Tiga jalur utama pendidikan yang paling awal berdiri adalah

Edukasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan aktivitas mulia yang dilakukan manusia demi mengejar dan mendapatkan rasa kemanusiaannya. Puncak dari seluruh pendidikan yang ada dalam sejarah perkembangan manusia adalah budi pekerti luhur, baik kepada sesama manusia, sesama makhluk Tuhan (Tumbuhan, hewan, alam semesta) maupun kepada Tuhan Maha Penguasa.

Cukup disayangkan jika output dari pendidikan adalah orang yang pintar dan cerdas tapi rasa menjadi manusia menurun. Apalagi jika dihadapkan dengan uang, jangankan kolega atau teman sebaya, bahkan Tuhanpun di "suap" agar usahanya lancar. Akan sangat percuma jika telah mengenyam pendidikan namun setelah lulus, belum bisa bersosisal dengan baik misalnya, atau masih menggunakan akalnya untuk meng"akal'i orang-orang disekitarnya.

Pendidikan juga merupakan hal utama dan pertama yang harus dipelajari bagi setiap manusia khususnya manusia yang berusia 0-20 tahun. Karena didalam pendidikan ada pengetahuan dan pengetahuan sangat diperlukan agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Secara umum ada 3 jenis pendidikan, yaitu :

1. Pendidikan Formal

Sesuai dengan Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah No.17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, jalur pendidikan ini memiliki beberapa jenjang yang dimulai dari pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi. Seperti yang kita ketahui mulai dari SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi.

Pada faktanya, masyarakat khususnya di Indonesia rata-rata mengenyam pendidikan dan menyelesaikannya dijalur pendidikan formal. Pendidikan formal yang ada di Indonesia, rata-rata untuk fasilitas dan operasionalnya telah dibiayai negara. Baik yang negeri maupun swasta. Memang ada yang tidak memakai uang negara dan selama mereka mampu, itu rasanya seperti prestasi. 

Mengintip dari program pemerintah dulu yang mewajibkan belajar 9 tahun kemudian ditingkatkan menjadi wajar (wajib belajar) 12 tahun, menegaskan bahwa pemerintah dalam mengatasi pendidikan sangat luar biasa serius. Mesikpun secara hukum belum disahkan, tapi program ini salah satu prioritas presiden.

Beberapa beasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi juga telah disebar dengan macam-macam bentuknya. Mulai dari beasiswa dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, beasiswa kampus, hingga instansi-instansi yang memberikan dukungan penuh bagi yang berkeinginan kuat belajar di perguruan tinggi.

Untuk pendidikan formal, pemerintah berusaha dalam meringankan beban untuk belajar mulai dari tingkatan bawah hingga perguruan tinggi. Dalam jenjang karir pun, pendidikan formal ini sangat berpengaruh hampir di segala sektor jenis usaha.

Tradisi ini masih ada yang menganggap skill dan kompetensi yang dimiliki berbanding lurus dengan ijazah yang ada. Tapi sekarang ada juga beberapa perusahaan atau instansi tidak mementingkan ijazah namun lebih mengedepankan skill. Bahkan kemendikbud pernah berkata bahwa gelar tidak lagi menjamin kompetensi yang dimiliki.

Kurikulum yang ada di pendidikan formal memiliki cakupan yang luas, mulai dari perhitungan (matematika, statistik, dll), agama, hingga seni budaya. Dengan cakupan yang luas itu menurut pemerintah diharapkan dapat mempelajari semua ilmu pengetahuan. Akhirnya tidak sedikit juga yang mengkritik kebijakan ini karena dianggap terlalu banyak yang harus difikirkan oleh pelajar.

2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan ini dilaksanakan diluar jam dari pendidikan formal. Sebagai contoh seperti KB (Kelompok Belajar), tempat kursus, sanggar, bimbingan belajar, balai pelatihan dan sejenisnya. Seperti halnya pembinaan keagamaan, atau lembaga penguatan spiritual dalam semua agama, pondok pesantren atau asrama sejenisnya.  

Pendidikan non formal bersifat fleksibel dalam hal waktu pelaksanaan, tata tertib, hingga kurikulumnya yang cenderung fokus pada satu atau beberapa pelajaran saja. Menekankan pada satu atau beberapa pelajaran dengan maksud agar bisa mahir dalam waktu yang tidak sepanjang pada pendidikan formal.

Seperti contoh dalam Agama Islam ada TPA/TPQ yaitu tempat pembinaan baca dan tulis Al-Qur'an. Waktu pembelajarannya antara 2-3 jam saja perharinya. Itu pun tidak seminggu full tergantung kebijakan pada setiap tempat. Seperti bimbel (bimbingan belajar) yang mengajarkan pada waktu yang tidak panjang tapi fokus pada pelajaran tertentu. Kecuali untuk pondok pesantren atau asrama yang bisa bertahun-tahun mengenyam pendidikan didalamnya.

