Menunggu hasil swab antigen berapa lama

Menunggu hasil swab antigen berapa lama
  • Kesehatan
  • December 22, 2020

Jakarta - Belum lama ini pemerintah mengeluarkan syarat baru bagi masyarakat yang hendak bepergian ke luar kota selama libur hari raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Syarat tersebut, yakni kewajiban membawa hasil rapid tes antigen COVID-19.

Hal itu telah tertuang melalui Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Kebijakan ini juga memuat anak di bawah 12 Tahun tidak perlu melakukan tes jika melakukan perjalanan domestik.

Sebelumnya, masyarakat sudah mengenal rapid tes antibodi dan swab PCR sebagai upaya penapisan awal COVID-19. Kedua jenis pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi COVID-19 atau tidak.

Secara khusus, kebijakan membawa hasil rapid tes antigen COVID-19 juga diambil guna melacak dan memutus rantai penyebaran COVID-19. Pemerintah Indonesia mewajibkan setiap pelaku perjalanan harus menunjukan surat tes dengan hasil negatif.

Lalu, apa perbedaan antara rapid tes antibodi, rapid tes antigen, dan swab PCR?

Berikut penjelasan perbedaan rapid tes antibodi, rapid tes antigen, dan swab PCR untuk mendeteksi virus corona penyebab COVID-19, yang perlu Anda ketahui, seperti dinukil dari Kemkes.go.id, Selasa (22/12/2020).

Rapid tes antibodi

Rapid tes antibodi adalah tes diagnostik cepat COVID-19 yang dijalankan untuk mendeteksi keberadaan antibodi dalam darah. Ketika terinfeksi COVID-19, tubuh akan menghasilkan antibodi dalam beberapa hari atau pekan kemudian.

Tes ini tidak menunjukkan apakah seseorang saat ini sedang terinfeksi. Namun, ini adalah cara yang baik untuk melacak penyebaran COVID-19 melalui suatu populasi.

Tingkat akurasi Rapid tes antibodi rendah (60-70 persen tingkat sensitivitas) dalam mendeteksi keberadaan COVID-10 di dalam tubuh, tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang singkat. Biasanya untuk menunggu keluarnya hasil pemeriksaan hanya membutuhkan waktu 15 menit.

Rapid Tes Antigen

Rapid tes antigen adalah tes diagnostik cepat COVID-19 yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen COVID-19 pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan. Antigen akan terdeteksi ketika virus aktif bereplikasi.

Itu sebabnya rapid tes antigen paling baik dilakukan ketika orang baru saja terinfeksi. Sebelum antibodi muncul untuk melawan virus yang masuk ke tubuh, ada peran antigen yang bertugas mempelajarinya.

Keberadaan antigen itulah yang dideteksi. Tingkat akurasi Rapid tes antigen cukup tinggi (92 persen tingkat sensitivitas). Akan tetapi, pemeriksaan rapid tes antigen dinilai belum seakurat swab PCR untuk mendiagnosis COVID-19.

Untuk memperoleh hasil pemerikasaan hanya membutuhkan waktu 15 menit. Akan tetapi, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, pemeriksaan rapid tes antigen perlu dilakukan paling lambat lima hari setelah munculnya gejala COVID-19.

Swab PCR

Tes PCR adalah jenis pemeriksaan untuk mendeteksi pola genetik (DNA dan RNA) dari suatu sel, kuman, atau virus, termasuk COVID-19 (SARS-CoV-2). Tes ini merupakan rekomendasi yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tes ini digunakan untuk mendeteksi penyakit dengan cara mencari jejak materi genetik virus pada sampel yang dikumpulkan. Sampelnya yang dikumpulkan ini diambil melalui teknik usap hidung atau tenggorokan.

Tingkat akurasi tes PCR cukup tinggi (99 persen tingkat sensitivitas), tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama hingga hasilnya keluar, yaitu sekitar 1–3 hari.

Sumber: Kemkes.go.id

Halodoc, Jakarta - Ada beberapa kondisi yang mengharuskan kamu melakukan perjalanan melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat terbang, entah itu urusan pribadi atau pekerjaan. Namun, karena pandemi COVID-19 yang belum usai hingga kini, bepergian ke tempat yang jauh menggunakan transportasi umum akan membuat khawatir.

