Sifat wajib Allah yang merupakan pengulangan dari sifat ma ani disebut sifat

Jakarta -

Allah SWT memiliki 20 sifat wajib yang harus diketahui oleh seorang muslim. Sifat-sifat itu dikelompokkan menjadi 4 yakni: Sifat Nafsiyah, Sifat Salbiyah, Sifat Ma'ani dan sifat Sifat Ma'nawiyah. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Dzat Allah. Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu wujud yang artinya, "ada".

Sementara sifat Salbiyah adalah sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak sesuai, atau sifat yang tidak layak dengan kesempurnaan Dzat-Nya. Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu: qidâm, baqâ', mukhâlafatu lil hawâditsi, qiyâmuhu binafsihi, dan wahdâniyat. Ada pun sifat Ma'ani, yaitu sifat- sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat ma'ani ada tujuh yaitu: qudrat, irâdat, 'ilmu, hayât, sama', bashar, kalam. Terakhir yang termasuk sifat Ma'nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma'ani. Sifat ma'nawiyah tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma'ani tentu ada sifat ma'nawiyah. Bila sifat ma'ani telah didefinisikan sebagai sifat yang ada pada sesuatu yang disifati yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya, maka sifat ma'nawiyah merupakan hukum tersebut. Artinya, sifat ma'nawiyah merupakan kondisi yang selalu menetapi sifat ma'ani. Sifat 'ilm misalnya, pasti dzat yang bersifat dengannya mempunyai kondisi berupa kaunuhu 'âliman (keberadannya sebagi Dzat yang berilmu). Dengan demikian itu, sifat ma'nawiyyah juga ada tujuh sebagaimana sifat ma'ani.

(lus/erd)

SuaraJatim.id - Sebagai umat Islam, muslim wajib meyakini keberadaan Allah, termasuk sifat wajib Allah. Keberadaan Allah SWT dipandang sebagai sesuatu yang mutlak. Pangkal semua ajaran Islam adalah bersumber pada keyakinan ini.

Dikutip dari paper Dosen PKn dan Hukum FIS UNY, Dr. Marzuki, M.Ag, Maulana Muhammad Ali menyebutkan adanya tiga bukti berkenaan dengan keberadaan Allah SWT. Pertama, bukti yang diambil dari kejadian alam, yang dapat disebut pengalaman rendah atau pengalaman jasmani manusia.

Kedua, bukti tentang kodrat manusia, yang disebut pengalaman batin manusia. Ketiga, bukti yang didasarkan atas wahyu Allah kepada manusia, yang dapat disebut pengalaman tertinggi atau pengalaman rohani manusia

Bukti pertama yang berkaitan dengan kejadian alam berpusat pada kata Rabbun (Tuhan). Dalam wahyu yang pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. beliau disuruh supaya: “membaca nama Rabb, Yang menciptakan” (QS. al-‘Alaq (96): 1). Kata rabbun memiliki dua arti, yaitu (1) memelihara, mengasuh atau memberi makan, dan (2) mengatur, melengkapi, dan menyempurnakan. Menurut Imam al-Raghib al-Isfahani, arti kata rabbun adalah memelihara sesuatu sedemikian rupa melalui tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain, sehingga mencapai tujuan yang sempurna. Ayat al-Quran yang menunjuk pengertian demikian adalah: “Muliakanlah nama Rabb-mu Yang Maha Luhur, Yang
menciptakan, kemudian melengkapi, dan Yang membuat (sesuatu) menurut ukuran, kemudian memimpin itu menuju tujuan kesempurnaan” (QS. al-A’la (87): 1-3).

Baca Juga: 20 Sifat Mustahil Bagi Allah: Muhtajun Ligairihi, Fana Hingga Ajzun

Bukti kedua bertalian dengan jiwa manusia. Di dalam jiwa manusia terdapat kesadaran akan adanya Allah. Akan tetapi kadang-kadang kesadaran yang demikian ini dikesampingkan. Sikap demikian inilah yang kemudian menjerumuskan manusia dalam kesesatan.

Sifat wajib Allah yang merupakan pengulangan dari sifat ma ani disebut sifat
Ilustrasi masjid di Arab Saudi / sifat wajib Allah.[ Pavlo Luchkovski/Pexels]

Bukti yang paling terang dan paling meyakinkan tentang adanya Allah adalah bukti ketiga, yaitu melalui wahyu. Dengan tersingkapnya rahasia sifat-sifat Allah melalui wahyu, maka keimanan kepada Allah menjadi faktor utama yang akan membimbing kehidupan manusia. Dengan mencontoh akhlak Allah, manusia akan meningkat ke puncak keluhuran akhlak yang tinggi.

Allah adalah Dzat yang memelihara dan mengasuh semua ciptaan-Nya; maka dari itu mengabdi kepada Allah berarti akan bekerja sekuat tenaga guna melayani kepentingan sesama manusia dan mencintai sesama makhluk. Allah adalah Dzat Yang Maha Pengasih; dengan demikian, orang yang beriman kepada Allah akan tergerak perasaan kasih sayangnya terhadap sesama makhluk. Demikian pula Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun; maka dari itu orang yang mengabdi kepada Allah, pasti tidak menjadi seorang yang pendendam, melainkan akan menjadi seorang yang pemaaf.

