Prinsip Dasar Reinforcement dan Extinction Modifikasi Perilaku - Artikel ini akan didiskusikan tentang basic principles: reinforcement, intermittent schedule, extinction. Melalui artikel ini diharapkan mampu Memahami dan Menjelaskan basic principles: reinforcement, intermittent schedule, extinction. 1.Positif reinforcement Show : memberikan sesuatu yang menyenangkan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul Negatif reinforcement : mengambil/ mencabut hal yang kurang menyenangkan setelah peirlaku yang diharapkan muncul contoh: minum aspirin untuk mengurangi rasa sakit. Penguatan Natural, Penguatan Sosial , dan Penguatan Otomatis • Penguatan Natural : Terjadi secara alamiah dan spontan contoh : makan yang menjadi penguat dari rasa lapar, senyum kepada seseorang mengarah pada pecakapan • Penguatan Sosial: Ketika penguatan melalui aksi atau TL orang lain. a. Penguatan Sosial Positif: meminta teman untuk mengambilkan uang di atm b. Penguatan Sosial Negatif: meminta teman untuk mengecilkan suara di tv • Penguatan Otomatis: Ketika perilaku menghasilkan penguatan dari kontak langsung dengan lingkungan. a. Penguatan Otomatis Positif, contoh: di atm. b. Penguatan Otomatis Negatif, contoh: mengecilkan suara di tv Jenis-jenis positif reinforce • • Activity: Premack principle • • • Premack Principle : Merupakan tipe positif reinforcement yang memberikan penguatan dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan setelah melakukan kegiatan yang kurang menyenangkan Contoh: Toothbrushing at a summer camp increased when the campers’ opportunity to go swimming was contingent on brushing their teeth (Lattal, 1969). Children’s classroom conduct improved when their teacher made the opportunity to play with toys, games, and crafts contingent on increasing desirable behaviors and decreasing undesirable ones (Wasik, 1970).
baca juga: Pengertian, Sejarah, dan Ruang Lingkup Modifikasi Perilaku Istilah dalam negatif reinforcement: • Escape (melarikan diri): menampilkan perilaku yang diharapkan sehingga hal-hal yang tidak menyenangkan bisa berkurang • Avoidance (menghindari): menampilkan perilaku yang diharapkan sehingga hal- hal yang tidak menyenangkan tidak muncul NR kurang populer karena: 1. Harus ada punishment untuk bisa melakukan NR 2. Alasan kemanusiaan: efek yang tidak diinginkan pada perilaku seseorang. Seseorang cenderung agresif dan menghidar dari program yang ada Conditioned and Unconditioned Reinforces • Penguatan alami (natural reinforcer) disebut unconditioned reinforcers • Stimulus natural memiliki kekuatan sebagai reinforcer pada perilaku manusia karena stimulus ini memiliki “survival value”- nilai untuk bertahan hidup” Contoh: makanan, air dan stimulasi seksual adalah penguatan positif (+ reinforcers) yang natural karena berkaitan dengan kemampuan untuk bertahan hidup pada individu. Contoh: Lari dari stimulus yang menyakitkan atau stimulus yang berlebihan adalah penguatan negatif (- reinforcers) yang natural karena hal tersebut berkontribusi terhadap kemampuan untuk bertahan hidup. • A conditioned reinforcer = secondary reinforcer Stimulus yang bersifat netral dan tidak berfungsi sebagai reinforcer----Stimulus menjadi reinforcer ketika ia dipasangkan dengan unconditioned reinforcer atau dengan reinforcer yang sudah terkondisi • generalized conditioned reinforcer Ketika conditioned reinforcer digeneralisasikan dengan berbagai jenis reinforcer lainnya maka itu. Faktor yang mempengaruhi efektifitas reinforcement I. Waktu II. Contingency 1. Jika respon selalu diikuti konsekuensi, maka konsekuensicenderung menjadi penguat bagi respon untuk dilakukan lagi 2. Contingency terjadi diantara respondan konsekuensi. Artinya respon harus ada terlebih dahulu sebelum ada konsekuensi. 