Kelebihan dari pendidikan non formal ini adalah materi yang disampaikan tidak terlalu banyak, imbasnya anak yang belajar bisa lebih mendalami materi terkait dengan baik. Bisa juga sebagai skill yang bisa ditonjolkan ketika terjun kedalam dunia kerja.

3. Pendidikan Informal 

Pendidikan jenis informal ini adalah pendidikan yang berbasis pada keluarga dan masyarakat dimana teman kelasnya adalah saudara, orang tua, kakek-nenek dirumah. Sedangkan kakak/adik kelasnya adalah lingkungan sekitar yang sangat berperan penting dalam keberlangsungan pendidikan informal.

Pendidikan ini sesuai dengan pengertiannya memiliki ruang lingkup paling kompleks dari jalur pendidikan sebelumnya (pendidikan formal dan non formal). Sesuai dengan pengertiannya juga, pendidikan informal mempunyai dua lingkungan penting yaitu keluarga dan lingkungan.

Para akademisi memberikan istilah lain dari pendidikan informal dalam lingkup keluarga sebagai pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga ini punya submateri yang tidak sedikit mulai dari pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan intelektual, pendidikan sosial, bahkan pendidikan seks yang semestinya juga diajarkan mulai dari lingkup keluarga.

Dilihat dari sudut pandang ruang lingkup, pendidikan informal memiliki kawasan penting dan kompleks. Penting karena ada peran keluarga dan kompleks ada ruang masyarakat yang ada didalamnya. Lantas, kawasan seluas itu adakah regulasi terstruktur yang mengatur kurikulum atau metode penyampaian kepada peserta didik?

Bayangkan saja berapa lama waktu yang diperlukan untuk pendidikan informal? Ya sepanjang hayat. Mulai masa balita, anak kecil, remaja, hingga dewasa bahkan lanjut usia sekalipun masih berhak mengenyam informal. Waktu sepanjang itu apakah ada pengaruh terhadap peserta didik? Jelas berpengaruh. Waktu bertemu antara pendidik dan peserta didik lebih panjang dan intensitas bertemunya lebih sering dari pada pendidikan formal.

Pendidik dalam hal ini adalah seseorang siapa saja yang memberikan pelajaran apa saja dan kapan saja terhadap orang yang diinginkannya. Dalam lingkup keluarga seperti bapak kepada anak, ibu kepada anak sedangkan lingkup masyarakat bisa siapa saja orang yang mungkin lebih tua atau berpengalaman memberikan kepada orang lain yang diinginkan.

Setiap masa belajar, setelah menyelesaikannya pasti akan ada ujian akhir kemudian bisa dinyatakan lulus bahkan ada tanda selesai belajar (sejenis rapor atau ijazah). Pada pendidikan formal kita tau semua bahwa tanda selesai belajar akan mendapatkan ijazah. Karena ijazah ini sampai saat ini masih menjadi acuan pertimbangan pada instansi-instasi dalam perekrutan anggota. Pada pendidikan non formal juga rata-rata telah ada tanda selesai belajar karena dinilai pencapaian saat belajar berhak diabadikan lewat ijazah.

Lantas untuk pendidikan informal yang mempunyai jangka waktu sepanjang masa, apakah ada apresisasi atau penghargaan yang diberikan atas pencapaian yang dilakukan? Mungkin itu terlalu administratif, untuk tau kapan bisa lulus dari pendidikan informal saja tidak ada yang tau karena sifatnya sepanjang hayat.

Sedikit lucu ketika ada orang tua yang merasa kecewa atas prestasi yang dicapai anaknya pada sekolah formal yang kemudian saling menyalahkan sana-sini. Terlepas sadar atau tidak, dilihat dari durasi waktu sehari-hari saja jika dikalkulasikan masih banyak waktu diluar pendidikan formal.

Para pakar dan akademisi memberikan detail didalam pendidikan informal diantarnya seperti pendidikan keluarga, pendidikan anak, psikologi anak, sosiologi, antropologi, psikologi keluarga, psikologi remaja, manajemen keluarga, komunikasi masyarakat dan lain sebagainya.

Dari tiga jalur pendidikan tersebut, manakah yang utama? Yang terpenting tetap merasa pelajar dan mencari pengetahuan dimanapun dan sampai kapanpun. Tetap menjadi manusia yang haus dengan pendidikan entah dengan siapa mempelajarinya, karena setiap manusia bisa dijadikan pembelajaran apapun pekerjaannya. Ibarat manusia adalah botol jadilah botol yang selalu membuka tutupnya. Jika nanti dimasuki air, maka airnya tetap bisa masuk mesikpun telah penuh.

