Unsur kebahasaan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu

tirto.id - Pernahkah Anda mendengar istilah anekdot? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikannya sebagai cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Di sisi lain, teks anekdot juga bisa berupa kisah yang mengandung lelucon, tetapi menyimpan maksud memberikan kritikan. Taufiqur Rahman, dalam buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan menyatakan, teks anekdot biasanya berisi topik tentang layanan publik, politik, lingkungan dan sosial.

Berdasarkan pengertiannya, teks anekdot juga dapat berupa dialog singkat antara dua tokoh. Selain memberikan kesan humor, teks anekdot juga menyimpan amanat atau pesan moral dan kebenaran secara umum. Teks anekdot juga memiliki tujuan untuk membangkitkan tawa, untuk menghibur sekaligus untuk mengkritik.

Selain itu, meskipun ada juga yang berdasarkan kejadian nyata, teks anekdot juga bisa berbentuk cerita rekaan. Di balik sebuah kelucuan yang terkandung di dalam teks anekdot, kalimat yang disampaikan terkandung sebuah pesan moral. Teks anekdot memiliki ciri kebahasaan yang khas dibanding teks lainnya. Bahasanya mengandung kelucuan

Struktur Teks Anekdot

Seperti dilansir e-Modul Bahasa dan Sastra Indonesia, anekdot memiliki struktur yang membedakannya dengan teks yang lain. Struktur yang membangun anekdot itu adalah abstraksi, orientasi, krisis dan rekasi.

  • Abstraksi

Dalam penerapannya, teks anekdot diawali dengan abstrak tentang uraian singkat tentang objek atau hal yang ingin dikritik atau disindir.

  • Orientasi

Dalam orientasinya, kisah itu dilanjutkan dengan pengenalan terhadap peristiwa atau pelaku.

  • Krisis

Teks anekdot juga memuat tahapan peristiwa dan cerita mulai memuncak dan hampir menuju ke penyelesaian.

  • Reaksi

Reaksi adalah jawaban terhadap permasalahan yang diajukan pada tahap krisis.

  • Koda

Koda berisi penutup yang berisi penegasan terhadap hal yang disindir atau dikritik.

Baca juga:

  • Apa Itu Pantun, Syair dan Gurindam: Pengertian dan Ciri-cirinya?
  • Arti Majas Repetisi: Pengertian dan Contoh dalam Puisi
  • Apa Itu Majas Ironi: Pengertian dan Contoh dalam Bahasa Indonesia

Unsur Kebahasaan Teks Anekdot

Dalam penyampaiannya, teks anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas. Hal ini membuat teks anekdot menjadi berbeda dari teks-teks lainnya sehingga memberi kesan lain, seperti menyimpan kelucuan, bersifat menyindir atau memberikan kritik.

Unsur-unsur kebahasaan teks anekdot terdiri atas penggunaan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, penggunaan kalimat retoris, penggunaan konjungsi, penggunaan kata erja aksi, penggunaan kalimat perintah dan kalimat seru.

Berikut adalah unsur kebahasaan teks anekdot.

1. Memakai kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.

2. Menggunakan kalimat retoris (kalimat yang tidak membutuhkan jawaban).

3. Memakai konjungsi yang menyatakan hubungan waktu seperti "kemudian", "lalu".

4. Menggunakan kata kerja aksi seperti "menulis", "membaca" atau "berjalan".

5. Menggunakan kalimat perintah.

6. Menggunakan kalimat seru. Khususnya untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.

Baca juga:

  • Apa Itu Teks Debat: Pengertian, Struktur dan Ciri-cirinya
  • Apa Itu Teks Berita: Pengertian, Struktur dan Kaidah Kebahasaan
  • Pengertian Teks Eksplanasi, Struktur, dan Ciri-Cirinya

Baca juga artikel terkait ANEKDOT atau tulisan menarik lainnya Alexander Haryanto
(tirto.id - ale/ale)


Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Dalam sebuah teks cerita, misalnya cerpen, terdapat unsur-unsur kebahasaan yang menjadi kekhasannya. Salah satu di antaranya adalah penggunaan kalimat yang menyatakan peristiwa pada masa lampau.