3. Seseorang akan mengulangi perilaku yang sama ketika konsekuensi menjadi penguat yang konsisten III. Motivating event (ME), antecendent mengubah nilai dari penguat (reinforcer) 1. Establishing operation(EO): menguatkan 2. Abolishing operation (AO): melemahkan Contoh : makanan sebagai penguat (reinforcer) merupakan EO ketika seseorang lapar dan AO ketika seseorang kenyang Deprivasi merupakan bagian dari EO yang meningkatkan efektifitas dari conditioned atau unconditioned reinforcer. Contoh: ketika seseorang mendapat bill yang harus dibayar maka uang bisa menjadi sesuatu yang penting. 1. Motivating Event (ME) pada positive reinforcement. INGAT KONSEP DASARNYA!!! EO: ketika event menyenangkan meningkat maka respon meningkat AO: ketika event menyenangkan menurun maka respon akan melemah EO: Dosen baik tidak banyak tugas, SIA langsung penuh AO: Dosen baik banyak tugas, SIA agak sepi. • Motivating Event (ME) pada negative reinforcement. INGAT KONSEP DASARNYA!!! • Negative Reinforcement (mengurangi hal yang kurang menyenangkan)---aversive stimulus EO: ketika event aversive meningkat maka seseorang cenderung menghindar dari stimulus ---merupakan bentuk penguatan AO: ketika event aversive menurun, maka perilaku menghindar menjadi kurang begitu kuat. • Terbakar matahari bagi orang Asia (aversive stimulus) EO: takut kulit hitam maka di dalam rumah, penggunaan payung AO: Penggunaan lotion tabir surya menyebabkan seseorang tidak menghindar dari sengatan matahari • EO: Sakit kepala maka Menghindar dengan cara mengecilkan suara radio AO: Tapi ketika weekend tanpa sakit kepala maka mengecilkan suara radio akan tidak dilakukan V. Magnitude (Kekuatan dari reinforcer) 2.I. Continuous reinforcement schedule (CRF schedule)--- Acquisition : jadwal yang digunakan ketika seseorang mempelajari TL baru II. Penguatan intermiten : pemberian reinforcer dengan memperhatikan selang waktu, tidak memberikannya setiap kali perilaku yang diinginkan muncul • Fixed Ration (FR), Fixed Interval (FI), Variable Ratio (VR), Variable Interval (VI)
II.Perilaku yang sebelumnya mendapat penguatan, tidak lagi mendapatkan penguatan (diabaikan)----perilaku yang tidak diinginkan akan berhenti. Ekstingsi fokus untuk menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Hasil penelitian Hasazi dan Hasazi (1972) • Penelitian Hasazi dan Hasazi (1972). Para peneliti melihat hal ini bahwa guru memberikan “perhatian” untuk memperbaiki kesalahan si anak (yang menuliskan angka terbalik) menimbulkan efek penguatan reinforcing”. Ekstingsi----guru tidak memberikan perhatian---kesalahan dalam penulisan menurun. • Hasil penelitian ini menarik karena banyak ahli meyakini bahwa kesalahan penulisan sebagai gangguan belajar, namun pada penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan penulisan merupakan bentuk tingkah laku operan yang diperkuat oleh perhatian guru Hasil penelitian Lovaas and Simmons (1969) • Peneliti percaya bahwa perilaku membenturkan kepala sendiri diperkuat oleh konsekuensi sosial seperti perhatian dari orang dewasa yang ada disekitarnya. • Ekstingsi dengan cara menghilangkan perilaku memperhatikan si anak setiap ia membenturkan kepalanya. Hasil menunjukkan frekuensi membenturkan kepala turun dari 2500 kali menjadi 0 setelah 10 sesi untuk program ekstingsi. Contoh Ekstingsi dengan variasi prosedur • Contoh: ketika seseorang tidak mendapatkan sekaleng minuman setelah memasukkan uang ke dalam mesin minuman (vending machine) maka orang tersebut cenderung menekan tombol lebih sering (secara frekuensi) dan menekan tombol lebih keras lagi (intensitas yang makin naik) sebelum akhirnya menyerah). • Contoh lain: ketika seseorang tidak bisa membuka pintu, maka apa yang ia lakukan? • Meningkatnya frekuensi, durasi, ataupun intensitas perilaku yang tidak mendapat penguatan selama proses ekstingsi akan membuat “extinction burst” • Ketika ekstingsi dilakukan maka ada dua hal yang terjadi: 1. ketika perilaku tidak mendapat penguatan maka perilaku yang muncul menjadi lebih tinggi frekuensi, durasi dan intensitasnya sebelum akhirnya berhenti (Lerman & Iwata, 1995). 