Teknik ikat mawar ganda disebut juga teknik ikat

Teknik ikat mawar ganda disebut juga teknik ikat
Ilustrasi batik. ©2013 shutterstock/ sunshineinlove

JATENG | 14 Desember 2020 09:00 Reporter : Jevi Nugraha

Merdeka.com - Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan flora dan fauna yang beraneka ragam. Selain itu, negara dengan iklim tropis ini juga memiliki budaya, tradisi, serta adat istiadat yang terkenal luas hingga mancanegara. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah batik.

Batik sendiri merupakan seni menggambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Saat ini, batik telah menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia. Bahkan, batik telah ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural) sebagai warisan budaya.

Indonesia memiliki macam-macam batik yang tersebar di berbagai daerah. Yang mana setiap daerah memiliki motif atau ciri khas serta makna yang berbeda-beda. Selain itu, ada beragam jenis teknik dalam pembuatan batik, seperti teknik canting tulis, teknik printing, teknik colet, dan teknik celup ikat atau jumputan.

Batik jumputan bisa diartikan sebagai salah satu jenis batik yang dibuat dengan cara menghias dengan cara ikat celup. Adapun cara kerja batik jumputan yaitu mengikat kencang beberapa bagian kain kemudian dicelupkan pada pewarna pakaian.

Lantas, bagaimana cara membuat batik jumputan untuk pemula? Berikut ulasannya.

2 dari 3 halaman

Teknik ikat mawar ganda disebut juga teknik ikat

©2020 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Batik jumputan atau yang biasa disebut dengan batik ikat celup merupakan salah satu batik yang sering dijumpai di pasaran. Biasanya, jenis batik satu ini memiliki gradasi tiga warna, motif bunga, dan beragam motif lainnya.

Konon, batik yang sedang populer ini pertama kali muncul di negeri Tiongkok. Setelah itu, teknik ini menyebar ke India dan oleh para saudagar dari India membawanya ke Indonesia saat melakukan misi perdagangan. Meski begitu, ada sumber lain yang menyebutkan bahwa teknik jumputan sebenarnya berasal dari kebudayaan bandhu.

Terlepas dari sejarahnya, teknik batik jumputan saat ini tengah diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini karena batik jumputan memiliki beragam variasi motif yang unik dan menarik.

3 dari 3 halaman

Teknik ikat mawar ganda disebut juga teknik ikat
©2013 shutterstock/ sunshineinlove

Dilansir dari mudahdicari.com, cara membuat batik jumputan cenderung lebih mudah dan praktis jika dibandingkan dengan pembuatan batik tulis maupun batik cap. Hal ini karena proses pembuatannya tidak melibatkan pemalaman sebagai perintang warnanya. Sebagai gantinya, batik jumputan hanya membutuhkan tali atau benang untuk mengikat kencang kain agar tidak terpapar zat warna saat pencelupan.

Ada beragam variasi motif batik jumputan yang sering dijumpai di pasaran, adapun beberapa motif tersebut tergantung pada alat bantu yang digunakan. Dengan kata lain, motif batik jumputan tergantung pada kain batik dan teknik mengikat kainnya. Berikut ini cara membuat batik jumputan yang bisa dilakukan oleh pemula:

Alat dan bahan:

• Kain katun atau kain mori

• Plastik

• Karet gelang atau tali rafia

• Kelereng, batu-batuan, atau uang logam

• Garam atau cuka

• Pewarna kain

• Panci

• Spatula

Cara membuat batik jumputan:

1. Cara membuat batik jumpatan yang pertama adalah tentukan bagian kain yang ingin diberi zat pewarna. Setelah itu, buatlah motif di atas kain polos sesuai keinginan.

2. Langkah berikutnya, bungkus kelereng, batu-batuan, dan uang logam menggunakan kain yang telah disiapkan. Lalu, tutup bagian kain yang tidak ingin diberi zat pewarna dengan plastik.

3. Selanjutnya, ikat kain dengan karet atau tali rafia dan lakukan proses pencelupan.

4. Jika sudah, panaskan dua liter air sampai mendidih untuk melarutkan satu bungkus pewarna wantek dan tambahkan dua sendok makan garam atau cuka ke dalamnya. Aduk larutan tersebut dengan spatula agar zat warna tidak mengendap.

5. Masukkan kain polos yang sudah diikat ke dalam larutan pewarna sampai terendam sempurna. Diamkan sekitar 2 menit hingga zat pewarna meresap.

