Sebutkan sifat sifat orang yang mendustakan hari pembalasan menurut qs AL MA UN ayat 1 7

tirto.id - Dalam surah Al Ma'un, Allah berfirman tentang penjabaran mengenai orang-orang yang disebut sebagai pendusta agama.

Pendusta agama dalam surah ini berkaitan dengan seseorang yang mengaku beriman, namun tidak memberikan kepedulian pada masyarakat yang mengalami kesusahan secara ekonomi dan terlantar.

Agama dijadikannya sebagai formalitas dan abai dengan jiwa sosial yang diajarkan dalam Islam.

Bacaan surah Al Ma'un, lafal, dan artinya

Sebutkan sifat sifat orang yang mendustakan hari pembalasan menurut qs AL MA UN ayat 1 7

Berikut firman Allah dalam surah Al Ma'un dari ayat 1 sampai 7:

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ . فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ , الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

(Aro'aital ladzii yukadzdzibu bid diin. Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim. Walaa yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin. Fawailul lil musholliinal ladziina hum ‘an sholaatihim saahuun. Alladziinahum yuroo'uun. Wayamna’uunal maa’uun)

Artinya, "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS. Al Maun: 1-7)

Arti surah Al Ma'un

Surah Al Ma'un diturunkan di Mekah sebagai surah ke 107 dalam Al Quran. Mayoritas ulama mengatakan surah ini sebagai surah ke 17 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Posisi surah Al Ma'un berada setelah surah At Takatsur dan sebelum surah Al Kafirun.

Nama lain dari surah Al Ma'un yaitu surah Ad Din, surah At Takzib, surah Al Yatim, dan surah Ara'aita.

Menurut Ibnu Juraij, tiga ayat pertama surah Al Ma'un turun dilatarbelakangi saat Abu Sufyan yang sering menyembelih unta setiap pekan, menghardik anak yatim. Anak tersebut juga diusir dan tidak diberi daging unta saat memintanya.

Allah pun menurunkan ayat tersebut sebagai peringatan. Lalu, ayat keempat turun untuk kaum munafik yang salat namun untuk tujuan pamer. Mereka enggan salat saat tidak ada yang melihat dan mereka juga dikenal pelit.

Melansir laman NU Online, inilah yang kemudian menjadikan orang salat belum tentu menjamin seseorang menjadi muslim yang baik.

Dia bisa saja dinilai Allah sebagai pendusta agama jika salatnya hanya sebatas mencari rida manusia lainnya.

Sementara itu dalam buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas 5 (Kemdikbud 2017) disebutkan, selain menghardik anak yatim, ciri pendusta agama adalah tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Lalu, disebutkan pula orang-orang celaka dalam imannya. Mereka terdiri dari orang yang lalai dalam salat, berbuat riya atau pamer atas ibadah yang dilakukannya, dan orang yang enggan memberikan bantuan yang bermanfaat untuk orang lain.

Oleh sebab itu, sikap yang berkebalikan dengan sikap-sikap pendusta agama memiliki keutamaan atau terpuji.

Melalui surah Al Mau'un, setiap mukmin diajak untuk mencintai dan menyayangi anak yatim. Selanjutnya, dianjurkan pula untuk memberi makan pada orang-orang miskin.

Dalam kaitan dengan ibadah, surah Al Ma'un mengingatkan untuk tidak shalat hanya demi mendapat pengakuan orang lain.

Sikap pamer atau riya adalah perbuatan tercela. Terkahir, setiap muslim juga diutamakan untuk bisa selalu membantu orang lain yang memerlukan bantuan.

Baca juga:

  • Bacaan Surah Al-Fatihah dan Keutamaannya: Bisa Obati Penyakit Hati
  • Bacaan Surah Al-Baqarah Ayat 275 Tentang Riba Beserta Artinya
  • Siapakah Luqman yang Namanya Disebutkan dalam Surah Al-Qur'an?

