Pinggul pada perempuan akan membesar di masa pubertas berfungsi untuk brainly

Bagi anak laki-laki, hormon testosteron akan mulai diproduksi dan menyebabkan berkembangnya ukuran penis dan testis. Selain itu tubuh laki-laki juga akan tumbuh lebih tinggi, tulang dada melebar, dan massa otot membesar. Hormon tersebut juga akan mulai memproduksi sperma, yang berfungsi sebagai sel reproduksi laki-laki.

Pada anak perempuan, indung telur akan membesar dan tubuh akan mulai memproduksi dua hormon: estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan mempengaruhi pertumbuhan payudara, vagina, rahim serta tuba fallopi. Tinggi dan bentuk tubuh juga akan mulai berkembang dan lemak akan membentuk tubuhmu terutama di bagian pinggang, pinggul, dan bokong. Pada tahap akhir pubertas, perempuan akan mengalami menstruasi. Setelah pubertas selesai, hormon estrogen dan progesteron akan berfungsi mengendalikan siklus menstruasimu.

Saat puber, laki-laki dan perempuan juga akan mengalami pertumbuhan rambut di beberapa area tubuh, terutama pada genital serta ketiak. Produksi keringat juga akan bertambah, oleh karena itu pastikan kamu selalu menjaga kebersihan tubuh serta mengantisipasinya dengan menggunakan deodoran atau parfum.

Dari masa pubertas, menstruasi, kehamilan, menyusui, hingga menopause, bentuk-bentuk payudara wanita dapat mengalami perubahan. Perubahan bentuk payudara ini merupakan hal yang normal terjadi pada wanita di sepanjang usianya.

Payudara wanita tersusun dari beberapa jaringan, seperti lemak, jaringan ikat, pembuluh darah, dan kelenjar susu. Pada dasarnya, ukuran dan bentuk payudara setiap wanita berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh jumlah lemak dan perubahan hormon yang terjadi pada wanita dalam siklus hidupnya.

Pinggul pada perempuan akan membesar di masa pubertas berfungsi untuk brainly

Perubahan bentuk-bentuk payudara akan terus terjadi seiring bertambahnya usia, dimulai dari perkembangan lobus di jaringan payudara, aktifnya kelenjar susu pada masa pubertas, hingga penyusutan saluran susu. Penyusutan saluran susu merupakan perubahan terakhir yang terjadi pada payudara dan terjadi pada usia 35 tahun.

Perkembangan Bentuk-Bentuk Payudara

Berikut adalah tahapan perubahan bentuk-bentuk payudara yang terjadi selama siklus kehidupan wanita, mulai dari masa pubertas hingga mencapai masa menopause:

1. Bentuk payudara di masa pubertas

Saat seorang wanita memasuki masa pubertas, tubuhnya akan memproduksi dan melepaskan hormon estrogen. Pelepasan hormon estrogen ini akan merangsang kelenjar susu di payudara yang menyebabkan payudara menjadi lebih besar.

Perubahan bentuk-bentuk payudara pada masa pubertas ini sering kali disertai dengan munculnya rambut di area kemaluan dan ketiak.

2. Bentuk payudara pada masa menstruasi

Produksi hormon estrogen dan progesteron akan meningkat ketika Anda mengalami siklus menstruasi untuk pertama kalinya. Peningkatan kedua hormon tersebut dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan jaringan payudara, sehingga payudara akan tampak lebih besar dan padat.

Pada periode menstruasi selanjutnya, Anda akan merasa ukuran payudara menjadi lebih besar. Perubahan bentuk payudara selama menstruasi ini terjadi sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Namun, jika kehamilan tidak terjadi, payudara akan kembali ke ukuran normal.

3. Bentuk payudara saat hamil

Selama masa kehamilan, perubahan kadar hormon kehamilan, seperti hormon progesteron, estrogen, dan prolaktin, menyebabkan perubahan pada bentuk payudara sebagai persiapan masa menyusui. Kelenjar susu akan mendapatkan rangsangan untuk memproduksi ASI pada masa menjelang persalinan.