Lampau adalah penanda yang menerangkan suatu kejadian atau peristiwa yang telah terjadi dan selesai dilakukan pada waktu yang telah berlalu.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C. 

Ada beberapa kaidah kebahasaan yang terdapat dalam sebuah teks berbentuk cerita, khususnya anekdot. Salah satunya menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, seperti

  • beberapa saat yang lalu,
  • kemarin,
  • setahun yang lalu,
  • dulu,
  • waktu itu.

Dengan demikian, kata atau frasa yang menyatakan peristiwa masa lalu terdapat pada pilihan jawaban D.


Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot

            Kaidah kebahasaan merupakan aturan-aturan yang sudah pasti berkaitan dengan kebahasaan yang digunakan ataupun aspek kualitas/ ciri khas yang menonjol pada suatu teks. Ada beberapa kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks anekdot. Kaidah kebahasaan tersebut yaitu:

1.     Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu

Kalimat ini mengandung isi yang menyampaikan sebuah kejadian atau peristiwa yang telah terjadi. Berikut contoh kalimat yang menyatakan sebuah peristiwa.

a.   Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun.

b.     Suatu hari seorang warga dari Sukaraja mendatangi kantor polisi.

c.   Saat itu, suasana kelas sedang hening karena Bu Eva sedang menyampaikan materi tentang adzab kubur.

Kalimat retoris merupakan kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban, karena jawaban dari pertanyaan yang diajukan secara umum sudah pasti dan tidak perlu ditanyakan lagi. Berikut contoh-contoh kalimat retoris.

a.      Apakah kamu ingin kaya?

b.     Siapa yang ingin masuk surga?

c.      Apakah kamu punya hati?

Konjungsi temporal merupakan kata hubung yang menyatakan hubungan waktu, seperti: lalu, kemudian, sebelumnya, selanjutnya, sejak, sejenak, sambil, seraya, hingga. Berikut contoh kalimat yang menggunakan konjungsi temporal.

a.   Waktu aku berjalan-jalan ke taman sekolah, aku melihat Putri sedang termenung, kemudian dia menangis.

b.     Aku berada di sekolah hingga sore hari.

c.      Selesaikan dulu pekerjaan rumahmu, selanjutnya kau boleh main sepuasnya.

4.     Verba/ kata kerja aksi

Kata kerja aksi merupakan kata kerja yang menyatakan subjek sedang melakukan suatu pekerjaan/ aksi dan bisa terlihat tindakan atau perbuatannya. Berikut contoh kalimat yang menggunakan verba aksi.

a.      Ibu sedang mengiris bawang merah di dapur.

b.     Untuk menenangkan hati, akhirnya Filga membaca Al-Quran.

c.      Tadi pagi, saat pelajaran olah raga, Fauzan berlari dengan sangat cepat.

Kalimat seru merupakan kalimat yang digunakan untuk menggambarkan perasaan yang ada di dalam diri seseorang, seperti marah, kesal, sedih, gembira, dan lain-lain. Kalimat seru atau kalimat interjeksi di akhir kalimat menggunakan tanda seru (!) dan biasanya digunakan dalam bentuk percakapan.  Berikut ini contoh-contoh kalimat seru.

a.      Ih, tak sudi aku jadi pacarmu!

b.     Sialan, aku terjebak rayuan gombalnya!

c.      Asyik, besok kita berangkat ke Korea!

d.     Wah, kerudungmu bagus sekali!

e.      Alhamdulillah, kita bisa menikah Bang!

f.       Astaga, aku sampai kaget mendengarnya!

g.     Gila, berani sekali dia mengkhianatiku!

h.     Hai Kevin, senang sekali aku melihatmu!

Kalimat perintah atau biasa juga disebut kalimat imperatif merupakan kalimat yang berisi perintah tentang sesuatu hal dengan tujuan agar orang yang diperintah dapat melaksanakan perintah tersebut. Di akhir kalimat, kalimat perintah juga menggunakan tanda seru (!). Berikut ini contoh-contoh kalimat perintah.

a.      Enyahlah kau dari kehidupanku!

b.     Buang sampah itu pada tempatnya!

c.      Jangan kau coba-coba merokok!

d.     Tolong buka jendela itu!