Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan warga masyarakat menurut

Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan warga masyarakat menurut

Latar belakang manusia yang berbeda-beda baik itu mengenai asal usul, pendidikan, keturunan, jabatan dan lainnya akan membentuk suatu struktur masyarakat yang dapat membedakan status manusia didalam kehidupan bermasyarakat. Baik itu secara vertikal (stratifikasi sosial) maupun horizontal (differensiasi sosial). Hal ini tentu saja akan memberikan dampak yang beraneka ragam dalam kehidupan bermasyarakat ini. Untuk mengetahui lebih jauh tentang stratifikasi sosial, mari simak penjabaran Warstek berikut ini.

Pengertian Stratifikasi Sosial

Kata stratifikasi merupakan serapan dari bahasa Inggris, yakni stratification yang berasal dari kata stratum atau strata, berarti pelapisan. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial berarti penggolongan warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara bertingkat-tingkat (hierarkies). Itulah sebabnya kita dapat mengenal kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelasatas, kelas menengah, dan kelas bawah[1].

Stratifikasi merupakan karakteristik universal yang ada di dalam masyarakat, dibutuhkan untuk menciptakan keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban selama masyarakat masih ada sesuatu yang dihargai. Stratifikasi senantiasa melekat pada kehidupan sosial masyarakat berupa adanya pembagian dan pembedaan atas berbagai kedudukan didalam masyarakat. Paul B. Horton dan Chester L. Hujnt, menyatakan bahwa stratifikasi sosial sebagai kelas sosial, yaitu suatu strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial. Dengan demikian, pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarki)[2].

Faktor Pembentuk Stratifikasi Sosial di Masyarakat

Astrid S. Susanto menyatakan dasar pembentukan yang menjadi faktor stratifikasi sosial ialah pembagian kerja, yang di dalamnya termasuk spesialisasi dan diversifikasi pekerjaan. Tokoh lain mengemukakan ciri-ciri yang biasa dipakai untuk mengelompokkan anggota masyarakat dalam stratifikasi sosial sebagai berikut [3]:

1. Kekuasaan

Individu atau masyarakat yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan berada pada tingkat lapisan atas dan bawah. Kekuasaan ini terbentuk karena adanya faktor yang mendorong lingkungan sosial untuk menciptakan serta mempertahankannya.

2. Kekayaan

Barang siapa yang memilki penghasilan tinggi atau kekayaan yang paling banyak, maka ia akan termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut bisa berupa gaya hidup, cara berpakaian, cara menyantap hidangan, mobil pribadi, dan sering belanja barang-barang mewah.

3. Kehormatan

Tingkat ukuran kehormatan terhadap seseorang ataupun ndividu tidak serta-merta semua dilihat dari kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, orng yang paling disegani dan mendapat penghormatan dalam kehidupan sehari-hari akan mendapatkan tempata teratas.

Ukuran kehormatan seperti banyak kita jumpai pada masyarakat tradisional dengan sistem adanya te-tua adat, pemimpin dimasyarakat yang dahulunya pernah berjasa besar kepada masyarakat.

4. Ilmu Pengetahuan

Orang yang bisa memiliki tingkat pendidikan tinggi dianggap memiliki tempat yang tinggi pula dimasyarakat. Nah, kadangkala ukuran ini menjadi polemik sehingga menimbulkan terjadinya dampak negatif karena ternyata bukan mutu imu pengetahuan yang menjadi standar ukuran melainkan hanya gelar akademiknya (kesarjanaannya). Sehingga memicu serta memacu segala macam bentuk usaha untuk mendapatkan gelar atau ijasah walaupun dengan cara yang kurang etis.