6. Langkah berikutnya, tiriskan kain pada permukaan yang rata dan jemur kain di tempat yang bersih. Setelah itu, buka ikatan pada kain untuk melihat efek warna yang dihasilkan, lalu cuci kain tersebut dan bilas.

7. Setelah kain jumputan kering, setrika kain tersebut dengan suhu sedang.

8. Batik jumputan siap digunakan.

(mdk/jen)

44 2 Macam – Macam Teknik Jumputan Dalam pembuatan teknik ikat jumputan, terdapat berbagai motif teknik ikat dasar. Berikut ini merupakan beberapa macam teknik jumputan dan cara mengikatnya : Tabel 3. Macam – macam teknik jumputan No Jenis I katan Gambar Bentuk Yang Dihasilkan Cara Pembuatan 1 Teknik I katan Tunggal Motif yang terbentuk dari ikatan ini adalah bentuk lingkaran bergerigi. menjumput dan mengikat bagian dasar tersebut 2 Teknik I katan silang Motif yang dihasilkan adalah seperti pola ledakan matahari memulai membuat ikatan tunggal. I katlah dasarnya,lalu buatlah ikatan spiral menuju puncak 3 Teknik I katan mawar Ganda Teknik ini akan membentuk motif pola ikatan konsentris. Caranya dengan menjumput kain seperti membuat ikatan tunggal. Peganglah dasarnya dengan ibu jari dan jari telunjuk, kemudian tekan kain diantara kedua jari itu ke bawah, kemudian diikat. 4 Teknik I katan garis Motif ini akan berbentuk garisgaris, baik horizontal, vertikal atau asimetris, disesuaikan dengan selera. caranya adalah dengan mengerut kain secara memanjang dan diikat secara bertahap dengan jarak sesuai yang dikehendaki. 45 No Jenis I katan Gambar Bentuk Yang Dihasilkan Cara Pembuatan 5 Teknik Pengerutan Marbling Teknik pengerutan dapat memberikan motif pola marmer pada hasil akhirnya. Caranya dengan mengerutkan kain secara tidak teratur dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegangi bekas kerutan tersebut. I kat kain kuat-kuat agar tidak terura 7 Teknik I katan ganda Motif ini disebut juga motif chinesse pine, yang berbentuk pola lingkaran berulang yang dapat dibuat satu atau dua jalur pada masing-masing lingkaran. Caranya adalah dengan membuat kerutan pada pusat yang diinginkan, kemudian diikat secara bertahap sesuai jarak yang dikehendaki. 8 Teknik mengikat benda Motif lingkaran- lingkaran kecil ini dapat menggunakan kerikil, logam atau mutiara. Dengan penggunaan bahan pengisi bermacam bentuk atau ukuran akan menghasilkan motif yang tidak beraturan tetapi unik Cara pembuatannya adalah dengan meletakkan dan mengikat benda pada media yang diinginkan. 9 Teknik jelujur Motif jelujur merupakan proses ikat yang lebih lama dan rumit. Cara membuatnya adalah dengan menjelujur pada bagian motif yang diinginkan kemudian dikerut dan diikat. Misalnya membentuk motif gelombang, obat nyamuk dll. 46 3 Proses Pembuatan Batik Jumputan a Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kain jumputan adalah Joko Dwi Handoyo, 2008: 20: 1 Sabun cuci cair, digunakan untuk mencuci kain setelah dilakukan pewarnaan. 2 Tali karet atau benang jeans, untuk mengikat kain agar warna tidak tembus pada kain yang dililit tali 3 Botol, digunakan untuk menyimpan pewarna yang sudah cair setelah proses pewarnaan berlangsung agar pewarna dapat digunakan kembali. 4 Ubar pewarna bubuk atau cair, untuk memberikan warna pada kain. 5 Sarung tangan karet, digunakan agar tangan tidak terkena zat warna 6 Setrika, untuk menyetrika kain setelah dilakukan pencucian setelah pewarnaan. 7 Kain 8 Bak celup, digunakan untuk memberi warna kain 9 Ember, digunakan untuk membasai dan membilas kain 10 Gawangan, digunakan untuk menjemur atau membentangkan kain yang sudah selesai diwarna dan di cuci. 11 Saringan, berfungsi untuk meniriskan kain yang telah di beri warna 12 Clemek, digunakan untuk menghindarkan pakaian terkena zat warna. Berdasarkan pendapat di atas proses pembuatan batik jumputan menggunakan alat dan bahan seperti, sabun cair, tali karet benang, pewarna, sarung tangan, kain, bak celup. Ember, gawangan, saringan dan clemek.

