Sebutkan 3 nama suku yang berasal dari provinsi jawa barat

KELOMPOK etnis atau yang biasa dikenal dengan suku bangsa merupakan suatu golongan atau kelompok manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya. Ini biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. 

Berikut merupakan suku-suku yang terdapat di Indonesia beserta asal daerahnya:

1. Suku Kubu, Sumatra (Jambi). 2. Suku Sakai, Sumatra. 3. Suku Gayo, Sumatra. 4. Suku Aceh, Sumatra. 5. Suku Alas, Sumatra. 6. Suku Devayan, Sumatra. 7. Suku Haloban, Sumatra. 8. Suku Kluet, Sumatra. 9. Suku Lekon, Sumatra. 10. Suku Pakpak, Sumatra. 11. Suku Sigulai, Sumatra. 12. Suku Singkil, Sumatra. 13. Suku Tamiang, Sumatra. 14. Suku Aneuk Jamee, Sumatra (Aceh). 15. Suku Batak, Sumatra. 16. Suku Batak Angkola, Sumatra. 17. Suku Batak Karo, Sumatra. 18. Suku Batak Mandailing, Sumatra. 19. Suku Batak Pakpak, Sumatra. 20. Suku Batak Simalungun, Sumatra. 21. Suku Batak Toba, Sumatra. 22. Suku Nias, Sumatra. 23. Suku Minangkabau, Sumatra. 24. Suku Melayu, Sumatra. 25. Suku Mentawai, Sumatra. 26. Suku Laut, Sumatra. 27. Suku Belitung, Sumatra. 28. Suku Bangka, Sumatra. 29. Suku Anak Dalam, Sumatra. 30. Suku Kayu Agung, Sumatra. 31. Suku Palembang, Sumatra. 32. Suku Bengkulu, Sumatra. 33. Suku Lampung, Sumatra. 34. Suku Betawi, Jakarta. 35. Suku Sunda, Jawa. 36. Suku Jawa, Jawa. 37. Suku Tionghoa, Jawa. 38. Suku Baduy (badui), Jawa. 39. Suku Bawean, Jawa. 40. Suku Tengger, Jawa. 41. Suku Osing, Jawa. 42. Suku Madura, Jawa. 43. Suku Samin, Jawa. 44. Suku Dayak, Kalimantan. 45. Suku Banjar, Kalimantan. 46. Suku Kutai, Kalimantan. 47. Suku Berau, Kalimantan. 48. Suku Paser, Kalimantan. 49. Suku Bali, Bali.

50. Suku Loloan, Bali.

Baca juga: Contoh Upacara Adat Terpopuler di Indonesia

51. Suku Sasak, Nusa Tenggara Barat. 52. Suku Bima, Nusa Tenggara Barat. 53. Suku Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. 54. Suku Boti, Nusa Tenggara Timur. 55. Suku Bunak, Nusa Tenggara Timur. 56. Suku Manggarai, Nusa Tenggara Timur. 57. Suku Sika, Nusa Tenggara Timur. 58. Suku Sumba, Nusa Tenggara Timur. 59. Suku Rote, Nusa Tenggara Timur. 60. Suku Ngada, Nusa Tenggara Timur. 61. Suku Flores, Nusa Tenggara Timur. 62. Suku Ende, Nusa Tenggara Timur. 63. Suku Gorontalo, Sulawesi Utara. 64. Suku Kaidipang, Sulawesi Utara. 65. Suku Minahasa, Sulawesi Utara. 66. Suku Mongondow, Sulawesi Utara. 67. Suku Sangir, Sulawesi Utara. 68. Suku Bungku, Sulawesi Tengah. 69. Suku Balesang, Sulawesi Tengah. 70. Suku Balantak, Sulawesi Tengah. 71. Suku Wakatobi, Sulawesi Tenggara. 72. Suku Buton, Sulawesi. 73. Suku Tolaki, Sulawesi. 74. Suku Mandar, Sulawesi. 75. Suku Luwu, Sulawesi. 76. Suku Makassar, Sulawesi. 77. Suku Bugis, Sulawesi. 78. Suku Toraja, Sulawesi. 79. Suku Bajo, Sulawesi. 80. Suku Alune, Maluku. 81. Suku Ambon, Maluku. 82. Suku Aru, Maluku. 83. Suku Buru, Maluku. 84. Suku Fordata, Maluku. 85. Suku Mamale, Maluku. 86. Suku Nuaulu, Maluku. 87. Suku Morotai, Maluku. 88. Suku Halmahera, Maluku. 89. Suku Wemale, Maluku. 90. Suku Wai Apu, Maluku. 91. Suku Ternate, Maluku. 92. Suku Tidore, Maluku. 93. Suku Seram, Maluku. 94. Suku Sawai, Maluku. 95. Suku Aer, Papua. 96. Suku Asaro, Papua. 97. Suku Kalam, Papua. 98. Suku Huli, Papua. 99. Suku Goroka, Papua. 100. Suku Yali, Papua. 101. Suku Korowai, Papua. 102. Suku Dani, Papua. 103. Suku Bauzi, Papua. 104. Suku Amungme, Papua. 105. Suku Asmat, Papua.

