Gangguan otot dimana otot mengalami kontraksi yang terus-menerus sehingga menjadi kejang disebut

Gangguan pada otot memang tidak boleh disepelekan. Meski umumnya tergolong kondisi yang ringan, tetapi ada juga gangguan otot yang memerlukan penanganan medis. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beragam penyebab gangguan pada otot beserta cara penanganannya.

Otot merupakan bagian penting dari sistem pergerakan tubuh yang membuat kita bisa bergerak dan beraktivitas. Ketika tubuh mengalami gangguan pada otot, hal tersebut tentunya bisa memengaruhi aktivitas Anda sehari-hari.

Gangguan otot dimana otot mengalami kontraksi yang terus-menerus sehingga menjadi kejang disebut

Penyebab Gangguan pada Otot dan Cara Penanganannya

Berikut ini adalah beberapa penyebab gangguan pada otot yang perlu Anda ketahui beserta cara penanganannya:

1. Keseleo

Keseleo merupakan salah satu penyebab gangguan pada otot yang paling umum terjadi, terlebih saat berolahraga dan beraktivitas berat. Kondisi ini dapat muncul ketika otot tertarik atau terpelintir, baik secara tiba-tiba maupun perlahan.

Keseleo kerap terjadi di pergelangan tangan dan kaki. Biasanya keseleo menimbulkan gejala berupa nyeri, bengkak, dan sulit bergerak di bagian yang cedera. Penanganan awal keseleo yang umumnya dilakukan adalah konsumsi obat antinyeri dan metode RICE (rest, ice compression, elevation).

RICE bisa Anda lakukan dengan mengistirahatkan anggota tubuh yang keseleo, memberi kompres dingin, dan memosisikannya lebih tinggi, misalnya dengan mengganjal bagian tubuh yang keseleo dengan tumpukan bantal. Keseleo dapat membaik dan sembuh dengan sendirinya dalam 2 minggu.

2. Atrofi otot

Atrofi otot merupakan kondisi terjadinya penurunan massa otot. Hal ini biasanya disebabkan oleh cedera atau penyakit di otot, sehingga bagian tubuh tertentu tidak bisa digerakkan dalam jangka waktu cukup lama.

Dalam banyak kasus, atrofi otot biasanya pulih setelah melakukan kombinasi penanganan, mulai dari perubahan pola makan untuk memenuhi nutrisi seimbang hingga melakukan fisioterapi sesuai anjuran dari dokter.

3. Distrofi otot

Distrofi otot merupakan salah satu bentuk kelainan otot yang ditandai berkurangnya kekuatan dan massa otot secara bertahap. Bentuk kelainan atau gangguan pada otot ini umumnya diturunkan dari orang tua ke anak.

Hingga saat ini, belum diketahui obat dan penanganan yang dapat menyembuhkan distrofi otot. Meski begitu, terdapat terapi obat-obatan dan terapi fisik yang tidak hanya dapat meringankan keluhan dan gejala penyakit, tetapi juga mencegah perburukan kondisi distrofi otot.

4. Miositis

Miositis adalah peradangan otot yang menyerang serat-serat otot, sehingga otot menjadi lemah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera, infeksi, atau penyakit autoimun. Gejala miositis dapat berupa kelelahan yang muncul saat berdiri atau berjalan, mudah terjatuh, demam, ruam kulit, bahkan sulit bernapas.

Meski belum ada pengobatan untuk mengatasi miositis, tetapi mengonsumsi obat-obatan, seperti kortikosteroid dengan dosis tinggi, bisa mengurangi peradangan. Selain itu, ada juga beberapa pengobatan yang dilakukan untuk mengurangi gejalanya dan salah satunya adalah fisioterapi.

5. Tendinitis

Tendinitis merupakan kondisi peradangan atau iritasi yang terjadi pada tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot ke tulang. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh cedera akibat mengangkat beban berat atau melakukan gerakan secara berulang.

Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya tendinitis adalah usia dan olahraga seperti basket, tenis, dan golf. Kondisi ini umumnya terjadi di bahu, siku, lutut, serta pergelangan tangan dan kaki.

Pengobatan tendinitis pun beragam, mulai dari pemberian obat antinyeri, kortikosteroid, PRP (platelet-rich plasma), hingga fisioterapi yang dilakukan untuk membantu proses penyembuhan.

6. Fibromyalgia

Fibromyalgia merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit di hampir sebagian besar tubuh. Kondisi ini terkadang juga disertai dengan berbagai keluhan lain, seperti sulit tidur, mudah lelah, sulit konsentrasi, kaku otot, dan sakit kepala.

Penyebab fibromyalgia tidak diketahui secara pasti, tetapi penelitian mengungkapkan bahwa penyebab kondisi ini melibatkan kombinasi faktor keturunan dengan beberapa faktor lain, seperti infeksi atau gangguan stres pascatrauma.

Tujuan pengobatan fibromyalgia hanya dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul, mulai dari mengonsumsi obat-obatan seperti obat antinyeri, antikejang, maupun antidepresan hingga melakukan terapi tertentu yang meliputi fisioterapi atau psikoterapi.

