Sebutkan barang barang ekspor non migas indonesia

Sebutkan barang barang ekspor non migas indonesia

Sebutkan barang barang ekspor non migas indonesia
Lihat Foto

FREEPIK/RASTUDIO

Ilustrasi.

KOMPAS.com - Barang tambang nonmigas adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan selain dari tambang minyak bumi dan gas (nonmigas).

Tahukah kamu apa saja yang termasuk barang tambang nonmigas?

Barang tambang nonmigas

Mengutip BPS, pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air.

Pertambangan nonmigas adalah mencakup usaha pencarian dan pengambilan bahan tambang yang memiliki unsur kimia, mineral, dan segala macam batuan yang merupakan endapan alam.

Jadi, yang termasuk barang tambang nonmigas adalah antara lain:

  • Batubara
  • Timah
  • Bauksit (bijih alumunium)
  • Bijih besi
  • Nikel
  • Emas dan perak
  • Intan
  • Tembaga

Baca juga: Potensi Sumber Daya Alam Minyak Bumi

Mengutip Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta (2007) karya Hartono, berikut ini penjelasannya:

Batubara adalah bahan bakar fosil yan terbentuk dari tumbuhan yang mati dan kemudian tertimbun selama jutaan tahun. Manfaat batubara untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.

Tambang batubara di Indonesia terdapat di Ombilin (Sumatera Barat), Bukit Asam (Palembang), Bukit Asam dan Tanjung Enim (Sumatera Selatan), Jambi, Riau, Aceh, dan Kalimantan.

Timah adalah hasil tambang yang ebrasal dari bijih-bijih timah yang tersimpan di dalam bumi.

Ada dua jenis bijih timah, yaitu:

  1. Timah celah atau timah gunung: bijih timah yang terdapat di batuan granit dalam bumi;
  2. Timah endapan: bijih timah yang terdapat di darat, dasar laut, atau dasar lembah.

Timah putih digunakan untuk membuat kaleng, tabung, cendera mata, dan senjata. Timah hitam untuk pelindung kabel listrik dan pipa air minum.

Manfaat timah yang lain adalah membungkus rokok atau cokelat, campuran seng untuk atap rumah, mata peluru, dan solder.

Daerah penghasil timah di Indonesia adalah Sungai Liat (Bangka), Manggar (Belitung), dan Bangkinang (Riau).

Baca juga: Potensi Sumber Daya Alam Batu Bara

  • Bauksit (bijih alumunium)

Bauksit berguna untuk bahan dasar pembuatan alumunium. Sifat aluminium ringan dan tidak berkarat. Manfaat alumunium adalah untuk dijadikan berbagai perkakas rumah tangga, badan pesawat terbang.

Bijih besi yang sebelum diolah masih berbentuk butiran pasir hitam. Daerah penghasil bijih besi di Indonesia adalah Pulau Obi (Maluku), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Tengah), Kotawaringin (Kalimantan Tengah), Cilacap (Jawa Tengah), dan Cilegon (Banten).

Hasil penambangan nikel adalah bijih bikel, nikel matte (bijih nikel yang sudah dipisahkan dengan bahan buangannya), dan ferronikel (campuran yang mengandung nikel 78 persen dan besi 0,7 persen).

Daerah penghasil nikel di Indonesia adalah Pulau Gebe (Maluku Utara.

Baca juga: Potensi Sumber Daya Alam Gas Alam

Emas dan perak digunakan untuk membuat perhiasan dan obat-obatan. Umumnya, emas digunakan sebagai alat pembayaran.

Daerah penghasil emas dan perak di Indonesia antara lain Tembagapura Papua), Gunung Pongkor (Jawa Barat), Rejang Lebong (Bengkulu), dan Meulaboh (Nanggore Aceh Darussalam).

Intan jika diasah menjadi berlian. Daerah penghasil intan di Indonesia adalah Martapura (Kalimantan Selatan).

Tembaga adalah logam yang berwarna kemerahan yang dapat menghantar panas dan listrik dengan baik. Daerah penghasil tembaga di Indonesia adalah Cikotok (Jawa Barat), Tirtomoyo (Jawa Timur), Sangkarapi (Sulawesi Selatan), dan Kompara (Papua).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

KOMPAS.com – Indonesia melakukan perdagangan internasional, terutama di kawasan ASEAN dengan melakukan ekspor dan impor komoditas. 

Komoditas ekspor Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu komoditas ekspor miigas dan non-migas.

Menurut Yusbar Yusuf dan Nursiah Chalid dalam jurnal Kinerja Ekspor Indonesia ke Negara-negara ASEAN dan Negara-Negara Utama Asia Lainnya (2014), ekspor non-migas secara gars besar dikelompokkan menjadi tiga sektor yaitu pertanian, industri, dan pertambangan.

Contoh komoditas ekspor

Berikut contoh komoditas ekspor Indonesia untuk negara-negara ASEAN, yaitu:

Komoditas ekspor di bidang pertanian

Indonesia memiliki banyak komoditas ekspor di bidang pertanian. Dilansir dari situs resmi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, komoditas ekspor unggulan pertanian Indonesia adalah karet, kelapa sawit, kakao, dan juga kopi.

