Nilai nilai Pancasila dapat membantu mencegah terjadinya disintegrasi bangsa dengan cara

Konflik antar agama merupakan konflik horizontal. Konflik tersebut bisa terjadi akibat adanya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. Konflik yang terjadi dapat menciptakan disintegrasi bangsa Nilai-nilai Pancasila dapat membantu mencegah disintegrasi nasional dengan cara?

  1. menanamkan nilai nasionalisme sebagaimana terdapat dalam sila ketiga Pancasila
  2. mendukung gerakan antiagama sebagaimana terdapat dalam sila pertama Pancasila
  3. menanamkan semangat patriotisme sebagaimana terdapat dalam sila keempat Pancasila
  4. melakukan pembinaan kepada para pemuda sebagaimana terdapat dalam sila pertama Pancasila
  5. menumbuhkan jiwa humanis dalam setiap diri masyarakat Indonesia sebagaimana terdapat dalam sila ketiga Pancasila

Jawaban yang benar adalah: A. menanamkan nilai nasionalisme sebagaimana terdapat dalam sila ketiga Pancasila.

Dilansir dari Ensiklopedia, konflik antar agama merupakan konflik horizontal. konflik tersebut bisa terjadi akibat adanya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. konflik yang terjadi dapat menciptakan disintegrasi bangsa nilai-nilai pancasila dapat membantu mencegah disintegrasi nasional dengan cara menanamkan nilai nasionalisme sebagaimana terdapat dalam sila ketiga Pancasila.

[irp]

Pembahasan dan Penjelasan

Menurut saya jawaban A. menanamkan nilai nasionalisme sebagaimana terdapat dalam sila ketiga Pancasila adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.

Menurut saya jawaban B. mendukung gerakan antiagama sebagaimana terdapat dalam sila pertama Pancasila adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.

[irp]

Menurut saya jawaban C. menanamkan semangat patriotisme sebagaimana terdapat dalam sila keempat Pancasila adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.

Menurut saya jawaban D. melakukan pembinaan kepada para pemuda sebagaimana terdapat dalam sila pertama Pancasila adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.

[irp]

Menurut saya jawaban E. menumbuhkan jiwa humanis dalam setiap diri masyarakat Indonesia sebagaimana terdapat dalam sila ketiga Pancasila adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah A. menanamkan nilai nasionalisme sebagaimana terdapat dalam sila ketiga Pancasila.

[irp]

Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

You're Reading a Free Preview
Page 3 is not shown in this preview.

PELATIHAN BUDAYA BERBASIS PANCASILA

Fannie Ananada Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5

Abstrak

Pada artikel ilmiah ini disajikan informasi mengenai solusi praktis penanganan masalah disintegrasi bangsa, khususnya di kalangan generasi muda. Solusi tersebut adalah dengan diadakannya pelatihan budaya berbasis pancasila. Pelatihan ini merupakan pelatihan yang diadakan guna mencegah disintegrasi bangsa. Dengan diadakannya pelatihan ini generasi muda khususnya mahasiswa dapat mewujudkan integrasi bangsa.

Disintegrasi bangsa saat ini merupakan masalah serius yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Hasil survey Badan Pusat Statistik [BPS] tahun 2009, 79.26 % masyarakat Indonesia menganggap Pancasila penting dipertahankan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pancasila merupakan cara yang paling ampuh dalam menghadapi masalah disintegrasi bangsa.

Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu, keadaan terpecah belah, hilangnya keutuhan atau persatuan, perpecahan. Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarah serta berpemerinyahan sendiri, atau dapat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang biasanya terikat karena satu kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi. Dapat disimpulkan bahwa disintegrasi bangsa adalah keadaan tidak besatunya atau pecahnya suatu kelompok masyarakat dimana berasal dari keturunan, adat, bahasa, dan pemerintahan yang sama.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman baik suku, ras, maupun agama. Keanekaragaman tersebut merupakan suatu kekayaan yang tak ternilai harganya. Kemajemukan yang dimiliki bangsa ini yang seharusnya menjadi kebanggaan, terkadang juga dapat memicu timbulnya konflik. konflik yang terjadi akibat kemajemukan yang dimiliki bangsa ini dapat memicu terjadinya disintegrasi bangsa. Maraknya konflik-konflik yang mengatasnamakan suku, agama, ras, antar golongan [SARA] merupakan indikator awal terjadinya disintegrasi bangsa. Timbulnya konflik-konflik tersebut menimbulkan suatu pertanyaan mengenai eksistensi pancasila. Saat ini, pancasila hanya berupa pengucapan butir-butirnya, tanpa adanya pemahaman dan pengamalan nyata mengenai nilai-nilai yang terkadung didalamnya. Dianutnya pancasila sebagai ideologi bangsa ini, tidak seharusnya konflik-konflik yang mengatasnamakan SARA terjadi ditengah-tengah kemajemukan bangsa. Hal ini disebabkan pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia.

