Waqaf yang sengaja dilakukan ketika membaca alquran bukan karena sebab tertentu disebut

Waqaf yang sengaja dilakukan ketika membaca alquran bukan karena sebab tertentu disebut
Alquran. shutterstock/Zurijeta

TRENDING | 28 Juli 2020 09:29 Reporter : Khulafa Pinta Winastya

Merdeka.com - Tanda waqaf dalam Al-Quran wajib dipahami dan dimengerti oleh seluruh umat Islam. Hal ini dimaksudkan agar saat membaca ayat suci Al-Quran, bisa menjaga adab-adabnya untuk memperoleh pahala yang sempurna. Berbicara soal waqaf, jika ditinjau dari segi bahasa waqaf (وقف) sendiri memiliki makna menahan atau berhenti.

Sedangkan dari sudut istilah tajwid, waqaf merupakan penghentian bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan.

Untuk lebih jelasnya, berikut Merdeka.com merangkum jenis-jenis tanda waqaf di dalam Alquran beserta penjelasannya dilansir dari laman Liputan6:

2 dari 6 halaman

تام (tāmm): merupakan waqaf sempurna yaitu pemberhentian pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, atau tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya.

كاف (kāf): waqaf yang memadai yaitu pemberhentian pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, tetapi ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya.

ﺣﺴﻦ (ḥasan): waqaf yang baik yaitu berhenti pada sebuah bacaan atau kata yang sempurna, tidak mempengaruhi arti atau makna. Akan tetapi bacaan tersebut masih mempunyai hubungan makna dengan kata setelahnya.

ﻗﺒﻴﺢ (qabīḥ): wakaf buruk yaitu pemberhentian bacaan secara tidak sempurna atau penghentian bacaan di tengah-tengah ayat. Wakaf ini harus dihindari, karena bacaan yang diwakafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain sehingga arti dari ayat terebut bisa rusak.

3 dari 6 halaman

1. Tanda waqaf  (لا) atau Waqaf La Washal memiliki arti 'tidak boleh berhenti'. Jika membaca Al-Quran dan menemui tanda waqaf ini ditengah ayat makan tidak dierbolehkan berhenti. Namun, jika tanda waqaf ini berada di akhir ayat maka diperbolehkan berhenti. 2. Tanda waqaf mim ( مـ ) atau Waqaf Lazim berarti mengharuskan berhenti di akhir kalimat sempurna. Tanda mim ( م ) sendiri memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya.  3. Tanda waqaf sad ( ﺹ ) atau Waqaf Murakhkhas memiliki arti bahwa lebih baik untuk tidak berhenti saat membacanya, namun dierbolehkan berhenti jika darurat karena tidak mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.

4. Tanda waqaf sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari "Al-wasl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik.

4 dari 6 halaman

5. Tanda waqaf qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna 'telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya', maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.6. Tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari "Qad yoosalu" yang bermakna "kadang kala boleh diwasalkan", maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan.Wasal sendiri merupakan tanda yang berarti terus dibaca atau bersambung. Membaca Al-Qur’an dengan wasal artinya jika ada tanda baca wasal, cara membacanya diteruskan atau disambung dengan kalimat berikutnya. Tanda waqaf dan wasal ini sering disebut dengan nama tanda-tanda waqaf.7. Tanda waqaf Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti.

8. Tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Artinya, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan.

5 dari 6 halaman

9. Tanda waqaf kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari "Kathaalik" yang bermakna "serupa". Artinya, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul.10. Tanda waqaf tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq yang berarti harus berhenti.11. Tanda waqaf jim ( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Boleh berhenti dan boleh untuk dilanjutkan.12. Tanda waqaf zha ( ﻇ ) bermaksud lebih baik tidak berhenti.13. Tanda waqaf Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas.14. Tanda bertitik tiga ( ... ...) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (terikat).

Waqaf ini biasanya akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.

6 dari 6 halaman

Ketika membaca ayat suci Al-Quran kita wajib memperhatikan adab-adab yang salah satunya memperhatikan tajwid serta tanda waqaf. Selain itu, adab membaca Al-Quran yang lain adalah:

  • Dalam keadaan suci
  • Membaca dengan pelan, tartil dan tidak tergesa-gesa
  • Membaca dengan khusyu'
  • Membaguskan suara saat membaca Alquran
  • Dimulai dengan isti'adzah
  • Memperhatikan panjang pendek bacaan
  • Perhatikan Tajwid dan waqaf
(mdk/khu)

Secara umum waqaf dibagi menjadi empat kategori, yaitu :

I. Waqaf Ikhtibari
Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna yang dilakukan oleh seorang Ustadz dalam proses menguji muridnya, hal ini hukumnya boleh.

