. Suplai rempah-rempah]] sebagai dunia Kristen yang dahulunya dapat didapatkan di Konstantinopel tidak tersedia lagi karena konflik antar agama Kristen dan Islam. Para pedagang terpaksa mencari jalur pautan ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa bangsa Eropa ke kepulauan Nusantara yang pada kemudiannya menciptakan bangsa Belanda menjajah Nusantara selama 350 tahun lamanya.

Kemunduran perdagangan di Laut Tengah juga berdampak terhadap perekonomian. Wilayah di sekitar Laut Tengah yang semula ramai dikunjungi para pedagang dari timur yang membawa rempah-rempah jadi sepi. Hal ini menyebabkan keguncangan perekonomian di sekitar Laut Tengah (Mediterania).

Persiapan

Ketika Sultan Murad II digantikan oleh anaknya Mehmed II pada awal 1451, secara lapang bahwa sultan muda baru, yang masa itu berumur 19 tahun, akan menjadi penguasa yang belum dapat dan tidak menimbulkan ancaman akbar untuk letak Kristen di Balkan dan Aegea. [33]Keyakinan ini diperkuat oleh utusan yang dikirim untuk Mehmed untuknya pada awal pemerintahan.[34]Ketika musim semi dan musim panas 1452, Mehmed II, yaitu buyut dari Bayezid I sudah membangun benteng di akrab Bosphorus di sisi Asia yang disebut Anadolu Hisarı yang sekarang dibangun benteng kedua beberapa mil di utara Konstantinopel di sisi Eropa, tepat di seberang selat dari Anadolu Hisarı yang akan menaikkan pengaruh Turki di selat itu.[34] Adapun bagian terutama yang relevan dari benteng ini adalah kemampuannya sebagai mencegah bantuan dari koloni Genoa di pantai Laut Hitam dari mencapai kota. Benteng ini disebut dengan Rumeli Hisarı, Rumeli dan Anadolu menjadi nama-nama bagian Eropa dan Asia dari Kesultanan Utsmaniyah, masing-masing. Benteng baru ini juga dikenal sbg Boğazkesen, yang memiliki ruang lingkup, yaitu pemblokir-selat yang menekankan posisi strategis. Nama Yunani benteng itu adalah, Laimokopia yang juga menyandang ruang lingkup ganda yang sama. Pada Oktober 1452, Sultan Mehmed II memrintahkan Turakhan Beg dan anaknya, Ahmad dan Omar sebagai memimpin kekuatan akbar sebagai Peloponesia dan tetap hadir sepanjang musim dingin sebagai menjaga para lalim Thomas dan Demetrios dari membantu saudara mereka, Konstantinus selama Pengepungan Konstantinopel.[35]

Kaisar Bizantium Konstantinus XI berharap Eropa Barat sebagai menolong, namun pertolongan itu tidak berjumpa dengan sukses. Sejak saling ekskomunikasi Ortodoks dan Katolik Roma pada tahun 1054, Katolik Roma Barat telah berupaya sebagai memperoleh kekuasaan atas timur; adapun serikat telah mencoba sebelumnya di Lyon pada tahun 1274 dan memang, beberapa kaisar Paleologos memang diterima di gereja Latin. Kaisar Yohanes VII Palaiologos telah berupaya sebagai bernegosiasi dengan Paus Eugenius IV, dan pada Konsili Florence yakni pada tahun 1439 dan menghasilkan proklamasi, di Florence dari Uni Banteng.

Di musim panas 1452, ketika tugas Rumeli Hisari sudah beristirahat dan ancaman yang berasal dari Kesultanan Utsmaniyah semakin akrab, Konstantinus menulis surat sebagai Paus sebagai berjanji dan melaksanakan perserikatan tersebut. Adapun, diberitahukan berlanjut oleh pengadilan kekaisaran pada hari Selasa, 12 Desember 1452 dan pelaksanaannya dikerjakan setengah hati.[34] Walaupun dia sangat berhasrat sebagai suatu keuntungan, Paus Nicolas V tidak benar pengaruh Bizantium dan pikirnya memiliki lebih dari Raja-Raja Barat dan Pangeran-pangerannya, beberapa di selangnya sebagai waspada meningkatkan kontrol Kepausan, dan ini bukanlah sarana buat berkontribusi dengan upaya, mengingat bahwa negara yang melemah di Prancis dan Inggris dari Perang Seratus Tahun, sedang Spanyol berada dalam belakang Reconquista, selain itu pertempuran internal dalam Kerajaan Jerman,Hungaria dan Polandia yang mengalami kekalahan pada Pertempuran Varna pada 1444. Meskipun beberapa pasukan telah datang dari negara kota perdagangan Italia bagian utara, kontribusi Barat tidak memadai sebagai mengimbangi kekuatan Utsmani. Beberapa individu barat datang sebagai mempertahankan kota sebagai. Salah satunya adalah seorang prajurit yang digunakan sebagai melengkapi pasukan yang berasal dari Genoa, yaitu Giovanni Giustiniani, yang tiba dengan 700 pria bersenjata pautannya di Januari 1453.[36]Seorang spesialis dalam mempertahankan kota-kota bertembok, beliau langsung diberi komando pertahanan dinding tanah oleh kaisar, sekitar pada saat yang sama para kapten dari kapal Venesia kebetulan hadir di Tanduk Emas menawarkan perbuatan yang berguna mereka pada Kaisar, yaitu menciptakan pembatas yang berlawanan dari arah Venesia, dan Paus Nicholas mengambil langkah sebagai mengirimkan tiga buah kapal yang sarat akan kepastian, yang berlayar di akrab belakang Maret.[37]Di Venesia, sementara itu, musyawarah sedang berlanjut sebagai mempertimbangkan jenis bantuan yang akan dipinjamkan oleh Republik untuk Konstantinopel. Senat memutuskan sebagai mengirim armada, akan tetapi hadir penundaan, dan kemudiannya dikuatkan pada belakang April, tapi armada terlambat sehingga armada yang dikirimkan itu tak ikut dalam pertempuran.[38]Selanjutnya, 7 kapal Italia keluar dari ibu kota masa Giustiniani, karenanya tiba-tiba hadir seorang pria yang bersumpah mempertahankan ibu kota. Pada masa yang sama, upaya Konstantinus menjanjikan hadiah sebagai Sultan, habis dengan ekskusi duta akbar Kaisar — bahkan diplomasi Bizantium tidak dapat menyelamatkan kota. [34]Karenanya dia pun segera mengajukan berjenis-jenis tawaran untuk sultan agar mau menarik pasukannya dan sbg penggantinya akan menyetorkan uang dan akan mencetuskan ketaatan padanya dan tawaran-tawaran pautannya. Namun Sultan Muhammad Al-Fatih, alih-alih menerima tawaran itu, malah dia dengan tegas berharap kaisar menyerahkan kota Konstantinopel. Jika demikian, karenanya sultan akan memberi jaminan bahwa tidak akan hadir seorang warga pun dan satu gereja pun yang akan diganggu.[39]

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Gambar Kejatuhan Konstantinopel oleh Theophilos Hatzimihail.

Karena khawatir akan serangan dari Angkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah di sepanjang pantai Tanduk Emas, karenanya Konstantinus XI memerintahkan agar rantai diletakkan di mulut pelabuhan. Rantai yang mengapung di atas gelondongan kayu, cukup kuat sebagai mencegah kapal Turki sebagai memasuki pelabuhan. Perangkat ini adalah salah satu dari dua yang digunakan sbg bantuan sementara oleh Bizantium dengan hasrat sebagai memperluaskan pengepungan sampai probabilitas kedatangan bantuan asing. Angkatan Laut Utsmani berupaya melampaui rantai-rantai akbar yang dipasang pasukan Bizantium, yang merupakan sarana utama mereka sebagai melindungi kota dari serangan luar.[39]Strategi ini sukses diterapkan, karena pada tahun 1204 tentara Perang Salib Keempat sukses dielakkan pertahanan tanah Konstantinopel dengan menerobos dinding perlindungan bagian sisi Tanduk Emas. Strategi pautan yang digunakan oleh Bizantium adalah perbaikan dan fortifikasi tembok tanah, yaitu Dinding Theodosia. Kaisar Konstantinus XI diasumsikan perlu memastikan bahwa dinding Kabupaten Blachernae itu adalah yang paling dibentengi karena bagian dinding utara menonjol. Benteng tanah yang terdiri 60 kaki (18 m), lebar parit depan yang bertangkup itu pada dinding-dindingnya bagian dalam dan luar diberi jarak setiap 50-60 meter sebagai diletakkan di situ menara sebagai mengawasi.[40]

Kekuatan

Tentara yang mempertahankan Konstantinopel relatif sedikit; berjumlah kira-kira 7.000 orang, 2.000 orang di selangnya adalah orang asing.[41]Pada awal pengepungan, mungkin 50.000 orang hidup di akrab tembok perlindungan, termasuk para pengungsi dari kawasan sekitarnya.[42]Komandan Turki Dorgano, yang berada di Konstantinopel dalam bayaran kaisar, juga menjaga seperempat dari kota di sisi arah laut dengan Turki dalam upahnya.[43] Orang Turki ini tetap loyal terhadap Kaisar dan tewas pada pertempuran berikutnya.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Cerminan modern tentang Mehmed II dan Tentara Utsmaniyah menjelang kejatuhan Konstantinopel, digambar Fausto Zonaro (1854–1929).

Dinasti Utsmaniyah, dilain pihak, memiliki kekuatan yang lebih akbar. Menurut studi terbaru dan data arsip Utsmani menunjukkan bahwa hadir sekitar 80.000 tentara Utsmaniyah termasuk 5/6.000-10.000 tentara elit Yanisari[3][17][18], dan ribuan pasukan Kristen,[43] yakni 1.500 kavaleri bahwa penguasa Serbia Đurađ Branković diberikan sbg dari kewajiban sebagai sultan Utsmaniyah. Tetapi hanya beberapa bulan sebelumnya, beliau telah dibayar sebagai memperbaiki dinding Konstantinopel. Saksi Barat kontemporer pengepungan, yang cenderung membesar-besarkan kekuatan Sultan, dengan mengatakan jumlah-jumlah yang banyak dan lebih tinggi mulai dari 160.000-200.000 atau 300.000 orang pasukan.[3] (Niccoló Barbaro: 160.000[44];Jacopo Tedaldi, pedangang Florence[45] dan George Sphrantzes:[19] 200.000; Kardinal Isidor dari Kiev [46] dan Uskup Akbar Metilene, Leonardo di Chio:[47] 300,000).[48][49]

Disposisi dan Strategi Turki Utsmani

Mehmed membangun armada sebagai mengepung kota dari laut (sebagian diawaki oleh pelaut Yunani dan Gallipoli).[17] Menurut kira-kira kontemporer, kekuatan armada Turki Utsmani adalah terentang 100 kapal (Tedaldi), [45] 145 (Barbaro),[44] 160 (Ubertino Pusculo),[50] 200–250 (Isidore dari Kiev,[46] Leonardo di Chio)[51] sampai 430 (Sphrantzes).[19]Kira-kira modern yang lebih realistis memprediksikan kekuatan armada kapal adalah 126, khusus terdiri atas 6 kapal akbar, kapal biasa 10, 15 kapal kecil, 75 perahu dayung akbar, dan 20 kuda pengangkut.[52]

Sebelum pengepungan Konstantinopel, dikenal bahwa Kesultanan Utsmaniyah benar kemampuan melemparkan meriam ukuran sedang, tetapi kisaran beberapa bagian mereka mampu mencapai dapat melewati ajang yang lebih jauh melampaui hasrat orang-orang yang mempertahankan Konstantinopel. Kemajuan Utsmaniyah secara instrumental dalam produksi sosok senjata misterius dengan nama Orban, menurut Hungaria (walapun beberapa pendapat itu dari Jerman).[53] Satu meriam dirancang oleh Orban dinamai "Basilika" benar tinggi yaitu 27 kaki (8.2 m) dan dapat melemparkan meriam seberat 600 lb (272 kg) lebih dari 1 mil (1.6 km).[54]


Seorang pembuat kontruksi awalnya mencoba sebagai menjual perbuatan yang berguna untuk Bizantium, yang tidak dapat sebagai mengamankan dana yang dibutuhkan sebagai mempekerjakan dia. Orban kemudian meninggalkan Konstantinopel dan mendekati Mehmed II, mengklaim bahwa senjata itu dapat dari ledakan dinding sisi Babilonia itu sendiri. Mengingat dana berlimpah dan bahan yang berlimpah juga, insinyur Hungaria membangun senjata dalam saat tiga bulan di Adrianopel, di mana beliau diseret oleh enam puluh lembu ke Konstantinopel. Sementara itu juga, Orban juga menghasilkan meriam instrumental pautannya sebagai kekuatan pengepungan oleh pasukan Turki.[55]

Meriam Orban benar beberapa kelemahan, yaitu: butuh 3 jam sebagai mengisi kembali meriam itu, suplai meriam Orban sangat singkat, dan meriam itu diceritakan sudah jatuh ketangan pautan setelah 6 ahad (tapi, fakta ini diperselisihkan[3], yang dilaporkan hanya dalam surat Uskup Leonardo di Chio[47] dan di dalam surat dan seringkali tidak mampu dipercayai suatu kronikel Rusia dari Nestor Iskander).[56]Setelah sebelumnya menciptakan pengecoran akbar, kira-kira 150 mil (240 km) jauhnya, Mehmed sekarang sekarang harus menjalani proses melelahkan, yaitu mengangkut potongan-potongan akbar artilerinya. Dikatakan, meriam akbar Orban benar ditemani oleh kru dari 60 ekor sapi dan lebih dari 400 orang .[53]

Mehmed merencanakan sebagai menyerang Dinding Theodosia, yang merupakan bagian terumit dari dinding dan parit yang melindungi Konstantinopel dari serangan yang berasal dari arah barat. Pasukannya berkemah di luar kota pada hari Senin setelah Paskah, 2 April 1453.

Sebagian akbar pasukan Turki Utsmani berkemah di selatan Tanduk Emas, pasukan Eropa biasa berkemah terbentang di seluruh dinding, yang diperintah oleh Karaja Pasha. Pasukan biasa dari Anatolia di bawah Ishak Pasha di selatan Lycus sampai ke Laut Marmara. Mehmed sendiri membangun tenda berwarna merah-emasnya akrab Mesotheichion, di mana senjata dan resimen elit, juga Yanissari, juga diposisikan. Bashi-bazouk tersebar di belakangan garis depan pertahanan. Pasukan pautan di bawah Zagan Pasha dipekejakan di utara Tanduk Emas. Komunikasi dipertahankan dengan jalan bangunan melewati rawa akrab Tanduk Emas.[57]

Disposisi dan Strategi Bizantium

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Dinding yang dibuat oleh Kekaisaran Romawi Timur

Kota Konstantinopel benar jarak sekitar 20 kilometer dari dinding (Dinding Theodosia: 5,5 km; dinding laut di sepanjang Golden Horn: 7 km; dinding laut di sepanjang Laut Marmara: 7,5 km) salah satu rangkaian dinding benteng terkuat yang hadir pada saat itu. Dinding itu baru saja diperbaiki (di bawah Yohanes VII Palaiologos) dan dalam kondisi yang cukup adil, memberikan pejuang Konstantinopel argumen yang cukup sebagai percaya bahwa mereka dapat bertahan sampai bantuan dari Barat tiba.[58]Selain itu juga, pejuang benar perlengkapan yang relatif adil, yaitu dilengkapi dengan 26 armada: 5 dari Genoa, 5 dari Venesia, 3 dari Venesia-Kreta, 1 dari Ancona, 1 dari Aragon, 1 dari Perancis, dan 10 dari Bizantium itu sendiri.[59]

Pada 5 April, Sultan sendiri tiba bersama tentara terakhirnya, sedangkan para pejuang Romawi Timur mengambil posisi mereka.[60]Sebagaimana mereka cukup sebagai menguasai dinding secara semuanya, sudah diputuskan bahwa hanya dinding luar akan berawak. Konstantinus dan pasukan Yunaninya menjaga Mesoteichion, bagian tengah dinding tanah, di mana mereka dilewati oleh sungai Lycus. Pada bagian diasumsikan sbg titik terlemah pada dinding dan serangan yang paling dikhawatirkan di sini. Giustiniani diletakkan di utara kaisar di Gerbang Charisia (Myriandrion); kemudian selama pengepungan, beliau pindah ke Mesoteichion sebagai bergabung bersama Konstantin, meninggalkan Myriandrion sebagai mengisi tempat saudara Bocchiardi. Minotto dan orang Venesia-nya diberi tugas di Istana Blachernae, bersama dengan Teodoro Caristo, yaitu saudara Langasco dan Uskup Akbar Leonardo di Chio. Di sebelah kiri kaisar, kemudian jauh ke selatan terdapat komandan Cataneo, bersama tentara Genoa, dan Theophilus Palaeologus yang menjaga Gerbang Pegae bersama tentara Yunaninya. Bagian dinding tanah dari Gerbang Pegae dan Gerbang Emas (sendiri diamankan oleh orang Genoa tertentu yang disebut Manuel) yang dipertahankan oleh Filippo Contarini, sementara Demetrius Cantacuzenus mengambil posisi di bagian selatan dinding Theodosia. Dinding laut jarang berawak, dengan Jacobo Contarini di Stoudion, kekuatan pertahanan darurat biarawan Yunani ke tangan kirinya, dan Pangeran Orhan hadir di Pelabuhan Eleutherius. Péré Julia diletakkan di Istana Akbar dengan pasukan Genoa; Kardinal Isidore dari Kiev menjaga ujung semenanjung akrab perintang pelabuhan. Dinding laut di selatan pantai Tanduk Emas dipertahankan oleh Venesia dan Genoa di bawah Gabriele Trevisano.

Serangan terakhir

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Lukisan oleh pelukis Yunani Theophilos Hatzimihail menggambarkan pertempuran di dalam kota, Konstantinus terlihat menunggangi kudap putih.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan Konstantinopel, dibuat 1499.

Persiapan sebagai serangan terakhir dimulai pada petang 26 Mei dan berlanjut keesokan harinya.[61] Selama 36 jam setelah dewan perang memutuskan sebagai menyerang, Utsmaniyah secara besar-besaran menggerakan tentara mereka sebagai oefensif umum.[61] Tentara diberi kesempatan sebagai berdoa dan beristirahat pada tanggal 28, dan kemudian serangan terakhir akan dilancarkan. Di pihak Bizantium, suatu armada kecil Venesia dengan 12 kapal, setelah menyusuri Aigeia, tiba di Ibukota pada 27 Mei dan melaporkan untuk Kaisar bahwa tidak hadir armada bantuan Venesia yang akbar yang akan datang.[62] Pada 28 Mei, ketika Utsmaniyah mau sebagai serangan terakhir, prosesi keagamaan berskala akbar digelar di dalam kota. Masa petang suatu upacara khidmat digelar di Hagia Sophia, di mana Kaisar dan perwakilan gereja Latin dan Yunani ikut serta, bersama-sama dengan kaum bangsawan dari kedua pihak.[63]

Tidak lama setelah tengah malam pada 29 Mei serangan mati-matian dimulai. Pasukan Kristen Kekaisaran Utsmaniyah menyerang pertama kali, ditemani oleh gelombang serangan bertubi-tubi oleh azap ireguler, yang miskin pelatihan dan perlengkapan, serta pasukan Anatolia yang berfokus pada bagian dinding Blachernai di barat laut kota, yang telah rusak oleh meriam. Bagian ini dibuat lebih tua, pada 100 tahun kesebelas, dan jauh lebih lemah. Pasukan Anatolia sukses menembus bagian dinding ini dan memasuki kota namun dengan cepat dihalau keluar oleh pasukan bertahan. Akhirnya, seiring pertempuran terus berlanjur, gelombang terakhir, yang terdiri atas Yanisari elit, menyerang dinding kota. Jenderal Genoa yang memimpin serangan darat,[3][46][47] Giovanni Giustiniani, terluka parah selama serangan, dan evakuasinya dari benteng memicu kepanikan di kalangan pasukan bertahan.[64] Giustiniani dibawa ke Khios, di mana dia meninggal dampak lukanya beberapa hari kemudian.

Dengan mundurnya pasukan Genoa yang dipminpin Giustiniani ke dalam kota dan menuju pelabuhan, Konstantinus dan pasukannya, sekarang tinggal berjuang sendirian, terus bertempur dan dapat menahan Yanisari sebagai sementara, tapi kemudiannya mereka tidak dapat menghentikan Yanisari memasuki kota. Pasukan bertahan juga kewalahan di beberapa titik di bagian Konstantinus. Ketika bendera Utsmaniyah berkibar di atas suatu gerbang belakangan kecil, Kerkoporta, yang buka, kepanikan merebak, dan pertahanan pun runtuh, seiring Yanisari, yang dipimpin oleh Ulubatlı Hasan terus menekan. Tentara Yunani berlarian ke rumah sebagai melindungi keluarga, tentara Venesia berlarian ke kapal-kapal mereka, dan beberapa tentara Genoa melarikan diri ke Galata. Sisanya bunuh diri dengan melompat dari dinding kota atau menyerah.[4] Rumah-rumah Yunani yang paling akrab dengan kota adalah yang pertama mengalami penyerangan oleh Utsmaniyah. Dituturkan bahwa Konstantinus, melepaskan regalia ungunya, memimpin serangan terakhir terhadap pasukan Utsmaniyah yang berdatangan, dan meninggal dalam bentrokan yang terjadi di jalanan besama para tentaranya. Di pihak pautan, Nicolò Barbaro, seorang saksi mata Venesia selama pengepungan, menulis dalam buku hariannya bahwa diceritakan bahwa Konstantinus gantung diri ketika Utsmaniyah menembus gerbang San Romano, meskipun nasib kemudiannya tak dikenal.[65]

Setelah serangan awal, pasukan Utsmaniyah menyebar di sepanjang kalanan kota, Mese, melewatkan forum-forum akbar, dan melewatkan Gereja Rasul Suci, yang dimohon oleh Mehmed II sebagai dibuat menjadi tempat letak patriark yang akan ditunjuknya, yang akan membantunya sebagai lebih adil dalam mengendalikan rakyat Kristennya. Mehmed II telah mengirim tentara sebagai melindungi bangunan-bangunan penting seperti gereja tersebut.

Sedikit warga sipil yang beruntung sukses kabur. Ketika orang Venesia melarikan diri ke kapal-kapal mereka, Utsmaniyah telah menduduki dinding Tanduk Emas, namun tentara Ustmaniyah tidak membunuh mereka karena lebih tertarik sebagai menjarah rumah-rumah di kota. Akibatnya, Tanduk Emas diabaikan sehingga orang Venesia dapat selamat. Kapten Venesia memerintahkan anak buahnya sebagai mendobrak gerbang Tanduk Emas, lalu mengisi kapal dengan tentara Venesia dan pengungsi dari kota. Segera setelah mereka pergi, beberapa kapal Genoa dan bahkan kapal Kaisar mengikuti mereka keluar dari Tanduk Emas. Tak lama setelah itu, Angkatan Laut Utsmaniyah kembali menguasai Tanduk Emas pada tengah hari.[4]

Pasukan Utsmaniyah mendatangi Augusteum, lapangan lapang di depan gereja Hagia Sophia yang gerbang perunggunya dihalangi oleh kerumunan pendduk sipil di dalam kontruksi, berharap bantuan tuhan. Setelah pintunya didobrak, tentara Utsmaniyah memisahkan orang-orang berlandaskan probabilitas harga mereka di pasar budak. Mehmed II mengizinkan pasukannya menjarah kota selama tiga hari berlandaskan hukum budaya.[66] Para tentara memperebutkan sebanyak rampasan perang.[67] Menurut mahir bedah Venesia Nicolò Barbaro "sepanjang hari pasukan Turk membantai berlebihan orang Kristen di seluruh kota". Menurut Philip Mansel, ribuan warga sipil dibunuh dan 30.000 warga sipil diperbudak atau dihalau.[68] Suatu catatan saksi mata, yang muncul di buku They Saw It Happen in Europe 1450-1600 (1965) karya C.R.N. Routh, menceritakan sbg berikut:

Tidak akan hadir yang dapat menyamai horror dari tontonan yang mengerikan dan menakutkan ini. Orang-orang yang ketakutan oleh jeritan berlarian dari rumah mereka dan dibunuhi oleh pedang sebelum mereka kenal apa yang sedang terjadi. Dan beberapa dibantai di dalam rumah mereka di mana mereka berupaya bersembunyi, dan beberapa di gereja di mana mereka mencari perlindungan.

Para tentara Turk yang murka . . . tidak memberi ampun. Ketika mereka telah membantai dan tidak hadir lagi perlawanan, mereka berlanjut menjarah dan berkeliaran di seluruh kota mencuri, menelanjangi, merampok, membunuh, memperkosa, menawan pria, wanita, anak-anak, orang tua, anak muda, biarawan, pendeta, orang-orang dengan semua jenis dan kondisi . . . Hadir para perawan yang terbangun dari tidur yang menganggu dan mendapati para penjahat itu berdiri di atas tubuh mereka dengan tangan penuh darah dan wajah penuh kemarahan hina. Campuran segala bangsa ini, para biadab kalut ini mendatangi rumah-rumah mereka, menyeret mereka, memaksa mereka, menodai mereka, memperkosa mereka di persimpangan jalan dan menciptakan mereka tunduk pada kekejaman yang pang mengerikan, Bahkan dituturkan bahwa ketika melihat para tentara ini, banyak gadis yang langsung kaku dan nyaris meninggal.

Para orang tua dengan penampilan akbar ditarik rambut putihnya dan secara memilukan dipukuli. Para pendeta dibuat menjadi tawanan berkumpul menjadi kelompokan, beserta para perawan saleh, biarawan, dan pertapa yang mengabdi hanya untuk Tuhan dan hidup hanya untuk-Nya kepada-Nya mereka mengorbankan diri, yang ditarik dari sel mereka dan lainnyanya dari gereja di mana mereka mencari perlindungan, meskipun mereka menangis dan terisak dan pipi kurus mereka, dibuat menjadi obyek hinaan sebelum dibunuh. Anak-anak lembut dirampas dengan brutal dari payudara ibu mereka dan anak gadis diperkosa secara aneh dan mengerikan, dan ribuan hal mengerikan pautannya terjadi. . .

Tempat-tempat suci dinodai, dirusak dan dijarah . . . benda-benda suci secara hina dilemparkan, patung dan wadah suci dinodai. Ornamen dibakar, dihancurkan berkeping-keping atau dibuang ke jalanan. Mezbah para santo secara brutal diobrak-abrik sebagai dicari sisa-sisa yang kemudian dilemparkan ke udara. Piala dan gelas sebagai perayaan Misa disishkan sebagai pesta pora mereka atau dihancurkan atau dlelehkan atau dijual. Pakaian para pendeta yang bersulam emas dan dihiasi mutiara dijual untuk penawar termahal dan dilemparkan ke api sebagai mengambil emasnya. Berlebihan buku suci dan duniawi yang dibuang ke api atau dirobek-robek atau dinjak-injak. Namun sebagian akbarnya dijual dengan harga yang sangat rendah, sebagai beberapa sen. Altar para santo, direnggut dari fondasinya, dijungkirkan. Semua tempat persembunyian suci dirusak dan dihancurkan sebagai memperoleh harta karun suci di dalamnya . . .