Selain keempat komoditas unggulan tersebut, Indonesia juga memiliki komoditas ekspor di bidang pertanian berupa biji-bijian, minyak hewani dan nabati, teh, ikan tuna, ikan cakalang, sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan udang.

Baca juga: Tujuan Kerja Sama ASEAN di Bidang Pendidikan

Komoditas ekspor di bidang industri

Di bidang industri, Indonesia juga memiliki komoditas yang diekspor ke negara-negara di ASEAN.

Contohnya adalah suku cadang mesin, kendaraan, bubur kayu, bubur kertas, perangkat eletronik, perangkat mekanik, benda dari baja, pesawat, barang dari karet, kain, benang, produk garmen, produk kimia, dan produk farmasi.

Komoditas ekspor di bidang pertambangan

Indonesia memiliki komoditas ekspor di bidang pertambangan berupa bahan bakar mineral (batu bara), belerang, kapur, emas, perak, timah hitam, mangan, nikel, bauksit, alumunium kalsium, seng, timah, wolfram, kobalt, dan tembaga.

Deputi Bidang Ekonomi Bappenas dalam buku Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia (2016), menyebutkan bahwa bahan bakar mineral non-migas meerupakan komoditas ekspor dengan volume terbesar yang menyumbang proporsi sekitar 70 persen dari total volume ekspor non-migas.

Komoditas ekspor di bidang migas

Komoditas ekspor Indonesia di bidang migas adalah minyak bumi, gas alam, dan juga coaled methane (CBM) atau gas metana alam dengan sedikit kandungan hidrokarbon.

Baca juga: Peran Indonesia di ASEAN dalam Bidang Politik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Februari 2020 sebesar US$ 15,27 miliar atau tumbuh 8,56% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Perkembangannya menggembirakan dan kalau mundur ke belakang lagi, sejak November 2020 ekspor kita selalu tumbuh positif secara yoy (year on year)," ujar Kepala BPS Suhariyanto Senin (15/3/2021).

Kenaikan ekspor (yoy) terjadi baik di sektor migas dengan naik 6,9%, pertanian tumbuh 3,16%, industri naik 9%, dan pertambangan naik 7,53%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


Kendati demikian, secara bulanan, realisasi ekspor nonmigas Februari 2021 mencapai US$ 14,40 miliar, turun 0,04% dibanding Januari 2021. Dibanding ekspor nonmigas.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2021 terhadap Januari 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 639,5 juta atau 27,11%, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$ 240,7 juta atau 24,2%.

Berikut adalah 10 komoditas yang paling banyak diekspor sepanjang Februari 2021:

1. Lemak dan minyak hewan/nabati US$ 1,72 miliar2. Bahan bakar mineral US$ 1,97 miliar3. Besi dan baja US$ 1,24 miliar4. Kendaraan dan bagiannya US$ 813,5 juta5. Mesin dan peralatan mekanis US$ 503,3 juta6. Logam mulia, perhiasan/permata US$ 378,6 juta7. Bijih, terak, dan abu logam US$ 181 juta8. Pulp dari kayu US$ 203,9 juta9. Bahan kimia organik US$ 239 juta

10. Susu, mentega, dan telur US$ 35,1 juta.

Impor

Nilai impor Indonesia pada Februari 2021 mencapai US$ 13,26 miliar atau turun 0,49% dibandingkan dengan Januari 2021. Sementara jika dibandingkan dengan Februari 2020 impor RI naik 14,86%.

Adapun impor migas Februari 2021 senilai US$ 1,3 miliar atau turun 15,95% jika dibandingkan Januari 2021 atau turun 25,37% jika dibandingkan Februari 2020.

Kemudian impor nonmigas pada Februari 2021 mencapai US$ 11,96 miliar atau naik 1,54% jika dibandingkan Januari 2021 atau naik 22,03% dibandingkan Februari 2020.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar pada Februari 2021 dibandingkan Januari 2021 adalah produk farmasi atau setara dengan US$ 96,9 juta atau turun 38,03%. Sedangkan peningkatan terbesar adalah mesin dan perlengkapan elektrik atau mencapai US$ 172,8 juta atau naik 10,03%.

Berikut 10 golongan barang utama yang paling banyak diimpor selama Februari 2021:

1. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1,72 miliar2. Besi dan baja US$ 710,2 juta3. Berbagai produk kimia US$ 356,7 juta4. Ampas/sisa industri makanan US$ 211,2 juta5. Gula dan kembang gula US$ 230,8 juta6. Serealia US$ 222,3 juta7. Perangkat optik, fotografi, sinematografi, medis US$ 179,7 juta8. Produk farmasi US$ 254,8 juta9. Buah-buahan US$ 144,2 juta

10. Kendaraan udara dan bagiannya US$ 83,8 juta.


[Gambas:Video CNBC]

(mij/mij)