2. Munculnya perilaku yang biasanya tidak muncul dikejadian lainnya, akan terjadi pada waktu yang singkat setelah proses ekstingsi dilakukan dan hal tersebut adalah hal yang alami sebelum akhirnya perilaku tersebut berhenti. • The extinction burst ini bertujuan untuk “siapa tau” mendapat penguatan. Contoh: anak menangis---mungkin orang tuanya akan memberi perhatian • Dan biasanya bukan merupakan hal yang dilakukan secara sadar akan tetapi merupakan hal yang natural/alamiah dalam situasi ekstingsi. Kesimpulan dari Extinction Burst • Ketika perilaku tidak lagi diberi penguatan ada 3 hal yang bisa terjadi: 1. Peningkatan intensitas, durasi, dan frekuensi dair perilaku 2. Perilaku yang tidak biasanya dilakukan 3. Respon emosional ataupun perilaku agresif Penelitian pada Extinction burst • Lerman, Iwata dan Wallace (1999) melakukan penelitian terhadap teknik ekstingsi pada 41 kasus pada perilaku menyakiti diri sendiri selama 5 tahun dalam program mereka. Mereka menemukan bahwa 39% extinction burst (peningkatan perilaku) dari semua kasus dan 22 % perilaku agresif dari semua kasus. • Uniknya, extinction burst lebih besar terjadi setelah ekstingsi (penghapusan) penguatan negatif pada perilaku dibandingkan penguatan positif. • extinction burst lebih mungkin terjadi ketika dilakukan sendiri dibandingkan kalau digabungkan dengan teknik lainnya. • Karakteristik ekstingsi adalah perilaku mungkin terjadi lagi setelah tidak terjadi selama beberapa waktu dan disebut spontaneus recovery. • spontaneus recovery mungkin terjadi lagi dalam situasi yang hampir mirip/sama dan mendapat penguatan sebelum ekstingsi. • Contoh: Pada bayi yang menangis jika dilakukan ekstingsi maka sesekali ia akan nangis lagi (biasanya hanya terjadi sesekali dan tidak dalam waktu yang lama)---dan mendapat perhatian lagi maka efek ekstingsi akan hilang Kesalahpahaman terhadap konsepsi ekstingsi • Ekstingsi sama artinya dengan mengabaikan perilaku. Hal ini kurang tepat karena ekstingsi adalah menghilangkan penguatan atau “reinforcement” pada perilaku tertentu. • Tidak semua “teknik ekstingsi” cocok untuk semua kasus • “mengabaikan” sebagai bentuk ekstingsi bisa dilakukan jika mengabaikan tersebut memiliki “efek penguatan” • Contoh: orang mengutil di toko ---diabaikan (dengan prinsip ekstingsi)---- hal ini kurang tepat karena perilaku mengutil tidak akan berhenti. • Contoh: anak selalu lari ketika diminta untuk makan sayuran----diabaikan--- maka perilaku tersebut tidak akan hilang (karena perilaku lari dari makan sayur-sayuran diperkuat atau di reinforce) sehingga mengabaikan sebagai ekstingsi bukan teknik yang tepat 2 Faktor yang mempengaruhi ekstingsi 1. Skedule pemberian jadwal sebelum ekstingsi. Intermittent reinforcement sebelum ekstingsi membuat ekstingsi resisten, karena tidak tahu apakah itu ekstingsi atau intermittent reinforcement. Contoh: klien tidak tahu apakah perlakuan itu pemberian reinforcement yang berselang ataukah ekstingsi. Sementara continous reinforcement sebelum ekstingsi tidak begitu resisten. 2. Reinforcement yang terjadi setelah ekstingsi. Kalau reinforcement terjadi ketika proses ektingsi, maka pengurangan prilaku membutuhkan waktu yang lebih lama. Jika reinforcemnt terjadi di fase spontaneous recovery maka intensitas untuk perilaku yang tidak diinginkan meningkat ke level yang lebih lagi.
|