Sebutkan tokoh-tokoh pahlawan islam yang berjuang melawan penjajah dan sekaligus sebagai ulama

Diantara banyaknya pahlawan negeri, berikut terdapat delapan tokoh pahlawan muslimah asal Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan, diantaranya sebagai berikut.

Jakarta, www.istiqlal.or.id - Menuju 76 tahun kemerdekaan Indonesia, masih terabadikan dengan jelas sejarah perjuangan dibaliknya. Yaiti saat setiap orang dari segala golongan gotong royong, bahu membahu mengusahakan kemerdekaan Indonesia.

Baik itu perempuan atau laki-laki, dari bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, perlawanan gerilya, pertahanan militer, atau yang lainnya. Semua orang berperan sesuai dengan kemahirannya demi kemerdekaan tanah airnya, Indonesia. 

Diantara banyaknya pahlawan negeri, berikut terdapat delapan tokoh pahlawan muslimah asal Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan, diantaranya sebagai berikut.

1. Sultanah Safiatuddin 

Sultanah Safiatuddin tercatat sebagai pemimpin wanita pertama di Kesultanan Aceh Darussalam. Beliau diangkat sebagai pemimpin setelah suaminya Sultan Iskandar Tsani wafat pada 1641 M.

Dalam masa kepemimpinannya, terdapat pro dan kontra yang timbul tentang hukum seorang perempuan memimpin Aceh. Namun hal tersebut tidak melemahkan semangat Sultanah Safiatuddin untuk menjaga masyarakat.

Terbukti selama Sultanah Safiatuddin memimpin, beliau membuat ragam bentuk strategi pemerintahan, seperti mengembangkan ilmu pengetahuan, menjaga stabilitas politik di tengah kolonialisme bangsa barat, membuat sistem pemerintahan yang efektif, mengatur komunikasi politik, ataupun memberikan zakat kepada masyarakat yang membutuhkan.

Selain itu, dalam hal menjaga martabat perempuan di Aceh, Sultanah Safiatuddin juga merancang beberapa strategi, diantaranya menyusun undang-undang khusus tentang wanita, serta strategi mengangkat kedudukan wanita.

2. Cut Nyak Dhien 

Berikutnya, pahlawan wanita Indonesia yang juga datang dari Aceh adalah Cut Nyak Dien, yang berjuang dalam perlawanan melawan penjajah secara langsung.

Tercatat dalan sejarah, bergabungnya Cut Nyak Dien berhasil meningkatkan moral semangat perjuangan Aceh dalam melawah penjajah Belanda. 

Sehingga atas perjuangan yang dilakukan sampai akhir hayatnya itu, pada 2 Mei 1962 Presiden Soekarno melalui SK Presiden RI Nomor 106 tahun 1964, menetapkan Cut Nyak Dien sebagai pahlawan nasional.

3. Raden Adjeng Kartini 

Nah, pahlawan ini pasti sudah sering kita dengar namanya. Lahir di Jepara, Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan sosok pahlawan yang dikenal memperjuangkan emanispasi wanita Indonesia.

Dapat diketahui, salah satu landasan perjuangan RA Kartini yaitu didasari pada adanya ketimpangan sosial yang dirasakan antara perempuan dan laki-laki di tanah Jawa.

Sehingga daripada itu, beliau berjuang membela perempuan agar bisa mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki, salah satu diantaranya ialah kebebasan mengenyam pendidikan. Karya-karya pemikiran dan perjuangannya yang lain juga diabadikan dalam buku.

4. Opu Daeng Risaju

Pahlawan perempuan Indonesia berikutnya yang bisa kita ketahui adalah Famajjah atau dikenal sebagai Opu Daeng Risaju.

Famajjah lahir di Palopo Sulawesi Selatan pada 1880 M. Semasa kecilnya, beliau belajar ilmu agama seperti mengkaji Al-Qur’an dan mempelajari ilmu fiqih yang ditulis oleh tokoh penyebar agama Islam di Sulawesi Selatan, Khatib Sulaweman Datung Patimang.