PERJUANGAN NAHDLATIL ULAMA DI SEGALA BIDANGA. Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Bidang pendidkan dan ilmu pengetahuan merupakan kegiatan utama NU. Dalam NU ada tiga jalur utama pendidikan , yaitu pondik pesantren, madrasah dan sekolah umum , ketiga jalir ini harus dimiliki , diurus dan dibina srbaik-baiknya.Contoh perjuangan NU di bidang pendidikan antara lain :-Di bentukna RMI ( Robithoh Maahidil Islamiyah ) yang beranggotakan ribuan pondok pesantren di seluruh Indonesia.-Berdirinya madrasah-madrasah yang dikelola NU mulai dari RA ( Raudlatul Athfal ), MI, MTs, Madrasah Aliyah sampai Perguruan Tinggi Agama Islam.-Mendirikan sekolah-sekolah umum mulai dari TK, SD, SMP, SMA, Sekolah Kejuruan sampai Perguruan Tinggi.-Untuk menyatukan langkah pembinaan dan pengembangan , dibentuklah Lembaga Pendidikan Maarif NU yang tugas pokoknya untuk membina dan mengembangkan madrasah dan sekolah yang didirikan oleh NU.

B. Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan

- Dibentuknya lembaga perekonomian antara lain : Syirkah Muawanah ( Badan Koperasi ), Syirkah Tijariyah ( Koperasi Niaga ), Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama ( LP2NU ), KOPTANU ( Koperasi Pertanian NU ), LPNU ( Lembaga Perekonomian NU ), LPTKNU ( Lembaga Pengembangan Tenaga Kerja Nahdlatul Ulama ) , SARBUMUSI ( Sarikat Buruh Muslimin Indonesia ) dll.- NU telah memiliki perusahaan yang sudah mendirikan beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di beberapa daerah yaitu PT Duta Dunia Perintis.

C. Bidang Sosial dan Budaya

Bagi NU seni budaya yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dapat dijadikan sebagai saranah dakwah, untuk mengurusi bidang seni budaya ini NU mendirikan LESBUMI ( Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim ) dan ISHARI ( Ikatan Seni Hadrah Indonesia )

Kesenian yang dikembangkan oleh LESBUMI adalah jenis kaligrafi, qasidah rebana dan seni drama islami.

D. Politik Kenegaraan

Banyak hal yang dlakukan NU di bidang Polotik Kenegaraan antara lain :- Pada tahun 1937 mempelopori berdirinya MIAI ( Majelis Islam A'la Indonesia )- NU ikut berperan dalam merumusan Pancasila dan UUD 1945. Diantara tokoh NU yang duduk dalam tim perumus tersebut adalah K.H. Abdul Wahid Hasyim.- Membentuk fron Pancasila yang dipimpin oleh H. Subhan SE.- Mendirikan Partai politik yaitu PKB ketika Indonesia memasuki era reformasi- dan lain-lain.

Latihan soal :

Isilah titik - titik berikut dengan jawaban yang benar

1. Ada tiga jalur utama pendidikan yaitu ...2. LP Maarif NU bertugas menangani ...3. Perusahaan milik NU yang telah mendirikan beberapa BPR bernama ...4. Jenis kesenian yang dikembangkan oleh LESBUMI adalah ...5. Alasan NU menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah untuk ...6. SARBUMUSI adalah lembaga yang menangani bidang ...7. RMI dibentuk dengan tujuan ...8. Lembaga yang menangani bidang tenaga kerja dalam NU adalah ...9. ISHARI singkatan dari ...10. Tokoh NU yang duduk dalam tim perumus UUD 1945 adalah ...UKHUWAH NAHDLIYAH

Ukhuwah Nahdliyah berarti persaudaraan menurut pandangan NU. Banyak ayat alqur'an maupun hadis Nabi yang memerintahkan hal tersebut, diantaranya S. Al hujurat ayat 10 dan 13, juga hadis Nabi Muhammad SAW. riwayat Bukhari Muslim yang artinya "Kamu akan melihat orang beriman itu saling menyayangi, saling mencintai dan saling mengasihi bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merasa sakit maka anggota lainnya ikut merasakan sakit dengan tidak dapat tidur dan panas"
A. Macam-macam Ukhuwah

1. Ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan yang dibangun berdasarkan persamaan aqidah Islam. 2. Ukhuwah Wathaniyah, yaitu persaudaraan yang dibangun berdasarkan kesamaan kebangsaan . 3. Ukhuwah Basyariyah, yaitu persaudaraan yang dibangun berdasarkan rasa kemanusiaan.B. Penerapan Ukhuwah Ketiga jenis ukhuwah diatas harus dipahami dan diamalkan secara serentak, terpadu dan tidak boleh dipertentangkan, misalnya dalam melaksanakan ukhuwah islamiyah tidak boleh mengabaikan ukhuwah wathaniyah,


Page 2