Indonesia sebagai negara kesatuan yang terdiri dari pulau-pulau dengan berbagai suku, ras, dan agama yang berbeda-beda, menjadi faktor penyebab terjadinya konflik-konflik pemicu disintegrasi bangsa.  Sebagai contoh, terorisme dengan mengatasnamakan agama, dalam hal ini agama islam. Konflik- konflik tersebut tidak bisa dianggap remeh. Karena jika tidak segera ditangani keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia[NKRI]lah yang terancam.

Berdasarkan urgensi pembahasan, diperlukan alternatif solusi yang efektif untuk mencegah disintegrasi bangsa. Diadakannya pelatihan budaya berbasis pancasila merupakan solusi paling efektif.  Oleh karena itu, dalam artikel ini dipilih judul “PELATIHAN BUDAYA BERBASIS PANCASILA”. [Oleh karena itu, dalam artikel ini dibahas mengena solusi untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa].

BAHASAN

Pada bagian ini dijelaskan secara spesifik mengenai

[1] konsep dasar,

[2] langkah realisasi, serta

[3] kelebihan dan pelatihan budaya berbasis pancasila

Konsep Dasar Pelatihan Budaya Berbasis Pancasila

Budaya dalam pengertian umum berasal dari bahasa sansekerta, budhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi [budi dan akal] yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Sedangkan pendapat lain menyatakan budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi berkaitan dengan unsur rohani dan daya berkaitan dengan unsur jasmani manusia. Dengan demikian budaya merupakan hasil budi dan daya manusia[ Koentjaraningrat, 1990:30]

Kebudayaan adalah budi dan tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia digerakkan oleh akal dan perasaan yang mendasari semua itu adalah ucapan hatinya. Dan ucapan batin itu merupakan keyakinan dan penghayatan terhadap sesuatu yang dianggap benar. Apa yang dianggap benar itu besar kecilnya adalah agama. Dan agama sepanjang tidak diwahyukan adalah hasil pemikiran filsafat [ Mukti Ali, 1982:4]

Dalam pemaknaan itu budaya adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa manusia. Jiwa manusia pun tidak dapat terlepas dari filsafat yang merupakan rangkaian ilmu ynag dimiliki oleh seseoramg. Sedangkat filsafat itu berasal dari keyakinan dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang. Dengan demikian kebudayaan bersumber dari filsafat ataupun falsafah. Falsafah bangsa Indonesia merupakan pancasila. Jika dihubungkan dengan falsafah yang dimiliki bangsa Indonesia yakni pancasila, maka pancasila dapat menjadi penengah di antara kemajemukan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Berdasarkan definisi tersebut, pelatihan ini dapat menjadikan pancasila sebagai pemecah masalah disintegrasi bangsa oleh kemajemukan bangsa Indonesia.

Diadakannya pelatihan budaya berbasis pancasila dengan tujuan mencetak mahasiswa dengan kualifikasi sebagai berikut:

[1] Taqwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lainnya,

[2]  Berjiwa pancasila, sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai pancasiladan memiliki kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagain sarjana atau lulusan perguruan tinggi Indonesia,

[3] Memiliki wawaqsan komprehensif dan pendekatan integral dalam menyikapi permasalahan kehidupan social, ekonomi, pendidikan, hokum, dan pertahanan keamanan,

[4] Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama berperan serta dalam pelestariannya [Riyanto, 2001: 3-4]