[69]

Bacaan

  • Franz Babinger: Mehmed the Conqueror and His Time (1992) Princeton University Press ISBN 0-691-01078-1
  • The Siege of Constantinople (1453), according to the eyewitness Nicolò Barbaro
  • Murr Nehme, Lina (2003). 1453: The Conquest of Constantinople. Aleph Et Taw. ISBN 2868398162. 
  • Richard A. Fletcher: The Cross and the Crescent (2005) Penguin Group ISBN 0-14-303481-2
  • Harris, Jonathan, Constantinople: Capital of Byzantium (2007) Hambledon/Continuum. ISBN 978-1-84725-179-4
  • Harris, Jonathan, The End of Byzantium (2010) Yale University Press. ISBN 978-0-300-11786-8
  • Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Osprey Publishing. ISBN 1-84176-091-9. 
  • Norwich, John Julius (1995). Byzantium: The Decline and Fall. New York: Alfred A. Knopf. ISBN 0-679-41650-1. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, I: Le testimonianze dei contemporanei (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, II: L’eco nel mondo (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople: 1453. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-39832-0. 
  • Smith, Michael Llewellyn, "The Fall of Constantinople", in History Makers magazine No. 5 (London, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson, 1969) p. 192
  • Andrew Wheatcroft: The Infidels: The Conflict Between Christendom and Islam, 638–2002 (2003) Viking Publishing ISBN 0-670-86942-2
  • Justin Wintle: The Rough Guide History of Islam (2003) Rough Guides ISBN 1-84353-018-X
  1. ^ Constantine XI (1449–1453) and the capture of Constantinople
  2. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  3. ^ a b c d e f Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli. Fondazione Lorenzo Valla: Verona. (An anthology of contemporary texts and documents on the fall of Constantinople; includes bibliographies and a detailed scholarly comment). 
  4. ^ a b c d e http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  5. ^ Nicol, Donald M. (1999). Bizans'ın Son Yüzyılları (1261–1453). İstanbul: Tarih Vakfı Yurt Yayınları. ISBN 975-333-096-0 s.418-420.
  6. ^ Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople, 1453. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 85. ISBN 0-521-39832-0. 
  7. ^ a b Merle Severy. Byzantine Empire. National Geographic. Vol. 164, No. 6 December 1983, hlm. 755?.
  8. ^ A Global Chronology of Conflict: From the Ancient World to the Modern Middle ..... , Spencer C. Tucker, 2009, hlm. 343
  9. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  10. ^ Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Oxford: Osprey Publishing. hlm. 45. ISBN 1-84176-091-9. 
  11. ^ http://www.greece.org/romiosini/fall.html
  12. ^ J. E. Kaufmann, Hanna W. Kaufmann: The Medieval Fortress: Castles, Forts, and Walled Cities of the Middle Ages, Da Capo Press, 2004, ISBN 0-306-81358-0, page 101
  13. ^ Ikram ul-Majeed Sehgal: Defence Journal (Issue 8), 2005, page 49
  14. ^ Daniel Goffman: The Ottoman Empire and Early Modern Europe, Cambridge University Press, 2002, ISBN 0-521-45908-7, page 52
  15. ^ James Patrick: Renaissance And Reformation, Marshall Cavendish, 2007, ISBN 0-7614-7650-4, page 618
  16. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. 
  17. ^ a b c Nicolle 2000.
  18. ^ a b İnalcık, Halil (2008), Osmanlı İmparatorluğu Klasik Çağ (1300–1600)
  19. ^ a b c Chronicles of George Sphrantzes; Greek text is reported in A. Mai, Classicorum auctorum e Vaticanis codicibus editorum, tome IX, Romae 1837, pp 1–100
  20. ^ The Destruction of the Greek Empire, Edwin Pears
  21. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  22. ^ Nicolle 2000, hlm.  44.
  23. ^ Uyar, Mesut; Erickson, Edward J. (2009). A military history of the Ottomans: from Osman to Atatürk. Santa Barbara: Praeger. hlm. 37. ISBN 978-0-275-98876-0. 
  24. ^ Michael Lee Lanning: The Battle 100: The Stories Behind History's Most Influential Battles, Sourcebooks, Inc., 2005, ISBN 1-4022-2475-3, pg 139–140
  25. ^ Saul S. Friedman: A history of the Middle East, McFarland, 2006, ISBN 0-7864-5134-3, page 179
  26. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  27. ^ Nicolle, David (2007). The Fall of Constantinople: The Ottoman Conquest of Byzantium. New York: Osprey Publishing. hlm. 237, 238. 
  28. ^ Ruth Tenzel Fieldman, The Fall of Constantinople, Twenty-First Century Books, 2008, hlm. 99
  29. ^ "Constantinople City of the World's Desire 1453–1924". The Washington Post. 4 February 1997. Diakses 28 October 2012. 
  30. ^ http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  31. ^ a b Steven Runciman: The Fall of Constantinople 1453, ISBN 1-107-60469-9, Cambridge University Press, 2012, hlm. 215.
  32. ^ Crowley, Roger (2006). Constantinople: The Last Great Siege, 1453. Faber. ISBN 0-571-22185-8.  (reviewed by Foster, Charles (September 22, 2006). "The Conquestof Constantinople and the end of empire". Contemporary Review. "Beberapa mengatakan 100 tahun Menengah habis kemudian" )
  33. ^ Runciman 1965, p. 60
  34. ^ a b c d Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 373. 
  35. ^ Setton, Kenneth M. (1978), The Papacy and the Levant (1204–1571), Volume II: The Fifteenth Century, DIANE Publishing, hlm. 146, ISBN 0-87169-127-2, "Sementara Mehmed II sedang menciptakan persiapan sebagai Pengepungan Konstantinopel, beliau mengirim surat sebagai jenderal tua Turakhan dua anak laki-lakinya, Ahmed Beg dan Omar Beg sebagai menginvasi Morea dan tetap berada di sana sepanjang musim dingin sebagai menjaga lalim Thomas dan Demetrius dari kepergian mereka berdua sebagai membantu saudara mereka, yaitu Konstantinus XI" 
  36. ^ Runciman 1965, pp. 83–84
  37. ^ Runciman 1965, p. 81
  38. ^ Runciman 1965, p. 85.
  39. ^ a b http://sejarahutsmani.blogspot.com/2006/11/penaklukan-konstantinople.html Penaklukan Konstantinopel
  40. ^ Michael Spilling, ed., Battles That Changed History: Key Battles That Decided the Fate of Nations ( London, Amber Books Ltd. 2010) p.187.
  41. ^ Menurut Phrantzes, Konstantinus telah memerintahkan sebagai menciptakan sensus, Kaisar terkejut ketika banyak laki-laki yang dapat membawa senjata ternyata hanya 4.983 orang. Leonardo di Chio menyampaikan banyaknya 6.000 Orang Yunani. Lihat buku The Conquest of Constantinople: 1453 Karya Steven Runciman tahun 1965, hal. 85.
  42. ^ Nicolle. Constantinople 1453, p. 32.
  43. ^ a b deremilitari.org
  44. ^ a b Nicolò Barbaro, Giornale dell'Assedio di Costantinopoli, 1453. The autograph copy is conserved in the Biblioteca Marciana in Venice. Barbaro's diary has been translated into English by John Melville-Jones (New York:Exposition Press, 1969), part of which is available on deremilitare.org
  45. ^ a b (Perancis) Concasty, M.-L., Les «Informations» de Jacques Tedaldi sur le siège et la prise de Constantinople
  46. ^ a b c (Latin) Epistola reverendissimi patris domini Isidori cardinalis Ruteni scripta ad reverendissimum dominum Bisarionem episcopum Tusculanum ac cardinalem Nicenum Bononiaeque legatum (surat Kardinal Isidor untuk Kardinal Basilios Bessarion), tertanggal 6 Juli 1453
  47. ^ a b c (Latin) Leonardo di Chio, Letter to Paus Nicholas V, tertanggal 16 Agustus 1453, di edit oleh J.-P. Migne, Patrologia Graeca, 159, 923A–944B.
  48. ^ Leonardo di Chio, Letter, 300.000).
  49. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  50. ^ Ubertino Pusculo, Constantinopolis, 1464
  51. ^ Leonardo di Chio, Letter, 930C.
  52. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sebagai ref bernama Nicolle_2000.2C_p._44
  53. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 374. 
  54. ^ Davis, Paul (1999). 100 Decisive Battles. Oxford. hlm. 166. ISBN 978-0-19-514366-9. 
  55. ^ Runciman 1965, hlm. 77–78
  56. ^ Mahir pautan yang dipekerjakan Dinasti Utsmaniyah adalah Ciriaco de 'Pizzicoli, beliau dikenal sbg Ciriaco dari Ancona
  57. ^ Runciman 1965, pp. 94–95.
  58. ^ Nicolle 2000, p. 39.
  59. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sebagai ref bernama Nicolle_2000.2C_p._45
  60. ^ The following information is taken from Runciman (1965), pp. 92–94.
  61. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 378. 
  62. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 377. 
  63. ^ Vasiliev 1952, hlm. 651–652
  64. ^ Sources hostile towards the Genoese (such as the Venetian Nicolò Barbaro), however, report that Longo was only lightly wounded or not wounded at all, but, overwhelmed by fear, simulated the wound to abandon the battlefield, determining the fall of the city. These charges of cowardice and treason were so widespread that the Republic of Genoa had to deny them by sending diplomatic letters to the Chancelleries of England, France, the Duchy of Burgundy and others. See C. Desimoni, Adamo di Montaldo, in Atti della Società Ligure di Storia Patria, X, 1874, pp. 296–7.
  65. ^ Barbaro added the description of the emperor's heroic last moments to his diary based on information he received afterward. According to some Ottoman sources Constantine was killed in an accidental encounter with Turkish marines a little further to the south, presumably while making his way to the Sea of Marmara in order to escape by sea. See Nicolle (2000).
  66. ^ Smith, Michael Llewellyn, The Fall of Constantinople, History Makers magazine No. 5, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson (London).
  67. ^ Reinert, Stephen (2002). The Oxford History of Byzantium. New York: Oxford UP. hlm. 283.  ..."the conquering sultan would quickly turn his attention to the more difficult task of rebuilding, repopulating and revitalizing the city."
  68. ^ Mansel, Philip (1995). Constantinople: City of the World's Desire. Hachette UK. hlm. 79. ISBN 0-7195-5076-9. 
  69. ^ The Sack of Constantinople, 1453" EyeWitness to History, www.eyewitnesstohistory.com (2011)

edunitas.com


Page 2

Kejatuhan Konstantinopel
Babak dari Perang Bizantium-Utsmaniyah dan Perang Utsmaniyah di Eropa
Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan terakhir Konstantinopel, miniatur Prancis 100 tahun ke-15 kontemporer
Tanggal6 April – 29 Mei 1453
LokasiKonstantinopel (Istanbul modern)
Hasil

  • Kemenangan telak Utsmaniyah;[1] dan habisnya Kekaisaran Bizantium

Pihak yang terlibat

  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kesultanan Utsmaniyah
  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kedespotan Serbia[2]

Komandan

  • Konstantinos XI- †
  • Loukas Notaras 
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
  • Theophilos Palaiologos- †
  • Demitrios Cantacuzene- †
  • Giovanni Giustiniani Longo (WIA)[3]
  • [f]:
  • Girolamo Minotto [4]
  • [g]:
  • Orhan Çelebi  
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    [5]

  • Mehmed II
  • Zaganos Pasha
  • Suleyman Baltoghlu

Kekuatan

  • 7,000[6]
  • 8,000[7]
  • 10,000[8]
  • 12,000[9]
  • 26 kapal[10]
  • Dari 7,000 - 10,000 tentara dalam pasukan Bizantium, 700 adalah orang Yunani dan Genoa dari pulau Khios dan Genoa (400 direkrut di Genoa dan 300 di Khios), 800 tentara dipimpin oleh orang-orang Venesia (sebagian besar berasal dari Kreta, yang terkenal karena bertempur secara heroik selama pengepungan), 200 tentara dari Kardinal Isidore, semuanya pemanah. Berdasarkan bangsa, telah tersedia 5.000 orang Yunani dan 2.000 orang asing, beberapa besar berasal dari Genoa dan Venesia.[11]

Korban
Total 4,000 terbunuh (termasuk militer dan sipil)[27][28]

Probabilitas banyak eksekusi

30.000 penduduk sipil diperbudak atau diusir[29] Anggaran tertinggi berkisar sampai 50.000 warga Bizantium ditawan dan kemudian diperbudak atau diusir.[4]

Tidak dikenal tapi sangat banyak[30]

  • a: Jumlah berdasarkan anggaran terkini dan data arsip Utsmaniyah. Kesultanan Utsmaniyah, sebagai argumen demografis, tidak akan bisa mengerahkan lebih dari 80.000 tentara ke area perang masa itu.[31]
  • b: Jumlah berdasarkan anggaran Barat/Kristen kontemporer[31]
  • c: Lebih spesifik, Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Palaiologos
  • d: Kerajaan Sisilia terutama menyumbangkan kapal dan beberapa tentara, namun ini bukan keputusan resmi dan diterapkan oleh beberapa kardinal.
  • e: Venesia memutuskan sebagai menyepakati perdamaian dengan Utsmaniyah pada September 1451, karena Doge mereka sudah mempunyai hubungan baik dengan Utsmaniyah dan mereka tak mau merusaknya. Mereka juga tidak mau Utsmaniyah ikut campur pada perdagangan mereka di Laut Hitam dan Laut Tengah. Upaya Venesia terutama meliputi memberi kapal pada Konstantinos XI dan sejumlah 800 tentara pada Februari 1453. Venesia juga berjanji bahwa armada yang lebih besar akan tiba sebagai menyelamatkan Konstantinopel, armada ini akan penuh dengan amunisi, tentara bugar dan perbekalan. Pada akibatnya armada ini tak pernah datang.
  • f: Kapten Genoa Giovanni Giustiniani Longo terluka dalam pertempuran, namun berhasil kabur, dan kemudian meninggal pada awal Juni 1453.
  • g: Kapten Venesia ini tidak secara resmi dikirim oleh Venesia. Alih-alih, dia adalah pemimpin koloni Venesia dan memberikan kapal-kapal Venesia di pelabuhan mereka.[4]

Kejatuhan Konstantinopel (Bahasa Turki: İstanbul'un Fethi ) adalah penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, yang terjadi setelah pengepungan sebelumnya, di bawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI. Pengepungan berlangsung dari Jumat, 6 April 1453- Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah.

Penaklukan Konstantinopel (dan dua wilayah pecahan lainnya segera setelah itu Bizantium) menandai habisnya Kekaisaran Romawi, sebuah negara yang sudah berlangsung selama nyaris 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan besar sebagai Kristen. Intelektual Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke Italia. Dituturkan bahwa mereka membantu penanda dimulainya Renaisans. Itu juga merupakan beberapa tanda kesudahan 100 tahun Menengah oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.[32]


Pergantian kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur kepada Kesultanan Utsmaniyah ini menyebabkan jalur perdagangan sela Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus. Orang-orang Eropa tidak lagi datang ke Konstantinopel dan Venesia yang merupakan pelabuhan transit dalam perdagangan sela Asia dan Eropa. Suplai rempah-rempah]] sebagai alam Kristen yang dulunya bisa didapatkan di Konstantinopel tidak tersedia lagi karena konflik antar agama Kristen dan Islam. Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa bangsa Eropa ke kepulauan Nusantara yang pada akibatnya membuat bangsa Belanda menjajah Nusantara selama 350 tahun lamanya.

Kemunduran perdagangan di Laut Tengah juga berdampak terhadap perekonomian. Wilayah di sekitar Laut Tengah yang semula ramai dikunjungi para pedagang dari timur yang membawa rempah-rempah aci sepi. Hal ini menyebabkan keguncangan perekonomian di sekitar Laut Tengah (Mediterania).

Persiapan

Ketika Sultan Murad II digantikan oleh anaknya Mehmed II pada awal 1451, secara lapang bahwa sultan muda baru, yang masa itu berumur 19 tahun, akan menjadi penguasa yang belum bisa dan tidak menimbulkan ancaman besar bagi letak Kristen di Balkan dan Aegea. [33]Keyakinan ini diperkuat oleh utusan yang dikirim kepada Mehmed kepadanya pada awal pemerintahan.[34]Ketika musim semi dan musim panas 1452, Mehmed II, yaitu buyut dari Bayezid I sudah membangun benteng di tidak jauh Bosphorus di babak Asia yang dinamakan Anadolu Hisarı yang sekarang didirikan benteng kedua beberapa mil di utara Konstantinopel di babak Eropa, tepat di seberang selat dari Anadolu Hisarı yang akan menaikkan pengaruh Turki di selat itu.[34] Adapun bidang terutama yang relevan dari benteng ini adalah kemampuannya sebagai mencegah bantuan dari koloni Genoa di pantai Laut Hitam dari mencapai kota. Benteng ini dinamakan dengan Rumeli Hisarı, Rumeli dan Anadolu menjadi nama-nama babak Eropa dan Asia dari Kesultanan Utsmaniyah, masing-masing. Benteng baru ini juga dikenal sebagai Boğazkesen, yang mempunyai makna, yaitu pemblokir-selat yang menekankan posisi strategis. Nama Yunani benteng itu adalah, Laimokopia yang juga menyandang makna ganda yang sama. Pada Oktober 1452, Sultan Mehmed II memrintahkan Turakhan Beg dan anaknya, Ahmad dan Omar sebagai memimpin kekuatan besar sebagai Peloponesia dan tetap telah tersedia sepanjang musim dingin sebagai menjaga para lalim Thomas dan Demetrios dari membantu saudara mereka, Konstantinus selama Pengepungan Konstantinopel.[35]

Kaisar Bizantium Konstantinus XI berkeinginan Eropa Barat sebagai menolong, namun pertolongan itu tidak bertemu dengan sukses. Sejak saling ekskomunikasi Ortodoks dan Katolik Roma pada tahun 1054, Katolik Roma Barat sudah berusaha sebagai memperoleh kekuasaan atas timur; adapun serikat sudah mencoba sebelumnya di Lyon pada tahun 1274 dan memang, beberapa kaisar Paleologos memang diterima di gereja Latin. Kaisar Yohanes VII Palaiologos sudah berusaha sebagai bernegosiasi dengan Paus Eugenius IV, dan pada Konsili Florence yakni pada tahun 1439 dan menghasilkan proklamasi, di Florence dari Uni Banteng.

Di musim panas 1452, ketika tugas Rumeli Hisari sudah habis dan ancaman yang berasal dari Kesultanan Utsmaniyah semakin tidak jauh, Konstantinus menulis surat sebagai Paus sebagai berjanji dan melaksanakan perserikatan tersebut. Adapun, diberitahukan berjalan oleh pengadilan kekaisaran pada hari Selasa, 12 Desember 1452 dan pelaksanaannya dikerjakan setengah hati.[34] Walaupun dia sangat berhasrat sebagai sebuah keuntungan, Paus Nicolas V tidak mempunyai pengaruh Bizantium dan pikirnya mempunyai lebih dari Raja-Raja Barat dan Pangeran-pangerannya, beberapa di selanya sebagai waspada meningkatkan kontrol Kepausan, dan ini bukanlah sarana buat berkontribusi dengan upaya, mengingat bahwa negara yang melemah di Prancis dan Inggris dari Perang Seratus Tahun, sedang Spanyol berada dalam kesudahan Reconquista, selain itu pertempuran internal dalam Kerajaan Jerman,Hungaria dan Polandia yang mengalami kekalahan pada Pertempuran Varna pada 1444. Meskipun beberapa pasukan sudah datang dari negara kota perdagangan Italia babak utara, kontribusi Barat tidak memadai sebagai mengimbangi kekuatan Utsmani. Beberapa individu barat datang sebagai mempertahankan kota sebagai. Salah satunya adalah seorang prajurit yang digunakan sebagai melengkapi pasukan yang berasal dari Genoa, yaitu Giovanni Giustiniani, yang tiba dengan 700 pria bersenjata lainnya di Januari 1453.[36]Seorang spesialis dalam mempertahankan kota-kota bertembok, dia langsung diberi komando pertahanan dinding tanah oleh kaisar, sekitar pada waktu yang sama para kapten dari kapal Venesia kebetulan telah tersedia di Tanduk Emas menawarkan jasa mereka pada Kaisar, yaitu membuat pembatas yang berlawanan dari arah Venesia, dan Paus Nicholas mengambil langkah sebagai mengirimkan tiga buah kapal yang sarat akan ketentuan, yang berlayar di tidak jauh kesudahan Maret.[37]Di Venesia, sementara itu, musyawarah sedang berlangsung sebagai mempertimbangkan jenis bantuan yang akan dipinjamkan oleh Republik kepada Konstantinopel. Senat memutuskan sebagai mengirim armada, akan tetapi telah tersedia penundaan, dan akibatnya diputuskan pada kesudahan April, tapi armada terlambat sehingga armada yang dikirimkan itu tak ikut dalam pertempuran.[38]Selanjutnya, 7 kapal Italia keluar dari ibu kota masa Giustiniani, maka tiba-tiba telah tersedia seorang pria yang bersumpah mempertahankan ibu kota. Pada masa yang sama, upaya Konstantinus menjanjikan hadiah sebagai Sultan, habis dengan ekskusi duta besar Kaisar — bahkan diplomasi Bizantium tidak bisa menyelamatkan kota. [34]Maka dia pun segera mengajukan bermacam-macam tawaran kepada sultan supaya mau menarik pasukannya dan sebagai penggantinya akan menyetorkan uang dan akan mencetuskan ketaatan padanya dan tawaran-tawaran lainnya. Namun Sultan Muhammad Al-Fatih, alih-alih menerima tawaran itu, malah dia dengan tegas berkeinginan kaisar menyerahkan kota Konstantinopel. Jika demikian, maka sultan akan memberi jaminan bahwa tidak akan telah tersedia seorang penduduk pun dan satu gereja pun yang akan diganggu.[39]

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Gambar Kejatuhan Konstantinopel oleh Theophilos Hatzimihail.

Karena khawatir akan serangan dari Tingkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah di sepanjang pantai Tanduk Emas, maka Konstantinus XI memerintahkan supaya rantai diletakkan di mulut pelabuhan. Rantai yang mengapung di atas gelondongan kayu, cukup kuat sebagai mencegah kapal Turki sebagai memasuki pelabuhan. Perangkat ini adalah salah satu dari dua yang digunakan sebagai bantuan sementara oleh Bizantium dengan harapan sebagai memperluaskan pengepungan sampai probabilitas kedatangan bantuan asing. Tingkatan Laut Utsmani berusaha melampaui rantai-rantai besar yang dipasang pasukan Bizantium, yang merupakan sarana utama mereka sebagai melindungi kota dari serangan luar.[39]Strategi ini berhasil diterapkan, karena pada tahun 1204 tentara Perang Salib Keempat berhasil dielakkan pertahanan tanah Konstantinopel dengan menerobos dinding perlindungan babak bagian Tanduk Emas. Strategi lain yang digunakan oleh Bizantium adalah perbaikan dan fortifikasi tembok tanah, yaitu Dinding Theodosia. Kaisar Konstantinus XI diasumsikan perlu memastikan bahwa dinding Kabupaten Blachernae itu adalah yang paling dibentengi karena babak dinding utara menonjol. Benteng tanah yang terdiri 60 kaki (18 m), lebar parit depan yang bertangkup itu pada dinding-dindingnya babak dalam dan luar diberi jarak setiap 50-60 meter sebagai diletakkan di situ menara sebagai mengawasi.[40]

Kekuatan

Tentara yang mempertahankan Konstantinopel relatif sedikit; berjumlah anggar-anggar 7.000 orang, 2.000 orang di selanya adalah orang asing.[41]Pada awal pengepungan, mungkin 50.000 orang hidup di tidak jauh tembok perlindungan, termasuk para pengungsi dari daerah sekitarnya.[42]Komandan Turki Dorgano, yang berada di Konstantinopel dalam bayaran kaisar, juga menjaga seperempat dari kota di babak arah laut dengan Turki dalam upahnya.[43] Orang Turki ini tetap loyal terhadap Kaisar dan tewas pada pertempuran berikutnya.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Gambaran modern tentang Mehmed II dan Tentara Utsmaniyah menjelang kejatuhan Konstantinopel, digambar Fausto Zonaro (1854–1929).

Dinasti Utsmaniyah, dilain pihak, mempunyai kekuatan yang lebih besar. Menurut studi terbaru dan data arsip Utsmani menunjukkan bahwa telah tersedia sekitar 80.000 tentara Utsmaniyah termasuk 5/6.000-10.000 tentara elit Yanisari[3][17][18], dan ribuan pasukan Kristen,[43] yakni 1.500 kavaleri bahwa penguasa Serbia Đurađ Branković diberikan sebagai dari kewajiban sebagai sultan Utsmaniyah. Tetapi hanya beberapa bulan sebelumnya, dia sudah dibayar sebagai memperbaiki dinding Konstantinopel. Saksi Barat kontemporer pengepungan, yang cenderung membesar-besarkan kekuatan Sultan, dengan mengatakan jumlah-jumlah yang banyak dan lebih tinggi mulai dari 160.000-200.000 atau 300.000 orang pasukan.[3] (Niccoló Barbaro: 160.000[44];Jacopo Tedaldi, pedangang Florence[45] dan George Sphrantzes:[19] 200.000; Kardinal Isidor dari Kiev [46] dan Uskup Agung Metilene, Leonardo di Chio:[47] 300,000).[48][49]

Disposisi dan Strategi Turki Utsmani

Mehmed membangun armada sebagai mengepung kota dari laut (sebagian diawaki oleh pelaut Yunani dan Gallipoli).[17] Menurut anggaran kontemporer, kekuatan armada Turki Utsmani adalah terentang 100 kapal (Tedaldi), [45] 145 (Barbaro),[44] 160 (Ubertino Pusculo),[50] 200–250 (Isidore dari Kiev,[46] Leonardo di Chio)[51] sampai 430 (Sphrantzes).[19]Anggaran modern yang lebih realistis memprediksikan kekuatan armada kapal adalah 126, khusus terdiri dari 6 kapal besar, kapal biasa 10, 15 kapal kecil, 75 perahu dayung besar, dan 20 kuda pengangkut.[52]

Sebelum pengepungan Konstantinopel, dikenal bahwa Kesultanan Utsmaniyah mempunyai kemampuan melemparkan meriam ukuran sedang, tetapi kisaran beberapa babak mereka dapat mencapai bisa melewati area yang lebih jauh melampaui harapan orang-orang yang mempertahankan Konstantinopel. Kemajuan Utsmaniyah secara instrumental dalam produksi sosok senjata misterius dengan nama Orban, menurut Hungaria (walapun beberapa argumen itu dari Jerman).[53] Satu meriam dirancang oleh Orban dinamai "Basilika" mempunyai tinggi yaitu 27 kaki (8.2 m) dan bisa melemparkan meriam seberat 600 lb (272 kg) lebih dari 1 mil (1.6 km).[54]


Seorang pembuat kontruksi awalnya mencoba sebagai menjual jasa kepada Bizantium, yang tidak bisa sebagai mengamankan dana yang diperlukan sebagai mempekerjakan dia. Orban kemudian meninggalkan Konstantinopel dan mendekati Mehmed II, mengklaim bahwa senjata itu bisa dari ledakan dinding babak Babilonia itu sendiri. Mengingat dana berlimpah dan bahan yang berlimpah juga, insinyur Hungaria membangun senjata dalam waktu tiga bulan di Adrianopel, di mana dia diseret oleh enam puluh lembu ke Konstantinopel. Sementara itu juga, Orban juga menghasilkan meriam instrumental lainnya sebagai kekuatan pengepungan oleh pasukan Turki.[55]

Meriam Orban mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: butuh 3 jam sebagai mengisi kembali meriam itu, suplai meriam Orban sangat singkat, dan meriam itu dituturkan sudah jatuh ketangan lain setelah 6 ahad (tapi, fakta ini diperselisihkan[3], yang dilaporkan hanya dalam surat Uskup Leonardo di Chio[47] dan di dalam surat dan seringkali tidak dapat dipercayai sebuah kronikel Rusia dari Nestor Iskander).[56]Setelah sebelumnya membuat pengecoran besar, anggar-anggar 150 mil (240 km) jauhnya, Mehmed sekarang sekarang harus menjalani proses melelahkan, yaitu mengangkut potongan-potongan besar artilerinya. Dikatakan, meriam besar Orban mempunyai didampingi oleh kru dari 60 ekor sapi dan lebih dari 400 orang .[53]

Mehmed merencanakan sebagai menyerang Dinding Theodosia, yang merupakan babak terumit dari dinding dan parit yang melindungi Konstantinopel dari serangan yang berasal dari arah barat. Pasukannya berkemah di luar kota pada hari Senin setelah Paskah, 2 April 1453.

