Yang bukan merupakan pendukung keberhasilan pentas seni teater adalah

Pementasan “Janger Merah” Teater Syahid, UIN Jakarta dalam ajang Festival Teater Kampus (01-10-2021), foto diambil oleh Sarah Nur Almaas.

Bicara mengenai drama, pasti tidak sedikit dari kita sudah menyaksikan berbagai drama yang ada di Indonesia atau pun luar Negeri. Drama korea maupun drama Indonesia saat ini sangat diminati oleh masyarakat, alur cerita yang menarik, tokoh-tokoh yang rupawan, dan mengambilan gambar yang menakjubkan menjadi salah satu alasan mengapa drama ini mendapatkan rating yang besar. Namun, tahu kah kamu unsur apa saja yang dibutuhkan dalam drama sebagai seni pertunjukan?

Para teknisi (pekerja panggung) pasti sudah memahami apa saja unsur yang dibutuhkan saat pementasan. Tetapi di luar itu, seperti sutradara, pemain, termasuk kita sebagai penonton juga harus memahami apa saja unsur pendukung pementasan. Adanya pemahaman dan pengertian ini supaya memudahkan proses penafsiran dan memahami pementasan drama sebagai seni pertunjukkan.

Lalu, apa saja unsur pendukung yang harus dipahami dalam pementasan drama sebagai seni pertunjukan? Yuk, kita bahas!

1. Pentas: Teknik Penataan dan Komposisi

Pementasan drama, terutama drama modern tidak mungkin dapat terjadi tanpa pentas. Apa sih yang dimaksud pentas? tempat yang digunakan sebagai pertunjukan. Bentuk pentas ini bermacam-macam jenisnya, seperti menggunakan pentas arena (terbuka dari segala sisi) atau pentas satu arah, hanya dapat dilihat dari arah depan. Komposisi pentas dapat diartikan sebagai penyusunan yang artistic dan berdaya guna atas properti, perlengkapan, serta para pemain pada pentas pertunjukan.

Kostum dalam pementasan tidak sekadar sebagai aksesori semata, melainkan memiliki peran dan manfaat tertentu. Di antaranya sebagai pendukung pengembangan watak pemain dan membangkitkan sarana dan suasana dalam pementasan. Dengan adanya kostum ini, dapat menjadi ciri khas dari masing-masing pemain. Pengidentifikasian ini akan semakin mudah dipahami, terutama bagi penonton.

Tata rias sering diidentikan dengan make up. Nah, pengertian make up biasanya berkaitan dengan merias wajah yang bertujuan supaya terlihat cantik, menarik, dan lebih menawan. Namun, pengertian seperti ini tidak sesuai dengan pengertian dalam pementasan, karena make up ini justru menjadikan seseorang terlihat lebih jelek. Orang yang masih muda dan remaja dijadikan lebih tua, berkerut-kerut, serta keriput pada wajah. Pembuatan wajah ini harus berpegangan pada azas artistik dan estetik. Tata rias selain membantu menciptakan tokoh-tokoh yang dikehendaki untuk kegunaan panggung, juga berfungsi mempertegas karakter masing-masing tokoh. Seperti karakter bengis, ceria, murung, culas, dan lain-lainnya, dengan adanya tata rias ini dapat memberi kesan yang lebih dalam.

Saat kita menyaksikan pementasan drama pada umumnya dilakukan di dalam ruang atau pada sore hari menjelang malam. Melihat waktu pelaksanaan ini, maka salah satu sarana yang diperlukan adalah pencahayaan (tata sinar); supaya pertunjukkan dapat disaksikan penonton dan memberikan kesan menarik.

Pencahayaan secara umum memiliki pengertian sebagai penerangan atau menerangi. Menerangi memiliki tujuan yang sederhana, membuat suatu tempat atau ruangan menjadi terang, melenyapkan yang gelap. Sedangkan pencahayaan di dalam pementasan selain bertujuan untuk memberikan penerangan, juga bertujuan untuk menimbulkan efek dramatik, estetik, dan artistik.

5. Tata Suara dan Ilustrasi Musik

Drama, di samping sebagai seni pertunjukan visual (dilihat), juga merupakan seni pertujukan auditif (didengar). Tata suara atau tata bunyi yang menjadi istilah diperdengarkan atau didengar dalam pementasan drama.

