Senyawa mangan yang digunakan dalam pembuatan sel kering baterai adalah

INIRUMAHPINTAR.COM - Mangan Dioksida (MnO2) adalah senyawa mineral mangan logam. Senyawa ini digunakan untuk berbagai tujuan. Salah satunya yaitu sebagai bagian penyusun dari baterai sel kering seperti baterai karbon seng dan baterai alkaline. Dengan kata lain, MnO2 digunakan di sebagian besar baterai sekali pakai. Terlepas dari penggunaan ini, Mangan Dioksida digunakan untuk berbagai keperluan yang bermanfaat. Mangan dioksida adalah mineral industri dengan sejumlah kualitas bermanfaat. Ciri  warnanya yaitu coklat kehitam-hitaman. Jika Anda ingin membelinya, bisa didapat dengan mudah melalui toko online atau toko-toko tertentu dengan harga terjangkau. Nah, lalu apa saja manfaatnya!. Yuk, mari kita simak penggunaan dan pemanfaatan Mangan Dioksida (MnO2) berikut ini: Senyawa mineral MnO2 digunakan untuk membuat kaca berwarna. Kaca menjadi berwarna hijau karena adanya kotoran besi. Mangan bisa digunakan sebagai agen penghilang bau untuk mendapatkan warna asli kaca.

Senyawa mangan yang digunakan dalam pembuatan sel kering baterai adalah

MnO2 juga banyak digunakan untuk mengeringkan cat hitam dengan mudah dan cepat. MnO2 bahkan digunakan untuk menghasilkan klorin dan oksigen. MnO2 yang merupakan senyawa mineral alami ini juga dapat digunakan untuk mewarnai beton. Mangan dioksida (MnO2) juga digunakan untuk mewarnai keramik. Hingga saat ini, MnO2 banyak digunakan untuk mewarnai keramik di berbagai industri manufaktur di seluruh dunia. MnO2 adalah salah satu komponen terpenting yang digunakan pada baterai yang mengandung baterai alkaline dan baterai karbon seng. Sejumlah besar mineral alami ini digunakan untuk pembuatan baterai sel kering setiap tahun. MnO2 juga banyak digunakan untuk paduan aluminium untuk menghasilkan logam anti korosif. MnO2 juga penting untuk pembuatan besi dan baja. Baja dengan biaya rendah dapat diproduksi dengan menggunakan logam ini. Mangan dioksida (MnO2) digunakan untuk membuat lukisan gua. Ada sejumlah besar lukisan gua di Eropa yang telah dibuat dengan penggunaan mangan dioksida. Selain itu, MnO2 digunakan untuk memurnikan air minum dengan membuang besi dan mangan dari air melalui proses yang disebut oksidasi katalitik.

Tentu saja, manfaat dan penggunaan senyawa logam MnO2 (Mangan Dioksida) sangat banyak sehingga sangat diminati untuk berbagai keperluan eksperimental.

Related Posts :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mangan termasuk golongan transisi dan memiliki titik lebur yang tinggi kirakira 1.250 °C. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen. Mangan cukup elektropositif dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi. Selain titik cairnya yang tinggi, daya hantar listrik merupakan sifat-sifat mangan yang lainnya. Selain itu, mangan memiliki kekerasan yang sedang akibat dari cepat tersedianya elektron dan orbital untuk membentuk ikatan logam. Mangan dioksida adalah salah satu mineral yang kehadirannya sangat menguntungkan untuk pembuatan baterai kering dalam mencegah polarisasi. Pada saat pembuatan baterai kering terdapat tahapan dimana energi listrik timbul bila kedua elektroda yaitu katoda dan anoda berada dalam keadaan berhubungan dengan larutan berair. Pada waktu pelepasan listrik gas hidrogen terlepas dari elektrolit, yang terbentuk pada katoda. Bila gas hidrogen tersebut tidak segera dihilangkan, maka akan segera menyelaputi elektroda karbon dan mempolanisir baterai. Akibatnya luas permukaan efektif elektroda menjadi berkurang dan tenaga baterai menurun. Dalam hal ini mangan dioksida dalam baterai kering berfungsi sebagai larutan yang mencegah