Pernahkah Anda memerhatikan setiap rintik hujan yang jatuh dari langit ke bumi. Ternyata untuk bisa meneteskan air dari langit, dibutuhkan proses panjang di baliknya. Proses tersebut dikenal sebagai siklus air. Show
Dilansir dari Majalah National Geographic, ada lima tahapan siklus air. Tahapan tersebut dimulai dengan pergerakan matahari, di mana sinar matahari menghangatkan permukaan air laut atapun permukaan air lainnya. Efek pemanasan tersebut menyebabkan air menguap dan es menyublim, kemudian berubah menjadi gas. Proses yang dipengaruhi oleh matahari secara tidak langsung memindahkan air ke atmosfer, sehingga terkumpul dan membentuk gumpalan awan, kemudian jatuh sebagai presipitasi, hujan dan salju. Saat air hujan mencapai bumi, ada beberapa hal yang dapat terjadi yaitu: menguap kembali, mengalir di atas permukaan, atau meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Setelah melalui tahapan di atas, air juga akan melewati siklus hidorlogi yang berlanjut secara terus-menerus. Berikut proses perjalanan dari evaporasi hingga infiltrasi: Evaporasi / transpirasi - Siklus air diawali dengan evaporasi, air yang ada di laut, daratan, sungai, tanaman, dan sebagainya menguap ke atmosfer dan menjadi awan karena menerima energi panas dari matahari. Air berpindah dari hidrosfer ke atmosfer. Kondensasi - Proses di mana uap air di atmosfer berubah bentuk dari cair, kemudian dapat muncul sebagai awan atau embun. Kondensasi merupakan kebalikan dari penguapan, karena uap air memiliki tingkat energi yang tinggi daripada air ketika kondensasi terjadi, kelebihan energi dalam bentuk energi panas dilepaskan. Air yang telah berevaporasi akan menuju atmosfer. Pada keadaan jenuh, uap air (awan) akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya turun (presipitasi) dalam bentuk hujan, salju, hujan es. Presipitasi - Ketika partikel kecil hasil kondensasi mengembang menjadi besar melalui penggabungan, untuk menopang udara yang naik. Curah hujan dapat berbentuk hujan, hujan es, atau salju. Saat terlalu banyak air yang terkondensasi, maka tetesan air di awan akan menjadi besar dan berat untuk menahan di udara, sehingga jatuh sebagai hujan, salju atau hujan es. Saat hujan, salju atau hujan es mencapai bumi, maka air akan mengalir ke sungai, samudera, atau meresap ke dalam tanah. Aliran air tersebut masih akan bergerak menuju sungai, dengan pergerakan yang cukup lambat. Air tanah akan tersaring dengan baik, mungkin juga dapat tertutup oleh es atau gletser. Bahkan, dapat diserap oleh akar tanaman atau pohon. Runoff - Terjadi ketika curah hujan berlebihan dan tanah tidak lagi menyerap air. Sungai dan danau merupakan hasil runoff. Jika runoff mengalir ke danau (tanpa saluran keluar untuk mengalir keluar dari danau) maka penguapan merupakan cara air kembali ke atmosfer. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah, serta batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah, sehingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air PermukaanBila air dirasa sulit untuk meresap ke dalam tanah, maka air akan sering disebut sebagai air permukaan. Air ini bergerak di atas permukaan tanah, dekat dengan aliran utama dan danau. Oleh karenanya, semakin landai lahan dan semakin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah biasanya dapat dilihat pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama, kemudian membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan, akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Rentetan proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat terjadinya evaporasi terbesar adalah di permukaan laut. Karena proses ini terjadi secara terus menerus dan bersifat siklik, maka proses ini dikenal sebagai siklus atau daur air. Bisa disimpulkan bahwa sejak miliaran tahun lalu, air di atas permukaan tanah selalu memiliki volume yang sama. Hanya saja, keberadaannya selalu berpindah dan tidak menetap di satu tempat. Tidak heran, fenomena kekeringan tetap terjadi. Baca JugaDikutip dari situs belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sumber.belajar.kemdikbud.go.id, siklus air atau hidrologi dimulai dengan terjadinya penguapan dari permukaan laut. Itu terjadi saat kelembaban udara meningkat, udara akan lebih dingin, dan uap air mengembun membentuk awan, kelembaban dibawa ke atmosfer dan kembali ke permukaan sebagai presipitasi. Ketika air mencapai tanah, proses yang terjadi terbagi atas dua hal yaitu: 1) Air akan menguap kembali ke atmosfer Baca JugaBerdasarkan tahapannya, siklus air terbagi menjadi tiga jenis menurut proses-proses yang dilaluinya, serta seberapa jauh air tersebut bergerak dari tempat evaporasinya: Siklus Pendek / Siklus Kecil Siklus Sedang Siklus Panjang / Siklus Besar