4. Bentuk payudara pada masa menyusui

Saat menyusui, kadar hormon estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan dan digantikan oleh hormon prolaktin. Hormon prolaktin berperan dalam produksi ASI serta membuat payudara menjadi lebih padat, kencang, dan besar. Selain itu, puting payudara juga akan membesar dan warna areolanya menjadi lebih gelap.

Karena ditentukan oleh jumlah jaringan lemak, ukuran dan bentuk payudara setiap wanita berbeda-beda. Jadi, Anda tidak perlu khawatir jika payudara tidak membesar selama masa menyusui, karena ukuran payudara tidak menentukan kemampuan Anda memproduksi susu atau menyusui.

Setelah masa menyusui, jaringan payudara akan menyusut dan kembali ke bentuk sebelum melahirkan. Menyusui sering dianggap menjadi penyebab payudara kendur.

Padahal, payudara kendur bukan karena menyusui, tetapi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti perubahan berat badan yang drastis, aktivitas fisik yang berat, dan kebiasaan merokok.

5. Bentuk payudara pada masa menopause

Atrofi atau pengecilan payudara terjadi pada wanita saat berusia 40–50 tahun atau ketika masuk masa perimenopause. Pengecilan payudara ini terjadi saat hormon estrogen mengalami penurunan, yang menyebabkan kelenjar susu dan jaringan payudara kehilangan elastisitasnya sehingga menjadi kendur.

Selain kendur, penurunan hormon estrogen saat menopause dapat menyebabkan munculnya stretch marks, melebarnya jarak antara payudara kiri dan kanan, serta bentuk payudara menjadi lebih datar.

Perubahan bentuk payudara sepanjang hidup wanita umumnya merupakan hal yang normal. Namun, Anda tetap harus waspada bila mengalami ketidakseimbangan pada kedua payudara atau asimetri payudara.

Asimetri payudara merupakan kondisi ketika payudara besar sebelah. Meski bukan kondisi yang mengkhawatirkan, Anda tetap harus mengenali gejala yang menyertainya. Terlebih, jika salah satu payudara menjadi lebih besar secara tiba-tiba.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asimetri payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Meski demikian, risiko kanker payudara ini juga dikaitkan dengan faktor keturunan dan usia serta faktor lain yang masih perlu dipastikan melalui penelitian lebih lanjut.

Seiring dengan bertambahnya usia, risiko mengalami penyakit payudara akan meningkat. Jadi, lakukan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI dan pemeriksaan payudara ke dokter secara berkala, terutama jika merasakan perubahan bentuk-bentuk payudara yang tidak normal.

Estrogen memiliki peran penting dalam segala tahap kehidupan wanita, mulai dari pubertas, menstruasi, kehamilan, hingga menopause. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan estrogen dan bagaimana hormon ini bekerja? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Estrogen adalah sebutan untuk sekelompok hormon yang berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan karakteristik seksual wanita serta proses reproduksinya. Hormon ini sebenarnya tidak hanya diproduksi dalam tubuh wanita, tapi juga terdapat dalam tubuh pria dengan kadar yang jauh lebih rendah.

Pinggul pada perempuan akan membesar di masa pubertas berfungsi untuk brainly

Mengenal Hormon dan Fungsinya

Hormon sendiri adalah substansi kimia yang diproduksi dalam tubuh untuk mengendalikan dan mengatur aktivitas sel atau organ tertentu. Secara umum, ada beberapa fungsi hormon dalam tubuh, di antaranya:

  • Mengatur perkembangan dan metabolisme tubuh
  • Menentukan fungsi seksual dan jaringan reproduksi
  • Mengontrol suasana hati

Mengenali peran hormon, terutama hormon estrogen dalam tubuh, dapat membuat wanita lebih memahami berbagai perubahan dalam tubuhnya.