Melalui suara ini, kita sebagai penonton dapat menangkap alur cerita yang dipentaskan. Melalui suara pula, suara hati manusia disampaikan. Misalnya suasana hati yang marah, riang, sedih, kesal, dan lain-lainnya. Para tokoh juga dapat terbantu dengan adanya musik penggiring. Musik penggiringmemiliki istilah ilustrasi musik dalam pementasan drama.

Dengan adanya penjelasan unsur pendukung dalam drama sebagai seni pertunjukan, pemain dapat memberikan pengaruh tertentu bagi efektivitas tidaknya laku dramatik yang dilakukan tersebut. Penonton dapat mengetahui detail-detail dari setiap pementasan, dan dapat memahami alur cerita.

Riantiarno, Nano. 2011. Kitab Teater Tanya Jawab Seputar Seni Pertunjukan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Pementasan “Janger Merah” Teater Syahid, UIN Jakarta dalam ajang Festival Teater Kampus (01-10-2021), foto diambil oleh Sarah Nur Almaas.

INIRUMAHPINTAR - Inilah penjelasan paling lengkap tentang Contoh, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Tradisional dan Modern Mancanegara. Teater berasal dari bahasa Yunani theatron yang berarti panggung tempat menonton. Pada mulanya juga diartikan sekumpulan penonton, kemudian ruang penonton, dan akhirnya berarti gedung pertunjukan seluruhnya, termasuk panggungnya. Pada masa sekarang (zaman now) segala yang bertalian dengan pantomim, mimik, permainan topeng, balet, opera, pertunjukan boneka (marionet), deklamasi, termasuk pula sega macam adegan wayang merupakan cakupan teater. Bentuk dasar karya seni terbentuk melalui proses cipta, rasa, dan karsa. Bobot, nilai, dan mutu karya seni bergantung pada kepekaan rasa keindahan manusia penciptanya dan penyerapan serta penghargaan lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, kesenian dikatakan sebagai hasil budi daya manusia yang mencerminkan ungkapan makna kehidupan. Selanjutnya, kesenian diwujudkan dan digarap dalam bentuk yang bersifat indah dan menghibur para penikmatnya sekaligus dimasukkan sebagai bagian dari kebudayaan dan nilai-nilai rohani yang mendasar dalam kehidupan manusia. Lalu, makna kehidupan dan nilai-nilai rohani itulah yang kemudian dirangkum menjadi nilai moral dalam sebuah kegiatan kesenian, termasuk seni teater. Teater, entah itu teater Nusantara ataupun teater mancanegara adalah karya seni yang tidak hanya memberi rasa bahagia bagi para penikmatnya. Akan tetapi, lebih dari itu teater juga memberi sumbangsih yang berguna bagi keluhuran budi dan kematangan jiwa. Bahkan teater bukan sekedar sebagai tontonan saja tetapi juga memberikan tuntunan kepada masyarakat penikmatnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kesenian mencerminkan ungkapan makna hidup dan makna hidup yang dimaksud adalah nilai moral. Sebagaimana teater Nusantara, teater mancanegara juga sarat dengan nilai moral dan merupakan cerminan makna hidup oleh penciptanya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh karya seni teater mancanegara di Asia.

Yang bukan merupakan pendukung keberhasilan pentas seni teater adalah
Contoh, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Mancanegara