terjadinya polarisasi sehingga arus dapat mengalir lebih lama (depolarisator). Oksigen yang terdapat dalam mangan dioksida bereaksi dengan hidrogen membentuk air dan dengan demikian hubungan Antara elektroda dengan larutan berair dipertahankan. Meskipun telah dikenal lebih dari 100 mineral, hanya beberapa saja yang memiliki kecocokan untuk baterai kering antara lain: kelompok kriptomelan hollandit (α-MnO2), Pirolusit (β -MnO2), Ramsdelit sebagai ubahan dari groutif (αMnOOH), Nsutit (γ-MnO2), Birnessit (δ-MnO2), Todoraktif [(Mn⁺², Zn, Mf, Ba, Sr, Ca, K, Cu, Pb) ₃ Mn⁺⁴ ₁₀O₂₃]. 1 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang timbul adalah menentukan persyaratan bijih mangan agar bisa dipergunakan untuk pembuatan baterai kering sebagai sel penghantar arus listrik. 1.3. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari penyusunan seminar ini adalah hanya membahas manfaat mangan untuk pembuatan baterai kering, serta menjelaskan persyaratan bijih mangan dalam pembuatan baterai kering. 1.4. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan seminar ini adalah Mengetahui persyaratan bijih mangan sebagai pembuatan baterai kering. I.5. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan seminar ini yaitu: 1. Sebagai referensi kepada penulis dan pembaca tentang manfaat bahan galian industri khususnya mangan. 2. Menambah pengetahuan tentang fungsi bijih mangan terhadap baterai kering 3. Mengetahui persyaratan bijih mangan untuk baterai kering. 4. Mengetahui mineral-mineral bijih mangan yang cocok untuk baterai kering. I.6. Metode Penulisan Metode penulisan yang dipakai adalah menggunakan studi pustaka dari beberapa literatur, buku, dan jurnal yang diambil dari internet yang membahas tentang endapan mangan, proses terbentuknya mangan, keterdapatan endapan mangan, serta persyaratan bijih mangan untuk baterai kering sehingga bisa menghantarkan arus listrik yang kemudian di buat kesimpulan mengenai manfaat mangan untuk pembuatan baterai kering. Adapun urutan yang di lakukan pada kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 2 a. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan pustaka yang menunjang dalam penyusunan seminar ini antara lain di peroleh dari sumber-sumber di bawah ini : 1. Literatur pustaka 2. Internet 3. Buku 4. Informasi b. Pengambilan Data Setelah semua literatur di kumpulkan maka semuanya disimpulkan. 3 BAB II DASAR TEORI 2.1. Deskripsi Mangan Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan memiliki simbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Logam mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk logam berat dan sangat rapuh tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat paramagnetik. Mangan mempunyai isotop stabil yaitu 55 Mn. Dalam sistem periodik unsur menempati perioda ke 4 dengan golongan VIIIB. Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai kilap metalik sampai submetalik, dengan kekerasan 2. Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan nonmetalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas, dan lainlain. Gambar 2.1. Bijih Mangan 4 2.2. Genesa Bahan Galian Mangan Proses terbentuknya mangan dapat terjadi akibat kontak metasomatisme atau perubahan kimia dari batuan yang disebabkan oleh cairan hidrotermal dan cairan lainnya. Endapan bijih mangan dapat terbentuk dengan berbagai proses yaitu karena proses hidrothermal yang dijumpai dalam bentuk vein, metamorfik, sedimen atau residu. Endapan mangan sedimenter merupakan endapan bijih Mn yang banyak dijumpai dan mempunyai nilai ekonomis. “Manganese oolites” dan “manganese shales” terbentuk di lingkungan laut. Dikenal 4 jenis mineral bijih yang mengandung Mn yaitu: Pirolusit, Hollandite (Ramsdellit), Kriptomelan, Psilomelan. Gambar 2.2. Cebakan Mangan Dengan Beberapa Tempat Akimulasinya Menurut Park (1956), cebakan mangan dibagi dalam 5 tipe yaitu :  Cebakan hidrothermal.  