Pentingnya Fungsi Estrogen di Tubuh Wanita

Hormon estrogen pada wanita secara khusus berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan organ seksual. Hormon estrogen ini terdiri dari 3 jenis, yaitu estradiol, estriol, dan estron.

Estradiol memiliki kadar paling tinggi pada wanita di masa suburnya, sedangkan estriol diproduksi oleh plasenta selama masa kehamilan. Sementara itu, estron tersebar luas di tubuh dan menjadi estrogen utama pada masa premenopause.

Beberapa fungsi estrogen lainnya adalah:

  • Membantu mengatur suhu tubuh dan menjaganya tetap stabil
  • Mendukung kemampuan mengingat dan meningkatkan memori
  • Membantu mengelola bagian otak yang mempersiapkan tubuh untuk perkembangan seksual dan reproduksi
  • Mengatur kadar kolesterol, sehingga mengurangi risiko penumpukan plak dalam pembuluh darah jantung (aterosklerosis)
  • Merangsang matangnya indung telur serta merangsang permulaan siklus menstruasi. Kondisi ini menandakan sistem reproduksi telah matang
  • Merangsang kematangan rahim serta membantu mempersiapkan rahim sebagai tempat berkembangnya janin
  • Merangsang perkembangan payudara di masa pubertas serta mempersiapkan kelenjar payudara untuk memproduksi ASI
  • Membantu mempertahankan kepadatan tulang

Peran Estrogen dari Masa ke Masa

Selama masa pubertas, meningkatnya kadar estrogen menyebabkan pertumbuhan payudara wanita, serta pertumbuhan rambut pada kemaluan dan ketiak.

Selama kehamilan, biasanya wanita akan menghasilkan lebih banyak estrogen dibandingkan sepanjang hidupnya. Peran hormon ini juga sangat penting selama kehamilan. Ini karena estrogen turut berperan dalam membentuk pembuluh darah baru guna mengalirkan nutrisi ke tubuh janin agar tumbuh kembangnya bisa optimal.

Dalam periode transisi menopause atau sebelum menopause, kadar estrogen umumnya mengalami fluktuasi sebelum akhirnya menurun dan menyebabkan perubahan fisik dan emosional.

Mengatasi Efek Penurunan Kadar Estrogen di Masa Menopause

Di masa menopause, rendahnya kadar estrogen dapat menyebabkan vagina menjadi kering dan dinding vagina menipis, sehingga hubungan seksual menjadi terasa menyakitkan.

Selain itu, penurunan kadar estrogen juga dapat menimbulkan hot flash atau sensasi hangat di tubuh, wajah, atau leher, perubahan suasana hati (mood swings), penurunan gairah seksual, dan gangguan tidur.

Salah satu cara untuk mengatasi gejala penurunan kadar estrogen adalah dengan terapi pengganti hormon estrogen. Namun, terapi ini tidak dapat diberikan pada semua wanita dan perlu pertimbangan mengingat efek samping jangka panjang berupa peningkatan risiko untuk terkena kanker payudara.

Selain itu, beberapa jenis obat antidepresan juga dapat digunakan untuk mengurangi hot flashes. Guna mengurangi keluhan vagina kering, dokter dapat meresepkan krim estrogen yang dioleskan pada vagina.

Penerapan gaya hidup sehat juga penting untuk mengurangi efek penurunan kadar estrogen di masa menopause. Misalnya, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, menghindari rokok dan konsumsi minuman beralkohol, dan melakukan teknik relaksasi.

Estrogen memang merupakan salah satu hormon penting dalam tubuh wanita. Namun, kadar hormon estrogen perlu dijaga keseimbangannya. Ini karena bila jumlahnya berlebih atau berkurang bisa menimbulkan masalah kesehatan, kecuali karena kondisi menopause yang memang normal terjadi.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan rutin secara berkala ke dokter untuk memastikan kadar hormon estrogen tetap stabil.