DokterSehat.Com – Salah satu syarat memiliki tubuh yang sehat adalah dengan menjaga kesehatan ginjal. Ginjal memiliki tugas untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme dalam tubuh, saat fungsinya terganggu maka hal itu bisa memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Apa saja gejala ginjal bermasalah yang harus Anda kenali? Show Gejala Sakit GinjalGejala penyakit ginjal tergantung dari jenis penyakitnya dan apakah penyakit tersebut mengakibatkan penurunan fungsi ginjal. Berikut ini adalah gejala ginjal bermasalah yang bisa muncul, di antaranya: 1. AnuriaGejala ginjal bermasalah yang pertama dapat dilihat dari urine. Anuria merupakan kegagalan ginjal dalam memproduksi urine. Anuria diakibatkan oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi darah dalam ginjal. Anuria juga bisa muncul akibat radang di glomerulus, yakni organ penyaring darah pada ginjal. Penyempitan arterial efferent oleh hormon epinefrin dan radang menjadi penyebab utama terjadinya penyakit ini. 2. GlikosuriaGejala sakit ginjal berikutnya ditunjukkan dengan adanya kandungan gula dalam urine. Penyakit ini diakibatkan oleh rusaknya badan malpigi yang bertugas untuk menyaring darah. 3. AlbuminuriaGejala ginjal bermasalah berikutnya yang bisa dikenali adalah munculnya albuminuria. Albuminuria merupakan kelainan pada ginjal yang diakibatkan oleh naiknya tingkat permeabilitas membrane glomerulus. Permeabilitas bisa naik karena adanya luka di membrane glomerulus akibat kenaikan darah, iritasi pada sel-sel ginjal akibat eter, bakteri, logam berat, dan zat lainnya. Gejala penyakit ginjal ini bisa diketahui dengan adanya protein albumin pada urine. 4. HematuriaGejala ginjal bermasalah lainnya adalah munculnya hematuria. Hematuria merupakan kondisi di mana urine mengandung sel-sel darah merah. Hematuria juga bisa disebabkan iritasi atau radang pada sel-sel ginjal. Beberapa kasus hematuria memang tidak disertai gejala lain sama sekali. Namun ada juga yang mengalami lebih dari hematuria. Gejala-gejala yang menyertai hematuria akan tergantung pada penyebab dasarnya, seperti sakit pada perut bagian bawah, kesulitan buang air kecil atau bahkan frekuensi buang air kecil yang meningkat. 5. BilirubinGejala sakit ginjal memiliki ciri-ciri zat warna empedu atau bilirubin yang berlebihan pada urine. Kondisi ini bisa diakibatkan adanya penguraian hemoglobin yang berlebihan atau akibat disfungsi hati. Bilirubin diproduksi di dalam tubuh ketika protein hemoglobin dalam sel darah merah yang tua dipecah. Di dalam tubuh, bilirubin akan bergerak melewati hati untuk akhirnya dikeluarkan dari badan. Namun terkadang hati tidak dapat memroses bilirubin dalam tubuh. Hal tersebut bisa terjadi karena jumlah bilirubin yang diproduksi terlalu banyak, adanya sumbatan, atau peradangan hati. Jika jumlah bilirubin dalam tubuh menjadi terlalu banyak, kulit dan bagian putih pada mata kita akan mulai terlihat menguning. 6. GlomerulonefritisGlomerulonefritis atau radang ginjal adalah gejala ginjal bermasalah yang umumnya diakibatkan reaksi alergi terhadap racun yang diproduksi bakteri Streptococcus. Penyakit ini memungkinkan sel-sel darah merah dan protein tercampur dengan urine. Glomerulus merupakan bagian ginjal yang berfungsi sebagai penyaring dan membuang cairan serta elektrolit berlebih dan juga zat sisa dari aliran darah. Kerusakan pada glomelurus akan menyebabkan terbuangnya darah serta protein melalui urine. Penyakit ginjal ini juga bisa berkembang pesat sehingga mengakibatkan kerusakan ginjal dalam beberapa minggu atau bulan, keadaan ini disebut rapidly progressive glomerulonephritis (RPGN). 7. CystitisCystitis merupakan radang pada kantung kemih yang disebabkan infeksi bakteri, luka mekanis, atau infeksi bakteri. Kendati demikian, gangguan ini sering kali tidak menimbulkan masalah serius karena penderita dapat pulih dalam beberapa hari. Penyakit cystitis lebih banyak dialami kaum wanita. Hal ini disebabkan oleh ukuran uretra (saluran urine) pada wanita lebih pendek dibanding pada pria. Akibatnya, bakteri dari sekitar anus mudah masuk ke dalam kandung kemih. Perlu diketahui, bakteri yang menjadi penyebab pada sebagian besar kasus cystitis adalah Escherichia coli (E. coli). Risiko infeksi bakteri dalam saluran kemih dapat semakin besar saat seseorang mengalami gangguan mengosongkan kandung kemih, menopause, atau menderita penyakit diabetes. 