Cebakan sedimenter, baik bersama-sama maupun tanpa affiliasi vulkanik  Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut  Cebakan metamorfosa  Cebakan laterit dan akumulasi residual 5 Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan komersial berasal dari cebakan sedimenter yang terpisah dari aktivitas vulkanik dan cebakan akumulasi residual. Mangan ditemukan dalam bentuk biji tunggal (native metal) maupun dalam bentuk biji campuran (complex metal). Tetapi dialam biji mangan jarang ditemukan dalam bentuk logam tunggal (native metal). Umumnya berasosiasi dengan biji besi sebagai endapan residu dan mineral barit sebagai mineral oksidasi sekunder. 2.3. Persebaran Mangan Kebanyakan senyawa mangan saat ini ditemukan di Rusia, Brazil, Australia, Afrika Selatan, Gabon, dan India. Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Endapan biji mangan banyak terdapat beberapa lokasi di berbagai provinsi di Indonesia. Di Indonesia, cadangan mangan cukup besar namun tersebar di banyak lokasi, yang secara individu umumnya berbentuk kantong atau lensa berukurang kecil dengan kadar yang bervariasi. Cadangan mangan yang telah diketahui sekitar 5,35 juta ton, sedangkan cadangan yang sedang ditambang berjumlah 4,90 ton. Saat ini, terdapat empat usaha pertambangan mangan yang telah berproduksi. Salah satu diantaranya merupakan tambang mangan tertua yaitu PD Kerta Pertambangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, sedang tiga perusahaan lainnya adalah swastanasional. Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun non-metalurgi. 2.4. Tempat Ditemukan Mangan Di Indonesia Di Indonesia, mangan dapat ditemukan di berbagai provinsi, karena cadangan mangan di Indonesia tersebar di banyak lokasi. Adapun tempat ditemukan mangan di Indonesia antara lain:  Aceh :karang igeuh,lhok kruet,calang aceh barat,kapi,tenggara Blankejeran.  Sumatera Utara (Kadar Mn3O4=7,9% dalam bog iron,berupa konversi dari besi rawa dengan kadar Mn3O4=13,5-20,1%) 23 km sebelah timur laut 6 natal (berupa bongkah oksida mangan berukuran sampai 50 cm,tampak berlapis dan terbenyuk karena replacemen batuan chert radiolaria).  Sumetera Barat: Mangani (proses hydrothermal dalam urat breksi bersosiasi dengan Au dan Ag terdapat sebagai rhodokhrosit), Ulis Ayer (proses hidrotermal berupa urat kecil polianite dalam batuan diabas), S. Lumut, Singingi Riau (proses hidrotermal bijih Mn berupa sedimen dalam breksi)  Sumatera Selatan: S. Saelan, P. Bangka (kadar MnO2=27,5%)  Bengkulu: Gebang Ilir, Tambang Sawah (kadar MnO2=44,05%)  Lampung: G. Pesawaran Ratai, (G. Waja Kedondong, G. Kasih) G. Waja kadar= 60%,Kedondong Mn=2-7%, G. Kasih Mn=45-50%.  Jawa Barat: Cikotak, Kabupaten Pandeglang (MnO2=9-32%), Cibadong, Kabupaten Sukabumi (Kadar MnO2=32-62%), Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya (kadar MnO2=45-90%), Cigembor salopa, kabupaten tasikmalaya (kadar MnO2= 54,68%), Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya (kadar Mn = 50-52,43%, MnO =66-91%, Mangan Tasikmalaya berupa bongkah-bongkah terdapat pirolusit).  Jawa Tengah: Karangbolong, Kabupaten Banyumas (KADAR MnO2=60%), Ngargoretno, Kabupaten Magelang (kadar MnO2= 80%), Bapangsari Purworejo Kabupaten Purworejo, Cengkerep Temanggung, Purworejo.  