A. Contoh Karya Seni Teater Tradisional Mancanegara di Asia Kita awali dengan mamahami konsep pengertian dari seni teater mancanegara. Karya seni teater mancanegara adalah karya seni teater yang ada di mancanegara yang masih terikat aturan kedaerahan atau adat di masing-masing daerahnya. Karya seni teater tradisional mancanegara yang terdapat di Asia, di antaranya sebagai berikut: 1. Nok Nok merupakan teater atau drama tradisi Thailand yang berasal dari provinsi-provinsi selatan. Pementasan dalam lakon nok ditutup dengan prosesi keagamaan. Nok ini sebenarnya adalah reformasi seni rakyat Thailand yang bernama lakon jatri. Nok mempunyai arti di luar atau selatan. 2. Nibhathin Nibhatin adalah bentuk pertunjukan roh yang berasal dari Burma. Para pelakonnya adalah para penghibur keliling yang menggunakan agama sebagai payung bagi aktivitas sekuler mereka. 3. Hat Cheo Hat Cheo adalah bentuk tertua dari pertunjukan Vietnam. Hat Cheo adalah bentuk pembaharuan dari nyanyian-nyanyian, tarian-tarian, dan lawakan rakyat yang dipertunjukkan oleh para petani Vietnam pada musim panen. Pertunjukan-pertunjukan rakyat kasta bawah ini lambat laun fokus pada sindiran sosial, terutama para pemegang kasta menengah ke atas yang tidak adil kepada rakyat. 4. Trott Trott merupakan drama tari di daerah pedesaan Kamboja, yakni sebuah tari berburu rusa yang khas. Pemain-pemain menggunakan topeng untuk memerankan lakon sebagai pemburu, lembu jantan, raksasa, dan rusa. 5.  Noh Noh adalah bentuk teater musikal yang paling tua di negeri Sakura, Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog, tetapi juga disertai dengan nyanyian (utai), tari-tarian, dan iringan musik (hayashi). Ciri unik lainnya, sang aktor utama menggunakan pakaian sutra dengan corak warna-warni sembari memakai topeng kayu. Topeng-topeng tersebut bertujuan untuk memperjelas karakter tokoh-tokoh yang diperankan para pelakonnya. 6. Kabuki Kabuki merupakan sebuah bentuk teater klasik Jepang yang ber-evolusi pada permulaan abad ke-17. Istilah kabuki beranjak dari 3 huruf Jepang yaitu, ka (nyanyian), bu (tarian), dan ki (keterampilan). Keterampilan dalam hal ini dimaksudkan adalah keterampilan menggunakan pedang. Ciri khasnya berbentuk irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostumnya sangat meriah, tata riasnya sangat mencolok, dan memakai peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di atas panggung. Tata rias wajah atau make up juga menonjolkan karakter tokoh yang dilakonkan. Lakonnya umumnya mengambil tema abad pertengahan. Selain itu, semua tokoh dalam lakon atau cerita, baik pria maupun wanita, dimainkan oleh kaum pria. 7. Bunraku Bunraku populer sekitar abad ke-16. Bunraku merupakan teater boneka di Jepang yang dimainkan dengan iringan nyanyian yang sifatnya bercerita. Musik yang dimainkan adalah shamisen, yaitu alat musik petik berdawai 3. Bunraku merupakan salah satu bentuk teater yang paling halus di dunia. Para dalang atau yang menggerakkan boneka berpakaian serba hitam. 8.  Kyogen Kyogen merupakan sebuah teater klasik Jepang yang sifatnya lelucon. Teater ini dipentaskan dengan aksi dan dialog yang amat gaya. Selain itu, dahulu teater ini dipentaskan di sela-sela pementasan noh meski sekarang terkadang dipentaskan sendiri. Kyogen tidak menggunakan topeng. 9.  Mithila-Orissa Mithila-orissa berasal dari Odissi, India. Teater ini menandai adanya pengaruh tarian di dalam interaksi budaya antardaerah. 10. Pansori Pansori adalah suatu format dalam cerita. Ada seorang pemain sandiwara sebagai pusat yang menyampaikan dialog dan nyanyian menjadi suatu cerita utuh, sedangkan pemain sandiwara yang lain menambahkan penggambaran suasana hati dan irama sesuai cerita disertai pukulan drum dan kata-kata lisan yang disebut chuimsae. Baik talchum maupun pansori tidak memiliki naskah tertulis. Keduanya menggunakan sastra lisan yang berkembang secara turun temurun. 11. Talchum Talchum secara harfiah berarti tari topeng. Talchum merupakan seni pertunjukan yang mengandung seni musik, tari, dan termasuk juga seni teater. Para pemain menggunakan topeng dan memainkan naskah dengan dialog, tarian, dan nyanyian. Oleh karena itu, pemain sandiwara bisa merahasiakan identitas mereka. Banyak dari permainan yang dimainkan mengandung syair sindiran. Karya seni teater modern di mancanegara adalah karya seni teater di mancanegara yang tidak lagi terikat aturan kedaerahan. Karya seni teater tersebut telah dimodernisasi dengan kreativitas para seniman tanpa mengindahkan aturan kedaerahan. Berikut karya seni teater modern di Malaysia dan Jepang: 1. Teater Modern di Jepang Teater modern Jepang dimulai awal abad ke-20 (1910) dengan tetap pada konsep shingeki (percobaan gaya teater Barat) dengan mengambil gaya naturalistik dan tema-tema kontemporer yang kontras dengan noh ataupun kabuki. Para periode berikutnya muncul fenomena pertumbuhan dalam drama kreasi baru, di mana memperkenalkan konsep estetik yang