Demi menekan penularan penyakit akibat infeksi virus corona yang begitu pesat, pemerintah mewajibkan untuk semua lapisan masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bepergian menggunakan pesawat. Tanpa adanya hasil pemeriksaan ini, sudah bisa dipastikan kamu tidak akan diperbolehkan untuk terbang. 

Kabarnya, penularan virus corona di pesawat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan risiko penularan pada kereta api atau saat kamu berbelanja di supermarket. Meski begitu, tetap saja risiko penularan itu pasti ada, sehingga tetap diperlukan pemeriksaan demi menunjang kenyamanan dan sudah pasti keamanan di perjalanan.

Baca juga: Ini yang Dimaksud dengan Swab Test Mandiri

Tes berupa swab antigen dan PCR lebih dianjurkan dilakukan sebagai syarat untuk bisa bepergian menggunakan pesawat terbang. Keduanya memiliki cara pengambilan sampel yang sama, yaitu melalui rongga hidung atau tenggorokan menggunakan alat swab. Hanya saja, harga, tingkat akurasi, dan lamanya hasil pemeriksaan bisa ditunjukkan inilah yang berbeda.

Swab antigen kini menjadi metode pemeriksaan kesehatan yang lebih banyak dipilih karena lebih murah dan terbilang cepat, karena hasil tes bisa kamu dapatkan hanya dalam waktu 15 hingga 60 menit. Memang, tingkat akurasinya masih lebih rendah dibandingkan dengan PCR, tetapi sudah jauh lebih akurat dibandingkan dengan rapid test antibodi.

Sementara itu, tes PCR memang sangat diunggulkan, karena memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi di antara ketiga jenis skrining yang ada di Indonesia. Akan tetapi, kamu harus menunggu lebih lama untuk bisa mengetahui hasil pemeriksaan, yaitu antara 1 hingga 7 hari. Harganya pun cenderung lebih mahal, sehingga jika kamu sedang tergesa untuk segera berangkat, maka swab antigen jelas lebih dianjurkan.

Baca juga: Disetujui WHO, Ini yang Perlu Diketahui Tentang Tes Antigen COVID-19

Apapun metode pemeriksaan yang kamu pilih, pertimbangkan waktu dan biaya yang harus kamu siapkan. Jika mencari klinik atau rumah sakit yang menyediakan layanan tes COVID-19, lebih mudah gunakan aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa bertanya dengan dokter langsung tentang virus corona di aplikasi Halodoc.

Hasil Swab Antigen Berlaku Hingga 14 Hari

Kabar baiknya, sekarang kamu tidak perlu melakukan pemeriksaan berulang kali jika ingin bepergian menggunakan pesawat terbang. Pasalnya, kini, hasil pemeriksaan yang kamu lakukan memiliki masa berlaku hingga 14 hari. Jadi, kamu bisa menggunakannya berulang kali untuk perjalanan ke mana saja, asal waktunya masih aktif.

Dasar hukum perizinan pemberlakukan surat hasil pemeriksaan selama 14 hari ini berdasarkan pada Surat Edaran Gugus Tugas Nomor 9 Tahun 2020 dan Surat Edaran Menkes. Jadi, jika kamu bepergian dari Bandara Soekarno-Hatta dalam satu perjalanan dan kembali pada masa surat hasil pemeriksaan masih berlaku, kamu tidak perlu melakukan pemeriksaan ulang di klinik atau rumah sakit lainnya. 

Baca juga: Ini Alasan Rapid Tes Antigen Lebih Akurat Dibanding Antibodi

Dalam Surat Edaran Gugus Tugas Nomor 9 Tahun 2020 Tentang perubahan pada Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2020, terkait dengan kriteria dan persyaratan perjalanan orang dalam adaptasi kebiasaan baru, dituliskan bahwa “Menunjukkan surat keterangan uji tes PCR dengan hasil negatif atau surat keterangan uji rapid tes dengan hasil non-reaktif yang berlaku 14 hari pada saat keberangkatan.”