Beberapa besar pasukan Turki Utsmani berkemah di selatan Tanduk Emas, pasukan Eropa biasa berkemah terbentang di seluruh dinding, yang diperintah oleh Karaja Pasha. Pasukan biasa dari Anatolia di bawah Ishak Pasha di selatan Lycus sampai ke Laut Marmara. Mehmed sendiri membangun tenda berwarna merah-emasnya tidak jauh Mesotheichion, di mana senjata dan resimen elit, juga Yanissari, juga diposisikan. Bashi-bazouk tersebar di belakangan garis depan pertahanan. Pasukan lain di bawah Zagan Pasha dipekejakan di utara Tanduk Emas. Komunikasi dipertahankan dengan jalan bangunan melewati rawa tidak jauh Tanduk Emas.[57]

Disposisi dan Strategi Bizantium

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Dinding yang dibuat oleh Kekaisaran Romawi Timur

Kota Konstantinopel mempunyai jarak sekitar 20 km dari dinding (Dinding Theodosia: 5,5 km; dinding laut di sepanjang Golden Horn: 7 km; dinding laut di sepanjang Laut Marmara: 7,5 km) salah satu rangkaian dinding benteng terkuat yang telah tersedia pada waktu itu. Dinding itu baru saja diperbaiki (di bawah Yohanes VII Palaiologos) dan dalam kondisi yang cukup baik, memberikan pejuang Konstantinopel argumen yang cukup sebagai percaya bahwa mereka bisa bertahan sampai bantuan dari Barat tiba.[58]Selain itu juga, pejuang mempunyai perlengkapan yang relatif baik, yaitu dilengkapi dengan 26 armada: 5 dari Genoa, 5 dari Venesia, 3 dari Venesia-Kreta, 1 dari Ancona, 1 dari Aragon, 1 dari Perancis, dan 10 dari Bizantium itu sendiri.[59]

Pada 5 April, Sultan sendiri tiba bersama tentara terakhirnya, sedangkan para pejuang Romawi Timur mengambil posisi mereka.[60]Sebagaimana mereka cukup sebagai menempati dinding secara semuanya, sudah diputuskan bahwa hanya dinding luar akan berawak. Konstantinus dan pasukan Yunaninya menjaga Mesoteichion, babak tengah dinding tanah, di mana mereka dilewati oleh sungai Lycus. Pada babak diasumsikan sebagai titik terlemah pada dinding dan serangan yang paling dikhawatirkan di sini. Giustiniani ditempatkan di utara kaisar di Gerbang Charisia (Myriandrion); kemudian selama pengepungan, dia pindah ke Mesoteichion sebagai bergabung bersama Konstantin, meninggalkan Myriandrion sebagai mengisi tempat saudara Bocchiardi. Minotto dan orang Venesia-nya diberi tugas di Istana Blachernae, bersama dengan Teodoro Caristo, yaitu saudara Langasco dan Uskup Agung Leonardo di Chio. Di sebelah kiri kaisar, kemudian jauh ke selatan terdapat komandan Cataneo, bersama tentara Genoa, dan Theophilus Palaeologus yang menjaga Gerbang Pegae bersama tentara Yunaninya. Babak dinding tanah dari Gerbang Pegae dan Gerbang Emas (sendiri diamankan oleh orang Genoa tertentu yang dinamakan Manuel) yang dipertahankan oleh Filippo Contarini, sementara Demetrius Cantacuzenus mengambil posisi di babak selatan dinding Theodosia. Dinding laut jarang berawak, dengan Jacobo Contarini di Stoudion, kekuatan pertahanan darurat biarawan Yunani ke tangan kirinya, dan Pangeran Orhan telah tersedia di Pelabuhan Eleutherius. Péré Julia ditempatkan di Istana Agung dengan pasukan Genoa; Kardinal Isidore dari Kiev menjaga ujung semenanjung tidak jauh perintang pelabuhan. Dinding laut di selatan pantai Tanduk Emas dipertahankan oleh Venesia dan Genoa di bawah Gabriele Trevisano.

Serangan terakhir

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Lukisan oleh pelukis Yunani Theophilos Hatzimihail menggambarkan pertempuran di dalam kota, Konstantinus terlihat menunggangi kudap putih.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan Konstantinopel, dibuat 1499.

Persiapan sebagai serangan terakhir dimulai pada petang 26 Mei dan berlangsung keesokan harinya.[61] Selama 36 jam setelah dewan perang memutuskan sebagai menyerang, Utsmaniyah secara besar-besaran menggerakan tentara mereka sebagai oefensif umum.[61] Tentara diberi kesempatan sebagai berdoa dan beristirahat pada tanggal 28, dan kemudian serangan terakhir akan dilancarkan. Di pihak Bizantium, suatu armada kecil Venesia dengan 12 kapal, setelah menyusuri Aigeia, tiba di Ibukota pada 27 Mei dan melaporkan kepada Kaisar bahwa tidak telah tersedia armada bantuan Venesia yang besar yang akan datang.[62] Pada 28 Mei, ketika Utsmaniyah bersedia sebagai serangan terakhir, prosesi keagamaan berskala besar digelar di dalam kota. Masa petang suatu upacara khidmat digelar di Hagia Sophia, di mana Kaisar dan agen gereja Latin dan Yunani ikut serta, bersama-sama dengan kaum bangsawan dari kedua pihak.[63]

Tidak lama setelah tengah malam pada 29 Mei serangan mati-matian dimulai. Pasukan Kristen Kekaisaran Utsmaniyah menyerang pertama kali, didampingi oleh gelombang serangan bersambung oleh azap ireguler, yang miskin pelatihan dan perlengkapan, serta pasukan Anatolia yang berfokus pada babak dinding Blachernai di barat laut kota, yang sudah rusak oleh meriam. Babak ini dibuat lebih tua, pada 100 tahun kesebelas, dan jauh lebih lemah. Pasukan Anatolia berhasil menembus babak dinding ini dan memasuki kota namun dengan cepat dihalau keluar oleh pasukan bertahan. Akhirnya, seiring pertempuran terus berlanjur, gelombang terakhir, yang terdiri dari Yanisari elit, menyerang dinding kota. Jenderal Genoa yang memimpin serangan darat,[3][46][47] Giovanni Giustiniani, terluka parah selama serangan, dan evakuasinya dari benteng memicu kepanikan di kalangan pasukan bertahan.[64] Giustiniani dibawa ke Khios, di mana dia meninggal dampak lukanya beberapa hari kemudian.

Dengan mundurnya pasukan Genoa yang dipminpin Giustiniani ke dalam kota dan menuju pelabuhan, Konstantinus dan pasukannya, kini tinggal berjuang sendirian, terus bertempur dan bisa menahan Yanisari sebagai sementara, tapi akibatnya mereka tidak bisa menghentikan Yanisari memasuki kota. Pasukan bertahan juga kewalahan di beberapa titik di babak Konstantinus. Ketika bendera Utsmaniyah berkibar di atas sebuah gerbang belakangan kecil, Kerkoporta, yang buka, kepanikan merebak, dan pertahanan pun runtuh, seiring Yanisari, yang dipimpin oleh Ulubatlı Hasan terus menekan. Tentara Yunani berlarian ke rumah sebagai melindungi keluarga, tentara Venesia berlarian ke kapal-kapal mereka, dan beberapa tentara Genoa melarikan diri ke Galata. Sisanya bunuh diri dengan melompat dari dinding kota atau menyerah.[4] Rumah-rumah Yunani yang paling tidak jauh dengan kota adalah yang pertama mengalami penyerangan oleh Utsmaniyah. Diceritakan bahwa Konstantinus, melepaskan regalia ungunya, memimpin serangan terakhir terhadap pasukan Utsmaniyah yang berdatangan, dan meninggal dalam bentrokan yang terjadi di jalanan besama para tentaranya. Di pihak lain, Nicolò Barbaro, seorang saksi mata Venesia selama pengepungan, menulis dalam buku hariannya bahwa dituturkan bahwa Konstantinus gantung diri ketika Utsmaniyah menembus gerbang San Romano, meskipun nasib akibatnya tak dikenal.[65]

Setelah serangan awal, pasukan Utsmaniyah menyebar di sepanjang kalanan kota, Mese, melewatkan forum-forum besar, dan melewatkan Gereja Rasul Suci, yang diminta oleh Mehmed II sebagai dijadikan tempat letak patriark yang akan ditunjuknya, yang akan membantunya sebagai lebih baik dalam mengendalikan rakyat Kristennya. Mehmed II sudah mengirim tentara sebagai melindungi bangunan-bangunan penting seperti gereja tersebut.

Sedikit penduduk sipil yang beruntung berhasil kabur. Ketika orang Venesia melarikan diri ke kapal-kapal mereka, Utsmaniyah sudah merebut dinding Tanduk Emas, namun tentara Ustmaniyah tidak membunuh mereka karena lebih tertarik sebagai menjarah rumah-rumah di kota. Akibatnya, Tanduk Emas diabaikan sehingga orang Venesia bisa selamat. Kapten Venesia memerintahkan anak buahnya sebagai mendobrak gerbang Tanduk Emas, lalu mengisi kapal dengan tentara Venesia dan pengungsi dari kota. Segera setelah mereka pergi, beberapa kapal Genoa dan bahkan kapal Kaisar mengikuti mereka keluar dari Tanduk Emas. Tak lama setelah itu, Tingkatan Laut Utsmaniyah kembali menguasai Tanduk Emas pada tengah hari.[4]

Pasukan Utsmaniyah mendatangi Augusteum, lapangan lapang di depan gereja Hagia Sophia yang gerbang perunggunya dihalangi oleh kerumunan pendduk sipil di dalam kontruksi, berkeinginan bantuan tuhan. Setelah pintunya didobrak, tentara Utsmaniyah memisahkan orang-orang berdasarkan probabilitas harga mereka di pasar budak. Mehmed II mengizinkan pasukannya menjarah kota selama tiga hari sesuai kebiasaan.[66] Para tentara memperebutkan sejumlah rampasan perang.[67] Menurut pandai bedah Venesia Nicolò Barbaro "sepanjang hari pasukan Turk membantai banyak sekali orang Kristen di seluruh kota". Menurut Philip Mansel, ribuan penduduk sipil dibunuh dan 30.000 penduduk sipil diperbudak atau diusir.[68] Suatu catatan saksi mata, yang muncul di buku They Saw It Happen in Europe 1450-1600 (1965) karya C.R.N. Routh, menceritakan sebagai berikut:

Tidak akan telah tersedia yang bisa menyamai horror dari tontonan yang mengerikan dan menakutkan ini. Orang-orang yang ketakutan oleh jeritan berlarian dari rumah mereka dan dibunuhi oleh pedang sebelum mereka kenal apa yang sedang terjadi. Dan beberapa dibantai di dalam rumah mereka di mana mereka berusaha bersembunyi, dan beberapa di gereja di mana mereka mencari perlindungan.

Para tentara Turk yang murka . . . tidak memberi ampun. Ketika mereka sudah membantai dan tidak telah tersedia lagi perlawanan, mereka berlangsung menjarah dan berkeliaran di seluruh kota mencuri, menelanjangi, merampok, membunuh, memperkosa, menawan pria, wanita, anak-anak, orang tua, anak muda, biarawan, pendeta, orang-orang dengan semua jenis dan kondisi . . . Telah tersedia para perawan yang terbangun dari tidur yang menganggu dan mendapati para penjahat itu berdiri di atas tubuh mereka dengan tangan penuh darah dan wajah penuh kemarahan hina. Campuran segala bangsa ini, para biadab kalut ini mendatangi rumah-rumah mereka, menyeret mereka, memaksa mereka, menodai mereka, memperkosa mereka di persimpangan jalan dan membuat mereka tunduk pada kekejaman yang pang mengerikan, Bahkan diceritakan bahwa ketika melihat para tentara ini, banyak gadis yang langsung kaku dan nyaris meninggal.

Para orang tua dengan penampilan agung ditarik rambut putihnya dan secara memilukan dipukuli. Para pendeta dijadikan tawanan berkumpul menjadi kelompok, beserta para perawan saleh, biarawan, dan pertapa yang mengabdi hanya kepada Tuhan dan hidup hanya untuk-Nya kepada-Nya mereka mengorbankan diri, yang ditarik dari sel mereka dan yang lainnya dari gereja di mana mereka mencari perlindungan, meskipun mereka menangis dan terisak dan pipi kurus mereka, dijadikan obyek hinaan sebelum dibunuh. Anak-anak lembut dirampas dengan brutal dari payudara ibu mereka dan anak gadis diperkosa secara aneh dan mengerikan, dan ribuan hal mengerikan lainnya terjadi. . .

Tempat-tempat suci dinodai, dirusak dan dijarah . . . benda-benda suci secara hina dilemparkan, patung dan wadah suci dinodai. Ornamen dibakar, dihancurkan berkeping-keping atau dibuang ke jalanan. Mezbah para santo secara brutal diobrak-abrik sebagai dicari sisa-sisa yang kemudian dilemparkan ke udara. Piala dan gelas sebagai perayaan Misa disishkan sebagai pesta pora mereka atau dihancurkan atau dlelehkan atau dijual. Pakaian para pendeta yang bersulam emas dan dihiasi mutiara dijual kepada penawar termahal dan dilemparkan ke api sebagai mengambil emasnya. Banyak sekali buku suci dan duniawi yang dibuang ke api atau dirobek-robek atau dinjak-injak. Namun beberapa besarnya dijual dengan harga yang sangat rendah, sebagai beberapa sen. Altar para santo, direnggut dari fondasinya, dijungkirkan. Semua tempat persembunyian suci dirusak dan dihancurkan sebagai memperoleh harta karun suci di dalamnya . . .

[69]

Bacaan

  • Franz Babinger: Mehmed the Conqueror and His Time (1992) Princeton University Press ISBN 0-691-01078-1
  • The Siege of Constantinople (1453), according to the eyewitness Nicolò Barbaro
  • Murr Nehme, Lina (2003). 1453: The Conquest of Constantinople. Aleph Et Taw. ISBN 2868398162. 
  • Richard A. Fletcher: The Cross and the Crescent (2005) Penguin Group ISBN 0-14-303481-2
  • Harris, Jonathan, Constantinople: Capital of Byzantium (2007) Hambledon/Continuum. ISBN 978-1-84725-179-4
  • Harris, Jonathan, The End of Byzantium (2010) Yale University Press. ISBN 978-0-300-11786-8
  • Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Osprey Publishing. ISBN 1-84176-091-9. 
  • Norwich, John Julius (1995). Byzantium: The Decline and Fall. New York: Alfred A. Knopf. ISBN 0-679-41650-1. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, I: Le testimonianze dei contemporanei (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, II: L’eco nel mondo (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople: 1453. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-39832-0. 
  • Smith, Michael Llewellyn, "The Fall of Constantinople", in History Makers magazine No. 5 (London, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson, 1969) p. 192
  • Andrew Wheatcroft: The Infidels: The Conflict Between Christendom and Islam, 638–2002 (2003) Viking Publishing ISBN 0-670-86942-2
  • Justin Wintle: The Rough Guide History of Islam (2003) Rough Guides ISBN 1-84353-018-X
  1. ^ Constantine XI (1449–1453) and the capture of Constantinople
  2. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  3. ^ a b c d e f Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli. Fondazione Lorenzo Valla: Verona. (An anthology of contemporary texts and documents on the fall of Constantinople; includes bibliographies and a detailed scholarly comment). 
  4. ^ a b c d e http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  5. ^ Nicol, Donald M. (1999). Bizans'ın Son Yüzyılları (1261–1453). İstanbul: Tarih Vakfı Yurt Yayınları. ISBN 975-333-096-0 s.418-420.
  6. ^ Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople, 1453. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 85. ISBN 0-521-39832-0. 
  7. ^ a b Merle Severy. Byzantine Empire. National Geographic. Vol. 164, No. 6 December 1983, hlm. 755?.
  8. ^ A Global Chronology of Conflict: From the Ancient World to the Modern Middle ..... , Spencer C. Tucker, 2009, hlm. 343
  9. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  10. ^ Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Oxford: Osprey Publishing. hlm. 45. ISBN 1-84176-091-9. 
  11. ^ http://www.greece.org/romiosini/fall.html
  12. ^ J. E. Kaufmann, Hanna W. Kaufmann: The Medieval Fortress: Castles, Forts, and Walled Cities of the Middle Ages, Da Capo Press, 2004, ISBN 0-306-81358-0, page 101
  13. ^ Ikram ul-Majeed Sehgal: Defence Journal (Issue 8), 2005, page 49
  14. ^ Daniel Goffman: The Ottoman Empire and Early Modern Europe, Cambridge University Press, 2002, ISBN 0-521-45908-7, page 52
  15. ^ James Patrick: Renaissance And Reformation, Marshall Cavendish, 2007, ISBN 0-7614-7650-4, page 618
  16. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. 
  17. ^ a b c Nicolle 2000.
  18. ^ a b İnalcık, Halil (2008), Osmanlı İmparatorluğu Klasik Çağ (1300–1600)
  19. ^ a b c Chronicles of George Sphrantzes; Greek text is reported in A. Mai, Classicorum auctorum e Vaticanis codicibus editorum, tome IX, Romae 1837, pp 1–100
  20. ^ The Destruction of the Greek Empire, Edwin Pears
  21. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  22. ^ Nicolle 2000, hlm.  44.
  23. ^ Uyar, Mesut; Erickson, Edward J. (2009). A military history of the Ottomans: from Osman to Atatürk. Santa Barbara: Praeger. hlm. 37. ISBN 978-0-275-98876-0. 
  24. ^ Michael Lee Lanning: The Battle 100: The Stories Behind History's Most Influential Battles, Sourcebooks, Inc., 2005, ISBN 1-4022-2475-3, pg 139–140
  25. ^ Saul S. Friedman: A history of the Middle East, McFarland, 2006, ISBN 0-7864-5134-3, page 179
  26. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  27. ^ Nicolle, David (2007). The Fall of Constantinople: The Ottoman Conquest of Byzantium. New York: Osprey Publishing. hlm. 237, 238. 
  28. ^ Ruth Tenzel Fieldman, The Fall of Constantinople, Twenty-First Century Books, 2008, hlm. 99
  29. ^ "Constantinople City of the World's Desire 1453–1924". The Washington Post. 4 February 1997. Diakses 28 October 2012. 
  30. ^ http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  31. ^ a b Steven Runciman: The Fall of Constantinople 1453, ISBN 1-107-60469-9, Cambridge University Press, 2012, hlm. 215.
  32. ^ Crowley, Roger (2006). Constantinople: The Last Great Siege, 1453. Faber. ISBN 0-571-22185-8.  (reviewed by Foster, Charles (September 22, 2006). "The Conquestof Constantinople and the end of empire". Contemporary Review. "Beberapa mengatakan 100 tahun Menengah habis kemudian" )
  33. ^ Runciman 1965, p. 60
  34. ^ a b c d Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 373. 
  35. ^ Setton, Kenneth M. (1978), The Papacy and the Levant (1204–1571), Volume II: The Fifteenth Century, DIANE Publishing, hlm. 146, ISBN 0-87169-127-2, "Sementara Mehmed II sedang membuat persiapan sebagai Pengepungan Konstantinopel, dia mengirim surat sebagai jenderal tua Turakhan dua anak laki-lakinya, Ahmed Beg dan Omar Beg sebagai menginvasi Morea dan tetap berada di sana sepanjang musim dingin sebagai menjaga lalim Thomas dan Demetrius dari kepergian mereka berdua sebagai membantu saudara mereka, yaitu Konstantinus XI" 
  36. ^ Runciman 1965, pp. 83–84
  37. ^ Runciman 1965, p. 81
  38. ^ Runciman 1965, p. 85.
  39. ^ a b http://sejarahutsmani.blogspot.com/2006/11/penaklukan-konstantinople.html Penaklukan Konstantinopel
  40. ^ Michael Spilling, ed., Battles That Changed History: Key Battles That Decided the Fate of Nations ( London, Amber Books Ltd. 2010) p.187.
  41. ^ Menurut Phrantzes, Konstantinus sudah memerintahkan sebagai membuat sensus, Kaisar terkejut ketika jumlah laki-laki yang bisa membawa senjata ternyata hanya 4.983 orang. Leonardo di Chio menyampaikan jumlahnya 6.000 Orang Yunani. Lihat buku The Conquest of Constantinople: 1453 Karya Steven Runciman tahun 1965, hal. 85.
  42. ^ Nicolle. Constantinople 1453, p. 32.
  43. ^ a b deremilitari.org
  44. ^ a b Nicolò Barbaro, Giornale dell'Assedio di Costantinopoli, 1453. The autograph copy is conserved in the Biblioteca Marciana in Venice. Barbaro's diary has been translated into English by John Melville-Jones (New York:Exposition Press, 1969), part of which is available on deremilitare.org
  45. ^ a b (Perancis) Concasty, M.-L., Les «Informations» de Jacques Tedaldi sur le siège et la prise de Constantinople
  46. ^ a b c (Latin) Epistola reverendissimi patris domini Isidori cardinalis Ruteni scripta ad reverendissimum dominum Bisarionem episcopum Tusculanum ac cardinalem Nicenum Bononiaeque legatum (surat Kardinal Isidor kepada Kardinal Basilios Bessarion), tertanggal 6 Juli 1453
  47. ^ a b c (Latin) Leonardo di Chio, Letter to Paus Nicholas V, tertanggal 16 Agustus 1453, di edit oleh J.-P. Migne, Patrologia Graeca, 159, 923A–944B.
  48. ^ Leonardo di Chio, Letter, 300.000).
  49. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  50. ^ Ubertino Pusculo, Constantinopolis, 1464
  51. ^ Leonardo di Chio, Letter, 930C.
  52. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sebagai ref bernama Nicolle_2000.2C_p._44
  53. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 374. 
  54. ^ Davis, Paul (1999). 100 Decisive Battles. Oxford. hlm. 166. ISBN 978-0-19-514366-9. 
  55. ^ Runciman 1965, hlm. 77–78
  56. ^ Pandai lain yang dipekerjakan Dinasti Utsmaniyah adalah Ciriaco de 'Pizzicoli, dia dikenal sebagai Ciriaco dari Ancona
  57. ^ Runciman 1965, pp. 94–95.
  58. ^ Nicolle 2000, p. 39.
  59. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sebagai ref bernama Nicolle_2000.2C_p._45
  60. ^ The following information is taken from Runciman (1965), pp. 92–94.
  61. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 378. 
  62. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 377. 
  63. ^ Vasiliev 1952, hlm. 651–652
  64. ^ Sources hostile towards the Genoese (such as the Venetian Nicolò Barbaro), however, report that Longo was only lightly wounded or not wounded at all, but, overwhelmed by fear, simulated the wound to abandon the battlefield, determining the fall of the city. These charges of cowardice and treason were so widespread that the Republic of Genoa had to deny them by sending diplomatic letters to the Chancelleries of England, France, the Duchy of Burgundy and others. See C. Desimoni, Adamo di Montaldo, in Atti della Società Ligure di Storia Patria, X, 1874, pp. 296–7.
  65. ^ Barbaro added the description of the emperor's heroic last moments to his diary based on information he received afterward. According to some Ottoman sources Constantine was killed in an accidental encounter with Turkish marines a little further to the south, presumably while making his way to the Sea of Marmara in order to escape by sea. See Nicolle (2000).
  66. ^ Smith, Michael Llewellyn, The Fall of Constantinople, History Makers magazine No. 5, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson (London).
  67. ^ Reinert, Stephen (2002). The Oxford History of Byzantium. New York: Oxford UP. hlm. 283.  ..."the conquering sultan would quickly turn his attention to the more difficult task of rebuilding, repopulating and revitalizing the city."
  68. ^ Mansel, Philip (1995). Constantinople: City of the World's Desire. Hachette UK. hlm. 79. ISBN 0-7195-5076-9. 
  69. ^ The Sack of Constantinople, 1453" EyeWitness to History, www.eyewitnesstohistory.com (2011)

edunitas.com


Page 3

Kejatuhan Konstantinopel
Babak dari Perang Bizantium-Utsmaniyah dan Perang Utsmaniyah di Eropa
Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan terakhir Konstantinopel, miniatur Prancis 100 tahun ke-15 kontemporer
Tanggal6 April – 29 Mei 1453
TempatKonstantinopel (Istanbul modern)
Hasil

  • Kemenangan telak Utsmaniyah;[1] dan habisnya Kekaisaran Bizantium

Pihak yang terlibat

  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kesultanan Utsmaniyah
  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kedespotan Serbia[2]

Komandan

  • Konstantinos XI- †
  • Loukas Notaras 
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
  • Theophilos Palaiologos- †
  • Demitrios Cantacuzene- †
  • Giovanni Giustiniani Longo (WIA)[3]
  • [f]:
  • Girolamo Minotto [4]
  • [g]:
  • Orhan Çelebi  
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    [5]

  • Mehmed II
  • Zaganos Pasha
  • Suleyman Baltoghlu

Kekuatan

  • 7,000[6]
  • 8,000[7]
  • 10,000[8]
  • 12,000[9]
  • 26 kapal[10]
  • Dari 7,000 - 10,000 tentara dalam pasukan Bizantium, 700 adalah orang Yunani dan Genoa dari pulau Khios dan Genoa (400 direkrut di Genoa dan 300 di Khios), 800 tentara dipimpin oleh orang-orang Venesia (sebagian besar berasal dari Kreta, yang terkenal karena bertempur secara heroik selama pengepungan), 200 tentara dari Kardinal Isidore, seluruhnya pemanah. Berdasarkan bangsa, telah tersedia 5.000 orang Yunani dan 2.000 orang asing, beberapa besar berasal dari Genoa dan Venesia.[11]

Korban
Total 4,000 terbunuh (termasuk militer dan sipil)[27][28]

Probabilitas banyak eksekusi

30.000 penduduk sipil diperbudak atau diusir[29] Anggaran tertinggi berkisar sampai 50.000 warga Bizantium ditawan dan kemudian diperbudak atau diusir.[4]

Tidak dikenal tapi sangat banyak[30]

  • a: Jumlah berdasarkan anggaran terkini dan data arsip Utsmaniyah. Kesultanan Utsmaniyah, sebagai argumen demografis, tidak akan dapat mengerahkan lebih dari 80.000 tentara ke area perang masa itu.[31]
  • b: Jumlah berdasarkan anggaran Barat/Kristen kontemporer[31]
  • c: Lebih spesifik, Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Palaiologos
  • d: Kerajaan Sisilia terutama menyumbangkan kapal dan beberapa tentara, namun ini bukan keputusan resmi dan diterapkan oleh beberapa kardinal.
  • e: Venesia memutuskan sebagai menyepakati perdamaian dengan Utsmaniyah pada September 1451, karena Doge mereka sudah mempunyai hubungan tidak memihak dengan Utsmaniyah dan mereka tak mau merusaknya. Mereka juga tidak mau Utsmaniyah ikut campur pada perdagangan mereka di Laut Hitam dan Laut Tengah. Upaya Venesia terutama meliputi memberi kapal pada Konstantinos XI dan sejumlah 800 tentara pada Februari 1453. Venesia juga berjanji bahwa armada yang lebih besar akan tiba sebagai menyelamatkan Konstantinopel, armada ini akan penuh dengan amunisi, tentara bugar dan perbekalan. Pada akibatnya armada ini tak pernah datang.
  • f: Kapten Genoa Giovanni Giustiniani Longo terluka dalam pertempuran, namun berhasil kabur, dan kemudian meninggal pada awal Juni 1453.
  • g: Kapten Venesia ini tidak secara resmi dikirim oleh Venesia. Alih-alih, dia adalah pimpinan koloni Venesia dan memberikan kapal-kapal Venesia di pelabuhan mereka.[4]

Kejatuhan Konstantinopel (Bahasa Turki: İstanbul'un Fethi ) adalah penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, yang terjadi setelah pengepungan sebelumnya, di bawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI. Pengepungan berlangsung dari Jumat, 6 April 1453- Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah.