segar dan merevolusi teater modern ortodoks. Selain itu, digunakan gaya realistis dan bentuk drama psikologi. Contoh teater modern Jepang adalah opera Pinokio yang pernah dipentaskan oleh kelompok teater Jepang, Konnyakuza, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada tanggal 16-17 Mei 2017 silam. Naskah opera Pinokio ini digarap oleh Kiyokazu Yamamoto bersama sutradara Tae Ito. Pertunjukan opera Pinokio tersebut didukung oleh empat pemain, yaitu Takao Imura, Toshiyuki Sato, Mayumi Okahara, dan Satomi Tanaka. Selain itu, diiringi permainan piano oleh Kyoko Hagi. Ceritanya sangat orisinil, menonjolkan kegembiraan Pinokio berpetualang dan menjadi dewasa setelah berpetualang. Sebagaimana kisah Pinokio yang kita kenal selama ini, opera Pinokio ini juga mengisahkan boneka kayu dan pembuat boneka tersebut, yaitu seorang kakek bernama Gepetto. Petualangan Pinokio berawal dari berangkat ke sekolah, kemudian tergoda mengikuti pertunjukan boneka. Lalu, Pinokio ditipu oleh kucing dan rubah sehingga tersesat. Oleh karena merasa lapar, ia makan tomat milik petani dan ditangkap karena dikira mencuri ayam. Pinokio dibebaskan setelah diketahui bahwa yang mencuri ayam adalah kucing dan rubah. Petualangan Pinokio berlanjut, yaitu naik kereta kuda hingga lupa wktu dan berubah menjadi keledai karena lupa wktu tersebut. Pengrajin tabuh melemparkannya ke laut dan Pinokio ditelan ikan paus. Pinokio bertemu kakek Gepetto yang juga tertelan ikan paus saat mengembara mencarinya. Mereka meloncat dari mulut ikan paus dan bebas. Pinokio telah mengembara jauh. Ia tidak hanya menjadi kuat, tetapi juga menjadi anak yang baik. Melalui opera ini, diharapkan anak-anak bersikap baik dan tumbuh menjadi manusia dewasa yang baik. Selain itu, opera ini juga menunjukkan bahwa anak-anak butuh bermain. Kelompk teater Jepang, Konnyakuza juga pernah tampil mementaskan Si Teto Robot (2001) dan Gauche the Cellist (2003) di Indonesia. 2. Teater Modern di Malaysia Teater Malaysia berjudul Angin Kering. Teater ini karya Datuk Johan Jaaffar yang menggabungkan Persatuan Kreatif Budaya Anak Seni (KUBAS) dan Persatuan Warisan Budaya (AKRAB). Naskah Angin Kering ini mengisahkan tentang sekumpulakn manusia dari berbagai golongan yang sedang menghadapi maut karena kekeringan dan kepanasan. Keadaan tersebut mendorong para manusia tersebut berkhayal tentang kemewahan sehingga melupakan keadaan yang sebenarnya. Konflik pun muncul ketika mereka saling mencari keuntungan untuk diri sendiri. Selain itu, teater Malaysia lainnya yaitu Kerusi, karya Dr. Hatta Azad Khan yang dipentaskan oleh kelompok seni Teater dan Persembahan Anak Kolej PTPL (Rentak PTPL, Sabah). Juga ada teater Terdampar, karya Slwomir Mrozek yang dipentaskan oleh Sanggar Creative Production (Sarawak), Selanjutnya ada teater Uraung Ulu Hatinye Luke Lagih, karya Ibrahim Mohd. Selanjutnya teater Taib yang dipentaskan oleh kelompok KEULU (Terengganu). Terakhir, ada juga teater Jebat, karya Dr. Hatta Azad Khan yang dipentaskan oleh kelompok Resdungis (Pulau Pinang). Karya-karya seni teater tersebut turut serta dalam festival teater di Malaysia pada tahun 2006 silam. Sebagai pemenangnya yaitu teater berjudul Angin Kering, yang memperoleh 5 kategori penghargaan. 3. Teater Modern di Korea Setelah Negara Korea membuka pintu terhadap negara-negara asing pada akhir abad ke-19, muncul teater modern yang pertama, yaitu Hyopyul-Sa, pada tahun 1902. "Permainan Baru" menjadi istilah Korea untuk drama Barat pada waktu itu. Panggung teater baru, seperti Shakespeare mulai diperkenalkan sebagai gelombang baru dalam seni teater Korea. Sekarang ini format yang tradisional dilanjutkan oleh Lembaga Pelestarian Budaya. Dalam hal ini, pemerintah membiayai seniman tradisional untuk kelestarian teater tradisional. Teater Korea sekarang mempunyai 3 misi utama. Pertama, pemerintah membiayai teater, seperti Nasional Teater dan Seoul. Selain itu, pemerintah mendirikan Pusat Perbendaharaan Seni yang terdiri dari teater tradisional dan klasik Korea. Kedua, menjadikan Daehakro sebagai Broadway-nya Seoul. Banyak pertunjukan teater eksperimental dan mutakhir diselenggarakan di Daehakro. Ketiga, tujuan paling besar adalah membangun teater Korea sebagai teater yang populer. Hal ini diusahakan dengan banyak membangun gedung teater besar di Seoul yang sebagian besar digunakan untuk panggung pertunjukan musik dan menyaingi Broadway. A. Teater Tradisional Mancanegara Sebagaimana teater tradisional Nusantara, teater tradisi mancanegara memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, misalnya bentuk dan cara penyajian, latar (setting), gerak fisik,  dan irama pengiringnya. 2. Dialognya disertai dengan improvisasi. 3. Kaya akan pesan moral dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Misalnya, kisah Ramayana pada teater boneka di India. 4. Pertunjukkan diselenggarakan di pentas terbuka (outdoor). 5. Latar atau setting-nya masih simple (sederhana).