8. PielonefritisGejala ginjal bermasalah berikutnya adalah munculnya pielonefritis. Pielonefritis merupakan radang atau infeksi pada ginjal. Kondisi ini umumnya berawal dari bagian dalam ginjal (pelvis) yang menyebar ke seluruh bagian ginjal. Penyakit ini bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal. Walaupun lebih jarang terjadi dibandingkan dengan cytitis, pielonefritis adalah kondisi yang sangat serius. Bila tidak ditangani tepat waktu, dapat menyebabkan kerusakan ginjal, yang akhirnya mengakibatkan gagal ginjal. Ketika ini terjadi, seseorang akan membutuhkan cuci darah dan kemudian transplantasi ginjal. 9. NefritisNefritis adalah bocornya membran glomerulus yang menyebabkan sejumlah besar protein dalam darah berpindah ke dalam urine. Pindahnya protein ini mengakibatkan air dan natrium menumpuk di tubuh sehingga mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh. 10. PolikistikTanda-tanda penyakit ginjal lainnya adalah munculnya polikistik. Polikistik merupakan kerusakan saluran ginjal yang menyebabkan munculnya kista di sepanjang saluran ginjal. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah akan rusak. Kista yang makin membesar dapat memicu terjadinya gagal ginjal. Gagal ginjal akibat polikistik ini biasanya terjadi pada usia empat puluh tahun ke atas. 11. Batu ginjalGejala ginjal bermasalah berikut ini disebabkan zat-zat dan mineral tertentu di dalam darah yang akhirnya membatu di dalam ginjal. Batu ginjal dapat menyebabkan nyeri yang sangat berat dan jika ukurannya besar, batu tersebut bisa menghambat aliran urine pada sistem saluran kemih. Pada akhirnya, agar Anda mengetahui penyebab atau gejala ginjal bermasalah yang diderita dengan pasti, biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang yang seperti USG, CT scan ginjal, MRI scan, atau rontgen, sesuai dengan perkiraan jenis kelainan pada ginjal yang diderita. Hal penting lain yang juga harus diketahui adalah saat fungsi ginjal terganggu maka kinerja organ lain seperti jantung juga akan terpengaruh. Selain itu, gangguan pada ginjal juga dapat menjadi salah satu faktor risiko kematian dini, disabilitas, dan menurunnya kondisi kesehatan secara umum. DokterSehat | © 2022 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi
GAGAL GINJAL KRONIK 1. Definisi Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel (tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit), sehingga menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012). Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil. Itu merupakan proses normal bagi setiap manusia seiring bertambahnya usia. Namun hal ini tidak menyebabkan kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas-batas wajar yang dapat ditolerir ginjal dan tubuh. Tetapi karena berbagai sebab, dapat terjadi kelainan di mana penurunan fungsi ginjal terjadi secara progresif sehingga menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat. Kondisi ini disebut gagal ginjal kronik (Colvy, 2010). Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan ireversibel dari berbagai penyebab :
Berikut ini tahap-tahap perkembangan penyakit gagal ginjal kronik menurut Muhammad (2012), yaitu:
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
Tahap ini merupakan tahap perkembangan penyakit ginjal yang paling ringan, karena faal ginjal masih dalam kondisi baik. Oleh karena itu, penderita juga belum merasakan gejala apapun. Bahkan, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa faal ginjal masih berada dalam batas normal. Selain itu, kreatinin serum dan kadar BUN (blood urea nitrogen) masih berada dalam batas normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal baru diketahui setelah pasien diberi beban kerja yang berat, seperti tes pemekatan kemih dalam waktu lama atau melalui tes GFR dengan teliti.