II.Waqaf Intizhari
Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna yang dilakukan khusus dalam proses belajar mengajar Al-Qur‘an, hal ini dilakukan dalam rangka untuk menguasai cara membacanya dan hukumnya boleh.

III. Waqaf Idhthrari
Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna yang dilakukan dalam keadaan darurat atau terpaksa atau tidak sengaja karena kehabisan nafas, lupa, bersin, batuk, menguap, menjawab salam, dan sebagainya.Hal ini hukumnya boleh.

IV. Waqaf Ikhtiyari
Waqaf Ikhtiyari disebut juga dengan waqag Ijtihadi, yaitu berhenti sesuai dengan pilihan sendiri. Hal ini hanya dapat dikuasai oleh orang yang memahami kaedah bahasa arab.

Karena memilih sendiri tempat-tempat yang dijadikan sebagai tempat berhenti, maka waqaf Ikhtiyari bisa menjadi empat kemungkinan :

1. Waqaf At-Taamm

Waqaf At-Taam yaitu Waqaf pada ayat yang sudah sempurna artinya dan tidak ada hubungannya dengan ayat sesudahnya, baik secara lafadz atau arti. Oleh karena itu, sebaiknya seorang pembaca setelah berhenti langsung memulai dengan ayat berikutnya.

Hal ini sering terjadi ketika waqaf ini berada di ujung ayat atau waqaf pada akhir sebuah cerita, Seperti waqaf pada ayat:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ O مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ Ayat yang pertama merupakan pemujaan terhadap ALLOH. Dan ayat yang kedua merupakan ungkapan komunikasi dengan ALLOH.

Contoh lain :

Oإِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواO أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ Ujung ayat yang pertama penetapan bahwa orang-orang yang bertawaqallah yang mendapat hidayah dan beruntung. Ayat yang kedua menjelaskan keadaan orang-orang kafir.

Boleh jadi waqaf ini terjadi sebelum akhir ayat.

قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً ۖ وَكَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ "Dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina;\dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat."

Berhenti pada kata أَذِلَّةً sudah menunjukkan susunan kata yang sempurna.

لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.

Berhenti pada kata جَاءَنِي sudah menunjukkan ungkapan yang sempurna dan ayat berikutnya adalah ungkapan lain.

2. Waqaf Al-Kaafii

Waqaf Al-Kaafi yaitu waqaf pada ayat yang sudah sempurna artinya, namun ayat selanjutnya masih ada hubungan lafadz. Oleh karena itu sangat dianjurkan langsung memulai dengan ayat selanjutnya.
Contoh ;

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ Berhenti pada kata لَا يُؤْمِنُونَ sebuah ungkapan yang sempurna. Perkataan selanjutnya secara arti masih terkait dengan sebelumnya, namun dari segi lafazh merupakan susunan kata yang baru.

3. Waqaf Al-Hasan

Waqaf Al-Hasan yaitu waqaf pada ayat yang sempurna artinya. Namun secara arti dan lafazh masih terdapat hubungan. Oleh karena itu sangat dianjurkan memulai dari ayat sebelumnya, kecuali berhenti di akhir ayat.
Contoh Al-Baqorah ayat 3;

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ "... (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka."

Berhenti pada kata الصَّلَاةَ sebuah ungkapan yang sempurna, namun dianjurkan memulai dari وَيُقِيمُونَالصَّلَاةَ , karena ayat selanjutnya masih ada hubungan arti dan lafadz. Dalam bahasa arab diidtilahkan ma‘tuf.

4. Waqaf Al-Qabiih

Waqaf Al-Qabiihu yaitu waqaf pada ayat yang belum sempurna artinya, karena adanya keterkaitan dengan kata berikutnya, baik secara lafadz maupun arti, sehingga menimbulkan kesan arti yang tidak bagus atau yang merusak.
Contoh ;

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ .......الْعَالَمِينَ
مُحَمَّدً.......... رَسُولُ اللهِ
Waqaf seperti di atas tercela hukumnya, apabila dilakukan dengan sengaja,kecuali karena darurat, yang disebabkan nafas yang tidak kuat, bersin, menguap atau hal lainnya.

Contoh lainnya :

لاَ إِلَهَ................ إِلاَّ اللهُ ~ Dan Tidak ada Ilah kecuali ALLOH
Berhenti pada kata لاَ إِلَهَ menunjukkan kesan yang bertentangan dengan aqidah.


