Mengapa raja namrud sangat menghormati ayah nabi ibrahim

Jakarta -

Nabi Ibrahim AS merupakan anak dari seorang penyembah berhala. Ayahnya bernama Azar yang dikenal luas sebagai pembuat patung terbaik di masanya.

Dikutip dari buku Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir, secara nasab Nabi Ibrahim AS bernama Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Raghu bin Faligh bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS. Ia lahir di wilayah Kaldaniyyun, suatu kawasan di Babilonia.

Nabi Ibrahim AS adalah orang yang dipersiapkan Allah sebagai rasul. Ia bertugas untuk melenyapkan kesesatan, kebatilan, dan menanamkan ajaran tauhid kepada seluruh umatnya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Anbiya ayat 51 sebagai berikut:

۞ وَلَقَدْ ءَاتَيْنَآ إِبْرَٰهِيمَ رُشْدَهُۥ مِن قَبْلُ وَكُنَّا بِهِۦ عَٰلِمِينَ

Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)-nya." (QS. Al-Anbiya: 51).

Disebutkan, ayah kandung Nabi Ibrahim AS bernama Azar. Ia adalah seorang pembuat patung (berhala) terbaik yang dijadikan sesembahan. Mayoritas ahli nasab seperti Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayah Nabi Ibrahim AS adalah Tarih. Sementara Ahli Kitab mengatakan "Tarikh".

Adapula yang berpendapat bahwa Azar merupakan suatu gelar yang diberikan dari berhala yang disembahnya.

Ibnu Jarir berkata, "Namanya yang benar adalah Azar. Boleh jadi ia mempunyai dua nama yang populer atau salah satunya merupakan nama gelar dan nama lainnya adalah identitas aslinya," tulis Ibnu Katsir dalam bukunya sebagaimana dikutip pada Rabu, (2/6/2021).

Pada waktu itu, penduduk Babilonia merupakan penyembah berhala. Termasuk Azar, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya pada QS. Al-Anbiya ayat 52-53 berikut ini:

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَا هَٰذِهِ ٱلتَّمَاثِيلُ ٱلَّتِىٓ أَنتُمْ لَهَا عَٰكِفُونَ (52) قَالُوا۟ وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا لَهَا عَٰبِدِينَ (53)

Artinya: "(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?" Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya." (QS. Al-Anbiya: 52-53).

Sebagai seorang rasul, Nabi Ibrahim AS selalu mengingatkan dan mengajak ayahnya untuk meninggalkan berhala. Ia khawatir ayahnya akan ditimpa azab oleh Allah SWT. Ajakan Nabi Ibrahim AS ini diceritakan dalam QS. Maryam ayat 42-48.

"Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?"

"Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus."

"Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah."

"Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama."

"Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku." (QS. Maryam: 42-48).

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, dikatakan bahwa Azar selalu menentang Ibrahim AS kala diajak meninggalkan kesesatan. Oleh karenanya, Azar termasuk penghuni neraka.

Dari Ibnu Abu Dzi'ib, dari Sa'id al Maqbari, dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW, bersabda: "Ibrahim bertemu dengan ayahnya, Azar, pada hari Kiamat nanti. Ketika itu wajah Azar tampak hitam berdebu.

Lalu Ibrahim berkata kepada ayahnya: 'Bukankah sudah aku katakan kepada ayah agar ayah tidak menentang aku?' ayahnya menjawab: 'Hari ini aku tidak akan menentangmu.' Kemudian Ibrahim berkata: 'Wahai Tuhan, Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakan aku pada hari berbangkit. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina dari pada keberadaan ayahku yang jauh (dariku)?' Allah SWT berfirman: 'Sesungguhnya, Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir.' Lalu dikatakan kepada Ibrahim: 'Wahai Ibrahim, apa yang ada di kedua kakimu itu?' Ibrahim pun melihatnya dan ternyata ada seekor anjing hutan yang kotor. Lalu anjing itu dipegang kaki-kakinya dan segera dilempar ke dalam neraka." (HR. Bukhari).

Sahabat hikmah, itulah kisah Azar, ayah Nabi Ibrahim AS sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran dan diriwayatkan dalam beberapa hadits.