Baca juga artikel terkait SURAH AL-QURAN atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/tha)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Tafsir Surat Al Ma'un Ayat 1-3

Tafsir Surat Al Ma'un Ayat 1-3. Foto: Alquran/Ilustrasi

Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tafsir Surat Al Ma'un Ayat 1-3

 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Baca Juga

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ - ١

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ - ٢

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ - ٣

Tafsir Ringkas Kemenag

Tahukah kamu, wahai Rasul, orang yang mendustakan agama dan mengingkari hisab serta hari pembalasan di akhirat nanti?

Jika engkau ingin tahu, maka dia itulah orang yang menghardik anak yatim, menyakiti hatinya, dan berbuat zalim kepadanya dengan menahan haknya. Dia tidak lagi peduli terhadap anak yang sudah kehilangan tumpuan hidupnya itu.

Dia juga tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin yang tidak mempunyai kecukupan untuk memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari. Bila dia enggan mendorong orang lain untuk memberi makan dan memperhatikan kesejahteraan anak yatim, bagaimana mungkin dia, dengan kekikiran dan kecintaannya pada harta, mendorong dirinya sendiri untuk berbuat demikian?

Tafsir Kemenag

Dalam ayat ini, Allah menghadapkan pertanyaan kepada Nabi Muhammad, "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama?" Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat berikut.

Allah lalu menjelaskan bahwa sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama. Yaitu, orang-orang yang menolak dan membentak anak-anak yatim yang datang kepadanya untuk memohon belas-kasihnya demi kebutuhan hidupnya. Penolakannya itu sebagai penghinaan dan takabur terhadap anak-anak yatim itu.

Sifat pendusta agama berikutnya adalah tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan orang miskin. Bila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin berarti ia tidak melakukannya sama sekali. Berdasarkan keterangan di atas, bila seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukan usaha yang mulia itu.

Sumber: Quran Kemenag / Kemenag.go.id

Link:

https://kemenag.go.id/berita/read/513279/al-ma-un-1-3--ciri-pendusta-agama

Sebutkan sifat sifat orang yang mendustakan hari pembalasan menurut qs AL MA UN ayat 1 7

sumber : Quran Kemenag / Kemenag.go.id

AKURAT.CO, Surah Al-Ma'un merupakan surah ke 107 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri dari tujuh ayat. Lafalnya adalah:

Sebutkan sifat sifat orang yang mendustakan hari pembalasan menurut qs AL MA UN ayat 1 7
ISTIMEWA


Ara aital ladzii yukadzdzibu bid diin (1), Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim (2), Walaa yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin (3) Fawailul lil mushalliinal ladziina hum ‘an shalaatihim saahuun (4), Alladziinahum yuraa uun (5) Wayamna’uunal maa’uun (6).

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1), Itulah orang yang menghardik anak yatim (2) dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (3). Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat (4) (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya (5) orang-orang yang berbuat riya (6), dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS. Al Ma’un: 1-7).

Dari ketujuh ayat di atas, para ulama ahli tafsir menjelaskan isi kandungannya.

1. Melalui surah ini, kita bisa tahu siapa saja orang-orang yang mendustakan agama. Yaitu orang yang menghardik anak yatim, tidak memberi makan pada orang miskin, orang yang lalai terhadap salatnya, dan orang yang suka berbuat riya (pamer).

2. Perilaku buruk tersebut, dipastikan oleh Allah akan mendapat balasan kehinaan yang setimpal, di mana orang-orang tersebut akan celaka.

3. Bagi orang-orang yang lalai terhadap salatnya, lalai dari tujuan dan nilai-nilai salat, mengerjakan salat untuk dipuji orang (riya), dan tidak mau membantu orang lain maka mereka akan mendapat hukuman dari Allah.

4. Allah Swt akan menerima salatnya orang yang ikhlas hingga berdampak baik pada kehidupannya, menjadi lebih bertakwa kepada Allah, dan lebih menyayangi sesama manusia.

5. Allah juga menyukai orang-orang yang menyantuni anak yatim dan membantu orang-orang miskin serta menolong sesama dengan apa yang mereka bisa.

Itulah kandungan Surah Al-Ma'un yang harus kita renungkan bersama. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari perbuatan-perbuatan yang merusak agama tersebut.

Wallahu a'lam bishawab. []