Page 2

Hukum belajar ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Kalau ada dalam suatu tempat ada seseorang yang menguasai ilmu ini maka bagi yang lainnya tidak menanggung dosa, kalau sampai tidak ada maka seluruh kaum muslimin menanggung dosa.

Sedangkan membaca Al-Quran dengan tajwid adalah wajib ‘ain artinya bagi seorang yang mukalaf baik laki-laki atau perempuan harus membaca Al-Quran dengan tajwid, kalau tidak maka dia berdosa, hal ini berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah dan ucapan para ulama.

PENGANTAR ILMU TAJWID

Menjelaskan definisi ilmu tajwid, hukum mempelajari, keutamaan mempelajari, tujuan mempelajari, dan sebagainya

Penjelasan

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Fadhilah (Keutamaan) Ilmu Tajwid

Tujuan Mempelajari llmu Tajwid

Isti‘adzah

Basmalah

Cara Menyambung Dua Surat

TEMPAT-TEMPAT KELUARNYA HURUF

Menjelaskan tempat-tempat keluarnya huruf dan sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap huruf hijaiyah dilengkapi gambar tempat-tempat keluarnya huruf.

Penjelasan

Al-Jauf (الجوف) , Rongga Tenggorokkan dan Mulut

Al-Halq (الحلق) , Tenggorokkan

Al-Lisan (اللّسان) , Lidah

Asy-Syafatan (الشفتان) , Dua Bibir

Al-Khaisyum (الخيشوم) , Pangkal Hidung

SIFAT-SIFAT HURUF

Menjelaskan bagaimana membaca nun mati atau tan win ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah menurut riwayat yang masyhur.

Penjelasan

Sifat yang memiliki lawan kata

Sifat yang tidak memiliki lawan kata

Tabel Sifat Huruf

HUKUM NUN MATI DAN TANWIN

Menjelaskan bagaimana membaca nun mati atau tan win ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah menurut riwayat yang masyhur.

Izhar (Izhar Halqy)

Idgham

Iqlab

lkhfa‘ (Ikhfa‘ Haqiqy),

HUKUM MIM MATI

Menjelaskan bagaimana membaca mim mati ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah menurut riwayat yang masyhur.

Hukum Mim Mati

HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID

Menjelaskan bagaimana membaca mim dan nun yang bertasydid.

Hukum Mim dan Nun Bertasydid

HUKUM ALIF LAM

Menjelaskan bagaimana membaca alif lam ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah.

Hukum Alif Lam

HUKUM MAD

Menjelaskan menjelaskan bagaimana dan kapan sesorang harus memanjangkan bacaan dalam Al-Quran dengan kadar-kadar tertentu, misalnya 2,4, atau 6 harakat.

Penjelasan

Mad Asli

Mad Far‘i

TAFKHIM DAN TARQIQ

Menjelaskan bagaimana dan kapan seorang pembaca Al-Quran harus menebalkan dan menipiskan suara ketika membaca huruf-huruf isti‘la, huruf ra‘, dan lafzh al jalalah.

Penjelasan

Huruf ro‘

Lafaz Jalalah

IDHGHAM MUTAMATSILAIN, MUTAJANISAIN, DAN MUTAQARIBAIN

Menjelaskan hukum idgham dan pembagiannya berdasarkan tempat-tempat keluarnya huruf.

Idgham Mutamatsilain, Mutajanisain dan Mutaqaribain

WAQAF DAN PEMBAGIANNYA

Menjelaskan bagaimana cara berwaqaf ketika membaca Al-Quran, pembagian waqaf dan tanda-tanda waqaf yang terdapat dalam Al-Quran standar.

Penjelasan

Pembagian Waqaf

Tanda-tanda waqaf

ISTILAH-ISTILAH DALAM Al-Quran

Menjelaskan beberapa istilah dan ayat-ayat gharib dalam Al-Quran dan cara membacanya menurut riwayat yang masyhur, dimana keberadaannya cukup jarang di dalam Al-Quran sehingga tidak sedikit para pembaca Al-Quran yang tidak mengetahuinya.

Ayat Sajdah

Saktah

Ayat Ghoribah Lainnya

HAMZAH QATHA‘ DAN WASHOL

Menjelaskan beberapa kaidah praktis membaca hamzah di dalam Al-Quran, mengingat sebagian besar pembaca Al-Quran belum menguasai kaidah bahasa arab dengan baik.

Hamzah Qatha‘

Hamzah Washol