Daerah Istimewa Yogyakarta: Kliripan dan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo (Kliripan kadar Mn=25%; Samigaluh MnO2= 57,75% terdapat dalam bentuk pirolusit dan psilomelan), Gedad, Batuwarno, Eromoko Kabupaten Wonogiri (Gedad kadar Mn=58,5%, MnO2=92,10%, Baturetno kadar MnO2=82,74%, Kadar mangan MnO=78,31%), kadar Mn total total 52,28%, Eromoko kadar 49,48%) Gunung kidul (kadar MnO2 =27,19% kadar Mn total 23,5% terdapat di Kepuh, Ngepek, Ngejring, Nganglik, Kutuan dan Selonjo Timur).  Jawa Timur: pacitan dan ponorogo (nambakan kadar Mn2 = 3,0%, tambah kadar Mn = 4,5% berupa pirolusit debagai lensa diantara batu gamping dengan batuan volkanik/tufa; Ngrandu kadar Mn = 5,0%; Sempor kadar 7 Mn=6,6% G.Gede kadar Mn = 60,55%; Dawung kadar Mn = 58,26%; Klumpit kadar Mn = 58,55%; Banyumuntah kadar Mn = 53,51%; Bukul kadar Mn = 49,04%; G. Kembar kadar Mn = 60,55%; Cikuli kadar Mn =57,6-57,9%; Goro kadar Mn = 57,82% ) Blimbing, Pupung. Kabupataen Ponorogo( kadar Mn =59,52 dalam bentuk pirolusit ): Panggul, Kabupaten Trenggalek( sebagai psilomelan berupa lensa diantara batu gamping dan batuan vulkanik/tufa): G. Kuncung, G. Tumpak Telor, Serut Kabupaten Trenggalek ( sebagai piroksit dan psilomelan berupa lensa dalam batu gamping dan batuan vulkanik, di G. Kuncung kadar Mn = 56,66%: Serut kadar Mn =39,00%; Tumpak gumaewang kadar Mn =60,31%; Gelang kadar Mn = 47,19%; G. Prongkos kadar Mn =59,78%; Belih Gondongan kadar Mn = 59,95%; Gelang kadar Mn =47,19%; Belik kadar Mn = 54,81%; Lempung kadar Mn =30,67% ; Danah kadar Mn = 46,76%; Kompal, Ampel gading kadar Mn = 35,68%; Daerah Blitar ( G. Jimbe kadar Mn =6,4-5,1%; G. Puncak asem kadar Mn = 5,6%; G. Cemenung kadar Mn =4,7%; Kecamatan Wlingi kadar Mn =66-75%, semuanya sebagai piroksit psilomelan; Sukorejo dan Tenggong Kabupaten Tulung Agung (Sukorejo kadar Mn =41,42% sebagai pirolusit dan psilomelan berupa lensa-lensa tipis diantara batu gamping dan batuan vulkanik/tufa, Tenggong kadar Mn = 34,24%. G. Rajak dan Kalirejo Kabupaten Malang (kadar Mn =50-90% berupa mangan dalam dalam bentuk lensa. Puger Kabupaten Jember (Bedug Idan II kadar Mn = 2,1% sebagai pirolusit dan psilomelan dalam bentuk lensa-lensa diantara batu gamping dan batuan vulkanik/tufa; Karangbale kadar Mn = 31,8-56,7%; G. Maroondon Ssekunir kadar Mn = 13,8% G. Sadeng kadar Mn =18,8%).  Kalimantan Barat: Lumar Kabupaten Sambas (kadar Mn =14,94-56,42% terdapat berupa sedimen dan urat dalam tufa terhadap rhodonit, rhodokharosit).  Kalimantan Timur: Gunung Bambu, Muara Ancolong (proses hidrithermal berupa urat–urat halus bersama mineral). 8  Kalimantan Selatan: Daerah Pengaron, Martapura (kadar MnO2=70-40%); S. Tawoa Kabupaten Birayong.  Nusa Tenggara Barat : Teluk Manja, Kabupaten Sumbawa berupa bongkah mangenit; pada Kabupaten Binoa terdapat bersama limonit.  Nusa Tenggara Timur: Kabupaten Manggarai, Flores (kadar Mn3O4=69,1%, berupa bongkah biji besi dan konkresi bijih Mn); Sebelah Kupang Timur; Ole Manenak, Kupang Timor terdapat sebagai lensa kecil pada batu lempung, trias, Tanini, Kupang Timur ( ditemukan pada sungai sebelah timur Bukit Tanini) Sebelah Selatan Kupang Timor kadar MnO2=85,15% berupa bongkah pirolusit dan nodul hasil endapan laut dalam. Niuk Baum Amarsari kadar Mn = 85% terdapat sebagai lensa, Moil Tobe ( sebagai lapisan antara tanah liat dan serpih pasiran), Busleo sebelah timur niki-niki berupa konkresi pada komplek Babonaro; antara desa Ponu dan Kaubeleh sebelah barat ataupun berupa konsentrasi pada koplek Babonaro; Oe Ekam, Oe Baki Babuin, Kalbanu Kabupaten Timur Tengah.  Sulawesi Utara: Tanjung Tarowitan Minahasa (berupa butiranmangan terserak ditanah, kadar Mn=32,42%).  Sulawesi Tengah: Tawangko, Tona  Sulawesi Selatan : Wonomulyo, Polewali, Liburung, Bone, Ternate, Rianja terdapat dalam batu gamping dan batu lanau.  