Penaklukan Konstantinopel (dan dua wilayah pecahan lainnya segera setelah itu Bizantium) menandai habisnya Kekaisaran Romawi, sebuah negara yang sudah berlangsung selama nyaris 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan besar sebagai Kristen. Intelektual Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke Italia. Dituturkan bahwa mereka membantu penanda dimulainya Renaisans. Itu juga merupakan beberapa tanda kesudahan 100 tahun Menengah oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.[32]


Pergantian kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur untuk Kesultanan Utsmaniyah ini menyebabkan jalur perdagangan sela Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus. Orang-orang Eropa tidak lagi datang ke Konstantinopel dan Venesia yang merupakan pelabuhan transit dalam perdagangan sela Asia dan Eropa. Suplai rempah-rempah]] sebagai alam Kristen yang dahulunya dapat didapatkan di Konstantinopel tidak tersedia lagi karena konflik antar agama Kristen dan Islam. Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa bangsa Eropa ke kepulauan Nusantara yang pada akibatnya membuat bangsa Belanda menjajah Nusantara selama 350 tahun lamanya.

Kemunduran perdagangan di Laut Tengah juga berdampak terhadap perekonomian. Wilayah di sekitar Laut Tengah yang semula ramai dikunjungi para pedagang dari timur yang membawa rempah-rempah aci sepi. Hal ini menyebabkan keguncangan perekonomian di sekitar Laut Tengah (Mediterania).

Persiapan

Ketika Sultan Murad II digantikan oleh anaknya Mehmed II pada awal 1451, secara lapang bahwa sultan muda baru, yang masa itu berumur 19 tahun, akan menjadi penguasa yang belum dapat dan tidak menimbulkan ancaman besar bagi letak Kristen di Balkan dan Aegea. [33]Keyakinan ini diperkuat oleh utusan yang dikirim untuk Mehmed untuknya pada awal pemerintahan.[34]Ketika musim semi dan musim panas 1452, Mehmed II, yaitu buyut dari Bayezid I sudah membangun benteng di tidak jauh Bosphorus di babak Asia yang dinamakan Anadolu Hisarı yang sekarang didirikan benteng kedua beberapa mil di utara Konstantinopel di babak Eropa, tepat di seberang selat dari Anadolu Hisarı yang akan menaikkan pengaruh Turki di selat itu.[34] Adapun bidang terutama yang relevan dari benteng ini adalah kemampuannya sebagai mencegah bantuan dari koloni Genoa di pantai Laut Hitam dari mencapai kota. Benteng ini dinamakan dengan Rumeli Hisarı, Rumeli dan Anadolu menjadi nama-nama babak Eropa dan Asia dari Kesultanan Utsmaniyah, masing-masing. Benteng baru ini juga dikenal sebagai Boğazkesen, yang mempunyai makna, yaitu pemblokir-selat yang menekankan posisi strategis. Nama Yunani benteng itu adalah, Laimokopia yang juga menyandang makna ganda yang sama. Pada Oktober 1452, Sultan Mehmed II memrintahkan Turakhan Beg dan anaknya, Ahmad dan Omar sebagai memimpin kekuatan besar sebagai Peloponesia dan tetap telah tersedia sepanjang musim dingin sebagai menjaga para lalim Thomas dan Demetrios dari membantu saudara mereka, Konstantinus selama Pengepungan Konstantinopel.[35]

Kaisar Bizantium Konstantinus XI berkeinginan Eropa Barat sebagai menolong, namun pertolongan itu tidak bertemu dengan sukses. Sejak saling ekskomunikasi Ortodoks dan Katolik Roma pada tahun 1054, Katolik Roma Barat sudah berusaha sebagai memperoleh kekuasaan atas timur; adapun serikat sudah mencoba sebelumnya di Lyon pada tahun 1274 dan memang, beberapa kaisar Paleologos memang diterima di gereja Latin. Kaisar Yohanes VII Palaiologos sudah berusaha sebagai bernegosiasi dengan Paus Eugenius IV, dan pada Konsili Florence yakni pada tahun 1439 dan menghasilkan proklamasi, di Florence dari Uni Banteng.

Di musim panas 1452, ketika tugas Rumeli Hisari sudah habis dan ancaman yang berasal dari Kesultanan Utsmaniyah semakin tidak jauh, Konstantinus menulis surat sebagai Paus sebagai berjanji dan melaksanakan perserikatan tersebut. Adapun, diberitahukan berjalan oleh pengadilan kekaisaran pada hari Selasa, 12 Desember 1452 dan pelaksanaannya dikerjakan setengah hati.[34] Walaupun dia sangat berhasrat sebagai sebuah keuntungan, Paus Nicolas V tidak mempunyai pengaruh Bizantium dan pikirnya mempunyai lebih dari Raja-Raja Barat dan Pangeran-pangerannya, beberapa di selanya sebagai waspada meningkatkan kontrol Kepausan, dan ini bukanlah sarana buat berkontribusi dengan upaya, mengingat bahwa negara yang melemah di Prancis dan Inggris dari Perang Seratus Tahun, sedang Spanyol telah tersedia dalam kesudahan Reconquista, selain itu pertempuran internal dalam Kerajaan Jerman,Hungaria dan Polandia yang mengalami kekalahan pada Pertempuran Varna pada 1444. Meskipun beberapa pasukan sudah datang dari negara kota perdagangan Italia babak utara, kontribusi Barat tidak memadai sebagai mengimbangi kekuatan Utsmani. Beberapa individu barat datang sebagai mempertahankan kota sebagai. Salah satunya adalah seorang prajurit yang dipakai sebagai melengkapi pasukan yang berasal dari Genoa, yaitu Giovanni Giustiniani, yang tiba dengan 700 pria bersenjata lainnya di Januari 1453.[36]Seorang spesialis dalam mempertahankan kota-kota bertembok, dia langsung diberi komando pertahanan dinding tanah oleh kaisar, sekitar pada waktu yang sama para kapten dari kapal Venesia kebetulan telah tersedia di Tanduk Emas menawarkan jasa mereka pada Kaisar, yaitu membuat pembatas yang berlawanan dari arah Venesia, dan Paus Nicholas mengambil langkah sebagai mengirimkan tiga buah kapal yang sarat akan kepastian, yang berlayar di tidak jauh kesudahan Maret.[37]Di Venesia, sementara itu, musyawarah sedang berlangsung sebagai mempertimbangkan jenis bantuan yang akan dipinjamkan oleh Republik untuk Konstantinopel. Senat memutuskan sebagai mengirim armada, akan tetapi telah tersedia penundaan, dan akibatnya diputuskan pada kesudahan April, tapi armada terlambat sehingga armada yang dikirimkan itu tak ikut dalam pertempuran.[38]Selanjutnya, 7 kapal Italia keluar dari ibu kota masa Giustiniani, maka tiba-tiba telah tersedia seorang pria yang bersumpah mempertahankan ibu kota. Pada masa yang sama, upaya Konstantinus menjanjikan hadiah sebagai Sultan, habis dengan ekskusi duta besar Kaisar — bahkan diplomasi Bizantium tidak dapat menyelamatkan kota. [34]Maka dia pun segera mengajukan bermacam-macam tawaran untuk sultan supaya mau menarik pasukannya dan sebagai penggantinya akan menyetorkan uang dan akan mencetuskan ketaatan padanya dan tawaran-tawaran lainnya. Namun Sultan Muhammad Al-Fatih, alih-alih menerima tawaran itu, malah dia dengan tegas berkeinginan kaisar menyerahkan kota Konstantinopel. Bila demikian, maka sultan akan memberi jaminan bahwa tidak akan telah tersedia seorang penduduk pun dan satu gereja pun yang akan diganggu.[39]

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Gambar Kejatuhan Konstantinopel oleh Theophilos Hatzimihail.

Karena khawatir akan serangan dari Tingkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah di sepanjang pantai Tanduk Emas, maka Konstantinus XI memerintahkan supaya rantai diletakkan di mulut pelabuhan. Rantai yang mengapung di atas gelondongan kayu, cukup kuat sebagai mencegah kapal Turki sebagai memasuki pelabuhan. Perangkat ini adalah salah satu dari dua yang dipakai sebagai bantuan sementara oleh Bizantium dengan harapan sebagai memperluaskan pengepungan sampai probabilitas kedatangan bantuan asing. Tingkatan Laut Utsmani berusaha melampaui rantai-rantai besar yang dipasang pasukan Bizantium, yang merupakan sarana utama mereka sebagai melindungi kota dari serangan luar.[39]Strategi ini berhasil diterapkan, karena pada tahun 1204 tentara Perang Salib Keempat berhasil dielakkan pertahanan tanah Konstantinopel dengan menerobos dinding perlindungan babak bagian Tanduk Emas. Strategi lain yang dipakai oleh Bizantium adalah perbaikan dan fortifikasi tembok tanah, yaitu Dinding Theodosia. Kaisar Konstantinus XI diasumsikan perlu memastikan bahwa dinding Kabupaten Blachernae itu adalah yang paling dibentengi karena babak dinding utara menonjol. Benteng tanah yang terdiri 60 kaki (18 m), luas parit depan yang bertangkup itu pada dinding-dindingnya babak dalam dan luar diberi jarak setiap 50-60 meter sebagai diletakkan di situ menara sebagai mengawasi.[40]

Kekuatan

Tentara yang mempertahankan Konstantinopel relatif sedikit; berjumlah anggar-anggar 7.000 orang, 2.000 orang di selanya adalah orang asing.[41]Pada awal pengepungan, mungkin 50.000 orang hidup di tidak jauh tembok perlindungan, termasuk para pengungsi dari kawasan sekitarnya.[42]Komandan Turki Dorgano, yang telah tersedia di Konstantinopel dalam bayaran kaisar, juga menjaga seperempat dari kota di babak arah laut dengan Turki dalam upahnya.[43] Orang Turki ini tetap loyal terhadap Kaisar dan tewas pada pertempuran berikutnya.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Gambaran modern tentang Mehmed II dan Tentara Utsmaniyah menjelang kejatuhan Konstantinopel, digambar Fausto Zonaro (1854–1929).

Dinasti Utsmaniyah, dilain pihak, mempunyai kekuatan yang lebih besar. Menurut studi terbaru dan data arsip Utsmani menunjukkan bahwa telah tersedia sekitar 80.000 tentara Utsmaniyah termasuk 5/6.000-10.000 tentara elit Yanisari[3][17][18], dan ribuan pasukan Kristen,[43] yakni 1.500 kavaleri bahwa penguasa Serbia Đurađ Branković diberikan sebagai dari kewajiban sebagai sultan Utsmaniyah. Tetapi hanya beberapa bulan sebelumnya, dia sudah dibayar sebagai memperbaiki dinding Konstantinopel. Saksi Barat kontemporer pengepungan, yang cenderung membesar-besarkan kekuatan Sultan, dengan mengatakan jumlah-jumlah yang banyak dan lebih tinggi mulai dari 160.000-200.000 atau 300.000 orang pasukan.[3] (Niccoló Barbaro: 160.000[44];Jacopo Tedaldi, pedangang Florence[45] dan George Sphrantzes:[19] 200.000; Kardinal Isidor dari Kiev [46] dan Uskup Agung Metilene, Leonardo di Chio:[47] 300,000).[48][49]

Disposisi dan Strategi Turki Utsmani

Mehmed membangun armada sebagai mengepung kota dari laut (sebagian diawaki oleh pelaut Yunani dan Gallipoli).[17] Menurut anggaran kontemporer, kekuatan armada Turki Utsmani adalah terentang 100 kapal (Tedaldi), [45] 145 (Barbaro),[44] 160 (Ubertino Pusculo),[50] 200–250 (Isidore dari Kiev,[46] Leonardo di Chio)[51] sampai 430 (Sphrantzes).[19]Anggaran modern yang lebih realistis memprediksikan kekuatan armada kapal adalah 126, khusus terdiri dari 6 kapal besar, kapal biasa 10, 15 kapal kecil, 75 perahu dayung besar, dan 20 kuda pengangkut.[52]

Sebelum pengepungan Konstantinopel, dikenal bahwa Kesultanan Utsmaniyah mempunyai kemampuan melemparkan meriam ukuran sedang, tetapi kisaran beberapa babak mereka dapat mencapai dapat melewati area yang lebih jauh melampaui harapan orang-orang yang mempertahankan Konstantinopel. Kemajuan Utsmaniyah secara instrumental dalam produksi sosok senjata misterius dengan nama Orban, menurut Hungaria (walapun beberapa argumen itu dari Jerman).[53] Satu meriam dirancang oleh Orban dinamai "Basilika" mempunyai tinggi yaitu 27 kaki (8.2 m) dan dapat melemparkan meriam seberat 600 lb (272 kg) lebih dari 1 mil (1.6 km).[54]


Seorang pembuat kontruksi awalnya mencoba sebagai menjual jasa untuk Bizantium, yang tidak dapat sebagai mengamankan dana yang diperlukan sebagai mempekerjakan dia. Orban kemudian meninggalkan Konstantinopel dan mendekati Mehmed II, mengklaim bahwa senjata itu dapat dari ledakan dinding babak Babilonia itu sendiri. Mengingat dana berlimpah dan bahan yang berlimpah juga, insinyur Hungaria membangun senjata dalam waktu tiga bulan di Adrianopel, di mana dia diseret oleh enam puluh lembu ke Konstantinopel. Sementara itu juga, Orban juga menghasilkan meriam instrumental lainnya sebagai kekuatan pengepungan oleh pasukan Turki.[55]

Meriam Orban mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: butuh 3 jam sebagai mengisi kembali meriam itu, suplai meriam Orban sangat singkat, dan meriam itu dituturkan sudah jatuh ketangan lain setelah 6 ahad (tapi, fakta ini diperselisihkan[3], yang dilaporkan hanya dalam surat Uskup Leonardo di Chio[47] dan di dalam surat dan seringkali tidak dapat dipercayai sebuah kronikel Rusia dari Nestor Iskander).[56]Setelah sebelumnya membuat pengecoran besar, anggar-anggar 150 mil (240 km) jauhnya, Mehmed sekarang sekarang harus menjalani proses melelahkan, yaitu mengangkut potongan-potongan besar artilerinya. Dikatakan, meriam besar Orban mempunyai didampingi oleh kru dari 60 ekor sapi dan lebih dari 400 orang .[53]

Mehmed merencanakan sebagai menyerang Dinding Theodosia, yang merupakan babak terumit dari dinding dan parit yang melindungi Konstantinopel dari serangan yang berasal dari arah barat. Pasukannya berkemah di luar kota pada hari Senin setelah Paskah, 2 April 1453.

Beberapa besar pasukan Turki Utsmani berkemah di selatan Tanduk Emas, pasukan Eropa biasa berkemah terbentang di seluruh dinding, yang diperintah oleh Karaja Pasha. Pasukan biasa dari Anatolia di bawah Ishak Pasha di selatan Lycus sampai ke Laut Marmara. Mehmed sendiri membangun tenda berwarna merah-emasnya tidak jauh Mesotheichion, di mana senjata dan resimen elit, juga Yanissari, juga diposisikan. Bashi-bazouk tersebar di belakangan garis depan pertahanan. Pasukan lain di bawah Zagan Pasha dipekejakan di utara Tanduk Emas. Komunikasi dipertahankan dengan jalan bangunan melewati rawa tidak jauh Tanduk Emas.[57]

Disposisi dan Strategi Bizantium

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Dinding yang diproduksi oleh Kekaisaran Romawi Timur

Kota Konstantinopel mempunyai jarak sekitar 20 km dari dinding (Dinding Theodosia: 5,5 km; dinding laut di sepanjang Golden Horn: 7 km; dinding laut di sepanjang Laut Marmara: 7,5 km) salah satu rangkaian dinding benteng paling kuat yang telah tersedia pada waktu itu. Dinding itu baru saja diperbaiki (di bawah Yohanes VII Palaiologos) dan dalam kondisi yang cukup tidak memihak, memberikan pejuang Konstantinopel argumen yang cukup sebagai percaya bahwa mereka dapat bertahan sampai bantuan dari Barat tiba.[58]Selain itu juga, pejuang mempunyai perlengkapan yang relatif tidak memihak, yaitu dilengkapi dengan 26 armada: 5 dari Genoa, 5 dari Venesia, 3 dari Venesia-Kreta, 1 dari Ancona, 1 dari Aragon, 1 dari Perancis, dan 10 dari Bizantium itu sendiri.[59]

Pada 5 April, Sultan sendiri tiba bersama tentara terakhirnya, sedangkan para pejuang Romawi Timur mengambil posisi mereka.[60]Sebagaimana mereka cukup sebagai menempati dinding secara semuanya, sudah diputuskan bahwa hanya dinding luar akan berawak. Konstantinus dan pasukan Yunaninya menjaga Mesoteichion, babak tengah dinding tanah, di mana mereka dilewati oleh sungai Lycus. Pada babak diasumsikan sebagai titik terlemah pada dinding dan serangan yang paling dikhawatirkan di sini. Giustiniani ditempatkan di utara kaisar di Gerbang Charisia (Myriandrion); kemudian selama pengepungan, dia pindah ke Mesoteichion sebagai bergabung bersama Konstantin, meninggalkan Myriandrion sebagai mengisi tempat saudara Bocchiardi. Minotto dan orang Venesia-nya diberi tugas di Istana Blachernae, bersama dengan Teodoro Caristo, yaitu saudara Langasco dan Uskup Agung Leonardo di Chio. Di sebelah kiri kaisar, kemudian jauh ke selatan terdapat komandan Cataneo, bersama tentara Genoa, dan Theophilus Palaeologus yang menjaga Gerbang Pegae bersama tentara Yunaninya. Babak dinding tanah dari Gerbang Pegae dan Gerbang Emas (sendiri diamankan oleh orang Genoa tertentu yang dinamakan Manuel) yang dipertahankan oleh Filippo Contarini, sementara Demetrius Cantacuzenus mengambil posisi di babak selatan dinding Theodosia. Dinding laut jarang berawak, dengan Jacobo Contarini di Stoudion, kekuatan pertahanan darurat biarawan Yunani ke tangan kirinya, dan Pangeran Orhan telah tersedia di Pelabuhan Eleutherius. Péré Julia ditempatkan di Istana Agung dengan pasukan Genoa; Kardinal Isidore dari Kiev menjaga ujung semenanjung tidak jauh perintang pelabuhan. Dinding laut di selatan pantai Tanduk Emas dipertahankan oleh Venesia dan Genoa di bawah Gabriele Trevisano.

Serangan terakhir

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Lukisan oleh pelukis Yunani Theophilos Hatzimihail menggambarkan pertempuran di dalam kota, Konstantinus terlihat menunggangi kudap putih.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan Konstantinopel, diproduksi 1499.

Persiapan sebagai serangan terakhir dimulai pada petang 26 Mei dan berlangsung keesokan harinya.[61] Selama 36 jam setelah dewan perang memutuskan sebagai menyerang, Utsmaniyah secara besar-besaran menggerakan tentara mereka sebagai oefensif umum.[61] Tentara diberi kesempatan sebagai berdoa dan beristirahat pada tanggal 28, dan kemudian serangan terakhir akan dilancarkan. Di pihak Bizantium, suatu armada kecil Venesia dengan 12 kapal, setelah menyusuri Aigeia, tiba di Ibukota pada 27 Mei dan melaporkan untuk Kaisar bahwa tidak telah tersedia armada bantuan Venesia yang besar yang akan datang.[62] Pada 28 Mei, ketika Utsmaniyah mau sebagai serangan terakhir, prosesi keagamaan berskala besar digelar di dalam kota. Masa petang suatu upacara khidmat digelar di Hagia Sophia, di mana Kaisar dan agen gereja Latin dan Yunani ikut serta, bersama-sama dengan kaum bangsawan dari kedua pihak.[63]

Tidak lama setelah tengah malam pada 29 Mei serangan mati-matian dimulai. Pasukan Kristen Kekaisaran Utsmaniyah menyerang pertama kali, didampingi oleh gelombang serangan bersambung oleh azap ireguler, yang miskin pelatihan dan perlengkapan, serta pasukan Anatolia yang berfokus pada babak dinding Blachernai di barat laut kota, yang sudah rusak oleh meriam. Babak ini diproduksi lebih tua, pada 100 tahun kesebelas, dan jauh lebih lemah. Pasukan Anatolia berhasil menembus babak dinding ini dan memasuki kota namun dengan cepat dihalau keluar oleh pasukan bertahan. Akhirnya, seiring pertempuran terus berlanjur, gelombang terakhir, yang terdiri dari Yanisari elit, menyerang dinding kota. Jenderal Genoa yang memimpin serangan darat,[3][46][47] Giovanni Giustiniani, terluka parah selama serangan, dan evakuasinya dari benteng memicu kepanikan di kalangan pasukan bertahan.[64] Giustiniani dibawa ke Khios, di mana dia meninggal dampak lukanya beberapa hari kemudian.

Dengan mundurnya pasukan Genoa yang dipminpin Giustiniani ke dalam kota dan menuju pelabuhan, Konstantinus dan pasukannya, kini tinggal berjuang sendirian, terus bertempur dan dapat menahan Yanisari sebagai sementara, tapi akibatnya mereka tidak dapat menghentikan Yanisari memasuki kota. Pasukan bertahan juga kewalahan di beberapa titik di babak Konstantinus. Ketika bendera Utsmaniyah berkibar di atas sebuah gerbang belakangan kecil, Kerkoporta, yang buka, kepanikan merebak, dan pertahanan pun runtuh, seiring Yanisari, yang dipimpin oleh Ulubatlı Hasan terus menekan. Tentara Yunani berlarian ke rumah sebagai melindungi keluarga, tentara Venesia berlarian ke kapal-kapal mereka, dan beberapa tentara Genoa melarikan diri ke Galata. Sisanya bunuh diri dengan melompat dari dinding kota atau menyerah.[4] Rumah-rumah Yunani yang paling tidak jauh dengan kota adalah yang pertama mengalami penyerangan oleh Utsmaniyah. Diceritakan bahwa Konstantinus, melepaskan regalia ungunya, memimpin serangan terakhir terhadap pasukan Utsmaniyah yang berdatangan, dan meninggal dalam bentrokan yang terjadi di jalanan besama para tentaranya. Di pihak lain, Nicolò Barbaro, seorang saksi mata Venesia selama pengepungan, menulis dalam buku hariannya bahwa dituturkan bahwa Konstantinus gantung diri ketika Utsmaniyah menembus gerbang San Romano, meskipun nasib akibatnya tak dikenal.[65]

Setelah serangan awal, pasukan Utsmaniyah menyebar di sepanjang kalanan kota, Mese, melewatkan forum-forum besar, dan melewatkan Gereja Rasul Suci, yang diminta oleh Mehmed II sebagai dijadikan tempat letak patriark yang akan ditunjuknya, yang akan membantunya sebagai lebih tidak memihak dalam mengendalikan rakyat Kristennya. Mehmed II sudah mengirim tentara sebagai melindungi bangunan-bangunan penting seperti gereja tersebut.

Sedikit penduduk sipil yang beruntung berhasil kabur. Ketika orang Venesia melarikan diri ke kapal-kapal mereka, Utsmaniyah sudah merebut dinding Tanduk Emas, namun tentara Ustmaniyah tidak membunuh mereka karena lebih tertarik sebagai menjarah rumah-rumah di kota. Akibatnya, Tanduk Emas diabaikan sehingga orang Venesia dapat selamat. Kapten Venesia memerintahkan anak buahnya sebagai mendobrak gerbang Tanduk Emas, lalu mengisi kapal dengan tentara Venesia dan pengungsi dari kota. Segera setelah mereka pergi, beberapa kapal Genoa dan bahkan kapal Kaisar mengikuti mereka keluar dari Tanduk Emas. Tak lama setelah itu, Tingkatan Laut Utsmaniyah kembali menguasai Tanduk Emas pada tengah hari.[4]

Pasukan Utsmaniyah mendatangi Augusteum, lapangan lapang di depan gereja Hagia Sophia yang gerbang perunggunya dihalangi oleh kerumunan pendduk sipil di dalam kontruksi, berkeinginan bantuan tuhan. Setelah pintunya didobrak, tentara Utsmaniyah memisahkan orang-orang berdasarkan probabilitas harga mereka di pasar budak. Mehmed II mengizinkan pasukannya menjarah kota selama tiga hari sesuai kebiasaan.[66] Para tentara memperebutkan sejumlah rampasan perang.[67] Menurut pandai bedah Venesia Nicolò Barbaro "sepanjang hari pasukan Turk membantai banyak sekali orang Kristen di seluruh kota". Menurut Philip Mansel, ribuan penduduk sipil dibunuh dan 30.000 penduduk sipil diperbudak atau diusir.[68] Suatu catatan saksi mata, yang muncul di buku They Saw It Happen in Europe 1450-1600 (1965) karya C.R.N. Routh, menceritakan sebagai berikut:

Tidak akan telah tersedia yang dapat menyamai horror dari tontonan yang mengerikan dan menakutkan ini. Orang-orang yang ketakutan oleh jeritan berlarian dari rumah mereka dan dibunuhi oleh pedang sebelum mereka kenal apa yang sedang terjadi. Dan beberapa dibantai di dalam rumah mereka di mana mereka berusaha bersembunyi, dan beberapa di gereja di mana mereka mencari perlindungan.