Air tersedia dalam berbagai sumber, seperti air sungai, air hujan, dan air tanah. Air merupakan komponen kehidupan yang diperlukan seluruh makhluk yang ada di bumi. Ketiadaan air akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup seluruh organisme. Pengertian Air TanahAir tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan yang berada dibawah permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah, kemudian terkumpul pada lapisan yang tidak dapat ditembus oleh air. Air bawah tanah memiliki peran yang penting dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air, baik untuk makhluk hidup, rumah tangga dan industri. Menurut Rachmat F. Lubis, 2006 – Secara umum, air dalam tanah akan mengalir sangat perlahan melalui celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan. Batuan yang memiliki kemampuan menyimpan dan mengalirkan air tanah disebut akuifer. Pengertian air tanah juga terdapat dalam Undang Undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yaitu air yang terdapat dalam lapisan tanah atau baruan dibawah permukaan tanah. Pengertian Air Tanah Menurut Para AhliSelain pengertian diatas, terdapat pula pengertian lain yang disampaikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Proses TerbentuknyaAir tanah terbentuk berkaitan dengan adanya siklus hidrologi. Siklus hidrologi adalah suatu siklus yang terjadi di lingkungan perairan. Siklus ini akan terus berjalan dan tidak akan berhenti, dimana proses air dari atmosfer yang turun ke bumi dalam bentuk hujan atau salju akan kembali lagi ke atmosfer secara berulang terus menerus. Air yang turun ke bumi sebagai air hujan sebagian besar akan mengalir dipermukaan tanah sebagai air permukaan, seperti sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil air hujan tersebut juga meresap ke dalam tanah dan masuk ke dalam zona jenuh, sehingga menjadi air tanah. Google ImageAir tanah yang berada dekat dengan permukaan tanah akan diserap oleh tanaman melalui evapotranspiration dan kembali menguap ke atmosfer. Selain itu, penguapan atau evaporasi secara langsung juga dapat terjadi pada tubuh air yang terbuka. Air memiliki manfaat penting bagi seluruh aspek kehidupan, baik untuk air minum, kegiatan rumah tangga, serta kepentingan industri. Ketergantungan manusia akan air bersih saat ini telah mencapai 70% dan kemungkinan akan meningkat jika musim kemarau melanda. Apabila pasokan atau cadangan air menipis, maka akan terjadi ancaman bencana kekeringan. Air tanah dapat berada dibawah permukaan tanah dalam bentuk kumpulan air, seperti pada gua bawah tanah atau sungai bawah tanah. Keberadaan air bawah tanah dapat mencapai kedalaman puluhan bahkan ratusan meter dibawah permukaan bumi. Semakin kedalam akan ditemukan lapisan-lapisan batuan yang lolos air dan tidak lolos air. Lapisan permeable atau lapisan lolos air adalah lapisan batuan yang terdiri dari kerikil, pasir, batu apung, dan batuan yang retak. Sedangkan, lapisan impermeable atau lapisan tidak lolos air adalah lapisan batuan yang kedap air dan terdiri dari napal, tanah liat, dan tanah lempung. Meski tanah lempung dapat menyerap air, akan tetapi memiliki sifat jenuh air sehingga daya serapnya terbatas. Air hujan yang turun ke bumi akan meresap secara infiltrate ke zona tak jenuh (zone of aeration). Setelah itu akan masuk lebih dalam secara percolate hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Terbentuknya air tanah adalah bagian dari tahap siklus air atau daur hidrologi. Air tanah dapat berinteraksi dengan air permukaan dipengaruhi oleh berbagai komponen lain, seperti topografi, jenis batuan penutup, tumbuhan penutup, penggunaan lahan, dan kegiatan manusia di permukaan. Kualitas air tanah dan air permukaan saling berkaitan satu sama lain. Sumber Air TanahAir tanah memiliki jumlah yang jauh lebih besar dibanding air permukaan. Menurut data UNESCO, 1978 dalam Chow et al, 1998 menyatakan bahwa 98% dari seluruh air di daratan tersimpan dibawah permukaan tanah, pori-pori batuan, dan material butiran. Oleh karena itu, sumber air tanah dapat dibagi menjadi 2 jenis sumber, yaitu:
Cadangan air terbesar adalah air tanah. Air dalam tanah dan air permukaan adalah sumber air yang memiliki hubungan erat. Pada musim kemarau panjang, umumnya aliran sungai akan surut, danau dan tempat penampungan air alami cenderung mengering. Sebagian besar air yang mengisi sungai, danau dan penampungan air alami merupakan air tanah yang muncul kembali ke permukaan. BMKGKandungan Air TanahAir tanah memiliki kandungan yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Kandungan tersebut berasal dari unsur air hujan yang ketika meresap ke dalam tanah akan membawa unsur-unsur lainnya, antara lain:
Menurut Kodatie (2012), air mengandung unsur kimia sesuai dengan sistem aliran air tanahnya. Sistem aliran air tanah ini dibagi menjadi tiga, yakni sistem lokal, sisntem antara dan sistem regional. Unsur kimia yang mendominasi sistem lokal adalah HCO3, Ca, dan Mg. Kemudian pada sistem antara sebagian besar terdiri dari HCO3, Ca, dan Mg. Sedangkan air tanah sistem regional mengandung Na, Cl, serta hilangnya unsur Co2 dan O2. Sifat Batuan PembentukMenurut Danaryanto, dkk, 2005 – Terbentuknya air tanah merupakan proses yang melewati beberapa lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang memiliki keterdapatan, penyebaran dan pergerakan air ranah dengan penekanan pada hubungan terhadap kondisi geologi suatu daerah. Google ImageBerdasarkan sikap batuan terhadap air, maka terdapat beberapa karakteristik batuan yang dibagi menjadi Akuifer (aquifer), Akuiklud (aquiclude), Akuitar (aquitard), Akuifug (aquifuge).
Tipe Akuifer (Aquifer) Menurut Undang-UndangBerdasarkan pengertian dan karakteristiknya, lapisan batuan akuifer merupakan lapisan yang paling baik dalam menyimpan air tanah. Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, cekungan air tanah (CAT) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung. Berdasarkan PP No. 43 Tahun 2008, ada tiga kriteria CAT yaitu:
Tidak semua kawasan mempunyai sumber daya air melimpah, oleh sebab itu lokasi tersebut disebut daerah non CAT. Artinya, pada kawasan tersebut tidak terdapat sumber mata ir melimpah, tidak memiliki batas hidrogeologis, tidak punya imbuhan dan pelepasan air, serta tidak memiliki kesatuan sistem akuifer. Tipe akuifer dibagi menjadi tiga, yaitu akuifer bebas (unconfined aquifer), akuifer tertekan (confined aquifer), dan akuifer semi tertekan (leaky aquifer).
baca juga: Air Permukaan - Pengertian, Jenis, Bentuk, Contoh & Manfaat Jenis Air TanahAir tanah digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu berdasarkan letak di permukaan tanah dan berdasarkan asalnya. Air tanah berdasarkan letaknya dibagi kembali menjadi 2 jenis, yaitu Air Tanah Freatik dan Air Tanah Dalam (Artesis).
Sedangkan, air tanah berdasarkan asalnya kembali dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Air Tanah Meteorit (Vados), Air Tanah Baru (Juvenil), dan Air Konat.
Faktor Penentu Kualitas Air TanahKualitas air tanah ditentukan oleh sifat fisik dan sifat kimia yang terkandung. Berdasarkan sifat fisik, kualitas air dapat diketahui dari warna, bau, rasa, kekeruhan, kekentalan dan suhu air. Rasa air tanah dipengaruhi oleh unsur-unsur garam yang terlarut atau tersuspensi dalam air. Kekentalan air disebabkan oleh partikel yang terkandung dalam air, dimana semakin banyak kandungan yang ada maka akan semakin kental. Selain itu, suhu air yang tinggi akan semakin ecer. PixabayKekeruhan air dipengaruhi oleh zat yang tidak larut oleh air. Misalnya partikel lempung, lanau, zat organik dan mukroorganisme. Suhu air dipengaruhi oleh suhu lingkungan, seperti cuaca, musim, siang dan malam serta lokasi air tanah. Zat kimia yang terdapat dalam air tanah juga berpengaruh terhadap kualitas air, antara lain Kesadahan, Zat Padat Terlaur (Total Disolve Solid / TDS), Daya Hantar Listrik (DHL), Keasaman dan Kandungan Ion.