Sulawesi Tenggara: S. Rumu, Wapowaru berupa bongkah. 9 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tahap Umum Kegiatan Penambangan Mangan Pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian. Dalam endapan mangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terdiri dari proses penambangannya, dan pemanfaatannya. A. Penambangan Mangan Penambangan mangan di tentukan oleh letak deposit yang bersangkutan. Apabila depositnya terletak di dekat permukaan, maka teknik penambangan dengan sistem tambang terbuka, Apabila depositnya terdapat jauh dibawah permukaan maka sistem penambangan bawah tanah. B. Pemanfaatan Mangan Mineral logam mangan sangat luas pemakaiannya sehingga perlu dilakukan eksplorasi untuk kelangsungan kegiatan industri logam. Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun nonmetalurgi. Mangan merupakan logam yang banyak dimanfaatkan dalam industri peleburan besi-baja dan pengolahan logam. Mangan juga digunakan untuk formula stainless stell dan alloy (campuran logam). Mangan oksida dan mangan dioksida untuk tujuan non-metalurgi, digunakan untuk produksi kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses produksi uranium, dan digunakan juga dalam pembuatan baterai kering. 3.2. Pemilihan Bijih Mangan Agar memenuhi fungsinya sebagai depolarisator mangan dioksida yang digunakan harus memiliki sifat tertentu yang menonjol. Penyelidikan yang dilakukan oleh Electrochemical Society di U.S.A. menunjukkan bahwa sifat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain struktur Kristal, luas permukaan penyebaran ukuran pori, bentuk dan ukuran partikel, penghantaran listrik, keadaan permukaan, komposisi kimia, macam pengotor dan cacat dalam 10 struktur. Sifat fisik yang penting ialah bijih harus mempunyai struktur Kristal yang buruk (struktur gamma). Untuk keperluan pembuatan baterai kering mangan dioksida yang digunakan yaitu mangan dioksida alam (biji), mangan dioksida buatan dan campuran dari keduanya. A. Mangan dioksida alam Di alam terdapat lebih dari 20 mineral mangan dioksida. Diantara mineral tersebut hanya beberapa mineral yang cocok untuk baterai kering antara lain:  Kelompok kriptomelan, holllandit (α-MnO2). Ada dioksida kriptomelan yang dapat dipakai untuk bahan baterai kering yang menghasilkan kinerja yang cukup bagus dan dengan daya tahan yang lama.  Pirolusit (β -MnO2) pada umumnya merupakan depolarisator baterai yang buruk. Beberapa pirolusit memberi daya guna dengan daya tahan lama, boleh jadi karena adanya sisa magnet.  Ramdelit (α-MnOOH) sebagai ubahan dari groutif, bukan depolasitator yang baik, mungkin komposisinya selalu mendekati ke mangan dioksida yang stoichiometric.  Nsutit (γ-MnO2) bersifat non stoichiometric dan sering memberikan daya guna yang baik.  Birnessit (δ-MnO2) merupakan salah satu mineral yang paling banyak ditemukan dalam bintil mangan dasar samudera. Bahan ini memberikan daya guna yang baik untuk baterai biasa dan relatif memberikan daya guna yang unggul dalam pemakaian heavy duty  Todoraktif [(Mn⁺², Zn, Mf, Ba, Sr, Ca, K, Cu, Pb) ₃ Mn⁺⁴ ₁₀O₂₃] adalah mangan umum. Terdapat sebagai endapan mangan didarat juga merupakan salah satu mineral utama dalam bintil mangan dasar laut. Mineral sekunder dibentuk melalui atau oleh aksi air meteor yang dingin, penggantian batu gamping , sebagian terbentuk oleh pelapukan dan proses hydrothermal. 