106. Suku Muyu, Papua. (OL-14)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara


Sebutkan 3 nama suku yang berasal dari provinsi jawa barat
Provinsi Sumatera Utara beribukota Medan, Terletak antara 10 - 40 LU, 980 - 1000 B.T. Batas wilayahnya sebelah utara provinsi Aceh dan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat dan Riau, sedangkan sebelah Timur di batasi oleh Selat Sumatera. Daerahnya terdiri atas pantai dan dataran rendah di sebelah timur dan barat provinsi ini, dan dataran tinggi yang terdapat di dataran tinggi Karo, Toba dan Humbang. Gunung-gunungnya antara lain Sibayak, Sinabung, Martimbang, Sorik Marapi dan lain-lain. Kemudian sungai-sungainya adalah sungai Wampu, Batang Serangan, Deli, Asahan dan lain-laainnya. Kekayaan alam yang dimiliki Sumatera Utara adalah minyak bumi, batu bara, belerang, emas dan sebagainya yang merupakan hasil tambang. Dan kini provinsi ini lebih dikenal lagi dengan bendungan raksasa Asahan dengan air terjun Sigura-gura yang merupakan proyek besar pembangkit tenaga listrik. Flora ada bermacam-macam, dari tanaman yang ada di hutan dengan hasil hutan kayu, damar dan rotan, juga tanaman yang diusahakan oleh penduduk seperti padi, sayur-sayuran dan tanaman perkebunan lainnya Penduduk Sumatera Utara menurut golongan etnis terdiri dari penduduk asli Sumatera Utara, penduduk asli pendatang dan penduduk asing. Yang termasuk penduduk asli ialah: suku Melayu, Batak Karo, Simalungun, Fak-fak/Dairi, Batak Toba, Mandailing, Pesisir dan Nias. Golongan pribumi pendatang adalah suku: Jawa, Sunda, Bali, Ambon, Minahasa, Banjar, Palembang, Riau, Minangkabau dan lain-lain, sedangkan penduduk asing adalah orang-orang Arab, India, Cina dan bangsa-bangsa lain. Penduduk Sumatera Utara sekitar 80% tinggal di desa-desa sebagai petani dan lainnya tinggal di kota sebagai pedagang, pegawai, tukang dan sebagainya. Susunan masyarakat di daerah Sumatera Utara adalah berdasarkan genealogis-teritorial atau suatu keturunan daerah dan wilayah, misalnya suku Batak Toba, Mandailing dan Nias. Sedangkan di wilayah Sumatera Timur atau Melayu adalah berdasarkan teritorial. Bila ditinjau dari kekerabatan dari segi garis keturunannya, maka suku Batak dan Nias adalah patrinileal yaitu garis keturunan yang dipandang dari garis keturunan Batak, dan suku Melayu adalah parental, yaitu garis keturunan yang dipandang dari kedua belah pihak, bapak dan ibu. Kelompok kekerabatan Nias disebut Sangabato yakni keluarga batih dan keluarga luas yang disebut sangabato sehua. Gabungan dari sangabato sehua dari satu leluhur disebut mado yang dapat disamakan dengan marga pada suku Batak, yakni klen besar patrilokal. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 10-40 Lintang Utara dan 980 1000 Bujur Timur, yang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota, dan terdiri dari 328 kecamatan, secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5.086 desa dan 382 kelurahan. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km2, Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Pemerintah Provinsi (Pemprop) Sumatera Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten di Sumatera Utara maupun antara Sumatera Utara dengan provinsi lainnya. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Tentu saja sektor lain, seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka Sumatera Utara dibagi kedalam empat wilayah Pembangunan. Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara pada tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2002, jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 11,85 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km2 dan tahun 2002 meningkat menjadi 165 jiwa per km2, sedangkan laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20 persen per tahun.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000. TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001 naik menjadi 57,70 persen, tahun 2002 naik lagi menjadi 69,45 persen.


Share   Tweet

KOMPAS.com - Pulau Jawa merupakan pulau terpadat di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, Pulau Jawa dihuni 56,10 persen dari total penduduk Indonesia.

Padatnya jumlah penduduk di Pulau Jawa dipengaruhi oleh banyaknya suku bangsa yang mendiaminya. Selain suku Jawa dan Sunda, ternyata ada beberapa suku bangsa lain yang tinggal di Pulau Jawa.

Berikut adalah suku-suku bangsa asli Pulau Jawa:

1. Suku Jawa

Suku Jawa menjadi suku terbesar di Pulau Jawa bahkan di Indonesia. Suku Jawa ini berasal dari tiga provinsi besar di Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Video Rekomendasi

Sebutkan 3 nama suku yang berasal dari provinsi jawa barat

Namun demikian, Suku Jawa juga tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2010 setidaknya 40,05 persen penduduk Indonesia merupakan Suku Jawa.

