Sisa makanan yang dihasilkan pengelola kantin merupakan jenis limbah

Rabu, 25 Juli 2018 ~ Oleh Nia Aftika ~ Dilihat 65046 Kali

Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan di Sekolah

Oleh: Yuni Agusya

Pengertian Sampah

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai] dan dianggap sudah tidak berguna lagi [sehingga dibuang ke lingkungan]. Alam tidak mengenal sampah, yang ada hanyalah daur materi dan energi. Hanya manusia yang menyampah [mengakibatkan munculnya sampah].

Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik [memiliki ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup]. Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah: sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik [hasil dari proses pabrik] misalnya: plastik, logam, gelas, dan karet.

Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar.

Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok  pada suatu tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob [miskin oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.

Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan.  Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka.

Karakteristik sampah di Sekolah

Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi :

Sampah organik/mudah busuk  berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).

Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah.

Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan.

Pengelolaan sampah

Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.

Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:

Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].

Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.

Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].

Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA).

Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus. Untuk TPS yang sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS tersebut berupa lubang yang dilengkapi dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan hewan-hewan tertentu tidak masuk ke dalamnya dan juga untuk menghindari bau dari sampah yang bisa mengganggu.

Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak sampah kecil yang ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau sebagai tempat penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik dan kalau sudah penuh harus segera dibuang ke TPS atau langsung diambil oleh petugas kebersihan untuk dibuang ke TPA.

Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah

Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan.

Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah dan sederhana. Anak usia sekolah SD hingga SLTA bisa mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa menjadi media pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan belajar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Anak juga akan belajar menghargai lingkungan. Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot.

Kertas bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di kalangan pemulung memiliki harga yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus makanan dan kertas jenis lainnya. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk pengelolaannya.

Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigora.

Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan untuk dijual. Kertas berjenis HVS dipisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan kerdus. Kertas bekas yang sudah dipilah tadi dijual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil kertas tersebut.

Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian besar terdiri dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah yang sekarang banyak dicari orang. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa didaur ulang menjadi biji plastik. Demikian juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau hiasan dinding.

Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar betapa sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.

Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah.  Menulis di blog atau majalah dinding merupakan latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah. Sehingga muncul kesadaran baru bahwa,  “Sampah bukan masalah, tetapi peluang

Limbah adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam maupun dari suatu kegiatan yang dikehendaki oleh makhluk hidup baik melalui proses teknologi ataupun tidak dengan proses teknologi dan dianggap tidak memiliki nilai guna serta nilai ekonomis secara langsung.

Jenis Jenis limbah

Sisa makanan yang dihasilkan pengelola kantin merupakan jenis limbah

Limbah dapat dikelompokkan berdasarkan wujud, sumber, dan sifat.

a) Jenis Limbah berdasarkan wujud

Limbah berdasarkan wujudnya dapat dibagi menjadi tiga 

  • Limbah cair, adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan non domestik ataupun domestik yang dibuang ke lingkungan dan berpotensi mencemari lingkungan.

Misal : Limbah cair dari sisa buangan industri, limbah cair domestik (grey water, black water, yellow water)

  • Limbah gas dan partikel, adalah jenis limbah berbentuk gas.

Misal : limbah gas dari kendaraan bermotor, gas buangan dari proses pengolahan pada industri

  • Limbah padat, adalah hasil buangan industri yang berupa padatan. 

Misal : Limbah Rumah Tangga

b) Jenis Limbah berdasarkan sumber

Jenis Limbah berdasarkan sumber dapat dikategorikan sebagai

Limbah domestik adalah hasil buangan kegiatan rumah tangga, perkantoran, hotel atau penginapan. 

Misal: Sampah yang dihasilkan dari pemukiman berupa sampah makanan, kemasan/ plastik, dan air limbah domestik berupa air buangan dari toilet, kantin, atau air bekas cuci pakaian.

Limbah Non domestik adalah hasil buangan dari usaha atau kegiatan tertentu yang dapat berupa barang yang sudah tidak layak digunakan, kemasan suatu produk, atau limbah sampingan hasil produksi pada suatu kegiatan atau usaha.

