Mengapa pemain merupakan unsur teater yang sangat penting jelaskan

Mengapa pemain merupakan unsur teater yang sangat penting jelaskan

Mengapa pemain merupakan unsur teater yang sangat penting jelaskan
Lihat Foto

KOMPAS.com/DIENDRA THIFAL RAHMAH

Pementasan Planet-Sebuah Lament karya Sutradara Garin Nugroho di teater Taman Ismail Marzuki, Cikini,Jakarta Kamis(16/1/2020). Pertunjukan ini berkisah tentang sebuah lament atau ratapan dalam nyanyian mencari sebuah planet, di mana peradaban dituntut mencari pangan dan energi baru.

KOMPAS.com - Seni teater merupakan jenis kesenian dalam bentuk pertunjukkan drama yang dipentaskan di atas panggung.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), teater dalam seni drama seni yang hampir secara eksklusif berkaitan dengan pertunjukan langsung.

Di mana aksinya tepat dan direncanakan untuk menciptakan rasa drama yang koheren dan signifikan.

Sejarah

Teater berasal dari bahasa Yunani "theatron" yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Di mana "theatron" terbentuk dari kata "theaomai" yang berati melihat.

Maka awal mula teater diartikan sebagai gedung tempat menyaksikan pertunjukan.

Dalam perkembangannya, secara luas teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak.

Dalam rumusan yang sederhan teater adalah pertunjukan, seperti ketoprak, ludruk, wayang, wayang orang, sintren, atau dagelan.

Baca juga: Temani Masa WFH, Kini Kamu Bisa Menonton Teater di Rumah Aja 

Teater juga dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti anak-anak bermain sebagai dokter dan pasien atau bermain perang-perangan.

Selain itu teater juga sebagai pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah ritual, seperti upacara adat atau kenegaraan.

Dengan demikian teater adalah pertunjukan lakon yang dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton.

Halo Sobat SMP! Pernahkah Sobat SMP menyaksikan drama teater di mana para tokohnya sangatlah keren dalam memerankan perannya masing-masing? pelakonan tokoh yang bagus dari teater akan membuat penontonnya merasa terbawa ke dalam cerita. Memang akting adalah salah satu kunci dari keberhasilan seni teater.

Bagi Sobat SMP yang belum tahu, seni peran atau dikenal dengan akting, adalah seni untuk berbuat seolah-olah menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan dirinya sendiri. Seorang aktor yang merupakan unsur utama dalam sebuah pementasan fragmen atau teater harus mampu memerankan tokoh dan karakter sesuai dalam naskah atau konsep yang ingin dibawakannya. 

Sebagai contoh, jika Sobat SMP sedang memerankan tokoh tentara dalam teater, itu artinya Sobat SMP juga harus bisa “menjadi” seorang tentara. Mulai dari gestur tubuh, lantangnya berkata-kata, hingga ekspresi kerasnya wajah seorang tentara.

Seorang aktor atau aktris haruslah selalu memesona ketika di atas pentas. Ia harus mampu meyakinkan penonton bahwa ia tidak sedang berpura-pura. Oleh karenanya, seorang pemain teater atau fragmen harus selalu mengasah kemampuan dirinya agar memiliki kepekaan melalui proses latihan teknik seni peran.

Sejatinya, untuk menjadi seorang pemain teater yang cakap tentu tidak boleh hanya mengandalkan bakat saja, tetapi harus melakukan latihan dengan sungguh-sungguh. Bahkan ada pemain yang merasa tidak memiliki bakat menjadi seorang aktor, namun mau bersungguh-sungguh latihan maka ia akan mampu bermain dengan baik. Jadi, bakat bukanlah satu-satunya faktor utama. Harus juga didukung keinginan dan motivasi yang kuat untuk menjadi pemeran atau aktor yang baik

Nah, pada kesempatan kali ini kita membedah cara mengolah teknik seni peran melalui tiga instrumen utama, yaitu, olah tubuh, olah suara, dan juga olah rasa.. Kira-kira seperti apa saja yang harus diperhatikan dalam mempelajari seni peran? Yuk simak artikel ini!