Sifat wajib Allah yang dua puluh seperti di atas dibagi lagi menjadi empat kelompok, yaitu:

  1. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat wajib bagi Allah yang adanya tidak disebabkan oleh sesuatu sebab apapun. Yang termasuk dalam sifat ini adalah sifat Wujud.
  2. Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang menafikan semua sifat yang tidak layak bagi Allah. Yang termasuk dalam sifat ini adalah sifat-sifat Qidam, Baqa, Mukhalafatun Lilhawadits, Qiyamuhu Binafsih, dan Wahdaniyah.
  3. Sifat Ma’ani, yaitu sifat yang ada pada Dzat Allah yang maujud. Yang termasuk dalam sifat ini adalah sifat-sifat Qudrat, Iradat, ‘Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, dan Kalam.
  4. Sifat Ma’nawiyah, yaitu sifat yang tetap bagi Dzat Allah. Yang termasuk dalam sifat ini adalah sifat-sifat Qadiran, Muridan, ‘Aliman, Hayyan, Sami’an, Bashiran, dan Mutakalliman.

Perilaku mencerminkan keyakinan sifat-sifat Allah

Baca Juga: PN Ciamis Tunda Sidang Perdana Kasus Penistaan Agama Islam M Kace Gara-gara Ini

Sifat wajib Allah yang merupakan pengulangan dari sifat ma ani disebut sifat
Ilustrasi masjid di Depok, Jawa Barat /  sifat wajib Allah (Shutterstock)
  1. Dengan meyakini sifat-sifat Allah Swt. seseorang akan meyakini bahwa Allah Swt. itu benar-benar ada dan akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan perintah-perintah-Nya.
  2. Dengan meyakini bahwa sifat-sifat Allah Swt. itu Maha Sempurna, seseorang akan yakin bahwa Allah itu Maha Hebat dan dirinya sangat jauh dari kesempurnaan dan kehebatan-Nya serta tidak mungkin dapat menandingi-Nya.
  3. Karena itulah, kita harus selalu bersikap rendah diri dan tunduk kepada ketentuan-ketentuan Allah.
  4. Dengan meyakini sifat-sifat Allah Swt. yang sempurna, maka seseorang hendaknya selalu menyerahkan diri kepada-Nya (bertawakkal) setelah melakukan upaya-upaya yang maksimal.
  5. Dengan meyakini sifat-sifat Allah Swt. siswa hendaknya selalu belajar giat, bekerja keras, dan melakukan hal-hal yang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt.

Demikian pembahasan sifat wajib Allah, semoga bermanfaat.

Ilustrasi Ibadah Islam/sumber: Pexels

Terdapat 20 sifat-sifat wajib Allah yang perlu kamu imani sebagai umat Islam. Di dalam Alquran, beberapa sifat Allah termaktub dalam beberapa ayat yang menggambarkan keagungan-Nya sebagai pencipta. Dalam buku Aqidah Akhlak: Materi Pembelajaran Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, Taufiq Yurmansyah (Grafindo: 2006) menjelaskan sifat-sifat Allah dapat dikategorikan dalam 4 jenis di bawah ini.

Sifat Nafsiyah Allah yakni Wujud (ada). Artinya, keberadaan Allah menjadi hal penting untuk diimani dan dipercaya. Bahwa keberadaan-Nya menjadi salah satu tanda kebesaran Allah yang paling nyata. Sifat ini berkaitan dengan dzat Allah sebagai penguasa langit dan bumi, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat Alquran.

Sifat salbiyah merupakan sifat yang meniadakan sifat yang berlawanan dengan sifat wajib Allah. Artinya, sifat Salbiyah adalah penanda bahwa Allah berbeda dengan ciptaannya. Di antara sifat tersebut adalah Qidam (awal-terdahulu), Baqa (kekal), Mukhalafatul Lil Hawadisi (berbeda dengan makhluk ciptaanNya), Qiyamuhu Binafsihi (berdiri sendiri), Wahdaniyah (esa-tunggal).

Sifat Ma’ani adalah sifat yang berhubungan dengan perbuatan Allah. Di antaranya adalah sebagai berikut. Qudrat (Kuasa), Iradat (Berkehendak), Ilmu (Mengetahui), Hayat (Hidup), Basar (Melihat), Kalam (Berfirman), Sama’ (Mendengar).

Sifat Ma’nawiyah Allah tak jauh berbeda dengan Sifat Ma’ani. Keduanya berkaitan lekat. Sifat Ma’nawiyah menjadi penguat Sifat Ma’ani. Apa saja yang termasuk di dalamnya?

  1. Qadiran (Maha Berkuasa), bahwa Allah Maha Berkuasa atas segala hal.

  2. Muridan (Maha Menghendaki), bahwa Allah Maha Berkehendak dan Pengatur Segalanya.

  3. Aliman (Maha Mengetahui), bahwa Allah Maha Mengetahui seluruh aspek dalam kehidupan manusia dan ciptaan-Nya.

  4. Hayan (Maha Hidup), bahwa Allah adalah dzat yang MahaHidup dan pemberi kehidupan.

  5. Sami’an (Maha Mendengar), bahwa Allah adalah sosok Pendengar terbaik untuk doa hamba-hambaNya.

  6. Mutakalliman (Maha Berfirman), bahwa Allah adalah Maha Berfirman, titah-Nya adalah perintah kebaikan untuk hamba yang beriman.

Begitu banyak sifat-sifat wajib Allah yang perlu diketahui dan sebagai iman dalam Islam. Sifat-sifat tersebut menjadi penanda bahwa Allah memanglah Pencipta Semesta yang hadinya nyata. Segala hal yang disandarkan kepada Allah akan memberikan kebaikan untuk umat islam. Dengan keimanan dan ketaqwaan, maka akan menghantarkan manusia pada keridhaan atas setian qadha dan qadar Allah.(ANG)