Siapa yang menjahit bendera merah putih tersebut

tolong dijawab hari ini ya! PLEASE AKU BUTUH BANGET NIH

Mengapa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara​

Apa gunanya solidaritas di masyarakat majemuk?

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan fungsi rumah adat! Jawab: ...​

Jawablah Pertanyaan Nomer 12​

p minta tolong bantu kerja kan tugas ini dong​

kehidupan masyarakat Indonesia yang terbentuk dari berbagai latar belakang yang beragam baik dari suku, budaya, agama, tradisi, pendidikan maupun ekon … omi Perbedaan latar belakang itu akan memunculkan suatu....​

Tolong dibantu yaTerima kasih​

Tolong dibantu yaTerima kasih​

Diko menambang pasir di sungai dekat rumahnya dalam kegiatan ekonomi di koper peran sebagai . . .​

(Foto: Hendra Wiradi/ Uzone.id)

Fatmawati tidak sengaja mendengar teriakan bahwa bendera Indonesia belum ada saat Soekarno bersama tokoh lainnya sedang berkumpul menyiapkan peralatan untuk pembacaan naskah teks proklamasi.

 Tanpa pikir panjang, segera Fatmawati mencoba untuk menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Walau hanya ‘Merah dan Putih’ tentu saja bukan perkara mudah bagi Fatmwati yang saat itu sedang hamil besar.

 Dipanggilnya Chaerul Basri untuk bertemu dengan Pemimpin Barisan Propaganda Jepang Gerakan Tiga A, Shimizu. Dia meminta Shimizu menyiapkan dua kain besar berwarna merah dan putih.

 Bukan sembarang kain yang dibawa oleh Shimizu, melainkan kain katun Jepang. Kain ini terkenal awet dan tahan lama. Sejumlah negara juga menggunakan bahan ini untuk benderanya.

Siapa yang menjahit bendera merah putih tersebut

Diorama Ibu Fatmawati sedang menjahit Bendera Merah Putih yang dipamerkan di Gedung Arsip Nasional, Jalan Ampera.
(Foto: Hendra Wiradi/ Uzone.id)

 Dengan menggunakan alat jahit tangan, bendera Merah Putih berukuran 2x3 meter itu dijahit oleh Fatmawati di ruang makan.

 Dalam Buku berjudul Berkibarlah Benderaku (2003), yang ditulis oleh Bondan Winarno, diketahui Fatmawati sambil menitikan air mata ketika menjahit bendera ini.

 Bukan tanpa alasan, sebab saat itu Fatmawati tengah menanti kelahiran Guntur Soekarnoputra, yang memang sudah bulannya untuk melahirkan.

 Di buku tersebut, Fatmawati menjahit menggunakan mesin jahit Singer yang hanya bisa digerakan menggunakan tangan saja. Karena mesin jahit menggunakan kaki, tidak diperkenankan mengingat usia kehamilan Fatmawati.

 Fatmawati baru menyelesaikan jahitan bendera Merah Putih itu dalam waktu dua hari. Bendera Merah Putih berukuran 2 x 3 meter itu akan dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Siapa yang menjahit bendera merah putih tersebut

Siapa yang menjahit bendera merah putih tersebut
Lihat Foto

Arsip KOMPAS

Penaikan bendera pusaka sesudah dibatjakan teks proklamasi, 17 Agustus 1945.

JAKARTA, KOMPAS.com - Tradisi Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun Republik Indonesia selalu dilakukan setiap tahunnya di Istana Merdeka dengan penuh khidmat.

Puncak acaranya adalah saat pengibaran bendera merah putih oleh Kelompok Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka.

Sejak tahun 1969, bendera yang dikibarkan di Istana Kepresidenan bukanlah bendera pusaka yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945, melainkan duplikatnya. Bendera pusaka telah dipensiunkan untuk menjaga ketahanannnya sebagai benda sejarah.

Baca juga: Cerita Bendera Pusaka yang Batal Disimpan dan Dipamerkan di Monas

Sejarah Bendera Pusaka

Istri Presiden Soekarno, Fatmawati, yang menjahit bendera merah putih yang dikibarkan pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Bendera yang dijahit oleh Fatmawati inilah yang kemudian disebut "Bendera Pusaka".