Pada tahap ini, beberapa hal yang terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
Pada tahap ini, penderita masih dapat melakukan tugas-tugas seperti biasa, walaupun daya dan konsentrasi ginjal menurun. Pengobatan harus dilakukan dengan cepat untuk mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam, dan gangguan jantung. Selain itu, penderita juga harus diberi obat untuk mencegah gangguan faal ginjal. Apabila langkah-langkah ini dilakukan dengan cepat dan tepat, perkembangan penyakit ginjal yang lebih berat pun dapat dicegah. Pada stadium ini, lebih dari 75% jaringan ginjal yang berfungsi telah rusak. Selain itu, kadar BUN dan kreatinin serum juga mulai meningkat melampaui batas normal.
Beberapa hal yang terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
Pada tahap ini, beberapa hal yang terjadi dalam tubuh penderita, di antaranya:
Pada stadium akhir, kurang lebih 90% massa nefron telah hancur. Nilai GFR 10% di bawah batas normal dan kadar kreatinin hanya 5-10 ml/menit, bahkan kurang dari jumlah tersebut. Selain itu, peningkatan kreatinin serum dan kadar BUN juga meningkat secara mencolok. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita tidak sanggup mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit didalam tubuh. Biasanya, penderita menjadi oliguri (pengeluaran kemih kurang dari 500ml/hari karena kegagalan glomerulus). Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita harus mendapatkan pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa awalnya penderita penyakit gagal ginjal tidak menunjukan gejala apapun. Kemudian, penyakit ini berkembang secara perlahan-lahan. Kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium. Pada tahap ringan dan sedang, penderita penyakit gagal ginjal kronik masih menunjukan gejala-gejala ringan, meskipun terjadi peningkatan urea didalam darahnya. Pada stadium ini, ginjal tidak dapat menyerap air dari air kemih, sehingga volume air kemih bertambah. Oleh karena itu, penderita mengalami nokturia (sering berkemih pada malam hari). Selain itu, penderita juga mengalami tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam dan air. Hal inilah yang memicu penyakit stroke atau gagal jantung. Lambat laun, limbah metabolik yang tertimbun didalam darah semakin banyak. Maka, penderita menunjukan berbagai macam gejala, seperti mudah lelah, letih, kurang siaga, kedutan otot, kelemahan otot, kram, anggota gerak seperti tertusuk jarum, dan hilangnya rasa pada daerah-daerah tertentu. Selain itu, nafsu makan penderita menurun, merasa mual dan muntah, terjadi peradangan pada lapisan mulut (stomatitis), rasa tidak enak dimulut, dan penderita mengalami penurunan berat badan dan malnutrisi. Apabila tekanan darah tinggi, penderita akan kejang. Dan kelainan kimia darah menyebabkan kelainan fungsi otak penderita (Muhammad, 2012). Fungsi ginjal menurun karena produk akhir metabolisme protein tertimbun dalam darah, sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala semakin berat (Nursalam dan Fransisca, 2008) Gangguan clearance renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi. Penurunan laju filtrasi glomerulus dideteksi dengan memeriksa clearance kreatinin urine tampung 24 jam yang menunjukan penurunan clearance kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum (Nursalam dan Fransisca, 2008). Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema, CHF, dan hipertensi. Hipotensi dapat terjadi karena aktivitas aksis renin angitensin dan kerja sama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan garam mengakibatkan risiko hipotensi dan hipovolemia. Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga status uremik memburuk (Nursalam dan Fransisca, 2008). Asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu mensekresi asam (H⁺) yang berlebihan. Penurunan sekresi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu men sekresi ammonia dan mengabsorpsi natrium bikarbonat (HCO3). Penurunan ekskresi fosfat dan asam organik lain terjadi (Nursalam dan Fransisca, 2008). Anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang tidak memadai, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecendurungan untuk mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran pencernaan. Eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal, menstimulasi sumsum tulang untuk menhasilkan sel darah merah, dan produksi eritropoietin menurun sehingga mengakibatkan anemia berat yang disertai keletihan, angina, dan sesak napas (Nursalam dan Fransisca, 2008). Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan metabolisme. Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik. Jika salah satunya meningkat, maka fungsi yang lain akan menurun. Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal, maka meningkatkan kadar fosfat serum, dan sebaliknya, kadar serum kalsium menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon, sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan terjadinya perubahan tulang dan penyakit tulang. Demikian juga vitamin D (1, 25 dihidrokolekalsiferol) yang dibentuk di ginjal menurun seiring perkembangan gagal ginjal (Nursalam dan Fransisca, 2008). 2. Manifestasi Klinik Menurut Muhammad (2012), manifestasi klinik gagal ginjal kronik adalah sebagai berikut :
metabolisme protein didalam usus, terbentuknya zat-zat toksik akibat metabolisme bakteri usus seperti ammonia dan metal gaunidin, serta sembabnya mukosa .
Klien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan. Klien merasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak kaki.
Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara mencangkokkan sebuah ginjal sehat yang diperoleh dari donor. ginjal yang dicangkokkan ini selanjutnya akan mengambil alih fungsi ginjal yang sudah rusak. Orang yang menjadi donor harus memiliki karakteristik yang sama dengan penderita. Kesamaan ini meliputi golongan darah termasuk resus darahnya, orang yang baik menjadi donor biasanya adalah keluarga dekat. Namun donor juga bisa diperoleh dari orang lain yang memiliki karakteristik yang sama. Dalam proses pencangkokkan kadang kala kedua ginjal lama, tetap berada pada posisinya semula, tidak dibuang kecuali jika ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeksi atau tekanan darah tinggi. Namun, transplantasi ginjal tidak dapat dilakukan untuk semua kasus penyakit ginjal kronik. Individu dengan kondisi seperti kanker, infeksi serius, atau penyakit kardiovaskuler (pembuluh darah jantung) tidak dianjurkan untuk menerima transplantasi ginjal. Hal ini dikarenakan kemungkinan terjadinya kegagalan transplantasi yang cukup tinggi. Transplantasi ginjal dinyatakan berhasil jika ginjal dicangkokkan dapat bekerja sebagai penyaring darah sebagaimana layaknya ginjal sehat dan pasien tidak lagi memerlukan terapi cuci darah. Dialisis atau dikenal dengan nama cuci darah adalah suatu metode terapi yang bertujuan untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal yaitu membuang zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh. Terapi ini dilakukan apabila fungsi kerja ginjal sudah sangat menurun (lebih dari 90%) sehingga tidak lagi mampu untuk menjaga kelangsungan hidup individu, maka perlu dilakukan terapi. Selama ini dikenal ada 2 jenis dialisis :
Anemia juga disebabkan karena tubuh kekurangan zat besi. Pada penderita gagal ginjal konsumsi zat besi (Ferrous Sulphate) menjadi sangat penting. Zat besi membantu mengtasi anemia. Suplemen zat besi biasanya diberikan dalam bentuk tablet (ditelan) atau injeksi (disuntik).
Pada penderita gagal ginjal kronik, kadar kalsium dalam darah menjadi rendah, sebaliknya kadar fosfat dalam darah menjadi terlalu tinggi. Untuk mengatasi ketidakseimbangan mineral ini, diperlukan kombinasi obat/suplemen yaitu kalsitriol (vitamin D bentuk aktif) dan kalsium. Page 2
Submitted by admin on Mon, 12/18/2017 - 09:16
|