Dalam sejarahnya, beliau dikenal sebagai pahlawan nasional atas jasanya menentang penjajahan Belanda, serta membangkitkan dan memobilisasi para pemuda untuk melakukan perlawanan terhadap tentara NICA.

Sebagai seorang yang tidak mengenyam pendidikan formal, Opu Daeng Risaju mengenal dan mempelajari bidang politik saat tergabung aktif sebagai anggota Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).

5. Rasuna Said

Pahlawan selanjutnya yang perlu diketahui adalah Rasuna Said atau dikenal sebagai Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Beliau merupakan pahlawan nasional yang memperjuangkan hak-hak wanita, dan pentingnya kaum wanita dalam proses meraih kemerdekaan.

Rasuna Said lahir pada September 1910 di Maninjau, Sumatera Barat. Untuk terus mengenang perjuangannya, pemerintah Indonesia menetapkan beliau sebagai pahlawan nasional sejak 1974.

6. Laksamana Malahayati

Keumalahayati atau akrab disebut Laksamana Malahayati, memiliki perjalanan perjuangannya sendiri. Dalam masa perjuangan melawan Belanda, beliau diangkat sebagai laksamana oleh Sultan Aceh dan diamanahkan untuk memimpin pasukan Inong Balee. 

Dalam sejarahnya, Laksamana Malahayati dikenal sebagai tokoh perempuan yang ahli di medan perang, dan mahir mewakili Sultan Aceh untuk melakukan perundingan damai dengan pihak Belanda.

Atas jasanya tersebut, akhirnya pemerintahan Indonesia memberi gelar pahlawan kepada Laksamana Malahayati mendapat pada 10 November 2017.

7. Siti Walidah

Siti Walidah atau akrab disebut Nyai Ahmad Dahlan merupakan pahlawan yang berperan aktif dalam berkiprah di ranah pendidikan, khususnya bagi perempuan.

Dalam perjuangannya, Siti Walidah bersama dengan suaminya, KH Ahmad Dahlan, membangun sekolah-sekolah yang dirikan untuk masyarakat, yang selanjutnya digunakan sebagai tempat untuk mencerdaskan masyarakat dalam hal pendidikan agama ataupun umum.

Pada September 1971, berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia Nomor 042/TK/1971, Siti Walidah diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

8. Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah

Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah merupakan sosok reformator pendidikan yang pantang menyerah mempertahankan Sekolah Diniyah Putri di Padang Panjang.

Meski namanya jarang terdengar di masyarakat umum, namun perjuangan beliau patut dikagumi dan dijadikan inspirasi. Karena semasa hidupnya, Syekhah Rahmah sangat teguh mendirikan sekolah diniyah bagi anak perempuan dan terus mempertahankannya.

Di samping itu, saat petinggi Universitas Al-Azhar Mesir datang ke Padang dan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Sekolah Diniyah Putri milik Syekhah Rahmah pada 1955, petinggi Al-Azhar kagum dengan ide dan upaya Syekhah Rahmah atas sekolah yang dibangunnya.

Atas inspirasi tersebut, Universitas Al-Azhar akhirnya membuka Kulliyatul Lil Banat—fakultas khusus untuk perempuan yang direalisasikan pada 1962, dan Syekhah Rahmah diberikan gelar kehormatan "Syekhah" oleh Universitas Al-Azhar. Diketahui, beliau menjadi wanita pertama yanh mendapat gelar "Syekhah" dari Al-Azhar. (FAJR/Humas dan Media Masjid Istiqlal)

Oase.id – Indonesia tengah berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya setelah proklamasi. Pertempuran yang terjadi di Surabaya ini mulai sejak 27 Oktober hingga 20 November 1945 dan puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Peristiwa 10 November pastinya tak lepas dari peran banyak Pahlawan, termasuk para Ulama dan Pahlawan Muslim lainnya. KH. Hasyim Asy’ari menjadi salah satu dari banyak tokoh Ulama yang ikut perjuangan kemerdekaan di Surabaya,  melalui fatwa Resolusi Jihad Beliau berhasil menggerakkan warga dan juga kalangan santri untuk sama – sama berjuang melawan sekutu. Selain Mbah Hasyim, berikut 5 Pahlawan muslim yang perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia:

1. Abdul Wahab

Sebutkan tokoh-tokoh pahlawan islam yang berjuang melawan penjajah dan sekaligus sebagai ulama

Foto: nu.or.id.