Salah satu ciri pelatihan ini yakni, peserta akan melakukan rangkaian kegiatan yakni, seminar, diskusi, dan pertujukan budaya. Peserta merupakan mahasiswa Universitas Negeri Malang angkatan 2015. Setiap Fakultas diminta mengirimkan empat orang pada setiap jurusan. Untuk acara seminar tidak ada pengaturan khusus untuk peserta pelatihan. Karena seminar ini dilakuakn seperti seminar-seminar pada umumnya yakni dengan mendatangkan narasumber-narasumber sebagai pemateri yang ahli dibidangnya. Acara diskusi dan pertunjukan budaya terdapat pengaturan tersendiri. Untuk diskusi akan dibentuk beberapa kelompok. Sedangkan untuk acara pertunjukkan budaya, perserta dari setiap jurusan diwajibkan menampilan pertunjukkan budaya. Dipilihnya mahasiswa sebagai peserta pelatihan karena, mahasiswa merupakan generasi muda penerus bangsa. Sehingga sangat efektif karena nasib bangsa berada di tangan generasi muda.

Langkah- langkah Pelaksanaan Pelatihan Budaya Berbasis Pancasila

Saat ini, disintegrasi bangsa merupakan masalah yang sedang menghantui bangsa ini. Hal ini tidak bisa dianggap remeh. Karena dapat mengancam keutuhan NKRI. Diadakannya Pelatihan Budaya Berbasis Pancasila ini, diharapkan para pemuda sebagai generasi muda sekaligus agen perubahan dapat mewujudkan integrasi ditengah kemajemukan bangsa Indonesia. Langkah- langkah pelaksanaan Pelatihan Budaya berbasis Pancasila secara rinci sebagai berikut:

Langkah persiapan:

Langkah awal dari pelatihan ini yakni dengan pembentukan panitia sebagai peenanggung jawab terselenggaranya acara. Setelah terbentuk panitia, langka selanjutnya yakni penyusunan proposal. Proposal berisi rangkaian acara dan juga anggaran dana untuk pelaksanaan pelatihan ini. Setelah itu, proposal diajukan pada Rektor Universitas Negeri Malang. Setelah mendapat persetujuan barulah proposal diajukan pada donator-donatur yang telah di pilih guna terkumpulnya dana untuk pelaksanaan acara ini.

Proses persiapan dilakukan sebulan sebelum acara dimulai. Hal ini dilakuakan karena ada beberapa langkah yang terkadang membutuhkan banyak waktu . Biasanya yang dalam pengumpulan dana banyak membutuhkan banyak waktu. Sehingga jika dipersiapkan jauh-jauh hari maka, acara akan terlaksana tepat waktu, sesuai yang telah terjadwal.

Langkah implementasi kegiatan

Dalam acara Pelatihan Budaya berbasis Pancasila.ini akan terbagi menjadi tiga acara pokok.. Acara dimulai pada pukul 07.00 WIB. Waktu istirahat diberikan pada setiap jeda acara. Setiap acara akan diikiuti oleh seluruh perserta pelatihan.

Acara pertama yakni sosialisasi Pancasila. Acara ini dikemas dalam bentuk seminar. Dalam seminar ini akan didatangkan narasumber-narasumber yang ahli dibidangnya sebagai pemateri. Materi yang akan disajikan yakni nilai-nilai yang terkandung pada pancasila. Dalam seminar ini butir-butir pancasila akan dikupas secara mendalam. Dimulai dari sila pertama  hingga kelima. Demikian juga cara-cara realisasi pancasila dalam kehidupan sehari-hari guna tercapainya tujuan yakni mencegah disintegrasi bangsa.

Acara kedua yakni diskusi. Acara diskusi ini bertema “ Pancasila sebagai pendongkrak budaya di era globalisasi”. Diskusi ini dilakukan dengan cara membentuk kelompok- kelompok yang beranggotakan empat orang. Kelompok dibentuk dengan cara random. Dengan begitu setiap kelompok terdiri dari peserta yang berlainan Fakultas. Hal ini dilakukan agar terjalin suatu kerjasama tim yang baik. Para peserta juga dapat saling mengenal dengan peserta lain yang berbeda fakultas, sehingga dapat menambah petemanan. Dengan diadakannya diskusi ini, pengetahuan peserta tentang nilai-nilai pancasila dan juga implementasi pancasila pada kehidupan sehari-hari akan diuji. Tidak hanya itu  dengan diskusi ini, para peserta juga dapat bertukar pikiran dan juga adu argumen dengan peserta lain mengenai cara-cara efektif dalam mencegah terjadinya disntegrasi bangsa.