b Proses Pembuatan Batik Jumputan

Menurut Joko Dwi Handoyo 2008: 23 pembuatan batik jumputan dilakukan melalui beberapa proses yaitu: Untuk membuat suatu batik jumputan di perlukan langkah – langkah sebagai berikut : 47 1 Membuat pola desain Membuat rancangan pola pada kertas, bisa juga dilakukan langsung pada kain, setelah desain atau rancangan motif dibuat dipindahkan motif kain mori menggunakan pensil 3B atau 4B. untuk lebih mudahnya bisa menggunakan meja kacadengan sinar lampudibagian meja pola akan terlihat jelas menembus kain yang akan kita buat pola. 2 Mengutip desain pada kain Mengutip desainpada kain yaitu mengutip desain atau pola yang sudah ada pada kain yang akan digunakan untuk pembuatan kain jumputan agar lebih mudah pada pada saat proses pengikatan. 3 Pengikat kain Pengikatan kain yaitu pengikat yang dilakukan sebelum dilakukan pewarnaan sesuai dengan desain atau pola yang sudah ada menggunakan tali karet, tali berlilin atau benang jeans yang dimaksudkan agar warna tidak dapat masuk pada bagian yang sudah tertutup oleh karet tersebut. Untuk motif tritik dilakukan penjelujuran terlbih dahulu pada pola kemudian tarik dan ikat dengan kencang supaya zattidak dapat masuk pada bagian yang sudah diikat dengan kencang. 4 Pengaaturan w arna Warna dapat mempengaruhi hasil desain.penggunaan warna lebih dari satu lebih rumit dalam pengerjaannya. Pewarnaan dimulai dari warna yang paling terang. Warna gelap digunakan pada tahap paling terakhir. Untuk menghasilkan warna muda digunakan pewarna yang encer sedangkan untuk pewarna yang tua 48 digunakan pewarna yang pekat dan kental. Pewarna yang digunakan adalah napthol dan indighosol. 5 Proses pew arnaan Proses pewarnaan adalah memberikan pewarnaan pada kain yang sudah diikat dengan cara sebagai berikut : a Masukkan kain pada air bersih untuk dibasahi b Tiriskan diatas saringan supaya air benar – benar tiris c Setelah itu masukkan kain pada zat warna yang telah ditentukan d Kemudian tiriskan kembali e Setelah itu masukkan kembali pada garam diasol f Kemudian tiriskan kembali g Proses pencucian kain Proses pencucian kain dilakukan setelah proses pewarnaan . pertama – tama tiriskan kain setelah dilakukan pewarnaan kemudian bilas kain sampai bersih, kemudian tiriskan kembali pada pada gawangan untuk diangin – anginkan hingga kain kering. 6 Proses pelepasan ikatan Proses pelepasan ikatan dilakukan setelah kain benar – benar kering agar kain tidak rusak. Karenajika dilakukan pelepasan pada kondisi basah maka akan merusak serat kain sehingga dilakukan setelah kering atau setengan kering. Pelepasan ikatan pada kain dilakukan dengan cara menarik sekeliling bagian yang diikat atau menggunakan pendedel. 49 Berdasarkan pendapat diatas, proses pembuatan batik jumputan meliputi mePmbuat desain, mengutip desain, mengikat kain, mengatur warna, proses pewarnaan, proses pencucian kain, dan proses pelepasan ikatan.

d. Standart Kompetensi Membatik SMK N 1 Gesi

Menurut Djemari 2004: 5 standart kompetensi adalah ukuran minimal yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui dan mahir dilakukan oleh siswa pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan. Dari definisi diatas standart kompetensi adalah merupakan batas dan arah kemampuan yang aharus dimiliki dan dapat dilakukan oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata diklat tertentu. Berdasarkan dari teori pengertian kompetensi diatas maka dapat disimpulkan kompetensi adalah kemampuan individual seseorang untuk mengerjakan suatu tugas yang disertai dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dalam penelitian ini, peeliti hanya akan memfokuskan pada kompetensi dasar membatik.

e. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM

KKM Kriteria Ketuntasan Minimal adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. KKM berfungsi sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar 50 KD suatu mata pelajaran atau Standar Kompetensi SK, sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran, sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK KD–nya, sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran, dan sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat khususnya orang tua dan wali murid. https: inasari894.wordpress.com 2013 Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah yaitu: 1 KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran 2 KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah 3 KKM dinyatakan dalam bentuk persentase berkisar antara 0-100 4 Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 5 Satuan pendidikan dapat menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik 6 Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaran pembelajaran. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar minimal secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut: 1 Hitung jumlah Kompetensi Dasar KD setiap mata pelajaran setiap kelas.