Fungsi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan konsep yang universal karena stratifikasi sosial menunjukkan atau memiliki fungsi sosial[2]:

1. Memberikan kemudahan dalam pembagian kerja yang jelas, untuk memudahkan masing-masing individu menjalankan tugas-tugasnya (sebagai fungsi sosial dibutuhkan untuk mengetahui kedudukan seseorang dalam struktur yang tinggi)

2. Memudahkan dalam pemberian penghargaan (reward) baik dalam bentuk uang, prestise maupun kekuasaan

3. Memperoleh kedudukannya tidak berdasarkan atas dasar reward

Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini stratifikasi sosial berlangsung sangat pesat. Terutama bentuk stratifikasi yang terbuka, karena dalam sistem stratifikasi terbuka semua masyarakat berhak untuk mengisi kedudukan-kedudukan yang ada di masyarakat, jadi mereka bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan, sedangkan kalau stratifikasi sosial tertutup suatu masyarakat tidak bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan.

Sifat dan Macam Stratifikasi Sosial

Menurut gagasan yang di sampaikan oleh Soerjono Soekanto, terdapat tiga sifat dari stratifikasi sosial. Ketiga dari sifat tersebut ialah stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial campuran. Berikut penjelasannya[4]:

Diagram Sifat-sifat Stratifikasi Sosial[4]

1. Stratifikasi sosial tertutup

Mobilitas seorang individu guna dapat melaju dari suatu lapisan sosial tertentu ke dalam lapisan sosial lainnya yang sangat terbatas.

Stratifikasi sosial tertutup biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang menetapkan sistem kasta maupun feodal. Akibat adanya hal tersebut maka kemajuan dalam perilaku juga sangat lambat.

2. Stratifikasi sosial terbuka

Stratifikasi sosial terbuka atau juga disebut dengan atau Opened Social Stratification akan memungkinkan tiap individu dari segala lapisan dapat melakukan mobilitas sosial, baik itu dalam mobilitas sosial naik ataupun mobilitas sosial turun.

Stratifikasi sosial terbuka biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang modern serta mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.

3. Stratifikasi sosial campuran

Stratifikasi sosial campuran adalah gabungan dari stratifikasi sosial terbuka dan tertutup.

Sebagai contoh seorang masyarakat bisa bermutasi untuk bekerja sebagai pimpinan dan tidak memungkinkan untuk menjadi bangsawan atau tokoh dalam masyarakat.

Stratifikasi sosial campuran biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang memiliki susunan yang heterogen.

Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial

Terdapat dua proses terjadinya stratifikasi sosial, yakni secara otomatis atau dengan sendirinya dan secara sengaja, berikut penjelasannya untuk kalian semua[4]:

1. Terjadi secara otomatis atau dengan sendirinya

Proses ini terjadi sebab merupakan salah satu faktor yang telah ada semenjak seseorang dilahirkan, atau dapat pula terjadi karena adanya pertumbuhan yang terjadi di dalam masyarakat.

Sesorang yang berada dalam lapisan tertentu bukan atas kesengajaan yang telah dibuat oleh masyarakat atau dirinya sendiri, namun akan terjadi secara otomatis, sebagai contoh adalah keturunan.

2. Terjadi secara sengaja

Stratifikasi sosial bisa saja terjadi dengan sengaja, hal ini bermaksud karena memiliki tujuan tentu atau untuk kepentingan bersama.

Penentuan dalam sistem dengan adanya wewenang sekaligus kekuasaan yang diberikan oleh seseorang ataupun organisasi. Sebagai contoh diberikan oleh partai politik, perusahaan tempat bekerja, atau pemerintahan dan lain sebagainya.

Menurut pendapat dari Huky seorang pakar sosiologi, pendorong terjadinya stratifikasi sosial diantaranya yaitu:

  1. Adanya perbedaan ras, budaya, serta ciri biologis seperti warna kulit dan juga latar belakang etnis
  2. Pembagian tugas yang terspesialisai yang berhubungan dengan fungsi kekuasaan dan juga status dalam stratifikasi sosial.
  3. Kelangkaan kekuasaan yakni stratifikasi lambat laun yang ada dikarenakan alokasi hak serta kekuasaan yang jarang atau langka.