Acara ketiga yakni pertunjukan budaya. Dalam acara ini, peserta dari setiap jurusan diwajibkan menampilkan budaya dari salah satu daerah yang ada di Indonesia. Untuk mencegah penampilan budaya yang sama, peserta diharapkan memberikan informasi pada panitia seminggu sebelum acara diselenggarakan. Dengan diadakannya acara pertunjukan  budaya, para peserta dapat menambah wawasan tentang keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

Kelebihan dan kelemahan

Pelatihan budaya berbasis pancasila ini sangat efektif untuk mencegah disintegrasi bangsa, terutama di negara yang memiliki keanekaragaman kebudayaan seperti Indonesia. Pelatihan ini memiliki beberapa kelebihan antar lain:

[1] peserta dapat menelaah nilai-nilai pancasila,

[2] peserta dapat menerapkan pancasila dikehidupan sehari-hari,

[3] peserta dapat menjadikan pancasila sebagai pemersatu ditengah kemajemukan bangsa Indonesia. Kelebihan-kelebihan tersebut akan sangat membantu proses mencegah disintegrasi bangsa.

Meskipun terdapat beberapa kelebihan dengan diadakannya pelatihan budaya berbasis pancasila ini, namun juga terdapat kelemahan. Kelemahannya yakni dalam menyelenggarakan pelatihan ini membutuhkan banyak biaya yang tidak sedikit.

SIMPULAN  DAN SARAN

Simpulan

Budaya merupakakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa manusia. Jiwa manusia pun tidak dapat terlepas dari filsafat yang merupakan rangkaian ilmu ynag dimiliki oleh seseoramg. Sedangkat filsafat itu berasal dari keyakinan dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang. Dengan demikian kebudayaan bersumber dari filsafat ataupun falsafah. Falsafah bangsa Indonesia merupakan pancasila. Jika dihubungkan dengan falsafah yang dimiliki bangsa Indonesia yakni pancasila, maka pancasila dapat menjadi penengah di antara kemajemukan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Berdasarkan definisi tersebut, pelatihan ini dapat menjadikan pancasila sebagai pemecah masalah disintegrasi bangsa oleh kemjemukan bangsa Indonesia.

Pelaksanaan pelatihan budaya berbasis pancasila dengan pembentukan panitia guna suksesnya pelatihan ini. Tugas dari panitia ini membuat surat permohonan ijin diadakannya acara ini, membuat proposal kegiatan, dan juga membuat susunan acara yang akan dilaksanakan dalam pelatihan ini. Pelatihan ini terdiri dari tiga acara pokok yakni, seminar, diskusi, dan pertujukan budaya. Masing-masing acara diikuti oleh peserta dari perwakilan setiap jurusan dari seluruh fakultas yang ada di Universitas Negeri Malang.

Diadakannya pelatihan budaya berbasis pancasila, diharapkan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, dapan memegang teguh nilai-nilai yan terkandung dalam pancasila. Tidak hanya itu, mahasiswa dapat menjadikan pancasila sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Namun demi terselenggaranya acara ini, membutuhna biaya yang tidak sedikit. Hal ini memungkinkan panitia menemui kendala dalam hal pembiayaan kegiatan.

Saran

Dengan melalui pelatihan budaya berbasis pancasila ini, dapat memotivasi mahasiswa selaku peserta pelatihan untuk selalu menerapkan pancasila pada kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, peserta juga dapat lebih menjunjung tinggi nilai persamaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dari sila pertama dan kelima, secara otomatis menjadi alat pemersatu. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila berasal dari jati diri bangsa Indonesia.

Dengan penjelasan seperti diatas peserta dapat mempertahankan nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila. Penerapan dilakuakan tidak hanya sekarang melainkan berkelanjutkan pada masa yang akan datang. Dengan begitu tujuan dari diadakannya pelatihan ini tercapai. 

DAFTAR RUJUKAN

Ali, mukti. 2003. Teologis Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan, Menjalin Kebersamaan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: UI-Press //tribunnews.com

Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC

Video yang berhubungan