Para tentara Turk yang murka . . . tidak memberi ampun. Ketika mereka sudah membantai dan tidak telah tersedia lagi perlawanan, mereka berlangsung menjarah dan berkeliaran di seluruh kota mencuri, menelanjangi, merampok, membunuh, memperkosa, menawan pria, wanita, anak-anak, orang tua, anak muda, biarawan, pendeta, orang-orang dengan seluruh jenis dan kondisi . . . Telah tersedia para perawan yang terbangun dari tidur yang menganggu dan mendapati para penjahat itu berdiri di atas tubuh mereka dengan tangan penuh darah dan wajah penuh kemarahan hina. Campuran segala bangsa ini, para biadab kalut ini mendatangi rumah-rumah mereka, menyeret mereka, memaksa mereka, menodai mereka, memperkosa mereka di persimpangan jalan dan membuat mereka tunduk pada kekejaman yang pang mengerikan, Bahkan diceritakan bahwa ketika melihat para tentara ini, banyak gadis yang langsung kaku dan nyaris meninggal.

Para orang tua dengan penampilan agung ditarik rambut putihnya dan secara memilukan dipukuli. Para pendeta dijadikan tawanan berkumpul menjadi kelompok, beserta para perawan saleh, biarawan, dan pertapa yang mengabdi hanya untuk Tuhan dan hidup hanya untuk-Nya kepada-Nya mereka mengorbankan diri, yang ditarik dari sel mereka dan yang lainnya dari gereja di mana mereka mencari perlindungan, meskipun mereka menangis dan terisak dan pipi kurus mereka, dijadikan obyek hinaan sebelum dibunuh. Anak-anak lembut dirampas dengan brutal dari payudara ibu mereka dan anak gadis diperkosa secara aneh dan mengerikan, dan ribuan hal mengerikan lainnya terjadi. . .

Tempat-tempat suci dinodai, dirusak dan dijarah . . . benda-benda suci secara hina dilemparkan, patung dan wadah suci dinodai. Ornamen dibakar, dihancurkan berkeping-keping atau dibuang ke jalanan. Mezbah para santo secara brutal diobrak-abrik sebagai dicari sisa-sisa yang kemudian dilemparkan ke udara. Piala dan gelas sebagai perayaan Misa disishkan sebagai pesta pora mereka atau dihancurkan atau dlelehkan atau dijual. Pakaian para pendeta yang bersulam emas dan dihiasi mutiara dijual untuk penawar termahal dan dilemparkan ke api sebagai mengambil emasnya. Banyak sekali buku suci dan duniawi yang dibuang ke api atau dirobek-robek atau dinjak-injak. Namun beberapa besarnya dijual dengan harga yang sangat rendah, sebagai beberapa sen. Altar para santo, direnggut dari fondasinya, dijungkirkan. Seluruh tempat persembunyian suci dirusak dan dihancurkan sebagai memperoleh harta karun suci di dalamnya . . .

[69]

Bacaan

  • Franz Babinger: Mehmed the Conqueror and His Time (1992) Princeton University Press ISBN 0-691-01078-1
  • The Siege of Constantinople (1453), according to the eyewitness Nicolò Barbaro
  • Murr Nehme, Lina (2003). 1453: The Conquest of Constantinople. Aleph Et Taw. ISBN 2868398162. 
  • Richard A. Fletcher: The Cross and the Crescent (2005) Penguin Group ISBN 0-14-303481-2
  • Harris, Jonathan, Constantinople: Capital of Byzantium (2007) Hambledon/Continuum. ISBN 978-1-84725-179-4
  • Harris, Jonathan, The End of Byzantium (2010) Yale University Press. ISBN 978-0-300-11786-8
  • Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Osprey Publishing. ISBN 1-84176-091-9. 
  • Norwich, John Julius (1995). Byzantium: The Decline and Fall. New York: Alfred A. Knopf. ISBN 0-679-41650-1. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, I: Le testimonianze dei contemporanei (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, II: L’eco nel mondo (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople: 1453. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-39832-0. 
  • Smith, Michael Llewellyn, "The Fall of Constantinople", in History Makers magazine No. 5 (London, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson, 1969) p. 192
  • Andrew Wheatcroft: The Infidels: The Conflict Between Christendom and Islam, 638–2002 (2003) Viking Publishing ISBN 0-670-86942-2
  • Justin Wintle: The Rough Guide History of Islam (2003) Rough Guides ISBN 1-84353-018-X
  1. ^ Constantine XI (1449–1453) and the capture of Constantinople
  2. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  3. ^ a b c d e f Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli. Fondazione Lorenzo Valla: Verona. (An anthology of contemporary texts and documents on the fall of Constantinople; includes bibliographies and a detailed scholarly comment). 
  4. ^ a b c d e http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  5. ^ Nicol, Donald M. (1999). Bizans'ın Son Yüzyılları (1261–1453). İstanbul: Tarih Vakfı Yurt Yayınları. ISBN 975-333-096-0 s.418-420.
  6. ^ Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople, 1453. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 85. ISBN 0-521-39832-0. 
  7. ^ a b Merle Severy. Byzantine Empire. National Geographic. Vol. 164, No. 6 December 1983, hlm. 755?.
  8. ^ A Global Chronology of Conflict: From the Ancient World to the Modern Middle ....... , Spencer C. Tucker, 2009, hlm. 343
  9. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  10. ^ Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Oxford: Osprey Publishing. hlm. 45. ISBN 1-84176-091-9. 
  11. ^ http://www.greece.org/romiosini/fall.html
  12. ^ J. E. Kaufmann, Hanna W. Kaufmann: The Medieval Fortress: Castles, Forts, and Walled Cities of the Middle Ages, Da Capo Press, 2004, ISBN 0-306-81358-0, page 101
  13. ^ Ikram ul-Majeed Sehgal: Defence Journal (Issue 8), 2005, page 49
  14. ^ Daniel Goffman: The Ottoman Empire and Early Modern Europe, Cambridge University Press, 2002, ISBN 0-521-45908-7, page 52
  15. ^ James Patrick: Renaissance And Reformation, Marshall Cavendish, 2007, ISBN 0-7614-7650-4, page 618
  16. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. 
  17. ^ a b c Nicolle 2000.
  18. ^ a b İnalcık, Halil (2008), Osmanlı İmparatorluğu Klasik Çağ (1300–1600)
  19. ^ a b c Chronicles of George Sphrantzes; Greek text is reported in A. Mai, Classicorum auctorum e Vaticanis codicibus editorum, tome IX, Romae 1837, pp 1–100
  20. ^ The Destruction of the Greek Empire, Edwin Pears
  21. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  22. ^ Nicolle 2000, hlm.  44.
  23. ^ Uyar, Mesut; Erickson, Edward J. (2009). A military history of the Ottomans: from Osman to Atatürk. Santa Barbara: Praeger. hlm. 37. ISBN 978-0-275-98876-0. 
  24. ^ Michael Lee Lanning: The Battle 100: The Stories Behind History's Most Influential Battles, Sourcebooks, Inc., 2005, ISBN 1-4022-2475-3, pg 139–140
  25. ^ Saul S. Friedman: A history of the Middle East, McFarland, 2006, ISBN 0-7864-5134-3, page 179
  26. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  27. ^ Nicolle, David (2007). The Fall of Constantinople: The Ottoman Conquest of Byzantium. New York: Osprey Publishing. hlm. 237, 238. 
  28. ^ Ruth Tenzel Fieldman, The Fall of Constantinople, Twenty-First Century Books, 2008, hlm. 99
  29. ^ "Constantinople City of the World's Desire 1453–1924". The Washington Post. 4 February 1997. Diakses 28 October 2012. 
  30. ^ http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  31. ^ a b Steven Runciman: The Fall of Constantinople 1453, ISBN 1-107-60469-9, Cambridge University Press, 2012, hlm. 215.
  32. ^ Crowley, Roger (2006). Constantinople: The Last Great Siege, 1453. Faber. ISBN 0-571-22185-8.  (reviewed by Foster, Charles (September 22, 2006). "The Conquestof Constantinople and the end of empire". Contemporary Review. "Beberapa mengatakan 100 tahun Menengah habis kemudian" )
  33. ^ Runciman 1965, p. 60
  34. ^ a b c d Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 373. 
  35. ^ Setton, Kenneth M. (1978), The Papacy and the Levant (1204–1571), Volume II: The Fifteenth Century, DIANE Publishing, hlm. 146, ISBN 0-87169-127-2, "Sementara Mehmed II sedang membuat persiapan sebagai Pengepungan Konstantinopel, dia mengirim surat sebagai jenderal tua Turakhan dua anak laki-lakinya, Ahmed Beg dan Omar Beg sebagai menginvasi Morea dan tetap telah tersedia di sana sepanjang musim dingin sebagai menjaga lalim Thomas dan Demetrius dari kepergian mereka berdua sebagai membantu saudara mereka, yaitu Konstantinus XI" 
  36. ^ Runciman 1965, pp. 83–84
  37. ^ Runciman 1965, p. 81
  38. ^ Runciman 1965, p. 85.
  39. ^ a b http://sejarahutsmani.blogspot.com/2006/11/penaklukan-konstantinople.html Penaklukan Konstantinopel
  40. ^ Michael Spilling, ed., Battles That Changed History: Key Battles That Decided the Fate of Nations ( London, Amber Books Ltd. 2010) p.187.
  41. ^ Menurut Phrantzes, Konstantinus sudah memerintahkan sebagai membuat sensus, Kaisar terkejut ketika jumlah laki-laki yang dapat membawa senjata ternyata hanya 4.983 orang. Leonardo di Chio menyampaikan jumlahnya 6.000 Orang Yunani. Lihat buku The Conquest of Constantinople: 1453 Karya Steven Runciman tahun 1965, hal. 85.
  42. ^ Nicolle. Constantinople 1453, p. 32.
  43. ^ a b deremilitari.org
  44. ^ a b Nicolò Barbaro, Giornale dell'Assedio di Costantinopoli, 1453. The autograph copy is conserved in the Biblioteca Marciana in Venice. Barbaro's diary has been translated into English by John Melville-Jones (New York:Exposition Press, 1969), part of which is available on deremilitare.org
  45. ^ a b (Perancis) Concasty, M.-L., Les «Informations» de Jacques Tedaldi sur le siège et la prise de Constantinople
  46. ^ a b c (Latin) Epistola reverendissimi patris domini Isidori cardinalis Ruteni scripta ad reverendissimum dominum Bisarionem episcopum Tusculanum ac cardinalem Nicenum Bononiaeque legatum (surat Kardinal Isidor untuk Kardinal Basilios Bessarion), tertanggal 6 Juli 1453
  47. ^ a b c (Latin) Leonardo di Chio, Letter to Paus Nicholas V, tertanggal 16 Agustus 1453, di edit oleh J.-P. Migne, Patrologia Graeca, 159, 923A–944B.
  48. ^ Leonardo di Chio, Letter, 300.000).
  49. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  50. ^ Ubertino Pusculo, Constantinopolis, 1464
  51. ^ Leonardo di Chio, Letter, 930C.
  52. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sebagai ref bernama Nicolle_2000.2C_p._44
  53. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 374. 
  54. ^ Davis, Paul (1999). 100 Decisive Battles. Oxford. hlm. 166. ISBN 978-0-19-514366-9. 
  55. ^ Runciman 1965, hlm. 77–78
  56. ^ Pandai lain yang dipekerjakan Dinasti Utsmaniyah adalah Ciriaco de 'Pizzicoli, dia dikenal sebagai Ciriaco dari Ancona
  57. ^ Runciman 1965, pp. 94–95.
  58. ^ Nicolle 2000, p. 39.
  59. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sebagai ref bernama Nicolle_2000.2C_p._45
  60. ^ The following information is taken from Runciman (1965), pp. 92–94.
  61. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 378. 
  62. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 377. 
  63. ^ Vasiliev 1952, hlm. 651–652
  64. ^ Sources hostile towards the Genoese (such as the Venetian Nicolò Barbaro), however, report that Longo was only lightly wounded or not wounded at all, but, overwhelmed by fear, simulated the wound to abandon the battlefield, determining the fall of the city. These charges of cowardice and treason were so widespread that the Republic of Genoa had to deny them by sending diplomatic letters to the Chancelleries of England, France, the Duchy of Burgundy and others. See C. Desimoni, Adamo di Montaldo, in Atti della Società Ligure di Storia Patria, X, 1874, pp. 296–7.
  65. ^ Barbaro added the description of the emperor's heroic last moments to his diary based on information he received afterward. According to some Ottoman sources Constantine was killed in an accidental encounter with Turkish marines a little further to the south, presumably while making his way to the Sea of Marmara in order to escape by sea. See Nicolle (2000).
  66. ^ Smith, Michael Llewellyn, The Fall of Constantinople, History Makers magazine No. 5, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson (London).
  67. ^ Reinert, Stephen (2002). The Oxford History of Byzantium. New York: Oxford UP. hlm. 283.  ..."the conquering sultan would quickly turn his attention to the more difficult task of rebuilding, repopulating and revitalizing the city."
  68. ^ Mansel, Philip (1995). Constantinople: City of the World's Desire. Hachette UK. hlm. 79. ISBN 0-7195-5076-9. 
  69. ^ The Sack of Constantinople, 1453" EyeWitness to History, www.eyewitnesstohistory.com (2011)

edunitas.com


Page 4

Kejatuhan Konstantinopel
Babak dari Perang Bizantium-Utsmaniyah dan Perang Utsmaniyah di Eropa
Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan terakhir Konstantinopel, miniatur Prancis 100 tahun ke-15 kontemporer
Tanggal6 April – 29 Mei 1453
TempatKonstantinopel (Istanbul modern)
Hasil

  • Kemenangan telak Utsmaniyah;[1] dan habisnya Kekaisaran Bizantium

Pihak yang terlibat

  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kesultanan Utsmaniyah
  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kedespotan Serbia[2]

Komandan

  • Konstantinos XI- †
  • Loukas Notaras 
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
  • Theophilos Palaiologos- †
  • Demitrios Cantacuzene- †
  • Giovanni Giustiniani Longo (WIA)[3]
  • [f]:
  • Girolamo Minotto [4]
  • [g]:
  • Orhan Çelebi  
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    [5]

  • Mehmed II
  • Zaganos Pasha
  • Suleyman Baltoghlu

Kekuatan

  • 7,000[6]
  • 8,000[7]
  • 10,000[8]
  • 12,000[9]
  • 26 kapal[10]
  • Dari 7,000 - 10,000 tentara dalam pasukan Bizantium, 700 adalah orang Yunani dan Genoa dari pulau Khios dan Genoa (400 direkrut di Genoa dan 300 di Khios), 800 tentara dipimpin oleh orang-orang Venesia (sebagian agung berasal dari Kreta, yang terkenal karena bertempur secara heroik selama pengepungan), 200 tentara dari Kardinal Isidore, seluruhnya pemanah. Berdasarkan bangsa, telah tersedia 5.000 orang Yunani dan 2.000 orang asing, beberapa agung berasal dari Genoa dan Venesia.[11]

Korban
Total 4,000 terbunuh (termasuk militer dan sipil)[27][28]

Probabilitas banyak eksekusi

30.000 penduduk sipil diperbudak atau diusir[29] Anggaran tertinggi berkisar sampai 50.000 warga Bizantium ditawan dan kemudian diperbudak atau diusir.[4]

Tidak dikenal tapi sangat banyak[30]

  • a: Jumlah berdasarkan anggaran terkini dan data arsip Utsmaniyah. Kesultanan Utsmaniyah, sbg argumen demografis, tidak akan dapat mengerahkan lebih dari 80.000 tentara ke area perang masa itu.[31]
  • b: Jumlah berdasarkan anggaran Barat/Kristen kontemporer[31]
  • c: Lebih spesifik, Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Palaiologos
  • d: Kerajaan Sisilia terutama menyumbangkan kapal dan beberapa tentara, namun ini bukan keputusan resmi dan diterapkan oleh beberapa kardinal.
  • e: Venesia memutuskan sbg menyepakati perdamaian dengan Utsmaniyah pada September 1451, karena Doge mereka sudah mempunyai hubungan baik dengan Utsmaniyah dan mereka tak mau merusaknya. Mereka juga tidak mau Utsmaniyah ikut campur pada perdagangan mereka di Laut Hitam dan Laut Tengah. Upaya Venesia terutama meliputi memberi kapal pada Konstantinos XI dan sejumlah 800 tentara pada Februari 1453. Venesia juga berjanji bahwa armada yang lebih agung akan tiba sbg menyelamatkan Konstantinopel, armada ini akan penuh dengan amunisi, tentara bugar dan perbekalan. Pada akibatnya armada ini tak pernah datang.
  • f: Kapten Genoa Giovanni Giustiniani Longo terluka dalam pertempuran, namun berhasil kabur, dan kemudian meninggal pada awal Juni 1453.
  • g: Kapten Venesia ini tidak secara resmi dikirim oleh Venesia. Alih-alih, dia adalah pimpinan koloni Venesia dan memberikan kapal-kapal Venesia di pelabuhan mereka.[4]

Kejatuhan Konstantinopel (Bahasa Turki: İstanbul'un Fethi ) adalah penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, yang terjadi setelah pengepungan sebelumnya, di bawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI. Pengepungan berlangsung dari Jumat, 6 April 1453- Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah.

Penaklukan Konstantinopel (dan dua wilayah pecahan lainnya segera setelah itu Bizantium) menandai habisnya Kekaisaran Romawi, sebuah negara yang sudah berlangsung selama nyaris 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan agung sbg Kristen. Intelektual Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke Italia. Dituturkan bahwa mereka membantu penanda dimulainya Renaisans. Itu juga merupakan beberapa tanda akhir 100 tahun Menengah oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.[32]


Pergantian kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur untuk Kesultanan Utsmaniyah ini menyebabkan jalur perdagangan sela Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus. Orang-orang Eropa tidak lagi datang ke Konstantinopel dan Venesia yang merupakan pelabuhan transit dalam perdagangan sela Asia dan Eropa. Suplai rempah-rempah]] sbg alam Kristen yang dahulunya dapat didapatkan di Konstantinopel tidak tersedia lagi karena konflik antar agama Kristen dan Islam. Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa bangsa Eropa ke kepulauan Nusantara yang pada akibatnya membuat bangsa Belanda menjajah Nusantara selama 350 tahun lamanya.

Kemunduran perdagangan di Laut Tengah juga berdampak terhadap perekonomian. Wilayah di sekitar Laut Tengah yang semula ramai dikunjungi para pedagang dari timur yang membawa rempah-rempah sah sepi. Hal ini menyebabkan keguncangan perekonomian di sekitar Laut Tengah (Mediterania).

Persiapan

Ketika Sultan Murad II digantikan oleh anaknya Mehmed II pada awal 1451, secara lapang bahwa sultan muda baru, yang masa itu berumur 19 tahun, akan menjadi penguasa yang belum dapat dan tidak menimbulkan ancaman agung bagi letak Kristen di Balkan dan Aegea. [33]Keyakinan ini diperkuat oleh utusan yang dikirim untuk Mehmed untuknya pada awal pemerintahan.[34]Ketika musim semi dan musim panas 1452, Mehmed II, yaitu buyut dari Bayezid I sudah membangun benteng di tidak jauh Bosphorus di babak Asia yang dinamakan Anadolu Hisarı yang sekarang didirikan benteng kedua beberapa mil di utara Konstantinopel di babak Eropa, tepat di seberang selat dari Anadolu Hisarı yang akan menaikkan pengaruh Turki di selat itu.[34] Adapun bidang terutama yang relevan dari benteng ini adalah kemampuannya sbg mencegah bantuan dari koloni Genoa di pantai Laut Hitam dari mencapai kota. Benteng ini dinamakan dengan Rumeli Hisarı, Rumeli dan Anadolu menjadi nama-nama babak Eropa dan Asia dari Kesultanan Utsmaniyah, masing-masing. Benteng baru ini juga dikenal sbg Boğazkesen, yang mempunyai makna, yaitu pemblokir-selat yang menekankan posisi strategis. Nama Yunani benteng itu adalah, Laimokopia yang juga menyandang makna ganda yang sama. Pada Oktober 1452, Sultan Mehmed II memrintahkan Turakhan Beg dan anaknya, Ahmad dan Omar sbg memimpin kekuatan agung sbg Peloponesia dan tetap telah tersedia sepanjang musim dingin sbg menjaga para lalim Thomas dan Demetrios dari membantu saudara mereka, Konstantinus selama Pengepungan Konstantinopel.[35]

Kaisar Bizantium Konstantinus XI berkeinginan Eropa Barat sbg menolong, namun pertolongan itu tidak bertemu dengan sukses. Sejak saling ekskomunikasi Ortodoks dan Katolik Roma pada tahun 1054, Katolik Roma Barat sudah berusaha sbg memperoleh kekuasaan atas timur; adapun serikat sudah mencoba sebelumnya di Lyon pada tahun 1274 dan memang, beberapa kaisar Paleologos memang diterima di gereja Latin. Kaisar Yohanes VII Palaiologos sudah berusaha sbg bernegosiasi dengan Paus Eugenius IV, dan pada Konsili Florence yakni pada tahun 1439 dan menghasilkan proklamasi, di Florence dari Uni Banteng.

Di musim panas 1452, ketika tugas Rumeli Hisari sudah habis dan ancaman yang berasal dari Kesultanan Utsmaniyah semakin tidak jauh, Konstantinus menulis surat sbg Paus sbg berjanji dan melaksanakan perserikatan tersebut. Adapun, diberitahukan berjalan oleh pengadilan kekaisaran pada hari Selasa, 12 Desember 1452 dan pelaksanaannya dikerjakan setengah hati.[34] Walaupun dia sangat berhasrat sbg sebuah keuntungan, Paus Nicolas V tidak mempunyai pengaruh Bizantium dan pikirnya mempunyai lebih dari Raja-Raja Barat dan Pangeran-pangerannya, beberapa di selanya sbg waspada meningkatkan kontrol Kepausan, dan ini bukanlah sarana buat berkontribusi dengan upaya, mengingat bahwa negara yang melemah di Prancis dan Inggris dari Perang Seratus Tahun, sedang Spanyol telah tersedia dalam akhir Reconquista, selain itu pertempuran internal dalam Kerajaan Jerman,Hungaria dan Polandia yang mengalami kekalahan pada Pertempuran Varna pada 1444. Meskipun beberapa pasukan sudah datang dari negara kota perdagangan Italia babak utara, kontribusi Barat tidak memadai sbg mengimbangi kekuatan Utsmani. Beberapa individu barat datang sbg mempertahankan kota sbg. Salah satunya adalah seorang prajurit yang dipakai sbg melengkapi pasukan yang berasal dari Genoa, yaitu Giovanni Giustiniani, yang tiba dengan 700 pria bersenjata lainnya di Januari 1453.[36]Seorang spesialis dalam mempertahankan kota-kota bertembok, dia langsung diberi komando pertahanan dinding tanah oleh kaisar, sekitar pada waktu yang sama para kapten dari kapal Venesia kebetulan telah tersedia di Tanduk Emas menawarkan jasa mereka pada Kaisar, yaitu membuat pembatas yang berlawanan dari arah Venesia, dan Paus Nicholas mengambil langkah sbg mengirimkan tiga buah kapal yang sarat akan kepastian, yang berlayar di tidak jauh akhir Maret.[37]Di Venesia, sementara itu, musyawarah sedang berlangsung sbg mempertimbangkan jenis bantuan yang akan dipinjamkan oleh Republik untuk Konstantinopel. Senat memutuskan sbg mengirim armada, akan tetapi telah tersedia penundaan, dan akibatnya diputuskan pada akhir April, tapi armada terlambat sehingga armada yang dikirimkan itu tak ikut dalam pertempuran.[38]Selanjutnya, 7 kapal Italia keluar dari ibu kota masa Giustiniani, maka tiba-tiba telah tersedia seorang pria yang bersumpah mempertahankan ibu kota. Pada masa yang sama, upaya Konstantinus menjanjikan hadiah sbg Sultan, habis dengan ekskusi duta agung Kaisar — bahkan diplomasi Bizantium tidak dapat menyelamatkan kota. [34]Maka dia pun segera mengajukan bermacam-macam tawaran untuk sultan supaya mau menarik pasukannya dan sbg penggantinya akan menyetorkan uang dan akan mencetuskan ketaatan padanya dan tawaran-tawaran lainnya. Namun Sultan Muhammad Al-Fatih, alih-alih menerima tawaran itu, malah dia dengan tegas berkeinginan kaisar menyerahkan kota Konstantinopel. Bila demikian, maka sultan akan memberi jaminan bahwa tidak akan telah tersedia seorang penduduk pun dan satu gereja pun yang akan diganggu.[39]

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Gambar Kejatuhan Konstantinopel oleh Theophilos Hatzimihail.

Karena khawatir akan serangan dari Tingkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah di sepanjang pantai Tanduk Emas, maka Konstantinus XI memerintahkan supaya rantai diletakkan di mulut pelabuhan. Rantai yang mengapung di atas gelondongan kayu, cukup kuat sbg mencegah kapal Turki sbg memasuki pelabuhan. Perangkat ini adalah salah satu dari dua yang dipakai sbg bantuan sementara oleh Bizantium dengan harapan sbg memperluaskan pengepungan sampai probabilitas kedatangan bantuan asing. Tingkatan Laut Utsmani berusaha melampaui rantai-rantai agung yang dipasang pasukan Bizantium, yang merupakan sarana utama mereka sbg melindungi kota dari serangan luar.[39]Strategi ini berhasil diterapkan, karena pada tahun 1204 tentara Perang Salib Keempat berhasil dielakkan pertahanan tanah Konstantinopel dengan menerobos dinding perlindungan babak bagian Tanduk Emas. Strategi lain yang dipakai oleh Bizantium adalah perbaikan dan fortifikasi tembok tanah, yaitu Dinding Theodosia. Kaisar Konstantinus XI diasumsikan perlu memastikan bahwa dinding Kabupaten Blachernae itu adalah yang paling dibentengi karena babak dinding utara menonjol. Benteng tanah yang terdiri 60 kaki (18 m), lebar parit depan yang bertangkup itu pada dinding-dindingnya babak dalam dan luar diberi jarak setiap 50-60 meter sbg diletakkan di situ menara sbg mengawasi.[40]

Kekuatan

Tentara yang mempertahankan Konstantinopel relatif sedikit; berjumlah anggar-anggar 7.000 orang, 2.000 orang di selanya adalah orang asing.[41]Pada awal pengepungan, mungkin 50.000 orang hidup di tidak jauh tembok perlindungan, termasuk para pengungsi dari daerah sekitarnya.[42]Komandan Turki Dorgano, yang telah tersedia di Konstantinopel dalam bayaran kaisar, juga menjaga seperempat dari kota di babak arah laut dengan Turki dalam upahnya.[43] Orang Turki ini tetap loyal terhadap Kaisar dan tewas pada pertempuran berikutnya.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Gambaran modern tentang Mehmed II dan Tentara Utsmaniyah menjelang kejatuhan Konstantinopel, digambar Fausto Zonaro (1854–1929).