7. Penyakit Parkinson

Meski penyakit Parkinson tergolong gangguan kesehatan yang terjadi pada sistem saraf, tetapi penyakit ini juga bisa menyebabkan gangguan pada otot. Penyakit ini membuat otak tidak mampu menghasilkan hormon dopamin, lalu berdampak pada sistem pergerakan tubuh, termasuk otot.

Keluhan yang dialami bisa dimulai dari kaku di area tangan, gerakan tubuh melambat dan tidak seimbang, hingga tremor atau gemetar pada tangan, lengan, kaki, rahang, atau wajah. Gejala tersebut biasanya akan memburuk seiring waktu, sehingga membuat penderitanya sulit berjalan dan berbicara.

Meski belum ada pengobatan yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit ini, pemberian obat-obatan berupa agonis dopamin dapat menggantikan fungsi dopamin di dalam otak atau anikolinergik untuk mengurangi gejala tremor dan kaku otot.

8. Rhabdomyosarcoma

Rhabdomyosarcoma merupakan jenis kanker yang tumbuh di jaringan ikat dan otot rangka. Kondisi ini umumnya dikenali dari adanya benjolan atau pembengkakan yang terus membesar di bagian tubuh mana pun, tetapi biasanya diawali di area kepala, leher, tangan dan kaki, kandung kemih, rahim, atau testis.

Meski dapat terjadi pada semua usia, kanker jenis ini lebih sering menyerang anak-anak. Pengobatan rhabdomyosarcoma melibatkan beberapa metode pengobatan tertentu, mulai dari operasi, kemoterapi, hingga radioterapi.

Itulah beberapa gangguan pada otot yang bisa terjadi. Jika Anda memiliki keluhan dan tanda seperti yang telah dipaparkan di atas, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dehidrasi merupakan salah satu kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya kejang pada otot. Oleh sebab itu, pastikan Anda telah memenuhi kebutuhan cairan harian.

Salah satu kondisi yang berpotensi menyebabkan dehidrasi adalah berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat di cuaca yang panas. Jika Anda berada dalam kondisi demikian, pastikan untuk selalu mengonsumsi air demi mencegah dehidrasi.

Mengatasi dehidrasi menjadi salah satu upaya Anda untuk mencegah terjadinya masalah pada otot yang satu ini.

2. Konsumsi vitamin dan mineral

Mungkin tidak banyak dari Anda yang mengetahui bahwa kekurangan mineral di dalam tubuh dapat menyebabkan otot kram maupun kejang. Beberapa mineral yang harus dipenuhi adalah kalium, kalsium, dan magnesium agar terhindar dari masalah otot yang satu ini.

Sayangnya, ada penggunaan obat yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan mineral, salah satunya adalah pil air atau diuretik yang biasanya digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi.

Oleh karena itu, jika Anda harus mengonsumsi obat ini, konsultasi dengan dokter untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kadar mineral dalam tubuh agar tetap seimbang.

3. Lakukan latihan peregangan

Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kejang otot adalah rutin melakukan peregangan baik sebelum dan sesudah berolahraga, khususnya jika Anda memilih untuk melakukan olahraga yang cukup berat.

Masalahnya, pemanasan dan pendinginan selama olahraga sering kali disepelekan. Padahal, jika tidak dilakukan dengan tepat, potensi Anda mengalami masalah otot pun semakin meningkat. Tentu, Anda tidak ingin hal ini terjadi, kan?

Oleh karena itu, pastikan untuk selalu melakukan pemanasan kurang lebih 15 menit sebelum mulai berolahraga dan lakukan hal yang sama sebagai pendinginan setelah berolahraga.

4. Hindari merokok dan mengonsumsi kafein

Rupanya, mengonsumsi kafein dan merokok memiliki dampak yang buruk untuk kesehatan otot. Buktinya, terlalu sering mengonsumsi kafein dan memiliki kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan potensi Anda untuk mengalami berbagai masalah kesehatan otot, termasuk otot kejang.

Anda disarankan untuk menghindari kedua kebiasaan ini karena merokok dan mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kondisi ini. Maka itu, apabila Anda masih memiliki salah satu atau kedua kebiasaan ini, segeralah untuk berhenti.

5. Konsumsi obat relaksan otot

Meski belum mengalami kejang otot, Anda bisa mengonsumsi relaksan otot sebagai salah satu bentuk pencegahan terhadap kondisi tersebut. Apalagi jika Anda sudah mulai merasakan beberapa gejala dari kejang otot yang muncul. Belum lagi jika otot sudah mulai kaku dan terasa tegang. Menggunakan relaksan otot dapat membantu otot menjadi lebih rileks.

Meski begitu, penggunaan obat yang juga bisa digunakan sebagai obat pereda nyeri otot ini sebaiknya sesuai atas saran dokter. Maka itu, tanyakan kepada dokter apakah mengonsumsi relaksan otot baik untuk dikonsumsi jika disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.

Hal ini penting dilakukan untuk menghindari terjadinya interaksi antara relaksan otot dan obat-obatan lain yang mungkin sedang Anda konsumsi.