Piramida Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat[4]

Bentuk Stratifikasi Sosial

Proses terbentuknya stratifikasi sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: (1) terjadi secara alamiah selaras dengan pertumbuhan masyarakat, dan (2) terjadi secara disengaja dan direncanakan manusia. Stratifikasi sosial yang terjadi secara alamiah tidak dapat dilepaskan oleh kecenderungan bakat, minat, dan dukungan lingkungan. Misalnya, di lingkungan pantai berkembang masyarakat nelayan, di sekitar lahan yang subur berkembang masyarakat petani, dan banyak lagi contoh-contoh lain yang berhubungan dengan proses stratifikasi sosial secara alamiah. Adapun stratifikasi sosial yang sengaja direncanakan  dan dibentuk oleh manusia dapat diperhatikan pada organisasi politik seperti pembagian kekuasaan, pembentukan organisasi politik, penyusunan kabinet, dan lain sebagainya[1].

1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh seseorang memang berbeda-beda. Ada sebagian orang yang potensial tetapi tidak pernah memperoleh kesempatan untuk maju. Ada sebagian orang yang memiliki kesempatan yang sangat luas untuk maju sehingga memperoleh kesuksesan dalam bidang ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati bahwa pencapaian, penguasaan, dan kepemilikan seseorang dalam bidang ekonomi sangat bervariasi. Variasi inilah yang telah memunculkan kelas-kelas ekonomi (economic classes) tertentu dalam kehidupan masyarakat. Tolak ukur kelas ekonomi (economis classes) adalah seberapa banyak seseorang memiliki pendapatan dan/atau kekayaan. Secara garis besar terdapat 3 (tiga) lapisan masyarakat dipandang dari sudut ekonomi, yaitu: kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class).Masyarakat kelas atas (upper class) merupakan kelompok orang kaya yang diliputi dengan kemewahan. Masyarakat kelas menengah (middle class) merupakan kelompok orang yang berkecukupan, yakni mereka yang berkecukupan dalam hal kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan masyarakat kelas bawah (lower class) merupakan sekelompok orang miskin yang sering mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

2. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan pengelompokan anggota masyarakat berdasarkan status sosial yang dimiliki di dalam kehidupan masyarakat. Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam suatu pola soaial (hubungan sosial) tertentu. Seperti yang diketahui, bahwa biasanya seseorang tidak hanya memiliki satu pola sosial (hubungan sosial), melainkan beberapa pola sosial (hubungan sosial). Oleh karena itu, biasanya seseorang memiliki lebih dari satu kedudukan (status sosial). Bisa saja Si A berkedudukan sebagai pimpinan parpol yang sekaligus berkedudukan sebagai pejabat negara, pembina olah raga, dan sebagainya. Pada masyarakat modern, status sosial lebih cenderung diusahakan (achieved status), bukan diperoleh secara keturunan (ascribed status). Status sosial yang diusahakan tersebut, menurut William J. Goode, secara bertingkat terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: (1) profesional (professional), (2) pengusaha (business), (3) karyawan kantor (white collar), (4) pekerja trampil (skilled), (5) pekerja semi trampil (semiskilled), (6) jasa domestik dan perorangan (domestic and personal service), (7) pertanian (farm), dan (8) tenaga kasan  nonpertanian (nonfarm labor). Setiap orang bisa saja mencapai salah satu atau lebih dari status sosial tersebut asalkan berusaha secara sungguh-sungguh.

3. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan penggolongan anggota masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki. Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Lalu, apa yang dimaksud dengan kekuasaan?

Bentuk-bentuk kekuasaan terdiri dari bermacam-macam, akan tetapi terdapat satu pola umum yakni sistem sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri dengan adat-istiadat dan pola perilaku yang ada dalam kehidupan masyarakat. Dalam hubungan ini Mac Iver mengemukakan tiga pola umum sistem stratifikasi kekuasaan, yaitu tipe kasta, tipe oligarkhis, dan tipe demokratis.