11 B. Mangan dioksida buatan Mangan dioksida buatan adalah mangan dioksida yang dihasilkan oleh proses kimia dan fisika. Dalam industri baterai kering dikenal 3 macam jenis mangan dioksida buatan yaitu: - Mangan dioksida elektronik (Electrolitic Mangan Diokdide ). Jenis ini dibuat dengan elektrolisa larutan mangan sulfat. Larutan MnSO4 dibuat dari rodokrosit (MnCO3) atau dari mangan dioksida. - Mangan karbonat akan lebih baik karena mudah larut dalam asam sulfat. Pemakaian bijih mangan dioksida baru ekonomis bila kadar MnO2 lebih dari 75%. Bijih dipanggang dan direduksi menjadi MnO agar dapat larut dalam asam sulfat. - Mangan dioksida yang di aktifkan secara kimia (Chemical Mangan Diokside). Merupakan jenis mangan hidrat yang diperoleh dengan penguraian thermal senyawa mangan selain oksida, misal mangan nitrat, untuk menghasilkan oksida padat yang halus. Mangan hidrat buatan diperoleh dari permanganate, bersifat sangat relatif. Mangan dioksida buatan kebanyakan digunakan dalam baterai kering terutama dari jenis baterai manganis alkali, premium atau heavy duty dan sebagai campuran dengan bijih alam untuk baterai Lechlanche biasa. Pencampuran ini dimaksudkan untuk meningkatkan tegangan jepit dan waktu tegangan. 3.3. Persyaratan Bijih Mangan Dalam pembuatan baterai kering mangan termasuk dalam komponen katoda. Untuk katoda sendiri terbuat dari campuran mangan dioksida dan karbon, serta bahan lain seperti pengikat (yang berfungsi untuk membantu menahan katoda bersama) dan juga air atau larutan elektrolit (untuk membantu dalam membentuk katoda). Untuk menjadi reaktan atau zat pereaksi mangan dioksida harus memiliki komposisi yaitu 79-90 %, Mangan dioksida adalah komponen pengoksidasi di dalam sel. Untuk menghasilkan sel alkali dengan daya yang memuaskan dan umur simpan yang lama, mangan dioksida harus sangat aktif dan sangat murni. Satu- 12 satunya jenis mangan dioksida yang digunakan adalah alkali komersial, yang banyak di temui dicebakan sedimenter. Tabel 3.1. Persyaratan Bijih Mangan Untuk Baterai Kering Kadar oksigen sebagai MnO2 Mn total Kelembaban Besi sebagai Fe Silikon sebagai SiO2 Pengotor logam lain : 75 – 85 % : 48 – 58 % :3–5% : 0,2 – 3 % : 0,5 - 5 % : 0,1 – 0,2 % Karena mangan dioksida sendiri adalah konduktor yang buruk, karbon digunakan dalam katoda untuk memberikan konduktivitas elektronik. Karbon biasanya dalam bentuk grafit. Karbon harus memiliki tingkat rendah dari kotoran yang dapat menyebabkan korosi di dalam sel. Beberapa grafit alami telah digunakan dalam sel alkali. Karbon biasanya memiliki komposisi yaitu 2-10 %. Tabel 3.2. Komposisi Katoda 3.4. Proses Pengolahan Mangan Dalam Pembuatan Baterai Kering Baterai kering atau istilah tekniknya sel leclanche terdiri dari bagian luar berupa selubung seng berfungsi sebagai wadah yang diisi dengan pasta elektrolit yaitu suatu campuran yang terdapat mangan dioksida. Campuran yang terdapat pada pembuatan baterai kering antara lain: cairan amonium khlorida, seng khlorida, mangan dioksida dan serbuk grafit. Pada bagian tengah terdapat sebuah batang karbon yang berfungsi sebagai penghubung arus listrik antara anoda (selubung seng) dan katoda (pasta elektrolit). Energi listrik timbul apabila kedua elektroda berada dalam keadaan berhubungan dengan larutan berair. Pada waktu pelepasan gas listrik gas hidrogen terlepas dari elektrolit, terbentuk pada katoda. Bila gas 13 hidrogen tidak segera dihasilkan, maka akan segera menyelaputi elektroda karbon dan mempolanisir baterai. Akibatnya luas permukaan efektif elektroda menjadi berkurang dan tenaga baterai menurun. Dalam hal ini mangan dioksida dalam baterai kering berfungsi sebagai depolarisator. Oksigen yang terdapat dalam mangan dioksida bereaksi dengan hidrogen membentuk air dan dengan demikian hubungan antara elektroda dengan larutan berair tetap dipertahankan. Mangan dioksida diproses melalui beberapa tahap pengolahan hingga bisa menjadi bagian dari baterai kering yaitu dengan cara