Dinasti Utsmaniyah, dilain pihak, mempunyai kekuatan yang lebih agung. Menurut studi terbaru dan data arsip Utsmani menunjukkan bahwa telah tersedia sekitar 80.000 tentara Utsmaniyah termasuk 5/6.000-10.000 tentara elit Yanisari[3][17][18], dan ribuan pasukan Kristen,[43] yakni 1.500 kavaleri bahwa penguasa Serbia Đurađ Branković diberikan sbg dari kewajiban sbg sultan Utsmaniyah. Tetapi hanya beberapa bulan sebelumnya, dia sudah dibayar sbg memperbaiki dinding Konstantinopel. Saksi Barat kontemporer pengepungan, yang cenderung membesar-besarkan kekuatan Sultan, dengan mengatakan jumlah-jumlah yang banyak dan lebih tinggi mulai dari 160.000-200.000 atau 300.000 orang pasukan.[3] (Niccoló Barbaro: 160.000[44];Jacopo Tedaldi, pedangang Florence[45] dan George Sphrantzes:[19] 200.000; Kardinal Isidor dari Kiev [46] dan Uskup Agung Metilene, Leonardo di Chio:[47] 300,000).[48][49]

Disposisi dan Strategi Turki Utsmani

Mehmed membangun armada sbg mengepung kota dari laut (sebagian diawaki oleh pelaut Yunani dan Gallipoli).[17] Menurut anggaran kontemporer, kekuatan armada Turki Utsmani adalah terentang 100 kapal (Tedaldi), [45] 145 (Barbaro),[44] 160 (Ubertino Pusculo),[50] 200–250 (Isidore dari Kiev,[46] Leonardo di Chio)[51] sampai 430 (Sphrantzes).[19]Anggaran modern yang lebih realistis memprediksikan kekuatan armada kapal adalah 126, khusus terdiri dari 6 kapal agung, kapal biasa 10, 15 kapal kecil, 75 perahu dayung agung, dan 20 kuda pengangkut.[52]

Sebelum pengepungan Konstantinopel, dikenal bahwa Kesultanan Utsmaniyah mempunyai kemampuan melemparkan meriam ukuran sedang, tetapi kisaran beberapa babak mereka dapat mencapai dapat melewati area yang lebih jauh melampaui harapan orang-orang yang mempertahankan Konstantinopel. Kemajuan Utsmaniyah secara instrumental dalam produksi sosok senjata misterius dengan nama Orban, menurut Hungaria (walapun beberapa argumen itu dari Jerman).[53] Satu meriam dirancang oleh Orban dinamai "Basilika" mempunyai tinggi yaitu 27 kaki (8.2 m) dan dapat melemparkan meriam seberat 600 lb (272 kg) lebih dari 1 mil (1.6 km).[54]


Seorang pembuat kontruksi awalnya mencoba sbg menjual jasa untuk Bizantium, yang tidak dapat sbg mengamankan dana yang diperlukan sbg mempekerjakan dia. Orban kemudian meninggalkan Konstantinopel dan mendekati Mehmed II, mengklaim bahwa senjata itu dapat dari ledakan dinding babak Babilonia itu sendiri. Mengingat dana berlimpah dan bahan yang berlimpah juga, insinyur Hungaria membangun senjata dalam waktu tiga bulan di Adrianopel, di mana dia diseret oleh enam puluh lembu ke Konstantinopel. Sementara itu juga, Orban juga menghasilkan meriam instrumental lainnya sbg kekuatan pengepungan oleh pasukan Turki.[55]

Meriam Orban mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: butuh 3 jam sbg mengisi kembali meriam itu, suplai meriam Orban sangat singkat, dan meriam itu dituturkan sudah jatuh ketangan lain setelah 6 ahad (tapi, fakta ini diperselisihkan[3], yang dilaporkan hanya dalam surat Uskup Leonardo di Chio[47] dan di dalam surat dan seringkali tidak dapat dipercayai sebuah kronikel Rusia dari Nestor Iskander).[56]Setelah sebelumnya membuat pengecoran agung, anggar-anggar 150 mil (240 km) jauhnya, Mehmed sekarang sekarang harus menjalani proses melelahkan, yaitu mengangkut potongan-potongan agung artilerinya. Dikatakan, meriam agung Orban mempunyai didampingi oleh kru dari 60 ekor sapi dan lebih dari 400 orang .[53]

Mehmed merencanakan sbg menyerang Dinding Theodosia, yang merupakan babak terumit dari dinding dan parit yang melindungi Konstantinopel dari serangan yang berasal dari arah barat. Pasukannya berkemah di luar kota pada hari Senin setelah Paskah, 2 April 1453.

Beberapa agung pasukan Turki Utsmani berkemah di selatan Tanduk Emas, pasukan Eropa biasa berkemah terbentang di seluruh dinding, yang diperintah oleh Karaja Pasha. Pasukan biasa dari Anatolia di bawah Ishak Pasha di selatan Lycus sampai ke Laut Marmara. Mehmed sendiri membangun tenda berwarna merah-emasnya tidak jauh Mesotheichion, di mana senjata dan resimen elit, juga Yanissari, juga diposisikan. Bashi-bazouk tersebar di belakangan garis depan pertahanan. Pasukan lain di bawah Zagan Pasha dipekejakan di utara Tanduk Emas. Komunikasi dipertahankan dengan jalan bangunan melewati rawa tidak jauh Tanduk Emas.[57]

Disposisi dan Strategi Bizantium

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Dinding yang dibuat oleh Kekaisaran Romawi Timur

Kota Konstantinopel mempunyai jarak sekitar 20 km dari dinding (Dinding Theodosia: 5,5 km; dinding laut di sepanjang Golden Horn: 7 km; dinding laut di sepanjang Laut Marmara: 7,5 km) salah satu rangkaian dinding benteng paling kuat yang telah tersedia pada waktu itu. Dinding itu baru saja diperbaiki (di bawah Yohanes VII Palaiologos) dan dalam kondisi yang cukup baik, memberikan pejuang Konstantinopel argumen yang cukup sbg percaya bahwa mereka dapat bertahan sampai bantuan dari Barat tiba.[58]Selain itu juga, pejuang mempunyai perlengkapan yang relatif baik, yaitu dilengkapi dengan 26 armada: 5 dari Genoa, 5 dari Venesia, 3 dari Venesia-Kreta, 1 dari Ancona, 1 dari Aragon, 1 dari Perancis, dan 10 dari Bizantium itu sendiri.[59]

Pada 5 April, Sultan sendiri tiba bersama tentara terakhirnya, sedangkan para pejuang Romawi Timur mengambil posisi mereka.[60]Sebagaimana mereka cukup sbg menempati dinding secara semuanya, sudah diputuskan bahwa hanya dinding luar akan berawak. Konstantinus dan pasukan Yunaninya menjaga Mesoteichion, babak tengah dinding tanah, di mana mereka dilewati oleh sungai Lycus. Pada babak diasumsikan sbg titik terlemah pada dinding dan serangan yang paling dikhawatirkan di sini. Giustiniani ditempatkan di utara kaisar di Gerbang Charisia (Myriandrion); kemudian selama pengepungan, dia pindah ke Mesoteichion sbg bergabung bersama Konstantin, meninggalkan Myriandrion sbg mengisi tempat saudara Bocchiardi. Minotto dan orang Venesia-nya diberi tugas di Istana Blachernae, bersama dengan Teodoro Caristo, yaitu saudara Langasco dan Uskup Agung Leonardo di Chio. Di sebelah kiri kaisar, kemudian jauh ke selatan terdapat komandan Cataneo, bersama tentara Genoa, dan Theophilus Palaeologus yang menjaga Gerbang Pegae bersama tentara Yunaninya. Babak dinding tanah dari Gerbang Pegae dan Gerbang Emas (sendiri diamankan oleh orang Genoa tertentu yang dinamakan Manuel) yang dipertahankan oleh Filippo Contarini, sementara Demetrius Cantacuzenus mengambil posisi di babak selatan dinding Theodosia. Dinding laut jarang berawak, dengan Jacobo Contarini di Stoudion, kekuatan pertahanan darurat biarawan Yunani ke tangan kirinya, dan Pangeran Orhan telah tersedia di Pelabuhan Eleutherius. Péré Julia ditempatkan di Istana Agung dengan pasukan Genoa; Kardinal Isidore dari Kiev menjaga ujung semenanjung tidak jauh perintang pelabuhan. Dinding laut di selatan pantai Tanduk Emas dipertahankan oleh Venesia dan Genoa di bawah Gabriele Trevisano.

Serangan terakhir

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Lukisan oleh pelukis Yunani Theophilos Hatzimihail menggambarkan pertempuran di dalam kota, Konstantinus terlihat menunggangi kudap putih.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan Konstantinopel, dibuat 1499.

Persiapan sbg serangan terakhir dimulai pada petang 26 Mei dan berlangsung keesokan harinya.[61] Selama 36 jam setelah dewan perang memutuskan sbg menyerang, Utsmaniyah secara besar-besaran menggerakan tentara mereka sbg oefensif umum.[61] Tentara diberi kesempatan sbg berdoa dan beristirahat pada tanggal 28, dan kemudian serangan terakhir akan dilancarkan. Di pihak Bizantium, suatu armada kecil Venesia dengan 12 kapal, setelah menyusuri Aigeia, tiba di Ibukota pada 27 Mei dan melaporkan untuk Kaisar bahwa tidak telah tersedia armada bantuan Venesia yang agung yang akan datang.[62] Pada 28 Mei, ketika Utsmaniyah bersedia sbg serangan terakhir, prosesi keagamaan berskala agung digelar di dalam kota. Masa petang suatu upacara khidmat digelar di Hagia Sophia, di mana Kaisar dan agen gereja Latin dan Yunani ikut serta, bersama-sama dengan kaum bangsawan dari kedua pihak.[63]

Tidak lama setelah tengah malam pada 29 Mei serangan mati-matian dimulai. Pasukan Kristen Kekaisaran Utsmaniyah menyerang pertama kali, didampingi oleh gelombang serangan bersambung oleh azap ireguler, yang miskin pelatihan dan perlengkapan, serta pasukan Anatolia yang berfokus pada babak dinding Blachernai di barat laut kota, yang sudah rusak oleh meriam. Babak ini dibuat lebih tua, pada 100 tahun kesebelas, dan jauh lebih lemah. Pasukan Anatolia berhasil menembus babak dinding ini dan memasuki kota namun dengan cepat dihalau keluar oleh pasukan bertahan. Akhirnya, seiring pertempuran terus berlanjur, gelombang terakhir, yang terdiri dari Yanisari elit, menyerang dinding kota. Jenderal Genoa yang memimpin serangan darat,[3][46][47] Giovanni Giustiniani, terluka parah selama serangan, dan evakuasinya dari benteng memicu kepanikan di kalangan pasukan bertahan.[64] Giustiniani dibawa ke Khios, di mana dia meninggal dampak lukanya beberapa hari kemudian.

Dengan mundurnya pasukan Genoa yang dipminpin Giustiniani ke dalam kota dan menuju pelabuhan, Konstantinus dan pasukannya, kini tinggal berjuang sendirian, terus bertempur dan dapat menahan Yanisari sbg sementara, tapi akibatnya mereka tidak dapat menghentikan Yanisari memasuki kota. Pasukan bertahan juga kewalahan di beberapa titik di babak Konstantinus. Ketika bendera Utsmaniyah berkibar di atas sebuah gerbang belakangan kecil, Kerkoporta, yang buka, kepanikan merebak, dan pertahanan pun runtuh, seiring Yanisari, yang dipimpin oleh Ulubatlı Hasan terus menekan. Tentara Yunani berlarian ke rumah sbg melindungi keluarga, tentara Venesia berlarian ke kapal-kapal mereka, dan beberapa tentara Genoa melarikan diri ke Galata. Sisanya bunuh diri dengan melompat dari dinding kota atau menyerah.[4] Rumah-rumah Yunani yang paling tidak jauh dengan kota adalah yang pertama mengalami penyerangan oleh Utsmaniyah. Diceritakan bahwa Konstantinus, melepaskan regalia ungunya, memimpin serangan terakhir terhadap pasukan Utsmaniyah yang berdatangan, dan meninggal dalam bentrokan yang terjadi di jalanan besama para tentaranya. Di pihak lain, Nicolò Barbaro, seorang saksi mata Venesia selama pengepungan, menulis dalam buku hariannya bahwa dituturkan bahwa Konstantinus gantung diri ketika Utsmaniyah menembus gerbang San Romano, meskipun nasib akibatnya tak dikenal.[65]

Setelah serangan awal, pasukan Utsmaniyah menyebar di sepanjang kalanan kota, Mese, melewatkan forum-forum agung, dan melewatkan Gereja Rasul Suci, yang diminta oleh Mehmed II sbg dijadikan tempat letak patriark yang akan ditunjuknya, yang akan membantunya sbg lebih baik dalam mengendalikan rakyat Kristennya. Mehmed II sudah mengirim tentara sbg melindungi bangunan-bangunan penting seperti gereja tersebut.

Sedikit penduduk sipil yang beruntung berhasil kabur. Ketika orang Venesia melarikan diri ke kapal-kapal mereka, Utsmaniyah sudah merebut dinding Tanduk Emas, namun tentara Ustmaniyah tidak membunuh mereka karena lebih tertarik sbg menjarah rumah-rumah di kota. Akibatnya, Tanduk Emas diabaikan sehingga orang Venesia dapat selamat. Kapten Venesia memerintahkan anak buahnya sbg mendobrak gerbang Tanduk Emas, lalu mengisi kapal dengan tentara Venesia dan pengungsi dari kota. Segera setelah mereka pergi, beberapa kapal Genoa dan bahkan kapal Kaisar mengikuti mereka keluar dari Tanduk Emas. Tak lama setelah itu, Tingkatan Laut Utsmaniyah kembali menguasai Tanduk Emas pada tengah hari.[4]

Pasukan Utsmaniyah mendatangi Augusteum, lapangan lapang di depan gereja Hagia Sophia yang gerbang perunggunya dihalangi oleh kerumunan pendduk sipil di dalam kontruksi, berkeinginan bantuan tuhan. Setelah pintunya didobrak, tentara Utsmaniyah memisahkan orang-orang berdasarkan probabilitas harga mereka di pasar budak. Mehmed II mengizinkan pasukannya menjarah kota selama tiga hari sesuai kebiasaan.[66] Para tentara memperebutkan sejumlah rampasan perang.[67] Menurut pandai bedah Venesia Nicolò Barbaro "sepanjang hari pasukan Turk membantai banyak sekali orang Kristen di seluruh kota". Menurut Philip Mansel, ribuan penduduk sipil dibunuh dan 30.000 penduduk sipil diperbudak atau diusir.[68] Suatu catatan saksi mata, yang muncul di buku They Saw It Happen in Europe 1450-1600 (1965) karya C.R.N. Routh, menceritakan sbg berikut:

Tidak akan telah tersedia yang dapat menyamai horror dari tontonan yang mengerikan dan menakutkan ini. Orang-orang yang ketakutan oleh jeritan berlarian dari rumah mereka dan dibunuhi oleh pedang sebelum mereka kenal apa yang sedang terjadi. Dan beberapa dibantai di dalam rumah mereka di mana mereka berusaha bersembunyi, dan beberapa di gereja di mana mereka mencari perlindungan.

Para tentara Turk yang murka . . . tidak memberi ampun. Ketika mereka sudah membantai dan tidak telah tersedia lagi perlawanan, mereka berlangsung menjarah dan berkeliaran di seluruh kota mencuri, menelanjangi, merampok, membunuh, memperkosa, menawan pria, wanita, anak-anak, orang tua, anak muda, biarawan, pendeta, orang-orang dengan seluruh jenis dan kondisi . . . Telah tersedia para perawan yang terbangun dari tidur yang menganggu dan mendapati para penjahat itu berdiri di atas tubuh mereka dengan tangan penuh darah dan wajah penuh kemarahan hina. Campuran segala bangsa ini, para biadab kalut ini mendatangi rumah-rumah mereka, menyeret mereka, memaksa mereka, menodai mereka, memperkosa mereka di persimpangan jalan dan membuat mereka tunduk pada kekejaman yang pang mengerikan, Bahkan diceritakan bahwa ketika melihat para tentara ini, banyak gadis yang langsung kaku dan nyaris meninggal.

Para orang tua dengan penampilan agung ditarik rambut putihnya dan secara memilukan dipukuli. Para pendeta dijadikan tawanan berkumpul menjadi kelompok, beserta para perawan saleh, biarawan, dan pertapa yang mengabdi hanya untuk Tuhan dan hidup hanya untuk-Nya kepada-Nya mereka mengorbankan diri, yang ditarik dari sel mereka dan yang lainnya dari gereja di mana mereka mencari perlindungan, meskipun mereka menangis dan terisak dan pipi kurus mereka, dijadikan obyek hinaan sebelum dibunuh. Anak-anak lembut dirampas dengan brutal dari payudara ibu mereka dan anak gadis diperkosa secara aneh dan mengerikan, dan ribuan hal mengerikan lainnya terjadi. . .

Tempat-tempat suci dinodai, dirusak dan dijarah . . . benda-benda suci secara hina dilemparkan, patung dan wadah suci dinodai. Ornamen dibakar, dihancurkan berkeping-keping atau dibuang ke jalanan. Mezbah para santo secara brutal diobrak-abrik sbg dicari sisa-sisa yang kemudian dilemparkan ke udara. Piala dan gelas sbg perayaan Misa disishkan sbg pesta pora mereka atau dihancurkan atau dlelehkan atau dijual. Pakaian para pendeta yang bersulam emas dan dihiasi mutiara dijual untuk penawar termahal dan dilemparkan ke api sbg mengambil emasnya. Banyak sekali buku suci dan duniawi yang dibuang ke api atau dirobek-robek atau dinjak-injak. Namun beberapa agungnya dijual dengan harga yang sangat rendah, sbg beberapa sen. Altar para santo, direnggut dari fondasinya, dijungkirkan. Seluruh tempat persembunyian suci dirusak dan dihancurkan sbg memperoleh harta karun suci di dalamnya . . .

[69]

Bacaan

  • Franz Babinger: Mehmed the Conqueror and His Time (1992) Princeton University Press ISBN 0-691-01078-1
  • The Siege of Constantinople (1453), according to the eyewitness Nicolò Barbaro
  • Murr Nehme, Lina (2003). 1453: The Conquest of Constantinople. Aleph Et Taw. ISBN 2868398162. 
  • Richard A. Fletcher: The Cross and the Crescent (2005) Penguin Group ISBN 0-14-303481-2
  • Harris, Jonathan, Constantinople: Capital of Byzantium (2007) Hambledon/Continuum. ISBN 978-1-84725-179-4
  • Harris, Jonathan, The End of Byzantium (2010) Yale University Press. ISBN 978-0-300-11786-8
  • Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Osprey Publishing. ISBN 1-84176-091-9. 
  • Norwich, John Julius (1995). Byzantium: The Decline and Fall. New York: Alfred A. Knopf. ISBN 0-679-41650-1. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, I: Le testimonianze dei contemporanei (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, II: L’eco nel mondo (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople: 1453. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-39832-0. 
  • Smith, Michael Llewellyn, "The Fall of Constantinople", in History Makers magazine No. 5 (London, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson, 1969) p. 192
  • Andrew Wheatcroft: The Infidels: The Conflict Between Christendom and Islam, 638–2002 (2003) Viking Publishing ISBN 0-670-86942-2
  • Justin Wintle: The Rough Guide History of Islam (2003) Rough Guides ISBN 1-84353-018-X
  1. ^ Constantine XI (1449–1453) and the capture of Constantinople
  2. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  3. ^ a b c d e f Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli. Fondazione Lorenzo Valla: Verona. (An anthology of contemporary texts and documents on the fall of Constantinople; includes bibliographies and a detailed scholarly comment). 
  4. ^ a b c d e http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  5. ^ Nicol, Donald M. (1999). Bizans'ın Son Yüzyılları (1261–1453). İstanbul: Tarih Vakfı Yurt Yayınları. ISBN 975-333-096-0 s.418-420.
  6. ^ Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople, 1453. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 85. ISBN 0-521-39832-0. 
  7. ^ a b Merle Severy. Byzantine Empire. National Geographic. Vol. 164, No. 6 December 1983, hlm. 755?.
  8. ^ A Global Chronology of Conflict: From the Ancient World to the Modern Middle ..... , Spencer C. Tucker, 2009, hlm. 343
  9. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  10. ^ Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Oxford: Osprey Publishing. hlm. 45. ISBN 1-84176-091-9. 
  11. ^ http://www.greece.org/romiosini/fall.html
  12. ^ J. E. Kaufmann, Hanna W. Kaufmann: The Medieval Fortress: Castles, Forts, and Walled Cities of the Middle Ages, Da Capo Press, 2004, ISBN 0-306-81358-0, page 101
  13. ^ Ikram ul-Majeed Sehgal: Defence Journal (Issue 8), 2005, page 49
  14. ^ Daniel Goffman: The Ottoman Empire and Early Modern Europe, Cambridge University Press, 2002, ISBN 0-521-45908-7, page 52
  15. ^ James Patrick: Renaissance And Reformation, Marshall Cavendish, 2007, ISBN 0-7614-7650-4, page 618
  16. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. 
  17. ^ a b c Nicolle 2000.
  18. ^ a b İnalcık, Halil (2008), Osmanlı İmparatorluğu Klasik Çağ (1300–1600)
  19. ^ a b c Chronicles of George Sphrantzes; Greek text is reported in A. Mai, Classicorum auctorum e Vaticanis codicibus editorum, tome IX, Romae 1837, pp 1–100
  20. ^ The Destruction of the Greek Empire, Edwin Pears
  21. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  22. ^ Nicolle 2000, hlm.  44.
  23. ^ Uyar, Mesut; Erickson, Edward J. (2009). A military history of the Ottomans: from Osman to Atatürk. Santa Barbara: Praeger. hlm. 37. ISBN 978-0-275-98876-0. 
  24. ^ Michael Lee Lanning: The Battle 100: The Stories Behind History's Most Influential Battles, Sourcebooks, Inc., 2005, ISBN 1-4022-2475-3, pg 139–140
  25. ^ Saul S. Friedman: A history of the Middle East, McFarland, 2006, ISBN 0-7864-5134-3, page 179
  26. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  27. ^ Nicolle, David (2007). The Fall of Constantinople: The Ottoman Conquest of Byzantium. New York: Osprey Publishing. hlm. 237, 238. 
  28. ^ Ruth Tenzel Fieldman, The Fall of Constantinople, Twenty-First Century Books, 2008, hlm. 99
  29. ^ "Constantinople City of the World's Desire 1453–1924". The Washington Post. 4 February 1997. Diakses 28 October 2012. 
  30. ^ http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  31. ^ a b Steven Runciman: The Fall of Constantinople 1453, ISBN 1-107-60469-9, Cambridge University Press, 2012, hlm. 215.
  32. ^ Crowley, Roger (2006). Constantinople: The Last Great Siege, 1453. Faber. ISBN 0-571-22185-8.  (reviewed by Foster, Charles (September 22, 2006). "The Conquestof Constantinople and the end of empire". Contemporary Review. "Beberapa mengatakan 100 tahun Menengah habis kemudian" )
  33. ^ Runciman 1965, p. 60
  34. ^ a b c d Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 373. 
  35. ^ Setton, Kenneth M. (1978), The Papacy and the Levant (1204–1571), Volume II: The Fifteenth Century, DIANE Publishing, hlm. 146, ISBN 0-87169-127-2, "Sementara Mehmed II sedang membuat persiapan sbg Pengepungan Konstantinopel, dia mengirim surat sbg jenderal tua Turakhan dua anak laki-lakinya, Ahmed Beg dan Omar Beg sbg menginvasi Morea dan tetap telah tersedia di sana sepanjang musim dingin sbg menjaga lalim Thomas dan Demetrius dari kepergian mereka berdua sbg membantu saudara mereka, yaitu Konstantinus XI" 
  36. ^ Runciman 1965, pp. 83–84
  37. ^ Runciman 1965, p. 81
  38. ^ Runciman 1965, p. 85.
  39. ^ a b http://sejarahutsmani.blogspot.com/2006/11/penaklukan-konstantinople.html Penaklukan Konstantinopel
  40. ^ Michael Spilling, ed., Battles That Changed History: Key Battles That Decided the Fate of Nations ( London, Amber Books Ltd. 2010) p.187.
  41. ^ Menurut Phrantzes, Konstantinus sudah memerintahkan sbg membuat sensus, Kaisar terkejut ketika jumlah laki-laki yang dapat membawa senjata ternyata hanya 4.983 orang. Leonardo di Chio menyampaikan jumlahnya 6.000 Orang Yunani. Lihat buku The Conquest of Constantinople: 1453 Karya Steven Runciman tahun 1965, hal. 85.
  42. ^ Nicolle. Constantinople 1453, p. 32.
  43. ^ a b deremilitari.org
  44. ^ a b Nicolò Barbaro, Giornale dell'Assedio di Costantinopoli, 1453. The autograph copy is conserved in the Biblioteca Marciana in Venice. Barbaro's diary has been translated into English by John Melville-Jones (New York:Exposition Press, 1969), part of which is available on deremilitare.org
  45. ^ a b (Perancis) Concasty, M.-L., Les «Informations» de Jacques Tedaldi sur le siège et la prise de Constantinople
  46. ^ a b c (Latin) Epistola reverendissimi patris domini Isidori cardinalis Ruteni scripta ad reverendissimum dominum Bisarionem episcopum Tusculanum ac cardinalem Nicenum Bononiaeque legatum (surat Kardinal Isidor untuk Kardinal Basilios Bessarion), tertanggal 6 Juli 1453
  47. ^ a b c (Latin) Leonardo di Chio, Letter to Paus Nicholas V, tertanggal 16 Agustus 1453, di edit oleh J.-P. Migne, Patrologia Graeca, 159, 923A–944B.
  48. ^ Leonardo di Chio, Letter, 300.000).
  49. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  50. ^ Ubertino Pusculo, Constantinopolis, 1464
  51. ^ Leonardo di Chio, Letter, 930C.
  52. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sbg ref bernama Nicolle_2000.2C_p._44
  53. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 374. 
  54. ^ Davis, Paul (1999). 100 Decisive Battles. Oxford. hlm. 166. ISBN 978-0-19-514366-9. 
  55. ^ Runciman 1965, hlm. 77–78
  56. ^ Pandai lain yang dipekerjakan Dinasti Utsmaniyah adalah Ciriaco de 'Pizzicoli, dia dikenal sbg Ciriaco dari Ancona
  57. ^ Runciman 1965, pp. 94–95.
  58. ^ Nicolle 2000, p. 39.
  59. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sbg ref bernama Nicolle_2000.2C_p._45
  60. ^ The following information is taken from Runciman (1965), pp. 92–94.
  61. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 378. 
  62. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 377. 
  63. ^ Vasiliev 1952, hlm. 651–652
  64. ^ Sources hostile towards the Genoese (such as the Venetian Nicolò Barbaro), however, report that Longo was only lightly wounded or not wounded at all, but, overwhelmed by fear, simulated the wound to abandon the battlefield, determining the fall of the city. These charges of cowardice and treason were so widespread that the Republic of Genoa had to deny them by sending diplomatic letters to the Chancelleries of England, France, the Duchy of Burgundy and others. See C. Desimoni, Adamo di Montaldo, in Atti della Società Ligure di Storia Patria, X, 1874, pp. 296–7.
  65. ^ Barbaro added the description of the emperor's heroic last moments to his diary based on information he received afterward. According to some Ottoman sources Constantine was killed in an accidental encounter with Turkish marines a little further to the south, presumably while making his way to the Sea of Marmara in order to escape by sea. See Nicolle (2000).
  66. ^ Smith, Michael Llewellyn, The Fall of Constantinople, History Makers magazine No. 5, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson (London).
  67. ^ Reinert, Stephen (2002). The Oxford History of Byzantium. New York: Oxford UP. hlm. 283.  ..."the conquering sultan would quickly turn his attention to the more difficult task of rebuilding, repopulating and revitalizing the city."
  68. ^ Mansel, Philip (1995). Constantinople: City of the World's Desire. Hachette UK. hlm. 79. ISBN 0-7195-5076-9. 
  69. ^ The Sack of Constantinople, 1453" EyeWitness to History, www.eyewitnesstohistory.com (2011)

edunitas.com


Page 5

Kejatuhan Konstantinopel
Babak dari Perang Bizantium-Utsmaniyah dan Perang Utsmaniyah di Eropa
Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan terakhir Konstantinopel, miniatur Prancis 100 tahun ke-15 kontemporer
Tanggal6 April – 29 Mei 1453
LokasiKonstantinopel (Istanbul modern)
Hasil