Baca juga: Suku Jawa Tondano Merajut Silaturahim dalam Bingkai Budaya

Tak hanya di Indonesia, Suku Jawa juga bisa ditemukan di Amerika Selatan yaitu Suriname. Di sana terdapat suku Jawa Suriname, yaitu orang-orang Jawa yang dibuang ke sana pada masa penjajahan Belanda.

Masyarakat Suku Jawa biasa dikenal dengan Wong Jawa atau Tiyang Jawi. Mereka menggunakan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari. Selain itu, Suku Jawa juga mempunyai aksara yang dikenal dengan Aksara Jawa.

2. Suku Sunda

Suku bangsa terbesar kedua di Pulau Jawa adalah Suku Sunda. Suku ini berasal dari bagian barat pulau Jawa atau yang dikenal dengan istilah Tatar Pasundan. Wilayah ini sekarang mencakup Provinsi Jawa Barat dan Banten.

Masyarakat Suku Sunda biasa disebut dengan Urang Sunda, dengan menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Selain itu, Urang Sunda juga memiliki aksara yang dikenal dengan Aksara Sunda Baku.

Baca juga: Asal Suku Baduy, Tempat Tinggal, dan 10 Kearifan Lokalnya

3. Suku Betawi

Suku Betawi umumnya bertempat tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Mereka ini dulunya adalah penduduk wilayah Batavia pada masa penjajahan Belanda.

Banyak pihak meyakini Suku Betawi merupakan percampuran antar etnis yang awalnya didatangkan Belanda ke wilayah Batavia. Beberapa etnis yang cukup kuat mempengaruhi terbentuknya Suku Betawi antara lain Jawa, Sunda, Arab, Melayu, Tionghoa, Eropa, dan sebagainya.

Keberadaan Suku Betawi sebagai salah satu suku yang diakui baru terjadi pada abad ke-20 tepatnya tahun 1923. Saat itu, tokoh Betawi bernama Husni Thamrin Pemoeda Kaoem Betawi.

Dalam komunikasi harian, masyarakat Betawi umumnya menggunakan Bahasa Betawi yang termasuk dalam Bahasa Melayu Kreol karena banyaknya kosakata serapan.

Baca juga: Mengenal Rumah Kebaya, Rumah Adat Betawi, Ornamen, dan Keunikannya

4. Suku Madura

Suku Madura atau Oreng Madhura berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sama seperti Suku Jawa, masyarakat Suku Madura tergolong perantau sehingga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Masyarakat Suku Madura menggunakan Bahasa Madura sebagai komunikasi sehari-hari. Mayoritas masyarakat Madura beragama Islam dan terkenal kuat dalam menjalankan ajaran agama.

5. Suku Osing

Suku Osing ini merupakan bagian dari sub-suku Jawa yang menjadi penduduk asli wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Masyarakat Suku Osing dikenal juga dengan Laros (Lare Osing) atau Wong Blambangan.

Dalam komunikasi sehari-hari, Laros biasa menggunakan Bahasa Osing yang merupakan campuran dari Bahasa Bali dan Bahasa Jawa Kuno.

Baca juga: Mengenal Suku Tengger di Kawasan Bromo, Peradaban sejak Zaman Majapahit

6. Suku Tengger

Suku Tengger juga merupakan sub-suku Jawa yang mendiami wilayah Pegunungan Tengger, yaitu kawasan Bromo dan Semeru, Jawa Timur.

Masyarakat Suku Tengger juga dikenal dengan Wong Brama. Saat ini mereka banyak ditemui di Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang.

Dalam hal kepercayaan, masyarakat Suku Tengger umumnya menganut ajaran Hindu Jawa atau Buda Tengger.

7. Suku Baduy

Suku Baduy merupakan sub-suku Sunda. Masyarakat Suku Badui banyak ditemui di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Kata baduy sendiri mengacu pada penyebutan penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut. Namun demikian, Orang Baduy sendiri lebih suka menyebut diri mereka Urang Kanekes, sesuai nama wilayah mereka.

Urang Kanekes atau masyarakat Suku Baduy sebenarnya sangat identik dengan Urang Sunda. Perbedaan terletak pada prinsip Suku Baduy yang menutup diri dari pengaruh dunia luar.

Sumber:

https://travel.kompas.com/read/2021/08/21/090806227/mengenal-suku-osing-di-banyuwangi-ujung-timur-pulau-jawa?page=all
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/19/114937879/jumlah-penduduk-indonesia-2020-berdasarkan-provinsi-dan-distribusinya
https://regional.kompas.com/read/2021/12/28/144843378/asal-suku-baduy-tempat-tinggal-dan-10-kearifan-lokalnya?page=all

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.