membuat EMD yaitu pelarutan senyawa mangan dalam asam untuk menghasilkan larutan ion mangan. Jika bahan awal adalah bijih mangan dioksida, maka proses yang harus dilalui yaitu preparasi sampel dan ekstraksi sampel. Preparasi meliputi beberapa tahap yaitu: pencucian, pengeringan, penggerusan, pengayakan. Pencucian bijih mangan dengan akuades yang bertujuan untuk melarutkan pengotor-pengotor yang bersifat menempel pada permukaan bijih. Pengeringan sampel bertujuan mengurangi kandungan air yang terikat dalam sampel yang dapat mempengaruhi pengukuran sampel. Penggerusan bertujuan memperkecil ukuran partikel, membebaskan ikatan antar mineral bijih dan pengotor dan pengayakan bertujuan untuk menyeragamkan ukuran partikel sehingga diperoleh distribusi ukuran partikel yang sesuai. Pada proses ekstrasi, penggunaan asam sulfat encer berfungsi untuk melarutkan logam Mn. Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat. Gambar 3.1. Mangan Pada Baterai Kering 14 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari penjelasan seminar ini ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil,diataranya: a. Mangan adalah kimia logam aktif, abu-abu merah muda yang di tunjukkan pada simbol Mn dan nomor atom 25. b. Mangan yang merupakan logam yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti campuran logam untuk menghasilkan baja, campuran logam untuk kebutuhan baterai, dan untuk berbagai kebutuhan logam lainnya. c. Baterai kering atau istilah tekniknya sel leclanche terdiri dari bagian luar berupa selubung seng berfungsi sebagai wadah yang diisi dengan pasta elektrolit yaitu suatu campuran yang terdapat mangan dioksida, cairan amonium khlorida, seng khlorida dan serbuk grafit. d. Untuk keperluan pembuatan baterai kering mangan yang bagus untuk digunakan ialah mangan dioksida, Antara lain mangan dioksida alam (biji), mangan dioksida buatan dan campuran dari keduanya. e. Mineral bijih mangan yang cocok untuk pembuatan baterai kering antara lain ialah: kriptomelan, holllandit, Pirolusit, Ramdelit, Nsutit, Birnessit, Todoraktif. f. Khusus mangan pembuatan baterai kering persyaratan yang harus dipenuhi haruslah baik, agar baterai tersebut menjadi lebih baik dan berkualitas sehingga menghasilkan arus listrik yang kuat dan tahan lama, persyaratan yang harus dipenuhi agar kualitas baterai tersebut baik ialah: dalam katoda mangan dioksida harus memiliki komposisi yaitu 79-90 % dan karbon 2 – 10 %. g. Persyaratan bijih mangan untuk baterai kering: Kadar oksigen sebagai MnO2 : 75 – 85 %, Mn total : 48 – 58 %, Kelembaban : 3 – 5 %, Besi sebagai Fe : 0,2 – 3 %, Silikon sebagai SiO2 : 0,5 - 5 %, Pengotor logam lain : 0,1 – 0,2 %. 15 4.2. Saran Penyesuaian syarat dalam pembuatan baterai kering adalah langkah yang paling utama agar menghasilkan baterai yang baik dan berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasaran, sehingga mampu mengembangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. 16 DAFTAR PUSTAKA - Ansori, C. 2010. Potensi dan Genesis Mangan di Kawasan Kars Gembong Selatan Berdasarkan Penelitian Geologi Lapangan, Analisis Data Induksi Polarisasi dan Kimia - Hardjatmo, Ruseno, dan Sariman,1991. Pengkajian dan Pemrosesan Bijih Mangan Karangnunggal di Tasikmalaya. Jawa Barat. Bul. PPTM. Vol. 13 No. 10, hal 8-23. Bandung. - Sukandarrumidi, 2009 “Bahan Galian Industri”. Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta. - www.uobabylon.edu.iq/eprints/paper_4_22738_736.pdf - www.academia.edu/28741802/Mangan (Bahfie dan Pintowantoro, 2012.) - www.academia.edu/2576516/Mangan - www.researchgate.net/figure/Recovery-of-Zinc-and-Manganese-byReductive-Acidic-Leaching_tbl4_279530077

17