Mengutip pemberitaan Kompas 16 Agustus 1975, bendera tersebut dijahit oleh Fatmawati pada bulan Oktober 1944, dua minggu sebelum melahirkan putra sulungnya Guntur Soekarno Putro. Saat itu usia Fatmawati berusia 21 tahun.

Ia menjahit sendiri dengan tangan, karena dokter melarangnya menggunakan mesin kaki. Fatmawati memperoleh kain bendera tersebut dari seorang perwira Jepang. Saat ditanya siapa nama perwira itu ia tidak ingat. Belakangan diketahui perwira itu bernama Shimizu.

Perwira itu datang sendiri ke rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur mengantarkan dua blok kain katun, masing-masing merah dan putih.

Baca juga: INFOGRAFIK: 6 Fakta Bendera Pusaka

Bendera itu pun selesai dijahit dalam dua hari dan menjadikannya sebagai yang terbesar di Jakarta setiap kali dikibarkan di halaman rumahnya.

Setahun kemudian, bendera hasil jahitan Fatmawati itu digunakan ketika upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.

Diwawancarai oleh tim Kompas saat itu bagaimana perasaanya ketika menjahit bendera tersebut, Fatmawati mengatakan perasaannya saat itu bahagia karena ia merasa kemerdekaan suatu negara Indonesia yang selama ini diidam-idamkan dari perjuaangan tak lama lagi akan menjadi kenyataan.

Saat itu Fatmawati juga mengemukakan betapa tertekannya perasaan ketika Jepang melarang pengibaran bendera merah putih. Baru dalam September 1944 pemerintah militer Jepang mengizinkan pengibaran bendera merah putih dan melagukan Indonesia Raya.

Siapa yang menjahit bendera merah putih tersebut

Siapa yang menjahit bendera merah putih tersebut
Lihat Foto

Arsip KOMPAS

Penaikan bendera pusaka sesudah dibatjakan teks proklamasi, 17 Agustus 1945.

KOMPAS.com - Upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus di Istana Negara, bendera merah putih selalu dikibarkan. 

Namun, bendera tersebut bukanlah Bendera Pusaka yang pertama kali digunakan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 silam, melainkan duplikatnya.

Meski demikian, bendara bersejarah tersebut selalu diperlihatkan untuk umum saat upacara dan diserahkan oleh presiden kepada barisan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang juga menerima bendera baru.

Setelah bendera baru dikibarkan, Bendera Pusaka akan diserahkan kembali kepada presiden, selaku pemimpin upacara.

Baca juga: Sejak Kapan Bendera Merah Putih Jadi Lambang Indonesia Merdeka?

Siapa yang menjahit bendera merah putih tersebut

Siapa yang menjahit bendera merah putih tersebut
Lihat Foto

Dok. KOMPAS

Presiden Soekarno dan Ibu Fatmawati

Sejarah Bendera Pusaka

Pada saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bendera Merah Putih yang dikibarkan merupakan jahitan dari Fatmawati, istri Presiden Soekarno.

Namun, bendera itu bukanlah baru, tetapi telah dijahit pada Oktober 1944, dua minggu sebelum kelahiran putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.

Ia menjahit bendera itu setelah Jepang mengizinkan pengibaran bendera Merah Putih dan dikumandangkannya lagu Indonesia Raya.

Meski demikian, tak mudah baginya untuk mendapatkan kain tersebut.

Beruntung ia mendapatkan bantuan dari Shimizu, orang yang ditunjuk oleh Pemerintah Jepang sebagai perantara dalam perundingan Jepang-Indonesia.

Harian Kompas, 16 Agustus 1975 memberitakan, kain tersebut diantarkan langsung ke rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur.

Karena kondisi kandungannya sudah mendekati kelahiran, dokter melarang Fatmawati untuk menggunakan mesin jahit kaki.

Ia pun terpaksa menjahit bendera itu dengan kedua tangannya.

Baca juga: Jalan Panjang Bendera Pusaka, Pernah Dibelah Jadi Dua Sebelum Pensiun