Simak juga 'Melihat Saksi dan Bukti Penyebaran Islam di Purwakarta':

(nwy/nwy)

Ilustrasi Kisah Nabi Ibrahim Saat Melawan Raja Namrud, Foto: Dok. pinterest.com

Banyak hal yang dapat kita ambil dari kisah Nabi Ibrahim, yang merupakan nabi ke enam dan memiliki gelar Khalilullah atau kesayangan Allah. Hal tersebut sesuai dalam surat An Nisa’ ayat 125. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga dikenal sebagai “bapaknya” para Nabi. Sebab, keturunan Ibrahim banyak yang diangkat menjadi Nabi dan Rasul.

Nabi Ibrahim termasuk Rasul Ulul Azmi dan disebut di dalam Alquran sebanyak 69 kali. Lalu bagaimana kisah Nabi Ibrahim? Simak kisah singkatnya di bawah ini ya!

Kisah Nabi Ibrahim dalam Melawan Raja Namrud

Nabi Ibrahim lahir saat ayahnya berusia 75 tahun. Ayahnya berprofesi sebagai pemahat patung terkenal pada masa kekuasaan Raja Namrud. Sebagian besar masyarakat di tempatnya tinggal menyembah berhala. Namun Ibrahim tidak mempercayai berhala sebagai dewa atau tuhan dan berniat mencari tuhan yang sesungguhnya. Pada saat remaja, Ibrahim sering menanyakan tentang tuhan yang sesungguhnya, namun tak pernah dihiraukan.

Ibrahim merasa sedih karena ayahnya tetap menyembah berhala, padahal ia sudah memperingati secara berulang-ulang. Ketika berada di Bait Al Maqdis, Ibrahim berdakwah kepada kaumnya untuk berhenti menyembah berhala. Namun mereka tetap menyembah berhala yang dibuat oleh Azar, ayah Ibrahim.

Suatu ketika, Raja Namrud mendirikan sebuah bangunan tempat menyembah berhala. Mengetahui hal tersebut, Ibrahim datang dan meruntuhkan seluruh patung berhala, kecuali patung terbesar. Raja Namrud dan para penyembah berhala tersebut merasa marah. Ibrahim yang dikenal menentang dalam menyembah berhala dipanggil.

Saat ditanya apakah ia yang merusaknya, Ibrahim menjawab “Sebenarnya patung terbesar itulah yang melakukan hal ini, cobalah tanyakan kepada benda itu jika memang dapat berbicara." Kaumnya pun tersadar dan terpikir oleh mereka, bahwa tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Raja Namrud pun semakin murka.

Mendengar pernyataan Ibrahim, para penyembah berhala lantas beramai-ramau mengumpulkan kayu bakar untuk membunuh Ibrahim. Ketika Ibrahim hendak dilemparkan ke dalam perapian, sesosok malaikat hadir untuk menyelamatkannya. Namun bantuan dari malaikat tersebut ditolak oleh Ibrahim. Ibrahim pun melompat ke dalam kobaran api, seketika Allah berfirman pada perapian untuk menyelamatkan Ibrahim.

Melihat Ibrahim yang selamat dari kobaran api yang membara, sebagian besar tetap menyembah berhala. Setelah mengetahui bahwa Allah yang menyelamatkan Ibrahim dari panasnya api, Raja Namrud dan pengikutnya merasa malu dan takut. Mereka takut akan ada lebih banyak orang yang mempercayai Ibrahim dibandingkan Namrud. Namrud yang tidak mau kalah memberikan sejumlah pertanyaan kepada Ibrahim sebagai tantangan. Seluruh pertanyaan Namrud berhasil dijawab oleh Ibrahim.

Saat Raja Namrud dikalahkan oleh Ibrahim, banyak orang yang meninggalkan kepemimpinan zalim Raja Namrud. Ibrahim dengan para pengikutnya meninggalkan tempat kelahirannya. Ayahnya hingga akhir menolak menyembah Allah. Allah memperingati dan menyadarkan Nabi Ibrahim untuk tidak memohon pengampunan ayahnya. Sebab, ayahnya adalah orang yang menolak dan memusuhi Allah SWT.