Sosok Abdul Wahab memiliki perean pentng dalam peristiwa pertempuran Surabaya yang terjadi di Hotel Yamato saat ini sudah berganti nama menjadi hotel Majapahit. Kala itu, ia terkenal sebagai fotografer yang banyak mengabadikan momentum perlawanan bangsa Indonesia. Seperti saat peristiwa perobekan bendera, ketika para pejuang berangkat ke hotel membawa senjata, hingga mengabadikan saat Bung Tomo berpidato di hadapan seluruh pejuang dan mempertahankan roll film.

2. Sultan Hamengkubuwono IX

Lahir di Ngayogyakarta pada tanggal 12 April 1912, dengan nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Sultan Hamengkubuwono IX berperan dalam membantu keadaan perekonomian Indonesia pasca perang dan juga menjadi kerajaan di Indonesia pertama yang bergabung dengan Republik Indonesia.

Pada saat itu, Sultan Hamengkubuwono IX menyumbangkan kekayaan sekitar 6.000.000 Gulden, untuk membiayai pemerintah, kebutuhan hidup para pejabat dan para pegawai pemerintah lainnya.

3. dr. Wahidin Soedirohoesodo

Wahidin Soedirohoesodo merupakan salah satu pahlawan yang berprofesi sebagai dokter dan seorang yang menggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA ) Jakarta. Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah Budi Utomo.

Beliau memperjuangkan dua hal yaitu memperluas pendidikan dan pengajaran dan memupuk kesadaran kebangsaan. Selain itu, Wahidin Soedirohoesodo juga seirng mengunjungi tokoh masyarakat sambil menyuarakan gagasan “dana pelajar” yang bertujuan membantu para pemuda cerdas untuk melanjutkan pendidikannya.

4. Abdul Halim Perdanakusuma

Sebutkan tokoh-tokoh pahlawan islam yang berjuang melawan penjajah dan sekaligus sebagai ulama
    

Foto: tni-au.mil.id.

Seorang Pahlawan yang wafat pada masa perang Indonesia – Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Sumatra pada tahun 1948. Beliau dan Marsma Iswahyudi ditugaskan untuk membeli perlengkapan senjata di Thailand, namun dalam perjalanan pulang pesawat terbang yang mereka gunakan terjatuh dan tidak diketahui penyebab.

Jasad Halim sempat dikebumikan di Kampung Gunung Mesah, Malaysia setelah beberapa tahun Jasad Halim dipindahkan ke Jakarta dan dimakamkan kembali di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Pemerintah Indonesia memberikan penghormatan atas jasanya dengan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional dan mengabadikan namanya pada Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta.

5. Abdulrachman Saleh

Sebutkan tokoh-tokoh pahlawan islam yang berjuang melawan penjajah dan sekaligus sebagai ulama

Foto: tni-au.mil.id.

Abdulrachman Saleh merupakan Pahlawan Nasional, tokoh Radio Republik Indonesia (RRI) hingga bapak fisiologi kedokteran Indonesia. Beliau merupakan tentara sekaligus dokter yang mengembangkan ilmu faal di Indonesia.

Abdulrachman wafat ketika tengah membawa  bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya. Pesawat yang ditumpangi oleh Abdulrachman dan Adisutjipto ditembak oleh dua pesawat P-40 Kitty-Hawk Belanda dari arah utara yang mengakibatkan pesawat kehilangan keseimbangan dan menabrak pohon hingga pesawat terbelah menjadi dua bagian dan terbakar.


(ACF)