Manfaat Air TanahSecara umum air memiliki manfaat penting bagi kehidupan, tidak hanya bermanfaat bagi manusia, air juga dibutuhkan oleh tumbuhan serta hewan. Sebab itu, ketiadaan air dapat menyebabkan kekeringan, bencana kelaparan, dan kepunahan spesies. Menurut Kodoatie (2012), air yang berasal dari dalam tanah bermanfaat unutk sumber air bagi flora, fauna, dan manusia. Selain itu, air merupakan bagian utama dari siklus hidrologi. Air dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari, seperti minum, mandi, mencuci, dan lainnya. Seluruh hewan juga membutuhkan air untuk minum, terlebih hewan-hewan akuatik yang hidup pada habitat air, seperti sungai, danau, dan lautan. Tumbuhan memanfaatkan air tanah yang diserap melalui akar untuk memperoleh unsur hara guna mendukung proses fotosintes. Berikut ini adalah manfaat air tanah, yaitu:
Pencemaran Air TanahAncaman tercemarnya air tanah dapat berasal dari makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain yang masuk kedalam air atau tanah oleh manusia, baik disengaja atau tidak disengaja yang dapat menurunkan kualitas air tanah. Bahan pencemar yang biasanya masuk dan menyebabkan polusi air tanah adalah gas, bahan terlarut, serta partikulat yang mengubah kondisi air tidak sesuai kondisi alamiahnya. Bahan-bahan tersebut dapat dengan mudah masuk melalui tanah, atmosfer, limbah domestik, limbah industri dan sebagainya. Pencemaran dapat terjadi pada air permukaan dan air dalam tanah. Untuk mengetahui apakah air telah tercemar atau tidak, maka dapat dilakukan pengujian pada sifat-sifat air tersebut. Jika sifat-sifat air yang yang di tes hasilnya di luar batasan, maka air tanah dapat dipastikan tercemar. Beberapa parameter untuk menentukan kualitas air atau tingkat polusi air tanah, antara lain nilai pH, keasaman dan alkalinitas, suhu, warna, bau dan rasa, jumlah padatan, nilai BOD / COD, kandungan mikroorganisme patogen, kandungan minyak, dan kandungan logam berat. Konservasi Air dan TanahKonservasi tanah adalah penempatan bidang tanah pada penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan konservasi air adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk kegiatan pertanian secara efisien dan mengatur waktu aliran air dengan meresapkannya ke dalam tanah. Tujuannya adalah ketika musim hujan tidak terjadi banjir dan ketika kemarau masih terdapat cadangan air tanah. Dari kedua pengertian diatas, maka konservasi tanah memiliki hubungan dengan konservasi air. Karena perlakuan terhadap tanah akan mempengaruhi tata air pada lokasi tersebut dan tempat hilirnya. Oleh karena itu, untuk menjaga air tanah tetap terpelihara dan memiliki kualias yang baik, maka kita dapat melakukan upaya konservasi tanah dan air yang memiliki tujuan berikut ini:
Menjaga Kelestarian Air TanahBeberapa cara berikut ini dapat dilakukan agar air tanah tetap terjaga kelestariannya: 1. Menghemat AirPentingnya manfaat air untuk kehidupan mewajibkan kita untuk selalu menjaga kelestariannya. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian air adalah dengan menghemat air. Hal ini dapat dilakukan mulai dari kegiatan sederhana di kehidupan sehari-hari. Biasakan diri untuk menggunakan air secukupnya ketika mencuci motor atau mobil, serta tutup kran air dan pastikan tidak ada yang menetes. Dengan menghemat penggunaan air maka cadangan air tanah akan tercukupi untuk keperluan ketika kemarau tiba. 2. Menjaga Sumber Mata AirSumber mata air harus dilestarikan dan dijaga agar tidak menghilang dan tetap memberikan manfaat. Hindarkan sumber mata air dari bahaya limbah industri maupun rumah tangga agar kualitasnya tetap baik. 3. Konservasi Daerah Resapan AirAgar cadangan air tanah selalu tersedia, diperlukan upaya konservasi tanah dan air. Kita dapat mengambil langkah pembuatan biopori atau sumur resapan. Biopori merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Fungsi dari lubang ini adalah sebagai resapan dan bertujuan untuk mengatasi genangan air permukaan. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan daya resap air ke dalam tanah. Sedangkan sumur resapan adalah sumur buatan yang fungsinya untuk memperluas area serapan air, terutama air hujan, sebagai langkah melakukan konservasi pada tanah dan juga kandungan air di dalam tanah. Diperluasnya area resapan air akan menyebabkan air hujan tidak lagi menggenang dan dapat ditampung ke dalam sumur. Sumur resapan atau lubang imbuhan sangat bermanfaat digunakan pada pemukiman yang berada di area pantai karena dapat mengurangi instrusi air laut dan mengurangi pencemaran air dan tanah. |