B. Teater Modern Mancanegara

Sebagaimana teater modern di Indonesia, teater modern mancanegara memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Masih menggunakan naskah 2. Terdapat kebebasan berimprovisasi 3. Dialog merupakan sampiran cerita 4. Timbul dari golongan elit atau kaum terpelajar 5. Kebanyakan berisi kritikan terhadap kehidupan masa kini. Unsur-Unsur Pendukung Pementasan Teater Tradisional dan Teater Modern Mancanegara Selain unsur pokok pementasan teater, terdapat juga unsur pendukung yang berperan dalam keberhasilan pementasan teater, baik teater tradisi maupun teater modern. Adapun unsur-unsur pendukung itu adalah sebagai berikut: 1. Tata Rias Tata rias merupakan unsur pendukung keberhasilan suatu pementasan teater. Tata rias ini dapat mendukung kejelasan watak atau karakter tokoh yang diperankan. 2. Tata Busana Pakaian atau busana merupakan unsur yang juga dapat membantu memperjelas karakter tokoh yang diperankan. Selain itu, busana yang memadai dan tepat dapat membuat penonton lebih tertarik untuk menyaksikan pementasan teater. 3. Tata Musik Tata musik merupakan unsur pendukung pementasan teater yang dapat menghidupkan suasana lakon melalui suara. Iringan musik yang digunakan hendaknya sesuai dengan adegan yang dipentaskan sehingga benar-benar menghidupkan lakon tersebut. 4. Tata Cahaya Unsur cahaya ini mendukung pementasan teater dalam hal memberi penerangan dan melenyapkan gelap. Tata cahaya juga sangat berkaitan dengan penggambaran latar waktu dan suasana, seperti musim atau cuaca dalam adegan yang ditampilkan. Selain itu, berfungsi dalam memperkuat kejiwaan sebuah lakon. Tata cahaya dapat membuat bagian-bagian tertentu dari pentas sesuai dengan lakon yang sedang dimainkan. 5. Dekorasi Dekorasi adalah pemandangan yang menjadi latar dari sebuah tempat yang digunakan untuk memainkan lakon. Unsur ini dapat mendukung suasana lakon dalam pementasan teater.

Demikianlah pembahasan lengkap tentang Contoh, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Mancanegara. Semoga bermanfaat!

Related Posts :