  • Kemenangan telak Utsmaniyah;[1] dan habisnya Kekaisaran Bizantium

Pihak yang terlibat

  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kesultanan Utsmaniyah
  • Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    Kedespotan Serbia[2]

Komandan

  • Konstantinos XI- †
  • Loukas Notaras 
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
  • Theophilos Palaiologos- †
  • Demitrios Cantacuzene- †
  • Giovanni Giustiniani Longo (WIA)[3]
  • [f]:
  • Girolamo Minotto [4]
  • [g]:
  • Orhan Çelebi  
    Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?
    [5]

  • Mehmed II
  • Zaganos Pasha
  • Suleyman Baltoghlu

Kekuatan

  • 7,000[6]
  • 8,000[7]
  • 10,000[8]
  • 12,000[9]
  • 26 kapal[10]
  • Dari 7,000 - 10,000 tentara dalam pasukan Bizantium, 700 adalah orang Yunani dan Genoa dari pulau Khios dan Genoa (400 direkrut di Genoa dan 300 di Khios), 800 tentara dipimpin oleh orang-orang Venesia (sebagian besar berasal dari Kreta, yang terkenal karena bertempur secara heroik selama pengepungan), 200 tentara dari Kardinal Isidore, semuanya pemanah. Berdasarkan bangsa, telah tersedia 5.000 orang Yunani dan 2.000 orang asing, beberapa besar berasal dari Genoa dan Venesia.[11]

Korban
Total 4,000 terbunuh (termasuk militer dan sipil)[27][28]

Probabilitas banyak eksekusi

30.000 penduduk sipil diperbudak atau diusir[29] Anggaran tertinggi berkisar sampai 50.000 warga Bizantium ditawan dan kemudian diperbudak atau diusir.[4]

Tidak dikenal tapi sangat banyak[30]

  • a: Jumlah berdasarkan anggaran terkini dan data arsip Utsmaniyah. Kesultanan Utsmaniyah, sebagai argumen demografis, tidak akan bisa mengerahkan lebih dari 80.000 tentara ke area perang masa itu.[31]
  • b: Jumlah berdasarkan anggaran Barat/Kristen kontemporer[31]
  • c: Lebih spesifik, Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Palaiologos
  • d: Kerajaan Sisilia terutama menyumbangkan kapal dan beberapa tentara, namun ini bukan keputusan resmi dan diterapkan oleh beberapa kardinal.
  • e: Venesia memutuskan sebagai menyepakati perdamaian dengan Utsmaniyah pada September 1451, karena Doge mereka sudah mempunyai hubungan baik dengan Utsmaniyah dan mereka tak mau merusaknya. Mereka juga tidak mau Utsmaniyah ikut campur pada perdagangan mereka di Laut Hitam dan Laut Tengah. Upaya Venesia terutama meliputi memberi kapal pada Konstantinos XI dan sejumlah 800 tentara pada Februari 1453. Venesia juga berjanji bahwa armada yang lebih besar akan tiba sebagai menyelamatkan Konstantinopel, armada ini akan penuh dengan amunisi, tentara bugar dan perbekalan. Pada akibatnya armada ini tak pernah datang.
  • f: Kapten Genoa Giovanni Giustiniani Longo terluka dalam pertempuran, namun berhasil kabur, dan kemudian meninggal pada awal Juni 1453.
  • g: Kapten Venesia ini tidak secara resmi dikirim oleh Venesia. Alih-alih, dia adalah pemimpin koloni Venesia dan memberikan kapal-kapal Venesia di pelabuhan mereka.[4]

Kejatuhan Konstantinopel (Bahasa Turki: İstanbul'un Fethi ) adalah penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, yang terjadi setelah pengepungan sebelumnya, di bawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI. Pengepungan berlangsung dari Jumat, 6 April 1453- Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah.

Penaklukan Konstantinopel (dan dua wilayah pecahan lainnya segera setelah itu Bizantium) menandai habisnya Kekaisaran Romawi, sebuah negara yang sudah berlangsung selama nyaris 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan besar sebagai Kristen. Intelektual Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke Italia. Dituturkan bahwa mereka membantu penanda dimulainya Renaisans. Itu juga merupakan beberapa tanda kesudahan 100 tahun Menengah oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.[32]


Pergantian kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur kepada Kesultanan Utsmaniyah ini menyebabkan jalur perdagangan sela Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus. Orang-orang Eropa tidak lagi datang ke Konstantinopel dan Venesia yang merupakan pelabuhan transit dalam perdagangan sela Asia dan Eropa. Suplai rempah-rempah]] sebagai alam Kristen yang dahulunya bisa didapatkan di Konstantinopel tidak tersedia lagi karena konflik antar agama Kristen dan Islam. Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa bangsa Eropa ke kepulauan Nusantara yang pada akibatnya membuat bangsa Belanda menjajah Nusantara selama 350 tahun lamanya.

Kemunduran perdagangan di Laut Tengah juga berdampak terhadap perekonomian. Wilayah di sekitar Laut Tengah yang semula ramai dikunjungi para pedagang dari timur yang membawa rempah-rempah aci sepi. Hal ini menyebabkan keguncangan perekonomian di sekitar Laut Tengah (Mediterania).

Persiapan

Ketika Sultan Murad II digantikan oleh anaknya Mehmed II pada awal 1451, secara lapang bahwa sultan muda baru, yang masa itu berumur 19 tahun, akan menjadi penguasa yang belum bisa dan tidak menimbulkan ancaman besar bagi letak Kristen di Balkan dan Aegea. [33]Keyakinan ini diperkuat oleh utusan yang dikirim kepada Mehmed kepadanya pada awal pemerintahan.[34]Ketika musim semi dan musim panas 1452, Mehmed II, yaitu buyut dari Bayezid I sudah membangun benteng di tidak jauh Bosphorus di babak Asia yang dinamakan Anadolu Hisarı yang sekarang didirikan benteng kedua beberapa mil di utara Konstantinopel di babak Eropa, tepat di seberang selat dari Anadolu Hisarı yang akan menaikkan pengaruh Turki di selat itu.[34] Adapun bidang terutama yang relevan dari benteng ini adalah kemampuannya sebagai mencegah bantuan dari koloni Genoa di pantai Laut Hitam dari mencapai kota. Benteng ini dinamakan dengan Rumeli Hisarı, Rumeli dan Anadolu menjadi nama-nama babak Eropa dan Asia dari Kesultanan Utsmaniyah, masing-masing. Benteng baru ini juga dikenal sebagai Boğazkesen, yang mempunyai makna, yaitu pemblokir-selat yang menekankan posisi strategis. Nama Yunani benteng itu adalah, Laimokopia yang juga menyandang makna ganda yang sama. Pada Oktober 1452, Sultan Mehmed II memrintahkan Turakhan Beg dan anaknya, Ahmad dan Omar sebagai memimpin kekuatan besar sebagai Peloponesia dan tetap telah tersedia sepanjang musim dingin sebagai menjaga para lalim Thomas dan Demetrios dari membantu saudara mereka, Konstantinus selama Pengepungan Konstantinopel.[35]

Kaisar Bizantium Konstantinus XI berkeinginan Eropa Barat sebagai menolong, namun pertolongan itu tidak bertemu dengan sukses. Sejak saling ekskomunikasi Ortodoks dan Katolik Roma pada tahun 1054, Katolik Roma Barat sudah berusaha sebagai memperoleh kekuasaan atas timur; adapun serikat sudah mencoba sebelumnya di Lyon pada tahun 1274 dan memang, beberapa kaisar Paleologos memang diterima di gereja Latin. Kaisar Yohanes VII Palaiologos sudah berusaha sebagai bernegosiasi dengan Paus Eugenius IV, dan pada Konsili Florence yakni pada tahun 1439 dan menghasilkan proklamasi, di Florence dari Uni Banteng.

Di musim panas 1452, ketika tugas Rumeli Hisari sudah habis dan ancaman yang berasal dari Kesultanan Utsmaniyah semakin tidak jauh, Konstantinus menulis surat sebagai Paus sebagai berjanji dan melaksanakan perserikatan tersebut. Adapun, diberitahukan berjalan oleh pengadilan kekaisaran pada hari Selasa, 12 Desember 1452 dan pelaksanaannya dikerjakan setengah hati.[34] Walaupun dia sangat berhasrat sebagai sebuah keuntungan, Paus Nicolas V tidak mempunyai pengaruh Bizantium dan pikirnya mempunyai lebih dari Raja-Raja Barat dan Pangeran-pangerannya, beberapa di selanya sebagai waspada meningkatkan kontrol Kepausan, dan ini bukanlah sarana buat berkontribusi dengan upaya, mengingat bahwa negara yang melemah di Prancis dan Inggris dari Perang Seratus Tahun, sedang Spanyol berada dalam kesudahan Reconquista, selain itu pertempuran internal dalam Kerajaan Jerman,Hungaria dan Polandia yang mengalami kekalahan pada Pertempuran Varna pada 1444. Meskipun beberapa pasukan sudah datang dari negara kota perdagangan Italia babak utara, kontribusi Barat tidak memadai sebagai mengimbangi kekuatan Utsmani. Beberapa individu barat datang sebagai mempertahankan kota sebagai. Salah satunya adalah seorang prajurit yang digunakan sebagai melengkapi pasukan yang berasal dari Genoa, yaitu Giovanni Giustiniani, yang tiba dengan 700 pria bersenjata lainnya di Januari 1453.[36]Seorang spesialis dalam mempertahankan kota-kota bertembok, dia langsung diberi komando pertahanan dinding tanah oleh kaisar, sekitar pada waktu yang sama para kapten dari kapal Venesia kebetulan telah tersedia di Tanduk Emas menawarkan jasa mereka pada Kaisar, yaitu membuat pembatas yang berlawanan dari arah Venesia, dan Paus Nicholas mengambil langkah sebagai mengirimkan tiga buah kapal yang sarat akan kepastian, yang berlayar di tidak jauh kesudahan Maret.[37]Di Venesia, sementara itu, musyawarah sedang berlangsung sebagai mempertimbangkan jenis bantuan yang akan dipinjamkan oleh Republik kepada Konstantinopel. Senat memutuskan sebagai mengirim armada, akan tetapi telah tersedia penundaan, dan akibatnya diputuskan pada kesudahan April, tapi armada terlambat sehingga armada yang dikirimkan itu tak ikut dalam pertempuran.[38]Selanjutnya, 7 kapal Italia keluar dari ibu kota masa Giustiniani, maka tiba-tiba telah tersedia seorang pria yang bersumpah mempertahankan ibu kota. Pada masa yang sama, upaya Konstantinus menjanjikan hadiah sebagai Sultan, habis dengan ekskusi duta besar Kaisar — bahkan diplomasi Bizantium tidak bisa menyelamatkan kota. [34]Maka dia pun segera mengajukan bermacam-macam tawaran kepada sultan supaya mau menarik pasukannya dan sebagai penggantinya akan menyetorkan uang dan akan mencetuskan ketaatan padanya dan tawaran-tawaran lainnya. Namun Sultan Muhammad Al-Fatih, alih-alih menerima tawaran itu, malah dia dengan tegas berkeinginan kaisar menyerahkan kota Konstantinopel. Jika demikian, maka sultan akan memberi jaminan bahwa tidak akan telah tersedia seorang penduduk pun dan satu gereja pun yang akan diganggu.[39]

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Gambar Kejatuhan Konstantinopel oleh Theophilos Hatzimihail.

Karena khawatir akan serangan dari Tingkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah di sepanjang pantai Tanduk Emas, maka Konstantinus XI memerintahkan supaya rantai diletakkan di mulut pelabuhan. Rantai yang mengapung di atas gelondongan kayu, cukup kuat sebagai mencegah kapal Turki sebagai memasuki pelabuhan. Perangkat ini adalah salah satu dari dua yang digunakan sebagai bantuan sementara oleh Bizantium dengan harapan sebagai memperluaskan pengepungan sampai probabilitas kedatangan bantuan asing. Tingkatan Laut Utsmani berusaha melampaui rantai-rantai besar yang dipasang pasukan Bizantium, yang merupakan sarana utama mereka sebagai melindungi kota dari serangan luar.[39]Strategi ini berhasil diterapkan, karena pada tahun 1204 tentara Perang Salib Keempat berhasil dielakkan pertahanan tanah Konstantinopel dengan menerobos dinding perlindungan babak bagian Tanduk Emas. Strategi lain yang digunakan oleh Bizantium adalah perbaikan dan fortifikasi tembok tanah, yaitu Dinding Theodosia. Kaisar Konstantinus XI diasumsikan perlu memastikan bahwa dinding Kabupaten Blachernae itu adalah yang paling dibentengi karena babak dinding utara menonjol. Benteng tanah yang terdiri 60 kaki (18 m), lebar parit depan yang bertangkup itu pada dinding-dindingnya babak dalam dan luar diberi jarak setiap 50-60 meter sebagai diletakkan di situ menara sebagai mengawasi.[40]

Kekuatan

Tentara yang mempertahankan Konstantinopel relatif sedikit; berjumlah anggar-anggar 7.000 orang, 2.000 orang di selanya adalah orang asing.[41]Pada awal pengepungan, mungkin 50.000 orang hidup di tidak jauh tembok perlindungan, termasuk para pengungsi dari daerah sekitarnya.[42]Komandan Turki Dorgano, yang berada di Konstantinopel dalam bayaran kaisar, juga menjaga seperempat dari kota di babak arah laut dengan Turki dalam upahnya.[43] Orang Turki ini tetap loyal terhadap Kaisar dan tewas pada pertempuran berikutnya.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Gambaran modern tentang Mehmed II dan Tentara Utsmaniyah menjelang kejatuhan Konstantinopel, digambar Fausto Zonaro (1854–1929).

Dinasti Utsmaniyah, dilain pihak, mempunyai kekuatan yang lebih besar. Menurut studi terbaru dan data arsip Utsmani menunjukkan bahwa telah tersedia sekitar 80.000 tentara Utsmaniyah termasuk 5/6.000-10.000 tentara elit Yanisari[3][17][18], dan ribuan pasukan Kristen,[43] yakni 1.500 kavaleri bahwa penguasa Serbia Đurađ Branković diberikan sebagai dari kewajiban sebagai sultan Utsmaniyah. Tetapi hanya beberapa bulan sebelumnya, dia sudah dibayar sebagai memperbaiki dinding Konstantinopel. Saksi Barat kontemporer pengepungan, yang cenderung membesar-besarkan kekuatan Sultan, dengan mengatakan jumlah-jumlah yang banyak dan lebih tinggi mulai dari 160.000-200.000 atau 300.000 orang pasukan.[3] (Niccoló Barbaro: 160.000[44];Jacopo Tedaldi, pedangang Florence[45] dan George Sphrantzes:[19] 200.000; Kardinal Isidor dari Kiev [46] dan Uskup Agung Metilene, Leonardo di Chio:[47] 300,000).[48][49]

Disposisi dan Strategi Turki Utsmani

Mehmed membangun armada sebagai mengepung kota dari laut (sebagian diawaki oleh pelaut Yunani dan Gallipoli).[17] Menurut anggaran kontemporer, kekuatan armada Turki Utsmani adalah terentang 100 kapal (Tedaldi), [45] 145 (Barbaro),[44] 160 (Ubertino Pusculo),[50] 200–250 (Isidore dari Kiev,[46] Leonardo di Chio)[51] sampai 430 (Sphrantzes).[19]Anggaran modern yang lebih realistis memprediksikan kekuatan armada kapal adalah 126, khusus terdiri dari 6 kapal besar, kapal biasa 10, 15 kapal kecil, 75 perahu dayung besar, dan 20 kuda pengangkut.[52]

Sebelum pengepungan Konstantinopel, dikenal bahwa Kesultanan Utsmaniyah mempunyai kemampuan melemparkan meriam ukuran sedang, tetapi kisaran beberapa babak mereka dapat mencapai bisa melewati area yang lebih jauh melampaui harapan orang-orang yang mempertahankan Konstantinopel. Kemajuan Utsmaniyah secara instrumental dalam produksi sosok senjata misterius dengan nama Orban, menurut Hungaria (walapun beberapa argumen itu dari Jerman).[53] Satu meriam dirancang oleh Orban dinamai "Basilika" mempunyai tinggi yaitu 27 kaki (8.2 m) dan bisa melemparkan meriam seberat 600 lb (272 kg) lebih dari 1 mil (1.6 km).[54]


Seorang pembuat kontruksi awalnya mencoba sebagai menjual jasa kepada Bizantium, yang tidak bisa sebagai mengamankan dana yang diperlukan sebagai mempekerjakan dia. Orban kemudian meninggalkan Konstantinopel dan mendekati Mehmed II, mengklaim bahwa senjata itu bisa dari ledakan dinding babak Babilonia itu sendiri. Mengingat dana berlimpah dan bahan yang berlimpah juga, insinyur Hungaria membangun senjata dalam waktu tiga bulan di Adrianopel, di mana dia diseret oleh enam puluh lembu ke Konstantinopel. Sementara itu juga, Orban juga menghasilkan meriam instrumental lainnya sebagai kekuatan pengepungan oleh pasukan Turki.[55]

Meriam Orban mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: butuh 3 jam sebagai mengisi kembali meriam itu, suplai meriam Orban sangat singkat, dan meriam itu dituturkan sudah jatuh ketangan lain setelah 6 ahad (tapi, fakta ini diperselisihkan[3], yang dilaporkan hanya dalam surat Uskup Leonardo di Chio[47] dan di dalam surat dan seringkali tidak dapat dipercayai sebuah kronikel Rusia dari Nestor Iskander).[56]Setelah sebelumnya membuat pengecoran besar, anggar-anggar 150 mil (240 km) jauhnya, Mehmed sekarang sekarang harus menjalani proses melelahkan, yaitu mengangkut potongan-potongan besar artilerinya. Dikatakan, meriam besar Orban mempunyai didampingi oleh kru dari 60 ekor sapi dan lebih dari 400 orang .[53]

Mehmed merencanakan sebagai menyerang Dinding Theodosia, yang merupakan babak terumit dari dinding dan parit yang melindungi Konstantinopel dari serangan yang berasal dari arah barat. Pasukannya berkemah di luar kota pada hari Senin setelah Paskah, 2 April 1453.

Beberapa besar pasukan Turki Utsmani berkemah di selatan Tanduk Emas, pasukan Eropa biasa berkemah terbentang di seluruh dinding, yang diperintah oleh Karaja Pasha. Pasukan biasa dari Anatolia di bawah Ishak Pasha di selatan Lycus sampai ke Laut Marmara. Mehmed sendiri membangun tenda berwarna merah-emasnya tidak jauh Mesotheichion, di mana senjata dan resimen elit, juga Yanissari, juga diposisikan. Bashi-bazouk tersebar di belakangan garis depan pertahanan. Pasukan lain di bawah Zagan Pasha dipekejakan di utara Tanduk Emas. Komunikasi dipertahankan dengan jalan bangunan melewati rawa tidak jauh Tanduk Emas.[57]

Disposisi dan Strategi Bizantium

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Dinding yang dibuat oleh Kekaisaran Romawi Timur

Kota Konstantinopel mempunyai jarak sekitar 20 km dari dinding (Dinding Theodosia: 5,5 km; dinding laut di sepanjang Golden Horn: 7 km; dinding laut di sepanjang Laut Marmara: 7,5 km) salah satu rangkaian dinding benteng terkuat yang telah tersedia pada waktu itu. Dinding itu baru saja diperbaiki (di bawah Yohanes VII Palaiologos) dan dalam kondisi yang cukup baik, memberikan pejuang Konstantinopel argumen yang cukup sebagai percaya bahwa mereka bisa bertahan sampai bantuan dari Barat tiba.[58]Selain itu juga, pejuang mempunyai perlengkapan yang relatif baik, yaitu dilengkapi dengan 26 armada: 5 dari Genoa, 5 dari Venesia, 3 dari Venesia-Kreta, 1 dari Ancona, 1 dari Aragon, 1 dari Perancis, dan 10 dari Bizantium itu sendiri.[59]

Pada 5 April, Sultan sendiri tiba bersama tentara terakhirnya, sedangkan para pejuang Romawi Timur mengambil posisi mereka.[60]Sebagaimana mereka cukup sebagai menempati dinding secara semuanya, sudah diputuskan bahwa hanya dinding luar akan berawak. Konstantinus dan pasukan Yunaninya menjaga Mesoteichion, babak tengah dinding tanah, di mana mereka dilewati oleh sungai Lycus. Pada babak diasumsikan sebagai titik terlemah pada dinding dan serangan yang paling dikhawatirkan di sini. Giustiniani ditempatkan di utara kaisar di Gerbang Charisia (Myriandrion); kemudian selama pengepungan, dia pindah ke Mesoteichion sebagai bergabung bersama Konstantin, meninggalkan Myriandrion sebagai mengisi tempat saudara Bocchiardi. Minotto dan orang Venesia-nya diberi tugas di Istana Blachernae, bersama dengan Teodoro Caristo, yaitu saudara Langasco dan Uskup Agung Leonardo di Chio. Di sebelah kiri kaisar, kemudian jauh ke selatan terdapat komandan Cataneo, bersama tentara Genoa, dan Theophilus Palaeologus yang menjaga Gerbang Pegae bersama tentara Yunaninya. Babak dinding tanah dari Gerbang Pegae dan Gerbang Emas (sendiri diamankan oleh orang Genoa tertentu yang dinamakan Manuel) yang dipertahankan oleh Filippo Contarini, sementara Demetrius Cantacuzenus mengambil posisi di babak selatan dinding Theodosia. Dinding laut jarang berawak, dengan Jacobo Contarini di Stoudion, kekuatan pertahanan darurat biarawan Yunani ke tangan kirinya, dan Pangeran Orhan telah tersedia di Pelabuhan Eleutherius. Péré Julia ditempatkan di Istana Agung dengan pasukan Genoa; Kardinal Isidore dari Kiev menjaga ujung semenanjung tidak jauh perintang pelabuhan. Dinding laut di selatan pantai Tanduk Emas dipertahankan oleh Venesia dan Genoa di bawah Gabriele Trevisano.

Serangan terakhir

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Lukisan oleh pelukis Yunani Theophilos Hatzimihail menggambarkan pertempuran di dalam kota, Konstantinus terlihat menunggangi kudap putih.

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Pengepungan Konstantinopel, dibuat 1499.

Persiapan sebagai serangan terakhir dimulai pada petang 26 Mei dan berlangsung keesokan harinya.[61] Selama 36 jam setelah dewan perang memutuskan sebagai menyerang, Utsmaniyah secara besar-besaran menggerakan tentara mereka sebagai oefensif umum.[61] Tentara diberi kesempatan sebagai berdoa dan beristirahat pada tanggal 28, dan kemudian serangan terakhir akan dilancarkan. Di pihak Bizantium, suatu armada kecil Venesia dengan 12 kapal, setelah menyusuri Aigeia, tiba di Ibukota pada 27 Mei dan melaporkan kepada Kaisar bahwa tidak telah tersedia armada bantuan Venesia yang besar yang akan datang.[62] Pada 28 Mei, ketika Utsmaniyah bersedia sebagai serangan terakhir, prosesi keagamaan berskala besar digelar di dalam kota. Masa petang suatu upacara khidmat digelar di Hagia Sophia, di mana Kaisar dan agen gereja Latin dan Yunani ikut serta, bersama-sama dengan kaum bangsawan dari kedua pihak.[63]

Tidak lama setelah tengah malam pada 29 Mei serangan mati-matian dimulai. Pasukan Kristen Kekaisaran Utsmaniyah menyerang pertama kali, didampingi oleh gelombang serangan bersambung oleh azap ireguler, yang miskin pelatihan dan perlengkapan, serta pasukan Anatolia yang berfokus pada babak dinding Blachernai di barat laut kota, yang sudah rusak oleh meriam. Babak ini dibuat lebih tua, pada 100 tahun kesebelas, dan jauh lebih lemah. Pasukan Anatolia berhasil menembus babak dinding ini dan memasuki kota namun dengan cepat dihalau keluar oleh pasukan bertahan. Akhirnya, seiring pertempuran terus berlanjur, gelombang terakhir, yang terdiri dari Yanisari elit, menyerang dinding kota. Jenderal Genoa yang memimpin serangan darat,[3][46][47] Giovanni Giustiniani, terluka parah selama serangan, dan evakuasinya dari benteng memicu kepanikan di kalangan pasukan bertahan.[64] Giustiniani dibawa ke Khios, di mana dia meninggal dampak lukanya beberapa hari kemudian.

Dengan mundurnya pasukan Genoa yang dipminpin Giustiniani ke dalam kota dan menuju pelabuhan, Konstantinus dan pasukannya, kini tinggal berjuang sendirian, terus bertempur dan bisa menahan Yanisari sebagai sementara, tapi akibatnya mereka tidak bisa menghentikan Yanisari memasuki kota. Pasukan bertahan juga kewalahan di beberapa titik di babak Konstantinus. Ketika bendera Utsmaniyah berkibar di atas sebuah gerbang belakangan kecil, Kerkoporta, yang buka, kepanikan merebak, dan pertahanan pun runtuh, seiring Yanisari, yang dipimpin oleh Ulubatlı Hasan terus menekan. Tentara Yunani berlarian ke rumah sebagai melindungi keluarga, tentara Venesia berlarian ke kapal-kapal mereka, dan beberapa tentara Genoa melarikan diri ke Galata. Sisanya bunuh diri dengan melompat dari dinding kota atau menyerah.[4] Rumah-rumah Yunani yang paling tidak jauh dengan kota adalah yang pertama mengalami penyerangan oleh Utsmaniyah. Diceritakan bahwa Konstantinus, melepaskan regalia ungunya, memimpin serangan terakhir terhadap pasukan Utsmaniyah yang berdatangan, dan meninggal dalam bentrokan yang terjadi di jalanan besama para tentaranya. Di pihak lain, Nicolò Barbaro, seorang saksi mata Venesia selama pengepungan, menulis dalam buku hariannya bahwa dituturkan bahwa Konstantinus gantung diri ketika Utsmaniyah menembus gerbang San Romano, meskipun nasib akibatnya tak dikenal.[65]

Setelah serangan awal, pasukan Utsmaniyah menyebar di sepanjang kalanan kota, Mese, melewatkan forum-forum besar, dan melewatkan Gereja Rasul Suci, yang diminta oleh Mehmed II sebagai dijadikan tempat letak patriark yang akan ditunjuknya, yang akan membantunya sebagai lebih baik dalam mengendalikan rakyat Kristennya. Mehmed II sudah mengirim tentara sebagai melindungi bangunan-bangunan penting seperti gereja tersebut.