Contoh limbah non domestik: 

  • Limbah Industri
  • Limbah Pertanian
  • Limbah Pertambangan
  • Limbah Pariwisata
  • Limbah Medis

Penjelasan lebih lanjut mengenai limbah yang dihasilkan pada Industri dapat dilihat pada artikel sebelumnya

c) Jenis Limbah berdasarkan sifat

Sampah organik atau sampah basah atau sampah hayati adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. 

Contohnya adalah sampah sisa dapur, daun-daunan, sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan, nasi, dan potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun. 

Sampah anorganik atau sampah kering atau sampah non-hayati adalah sampah yang sukar atau tidak dapat membusuk, merupakan sampah yang tersusun dari senyawa non-organik yang berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. 

Misal adalah kemasan plastik, sampah botol kaca, sampah logam dan kaleng bekas.

Sifat utama yang membedakan organik dan anorganik adalah sebagian sampah non-organik sulit diuraikan  bahkan tidak dapat diuraikan oleh alam.

Jenis Sampah

Durasi terurai

Kertas

2-5 bulan

Kulit Jeruk

6 bulan

Dus Karton

5 bulan

Filter rokok

10-12 bulan

Kantong Plastik

10-20 tahun

Kulit sepatu

25-40 tahun

Pakaian

30-40 tahun

Plastik

50-80 tahun

Aluminium

80-100 tahun

Styrofoam

Tidak hancur

Sumber : Dit. PLP, Ditjen. Cipta Karya PU

Pengelolaan Limbah di Indonesia

Pengelolaan limbah di Indonesia saat ini tentunya berbeda dengan pengelolaan persampahan yang dulu. Pengelolaan sampah di Indonesia saat ini mengusung sebuah paradigma baru yaitu tidak lagi kumpul- angkut- buang melainkan suatu pengelolaan persampahan  dengan prinsip 3R berbasis masyarakat.

Poin penting yang menjadikan paradigma baru lebih unggul dibandingkan paradigma lama ialah adanya 3R. 3R yang dimaksud ialah Reduce, Reuse, dan Recycle.

Reduce adalah sebuah tindakan untuk mengurangi timbulan sampah yang ada. Hal ini menitikberatkan pada perubahan gaya hidup masyarakat yang konsumtif beralih menjadi minimalis dan menekankan penggunaan barang yang umur pakainya cukup panjang sehingga penimbunan limbah yang dihasilkan konsumen dapat di  diminimalisasi 

Reuse adalah upaya pemanfaatan kembali limbah sehingga materi tersebut dapat dipakai kembali menjadi suatu bahan dari produk lain.

Recycle adalah upaya  daur ulang kembali suatu limbah dengan teknologi atau perlakuan tertentu sehingga limbah yang dihasilkan tidak langsung ditimbun ke TPA melainkan dapat diubah sehingga memiliki nilai guna kembali.

Dengan adanya pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat diharapkan timbulan limbah yang tidak memiliki daya guna dan timbulan limbah yang masuk ke TPA jumlahnya dapat ditekan seminimal mungkin.

Mengelola Limbah dengan Baik dan Benar

Mengelola limbah dengan bijak, bisa menjadi manfaat besar bagi perusahaan dalam menciptakan sebuah investasi jangka panjang. Citra positif yang terbentuk bisa membantu menjaga eksistensi perusahaan dan turut berkontribusi menjaga lingkungan.

Universal Eco hadir untuk menghadirkan solusi yang membantu mewujudkan hal tersebut. Mengelola limbah industri dengan bijak dan bertanggung jawab sebagai pengolah limbah dan sebagai kontributor dalam mendorong terwujudnya  praktik industri yang ramah lingkungan. Jika anda membutuhkan Layanan Pengolahan Limbah atau ingin berkonsultasi seputar Pengelolaannya  maka dapat langsung  menghubungi Universal Eco di:

Whatsapp: +6282110896311

E-mail: contact@universaleco.id