Pola stratifikasi kekuasaan tipe kasta memiliki garis pemisah yang sangat tegas dan sulit ditembus. Pola stratifikasi kekuasaan tipe kasta ini dapat diperhatikan pada sistem kekuasaan yang terdapat pada kerajaan-kerajaan. Pola stratifikasi kekuasaan tipe oligarkhis juga menggambarkan adanya garis pemisah yang tegas antara tiap-tiap lapisan, akan tetapi diferensiasi antara tiap-tiap stratifikasi tersebut tidak terlalu kaku. Artinya, lapisan bawah dari sistem kekuasaan ini masih bisa berusaha untuk mencapai lapisan di atasnya. Pola stratifikasi kekuasaan tipe demokratis ditandai dengan garis pemisah antara tiap-tiap lapisan kekuasaan yang bisa berubah-ubah. Setiap orang berkesempatan untuk memperoleh kekuasaan tertentu sesuai dengan usaha, kemampuan, dan mungkin juga keberuntungan.

Nah, video berikut dapat membantu sobat Warstek untuk memahami stratifikasi sosial lebih dalam. Mari kita simak.

Contoh Soal dan Jawaban

1. Coba berikan gambaran tentang stratifikasi sosial (social stratification) yang terdapat

di lingkungan tempat tinggal kalian!

2. Sebutkan tiga kriteria yang menjadi landasan terciptanya stratifikasi sosial (social stratification)!

3. Bagaimanakah sebaiknya kita bersikap terhadap berbagai macam perbedaan yang ada dalam stratifikasi sosial (social stratification) tersebut?

Jawaban

1. Contoh yang dapat diambil adalah stratifikasi sosial yang terjadi di sekitar lingkungan di kelurahan Kassi-Kassi. Di daerah ini masyarakatnya memiliki berbagai macam pekerjaan. Mulai dari anggota Dewan, pengusaha, PNS sampai dengan pedagang biasa. Dari situ dapat dilihat orang yang bekerja sebagai anggota dewan atau pengusaha memiliki rumah yang mewah terbuat dari beton ditambah dengan pagar yang membuat rumahnya terlihat lebih modern.

Berbeda sekali dengan orang yang bekerja sebagai PNS ataupun pedagang biasa mereka memiliki rumah yang sederhana terbuat dari papan atau depannya beton tapi dalamnya terbuat dari papan. Hal ini juga berdampak pada pengaruh seseorang di lingkungannya. Orang-orang yang termasuk di lapisan atas lebih dihormati di lingkungannya, hal ini juga terjadi di keluarahan Kassi-Kassi. Orang-orang yang mempunyai rumah mewah yang dianggap sebagai lapisan atas di lingkungan masyarakat lebih disegani atau dihormati.

Ketika ada hajatan atau suatu acara, orang yang memiliki rumah mewah dan jabatan yang tinggi pasti disediakan tempat duduk paling depan.

2. Menurut pendapat dari Huky seorang pakar sosiologi, pendorong terjadinya stratifikasi sosial diantaranya yaitu:

a. Adanya perbedaan ras, budaya, serta ciri biologis seperti warna kulit dan juga latar belakang etnis

b. Pembagian tugas yang terspesialisai yang berhubungan dengan fungsi kekuasaan dan juga status dalam stratifikasi sosial.

c. Kelangkaan kekuasaan yakni stratifikasi lambat laun yang ada dikarenakan alokasi hak serta kekuasaan yang jarang atau langka.

3. Cara menyikapi perbedaan dalam stratifikasi sosial antara lain sebagai berikut:

a. Memahami peran dan posisi masing-masing sebagai anggota keluarga atau suatu organisasi, komunitas, dan bahkan dalam masyarakat yang lebih luas cakupannya.

b. Saling menghargai dan menghormati antara peran yang berbeda.

c. Saling mendukung dan bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Referensi

  1. Widianti, W. 2009. Sosiologi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
  2. Susanti, D., N. Rahmawati, M. Elsera. 2017. Stratifikasi Sosial Di Desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir Kebupaten Bintan. Penelitian. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
  3. Wulansari, D. 2009. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: PT Reifika Aditama.
  4. Yuksinau. 2020. Stratifikasi Sosial. https://www.yuksinau.id/stratifikasi-sosial/ (diakses 12 Januari 2021).