Sebelumnya, dalam Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2020 dituliskan, masa berlaku surat keterangan hasil pemeriksaan kesehatan dengan PCR dan rapid test terdapat perbedaan. Surat keterangan untuk uji tes PCR atau swab memiliki masa berlaku hingga 7 hari, sementara itu surat keterangan untuk uji rapid test hanya berlaku maksimal 3 hari. 



Menunggu hasil swab antigen berapa lama

Referensi: 
WHO. Diakses pada 2020. Advice on the use of point-of-care immunodiagnostic tests for COVID-19.
American Council on Science and Health. Diakses pada 2020. How Safe Is Air Travel In COVID Time? A JAMA Article Says It's Safer Than You Think.
Kompas. Diakses pada 2020. Bepergian untuk 14 Hari Tak Perlu Tes COVID-19 Berulang Kali.

Meski telah mengalami penurunan, namun masih banyak kita mendengar kerabat, tetangga kita mengalami inveksi virus corona. Banyak juga yang kemudian bertanya sebetulnya berapa lama sih rata-rata hasil swab bisa keluar setelah dilakukan pemeriksaan.

Saat ini ada beberapa jenis swab yang dilakukan di lingkungan kita yang paling banyak kita dengar adalah rapid swab dan swab PCR. Menurut dr. Eva Melinda, hasil swab berapa lama bisa keluar cukup dalam 2 jam untuk rapid dan 24 jam menggunakan test PCR.

Namun karena banyaknya pemeriksaan yang dilakukan untuk saat ini terutama di daerah endemik, dengan jutaan penduduknya. Dan alat PCR masih terbatas jumlahnya dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa mendapatkan hasilnya.

Di GSI lab sendiri pemeriksaan hasil swab berapa lama nya keluar bisa pada hari itu juga, atau H+1 setelah dilakukan pemeriksaan. Memang untuk hasil pemeriksaan yang cepat dibutuhkan hasilnya biaya yang di keluarkan bisa lebih tinggi. Dibandingkan dengan pemeriksaan swab pcr yang ditunggu H+1 dengan biaya hanya Rp 699.000 saja.

Berapa Lama Hasil Swab dan Kapan Dilakukan

Menunggu hasil swab antigen berapa lama
Hasil swab berapa lama

Para pakar berpendapat semakin cepat orang yang mengalami kontak erat dengan pasien covid 19 dilakukan pemeriksaan semakin baik. “Orang yag mengalami kontak erat sebaiknya menempatkan diri sebagai suspek covid-19” jelas dokter Eva.

Hal ini untuk mencegah semakin menyebarnya infeksi virus corona di masyarakat. Baik pemeriksaan rapid maupun PCR sebagai baku standart baik dilakukan.

Ketika hasil pemeriksaan menunjukan hasil positif. Pasien disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah jika memang tidak memiliki gejala yang memberatkan kondisi pasien. Sementara pada kasus penderita covid-19 yang bergejala, sebaiknya dirujuk ke rumah sakit untuk mencegah kemungkinan terjadinya perburukan penyakit atau bahkan kematian.

Beberapa instansi pemerintah seperti puskesmas yang sebelumnya gencar melakukan pemeriksaan anggota keluarga yang mengalami kontak erat dengan pasien covid-19. Belakangan ini juga mulai menurun, beberapa pihak mempermasalahkan berkurangnya stok reagen di daerah tersebut. Hal seperti ini serausnya bisa diatasi oleh pemerintah setempat atau dengan bekerja sama dengan pihak lain untuk bisa mencukupi kebutuhan tersebut.

Penundaan atau berkurangnya pemeriksaan skrining covid-19 dapat menyebabkan meningkatnya jumlah kejadian infeksi virus corona. Belum lagi adanya libur panjang sebentar lagi terkait libur idul fitri tahun 2021, semua pihak harus siap jika ada kemungkinan terjadinya peningkatan inveksi virus corona, meski aktivitas mudik atau pulang ke kampung secara tegas dilarang pemerintah pusat dan daerah.