Sedikit penduduk sipil yang beruntung berhasil kabur. Ketika orang Venesia melarikan diri ke kapal-kapal mereka, Utsmaniyah sudah merebut dinding Tanduk Emas, namun tentara Ustmaniyah tidak membunuh mereka karena lebih tertarik sebagai menjarah rumah-rumah di kota. Akibatnya, Tanduk Emas diabaikan sehingga orang Venesia bisa selamat. Kapten Venesia memerintahkan anak buahnya sebagai mendobrak gerbang Tanduk Emas, lalu mengisi kapal dengan tentara Venesia dan pengungsi dari kota. Segera setelah mereka pergi, beberapa kapal Genoa dan bahkan kapal Kaisar mengikuti mereka keluar dari Tanduk Emas. Tak lama setelah itu, Tingkatan Laut Utsmaniyah kembali menguasai Tanduk Emas pada tengah hari.[4]

Pasukan Utsmaniyah mendatangi Augusteum, lapangan lapang di depan gereja Hagia Sophia yang gerbang perunggunya dihalangi oleh kerumunan pendduk sipil di dalam kontruksi, berkeinginan bantuan tuhan. Setelah pintunya didobrak, tentara Utsmaniyah memisahkan orang-orang berdasarkan probabilitas harga mereka di pasar budak. Mehmed II mengizinkan pasukannya menjarah kota selama tiga hari sesuai kebiasaan.[66] Para tentara memperebutkan sejumlah rampasan perang.[67] Menurut pandai bedah Venesia Nicolò Barbaro "sepanjang hari pasukan Turk membantai banyak sekali orang Kristen di seluruh kota". Menurut Philip Mansel, ribuan penduduk sipil dibunuh dan 30.000 penduduk sipil diperbudak atau diusir.[68] Suatu catatan saksi mata, yang muncul di buku They Saw It Happen in Europe 1450-1600 (1965) karya C.R.N. Routh, menceritakan sebagai berikut:

Tidak akan telah tersedia yang bisa menyamai horror dari tontonan yang mengerikan dan menakutkan ini. Orang-orang yang ketakutan oleh jeritan berlarian dari rumah mereka dan dibunuhi oleh pedang sebelum mereka kenal apa yang sedang terjadi. Dan beberapa dibantai di dalam rumah mereka di mana mereka berusaha bersembunyi, dan beberapa di gereja di mana mereka mencari perlindungan.

Para tentara Turk yang murka . . . tidak memberi ampun. Ketika mereka sudah membantai dan tidak telah tersedia lagi perlawanan, mereka berlangsung menjarah dan berkeliaran di seluruh kota mencuri, menelanjangi, merampok, membunuh, memperkosa, menawan pria, wanita, anak-anak, orang tua, anak muda, biarawan, pendeta, orang-orang dengan semua jenis dan kondisi . . . Telah tersedia para perawan yang terbangun dari tidur yang menganggu dan mendapati para penjahat itu berdiri di atas tubuh mereka dengan tangan penuh darah dan wajah penuh kemarahan hina. Campuran segala bangsa ini, para biadab kalut ini mendatangi rumah-rumah mereka, menyeret mereka, memaksa mereka, menodai mereka, memperkosa mereka di persimpangan jalan dan membuat mereka tunduk pada kekejaman yang pang mengerikan, Bahkan diceritakan bahwa ketika melihat para tentara ini, banyak gadis yang langsung kaku dan nyaris meninggal.

Para orang tua dengan penampilan agung ditarik rambut putihnya dan secara memilukan dipukuli. Para pendeta dijadikan tawanan berkumpul menjadi kelompok, beserta para perawan saleh, biarawan, dan pertapa yang mengabdi hanya kepada Tuhan dan hidup hanya untuk-Nya kepada-Nya mereka mengorbankan diri, yang ditarik dari sel mereka dan yang lainnya dari gereja di mana mereka mencari perlindungan, meskipun mereka menangis dan terisak dan pipi kurus mereka, dijadikan obyek hinaan sebelum dibunuh. Anak-anak lembut dirampas dengan brutal dari payudara ibu mereka dan anak gadis diperkosa secara aneh dan mengerikan, dan ribuan hal mengerikan lainnya terjadi. . .

Tempat-tempat suci dinodai, dirusak dan dijarah . . . benda-benda suci secara hina dilemparkan, patung dan wadah suci dinodai. Ornamen dibakar, dihancurkan berkeping-keping atau dibuang ke jalanan. Mezbah para santo secara brutal diobrak-abrik sebagai dicari sisa-sisa yang kemudian dilemparkan ke udara. Piala dan gelas sebagai perayaan Misa disishkan sebagai pesta pora mereka atau dihancurkan atau dlelehkan atau dijual. Pakaian para pendeta yang bersulam emas dan dihiasi mutiara dijual kepada penawar termahal dan dilemparkan ke api sebagai mengambil emasnya. Banyak sekali buku suci dan duniawi yang dibuang ke api atau dirobek-robek atau dinjak-injak. Namun beberapa besarnya dijual dengan harga yang sangat rendah, sebagai beberapa sen. Altar para santo, direnggut dari fondasinya, dijungkirkan. Semua tempat persembunyian suci dirusak dan dihancurkan sebagai memperoleh harta karun suci di dalamnya . . .

[69]

Bacaan

  • Franz Babinger: Mehmed the Conqueror and His Time (1992) Princeton University Press ISBN 0-691-01078-1
  • The Siege of Constantinople (1453), according to the eyewitness Nicolò Barbaro
  • Murr Nehme, Lina (2003). 1453: The Conquest of Constantinople. Aleph Et Taw. ISBN 2868398162. 
  • Richard A. Fletcher: The Cross and the Crescent (2005) Penguin Group ISBN 0-14-303481-2
  • Harris, Jonathan, Constantinople: Capital of Byzantium (2007) Hambledon/Continuum. ISBN 978-1-84725-179-4
  • Harris, Jonathan, The End of Byzantium (2010) Yale University Press. ISBN 978-0-300-11786-8
  • Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Osprey Publishing. ISBN 1-84176-091-9. 
  • Norwich, John Julius (1995). Byzantium: The Decline and Fall. New York: Alfred A. Knopf. ISBN 0-679-41650-1. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, I: Le testimonianze dei contemporanei (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli, II: L’eco nel mondo (dalam bahasa Italian). Verona: Fondazione Lorenzo Valla. 
  • Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople: 1453. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-39832-0. 
  • Smith, Michael Llewellyn, "The Fall of Constantinople", in History Makers magazine No. 5 (London, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson, 1969) p. 192
  • Andrew Wheatcroft: The Infidels: The Conflict Between Christendom and Islam, 638–2002 (2003) Viking Publishing ISBN 0-670-86942-2
  • Justin Wintle: The Rough Guide History of Islam (2003) Rough Guides ISBN 1-84353-018-X
  1. ^ Constantine XI (1449–1453) and the capture of Constantinople
  2. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  3. ^ a b c d e f Pertusi, Agostino, ed. (1976). La Caduta di Costantinopoli. Fondazione Lorenzo Valla: Verona. (An anthology of contemporary texts and documents on the fall of Constantinople; includes bibliographies and a detailed scholarly comment). 
  4. ^ a b c d e http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  5. ^ Nicol, Donald M. (1999). Bizans'ın Son Yüzyılları (1261–1453). İstanbul: Tarih Vakfı Yurt Yayınları. ISBN 975-333-096-0 s.418-420.
  6. ^ Runciman, Steven (1965). The Conquest of Constantinople, 1453. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 85. ISBN 0-521-39832-0. 
  7. ^ a b Merle Severy. Byzantine Empire. National Geographic. Vol. 164, No. 6 December 1983, hlm. 755?.
  8. ^ A Global Chronology of Conflict: From the Ancient World to the Modern Middle ..... , Spencer C. Tucker, 2009, hlm. 343
  9. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  10. ^ Nicolle, David (2000). Constantinople 1453: The end of Byzantium. Oxford: Osprey Publishing. hlm. 45. ISBN 1-84176-091-9. 
  11. ^ http://www.greece.org/romiosini/fall.html
  12. ^ J. E. Kaufmann, Hanna W. Kaufmann: The Medieval Fortress: Castles, Forts, and Walled Cities of the Middle Ages, Da Capo Press, 2004, ISBN 0-306-81358-0, page 101
  13. ^ Ikram ul-Majeed Sehgal: Defence Journal (Issue 8), 2005, page 49
  14. ^ Daniel Goffman: The Ottoman Empire and Early Modern Europe, Cambridge University Press, 2002, ISBN 0-521-45908-7, page 52
  15. ^ James Patrick: Renaissance And Reformation, Marshall Cavendish, 2007, ISBN 0-7614-7650-4, page 618
  16. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. 
  17. ^ a b c Nicolle 2000.
  18. ^ a b İnalcık, Halil (2008), Osmanlı İmparatorluğu Klasik Çağ (1300–1600)
  19. ^ a b c Chronicles of George Sphrantzes; Greek text is reported in A. Mai, Classicorum auctorum e Vaticanis codicibus editorum, tome IX, Romae 1837, pp 1–100
  20. ^ The Destruction of the Greek Empire, Edwin Pears
  21. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  22. ^ Nicolle 2000, hlm.  44.
  23. ^ Uyar, Mesut; Erickson, Edward J. (2009). A military history of the Ottomans: from Osman to Atatürk. Santa Barbara: Praeger. hlm. 37. ISBN 978-0-275-98876-0. 
  24. ^ Michael Lee Lanning: The Battle 100: The Stories Behind History's Most Influential Battles, Sourcebooks, Inc., 2005, ISBN 1-4022-2475-3, pg 139–140
  25. ^ Saul S. Friedman: A history of the Middle East, McFarland, 2006, ISBN 0-7864-5134-3, page 179
  26. ^ http://militaryhistory.about.com/od/battleswars14011600/p/Byzantine-Ottoman-Wars-Fall-Of-Constantinople.htm#
  27. ^ Nicolle, David (2007). The Fall of Constantinople: The Ottoman Conquest of Byzantium. New York: Osprey Publishing. hlm. 237, 238. 
  28. ^ Ruth Tenzel Fieldman, The Fall of Constantinople, Twenty-First Century Books, 2008, hlm. 99
  29. ^ "Constantinople City of the World's Desire 1453–1924". The Washington Post. 4 February 1997. Diakses 28 October 2012. 
  30. ^ http://coursesa.matrix.msu.edu/~fisher/hst373/readings/nicol.html
  31. ^ a b Steven Runciman: The Fall of Constantinople 1453, ISBN 1-107-60469-9, Cambridge University Press, 2012, hlm. 215.
  32. ^ Crowley, Roger (2006). Constantinople: The Last Great Siege, 1453. Faber. ISBN 0-571-22185-8.  (reviewed by Foster, Charles (September 22, 2006). "The Conquestof Constantinople and the end of empire". Contemporary Review. "Beberapa mengatakan 100 tahun Menengah habis kemudian" )
  33. ^ Runciman 1965, p. 60
  34. ^ a b c d Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 373. 
  35. ^ Setton, Kenneth M. (1978), The Papacy and the Levant (1204–1571), Volume II: The Fifteenth Century, DIANE Publishing, hlm. 146, ISBN 0-87169-127-2, "Sementara Mehmed II sedang membuat persiapan sebagai Pengepungan Konstantinopel, dia mengirim surat sebagai jenderal tua Turakhan dua anak laki-lakinya, Ahmed Beg dan Omar Beg sebagai menginvasi Morea dan tetap berada di sana sepanjang musim dingin sebagai menjaga lalim Thomas dan Demetrius dari kepergian mereka berdua sebagai membantu saudara mereka, yaitu Konstantinus XI" 
  36. ^ Runciman 1965, pp. 83–84
  37. ^ Runciman 1965, p. 81
  38. ^ Runciman 1965, p. 85.
  39. ^ a b http://sejarahutsmani.blogspot.com/2006/11/penaklukan-konstantinople.html Penaklukan Konstantinopel
  40. ^ Michael Spilling, ed., Battles That Changed History: Key Battles That Decided the Fate of Nations ( London, Amber Books Ltd. 2010) p.187.
  41. ^ Menurut Phrantzes, Konstantinus sudah memerintahkan sebagai membuat sensus, Kaisar terkejut ketika jumlah laki-laki yang bisa membawa senjata ternyata hanya 4.983 orang. Leonardo di Chio menyampaikan jumlahnya 6.000 Orang Yunani. Lihat buku The Conquest of Constantinople: 1453 Karya Steven Runciman tahun 1965, hal. 85.
  42. ^ Nicolle. Constantinople 1453, p. 32.
  43. ^ a b deremilitari.org
  44. ^ a b Nicolò Barbaro, Giornale dell'Assedio di Costantinopoli, 1453. The autograph copy is conserved in the Biblioteca Marciana in Venice. Barbaro's diary has been translated into English by John Melville-Jones (New York:Exposition Press, 1969), part of which is available on deremilitare.org
  45. ^ a b (Perancis) Concasty, M.-L., Les «Informations» de Jacques Tedaldi sur le siège et la prise de Constantinople
  46. ^ a b c (Latin) Epistola reverendissimi patris domini Isidori cardinalis Ruteni scripta ad reverendissimum dominum Bisarionem episcopum Tusculanum ac cardinalem Nicenum Bononiaeque legatum (surat Kardinal Isidor kepada Kardinal Basilios Bessarion), tertanggal 6 Juli 1453
  47. ^ a b c (Latin) Leonardo di Chio, Letter to Paus Nicholas V, tertanggal 16 Agustus 1453, di edit oleh J.-P. Migne, Patrologia Graeca, 159, 923A–944B.
  48. ^ Leonardo di Chio, Letter, 300.000).
  49. ^ Leonardo di Chio, Letter,927B: "three hundred thousand and more".
  50. ^ Ubertino Pusculo, Constantinopolis, 1464
  51. ^ Leonardo di Chio, Letter, 930C.
  52. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sebagai ref bernama Nicolle_2000.2C_p._44
  53. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 374. 
  54. ^ Davis, Paul (1999). 100 Decisive Battles. Oxford. hlm. 166. ISBN 978-0-19-514366-9. 
  55. ^ Runciman 1965, hlm. 77–78
  56. ^ Pandai lain yang dipekerjakan Dinasti Utsmaniyah adalah Ciriaco de 'Pizzicoli, dia dikenal sebagai Ciriaco dari Ancona
  57. ^ Runciman 1965, pp. 94–95.
  58. ^ Nicolle 2000, p. 39.
  59. ^ Kekeliruan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks sebagai ref bernama Nicolle_2000.2C_p._45
  60. ^ The following information is taken from Runciman (1965), pp. 92–94.
  61. ^ a b Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 378. 
  62. ^ Norwich, John Julius (1997). A Short History of Byzantium. New York: Vintage Books. hlm. 377. 
  63. ^ Vasiliev 1952, hlm. 651–652
  64. ^ Sources hostile towards the Genoese (such as the Venetian Nicolò Barbaro), however, report that Longo was only lightly wounded or not wounded at all, but, overwhelmed by fear, simulated the wound to abandon the battlefield, determining the fall of the city. These charges of cowardice and treason were so widespread that the Republic of Genoa had to deny them by sending diplomatic letters to the Chancelleries of England, France, the Duchy of Burgundy and others. See C. Desimoni, Adamo di Montaldo, in Atti della Società Ligure di Storia Patria, X, 1874, pp. 296–7.
  65. ^ Barbaro added the description of the emperor's heroic last moments to his diary based on information he received afterward. According to some Ottoman sources Constantine was killed in an accidental encounter with Turkish marines a little further to the south, presumably while making his way to the Sea of Marmara in order to escape by sea. See Nicolle (2000).
  66. ^ Smith, Michael Llewellyn, The Fall of Constantinople, History Makers magazine No. 5, Marshall Cavendish, Sidgwick & Jackson (London).
  67. ^ Reinert, Stephen (2002). The Oxford History of Byzantium. New York: Oxford UP. hlm. 283.  ..."the conquering sultan would quickly turn his attention to the more difficult task of rebuilding, repopulating and revitalizing the city."
  68. ^ Mansel, Philip (1995). Constantinople: City of the World's Desire. Hachette UK. hlm. 79. ISBN 0-7195-5076-9. 
  69. ^ The Sack of Constantinople, 1453" EyeWitness to History, www.eyewitnesstohistory.com (2011)

edunitas.com


Page 6

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, center, of studies, kelas, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 7

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, center, of studies, kelas, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 8

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, pusat ilmu, pengetahuan yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, pusat, ilmu pengetahuan, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 9

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, pusat ilmu, pengetahuan yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, pusat, ilmu pengetahuan, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 10

Mauritius merupakan sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika berkampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih bisa dibedakan dari gunung-gunung yang lain Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya merupakan Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting yang lain merupakan Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang baik. Saluran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius merupakan seorang Presiden dengan masa posisi lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 yang lain dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga dijadikan ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, persangkaan usia penduduk meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 usaha dagang/jasa offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius merupakan bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering dituturkan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang sejak yang belakang sekali 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total penduduk. Populasi yang lain merupakan ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas penduduk Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang yang lain Kristen (28%) dan Islam (17%).

Tipu daya budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius dijadikan negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas paling terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat bagi spesies burung yang dulunya tidak diketahui. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada yang belakang sekali 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau hewan peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Tautan luar


edunitas.com


Page 11

Mauritius merupakan sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika berkampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih bisa dibedakan dari gunung-gunung yang lain Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya merupakan Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting yang lain merupakan Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang baik. Saluran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius merupakan seorang Presiden dengan masa posisi lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 yang lain dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga dijadikan ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, persangkaan usia penduduk meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 usaha dagang/jasa offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius merupakan bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering dituturkan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang sejak yang belakang sekali 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total penduduk. Populasi yang lain merupakan ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas penduduk Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang yang lain Kristen (28%) dan Islam (17%).

Tipu daya budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius dijadikan negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas paling terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat bagi spesies burung yang dulunya tidak diketahui. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada yang belakang sekali 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau hewan peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Tautan luar


edunitas.com


Page 12

Mauritius merupakan sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika berkampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih bisa dibedakan dari gunung-gunung yang lain Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya merupakan Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting yang lain merupakan Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang baik. Saluran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius merupakan seorang Presiden dengan masa posisi lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 yang lain dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga dijadikan ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, persangkaan usia penduduk meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 usaha dagang/jasa offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius merupakan bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering dituturkan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang sejak yang belakang sekali 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total penduduk. Populasi yang lain merupakan ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas penduduk Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang yang lain Kristen (28%) dan Islam (17%).

Tipu daya budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius dijadikan negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas paling terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat bagi spesies burung yang dulunya tidak diketahui. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada yang belakang sekali 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau hewan peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Tautan luar


edunitas.com


Page 13

Mauritius merupakan sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika berkampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih bisa dibedakan dari gunung-gunung yang lain Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya merupakan Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting yang lain merupakan Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang baik. Saluran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius merupakan seorang Presiden dengan masa posisi lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 yang lain dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga dijadikan ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, persangkaan usia penduduk meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 usaha dagang/jasa offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius merupakan bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering dituturkan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang sejak yang belakang sekali 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total penduduk. Populasi yang lain merupakan ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas penduduk Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang yang lain Kristen (28%) dan Islam (17%).

Tipu daya budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius dijadikan negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas paling terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat bagi spesies burung yang dulunya tidak diketahui. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada yang belakang sekali 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau hewan peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Tautan luar


edunitas.com


Page 14

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, mauritania center of, studies


Page 15

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, mauritania center of, studies


Page 16

Mauritius yaitu suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 kilometer sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 kilometer sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius yaitu bagian dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika memainkan usaha menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tak lagi giat dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli sedang dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon kebanyakan terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya yaitu Port Louis di bagian barat laut. Kota-kota penting lainnya yaitu Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kemudian direbut oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius yaitu negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang patut. Arus investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius yaitu seorang Presiden dengan masa jabatan lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung untuk hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi untuk 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini yaitu dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah mengembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah sampai menjadi ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada kebanyakan periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, anggaran usia warga meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur pulih.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan beliau mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, kebanyakannya yaitu usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius yaitu bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis sedang sering dituturkan. Bahasa Kreol yang berasal dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah mengembang sejak pengahabisan 1960-an dan tak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu dipakai oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total warga. Populasi lainnya yaitu ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas warga Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang lainnya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Aturan sejak dahulu kala istiadat

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam kebudayaannya. Misalnya, masakan khas Mauritius yaitu campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius yaitu habitat untuk spesies burung yang dulunya tak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tak kelihatan terlalu terang. Namun, pada pengahabisan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo sedang disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Pranala luar


edunitas.com


Page 17

Mauritius yaitu suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 kilometer sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 kilometer sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius yaitu bagian dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika memainkan usaha menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tak lagi giat dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli sedang dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon kebanyakan terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya yaitu Port Louis di bagian barat laut. Kota-kota penting lainnya yaitu Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kemudian direbut oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius yaitu negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang patut. Arus investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius yaitu seorang Presiden dengan masa jabatan lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung untuk hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi untuk 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini yaitu dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah mengembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah sampai menjadi ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada kebanyakan periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, anggaran usia warga meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur pulih.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan beliau mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, kebanyakannya yaitu usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius yaitu bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis sedang sering dituturkan. Bahasa Kreol yang berasal dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah mengembang sejak pengahabisan 1960-an dan tak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu dipakai oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total warga. Populasi lainnya yaitu ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas warga Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang lainnya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Aturan sejak dahulu kala istiadat

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam kebudayaannya. Misalnya, masakan khas Mauritius yaitu campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius yaitu habitat untuk spesies burung yang dulunya tak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tak kelihatan terlalu terang. Namun, pada pengahabisan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo sedang disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Pranala luar


edunitas.com


Page 18

Mauritius yaitu suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 kilometer sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 kilometer sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius yaitu bagian dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika memainkan usaha menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tak lagi giat dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli sedang dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon kebanyakan terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya yaitu Port Louis di bagian barat laut. Kota-kota penting lainnya yaitu Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kemudian direbut oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius yaitu negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang patut. Arus investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius yaitu seorang Presiden dengan masa jabatan lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung untuk hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi untuk 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini yaitu dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah mengembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah sampai menjadi ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada kebanyakan periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, anggaran usia warga meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur pulih.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan beliau mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, kebanyakannya yaitu usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius yaitu bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis sedang sering dituturkan. Bahasa Kreol yang berasal dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah mengembang sejak pengahabisan 1960-an dan tak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu dipakai oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total warga. Populasi lainnya yaitu ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas warga Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang lainnya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Aturan sejak dahulu kala istiadat

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam kebudayaannya. Misalnya, masakan khas Mauritius yaitu campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius yaitu habitat untuk spesies burung yang dulunya tak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tak kelihatan terlalu terang. Namun, pada pengahabisan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo sedang disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Pranala luar


edunitas.com


Page 19

Mauritius yaitu suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 kilometer sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 kilometer sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius yaitu bagian dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika memainkan usaha menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tak lagi giat dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli sedang dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon kebanyakan terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya yaitu Port Louis di bagian barat laut. Kota-kota penting lainnya yaitu Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kemudian direbut oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius yaitu negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang patut. Arus investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius yaitu seorang Presiden dengan masa jabatan lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung untuk hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi untuk 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini yaitu dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah mengembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah sampai menjadi ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada kebanyakan periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, anggaran usia warga meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur pulih.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan beliau mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, kebanyakannya yaitu usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius yaitu bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis sedang sering dituturkan. Bahasa Kreol yang berasal dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah mengembang sejak pengahabisan 1960-an dan tak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu dipakai oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total warga. Populasi lainnya yaitu ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas warga Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang lainnya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Aturan sejak dahulu kala istiadat

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam kebudayaannya. Misalnya, masakan khas Mauritius yaitu campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius yaitu habitat untuk spesies burung yang dulunya tak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tak kelihatan terlalu terang. Namun, pada pengahabisan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo sedang disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Pranala luar


edunitas.com


Page 20

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar nouakchott, bahasa, resmi arab resmi, bagian barat, laut, afrika pesisirnya menghadap, ke samudra, faso, burundi chad djibouti, eritrea ethiopia, gabon, gambia, plaza de, soberan a, r, union sahara barat, saint helena, pusat, ilmu pengetahuan yordania, pengamat liga, arab, anggota aljazair arab, saudi mauritania, ilmu pengetahuan


Page 21

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar nouakchott, bahasa, resmi arab resmi, bagian barat, laut, afrika pesisirnya menghadap, ke samudra, faso, burundi chad djibouti, eritrea ethiopia, gabon, gambia, plaza de, soberan a, r, union sahara barat, saint helena, pusat, ilmu pengetahuan yordania, pengamat liga, arab, anggota aljazair arab, saudi mauritania, ilmu pengetahuan


Page 22

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar nouakchott, bahasa, resmi arab resmi, bagian barat, laut, afrika pesisirnya menghadap, ke samudra, faso, burundi chad djibouti, eritrea ethiopia, gabon, gambia, plaza de, soberan a, r, union sahara barat, saint helena, center, of studies yordania, pengamat liga, arab, anggota aljazair arab, saudi mauritania, of studies


Page 23

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar nouakchott, bahasa, resmi arab resmi, bagian barat, laut, afrika pesisirnya menghadap, ke samudra, faso, burundi chad djibouti, eritrea ethiopia, gabon, gambia, plaza de, soberan a, r, union sahara barat, saint helena, center, of studies yordania, pengamat liga, arab, anggota aljazair arab, saudi mauritania, of studies


Page 24


Page 25

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi


Page 26

Mauritius adalah suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Apa hubungan antara jatuhnya Konstantinopel?

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut saat Lempeng Afrika mengadakan kampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya adalah Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting lainnya adalah Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang adun. Aliran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius adalah seorang Presiden dengan masa letak lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melalui hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga menjadi ekonomi dengan pendapatan masih yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh sebab itu, persangkaan usia masyarakat meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius adalah bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu semenjak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering diceritakan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering diceritakan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang semenjak kesudahan 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga diceritakan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total masyarakat. Populasi lainnya adalah ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas masyarakat Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan lainnyanya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Cara melakukan sesuatu budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia sebab jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Saat ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat untuk spesies burung yang dulunya tidak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) sebab dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada kesudahan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sebagai suporter lambang negara.

Tautan luar


edunitas.com