Tubuh merupakan elemen dasar yang menjadi pusat perhatian penonton saat seorang aktor berada di atas pentas. Gestur tubuh dapat mencerminkan watak dan karakter tokoh yang sedang diperankan. Untuk memiliki tubuh yang fleksibel agar dapat melakukan akting yang baik, seorang aktor harus melatih tubuhnya agar memiliki stamina dan kelenturan dalam memerankan tokoh.

Cobalah untuk melakukan pergerangan di beberapa bagian tubuh agar lebih luwes dalam melakukan beberapa gerakan. Bila tubuh sudah luwes, gestur dan gerakan akan terlihat lebih natural serta ciamik ketika sedang memerankan tokoh apa pun.

Suara adalah bagian penting dalam seni teater karena merupakan salah satu media dalam menyampaikan pesan kepada penonton. Aktor harus memiliki vokal yang baik karena setiap kata yang diucapkan harus jelas terdengar oleh penonton. Untuk itu, seorang aktor dapat melatih suaranya dengan melakukan latihan artikulasi dengan mengucapkan huruf vokal a, i, u, e, o dengan jelas dan berulang-ulang.

Tidak hanya latihan vokal saja, penguasaan diksi, intonasi, tekanan kata, tempo, serta irama perlu diasah juga pada saat membaca naskah, membaca puisi, atau pada saat bernyanyi.

Selain gerakan dan suara, hal yang tak kalah penting adalah ekspresi dan penjiwaan. Latihan olah rasa bisa diawali dengan latihan pernapasan, konsentrasi, dan imajinasi. Olah rasa bertujuan untuk melatih kepekaan rasa seorang aktor untuk mampu memerankan tokoh sesuai karakter dan watak yang diinginkan.

Aktor yang baik harus mampu menjadi orang lain secara natural. Kepekaan rasa atau sukma ini dapat dilakukan dengan melatih rasa dan emosi, seperti rasa senang, sedih, marah, benci, malas, kecewa, bahagia yang dilakukan secara berulang-ulang. Penjiwaan yang tepat akan meyakinkan penonton bahwa kamu adalah benar-benar seorang tokoh di dalam teater tersebut.

Nah, itu tadi tiga cara mengasah kemampuan berakting dalam seni teater. Ketiganya merupakan instrumen yang sangat penting dalam memerankan karakter. Jika Sobat SMP ingin menjadi seorang aktor yang baik, sering-seringlah melatih gerakan (olah tubuh), vokal (olah suara), dan juga penjiwaan (olah rasa).

Selengkapnya Sobat SMP bisa membaca informasinya di modul PJJ Seni Teater terbitan Direktorat SMP yang dapat diunduh secara gratis di situs Direktorat SMP. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi yang tertarik mendalami dunia peran di seni teater.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Modul PJJ Seni Budaya Teater kelas VII semester gasal terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Teater didukung oleh unsur-unsur yang membentuknya. Bagaikan sebuah tubuh, unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Semuanya saling terkait dan memberikan kontribusi yang sama dalam setiap pementasan. Unsur-unsur tersebut antara lain : cerita/ lakon, produser, sutradara, pemain, panggung, kerabat panggung, dan penonton.

Cerita merupakan unsur utama dalam teater. Cerita dalam teater adalah tentang konflik atau pertikaian manusia dalam kehidupan sehari-hari. Konflik ini bisa berupa konflik dengan diri sendiri, konflik dengan orang lain, konflik dengan masyarakat, konflik dengan alam sekitar maupun konflik antara manusia dengan Tuhan. Cerita dalam teater biasanya ditulis dalam bentuk naskah lakon atau naskah teater. Naskah merupakan pedoman dalam pementasan teater, terutama teater modern. 

Produser bukan merupakan unsur utama dalam teater tetapi merupakan unsur yang sangat penting. Produser merupakan penanggung jawab keuangan. Produser bertugas mencari dan mengumpulkan dana untuk keperluan latihan dan pementasan teater.

Sutradara merupakan unsur utama dalam teater. Sutradara merupakan penanggung jawab selama proses latihan dan pementasan teater. Fungsi sutradara adalah: 

  • Menafsirkan naskah 
  • Memilih pemain
  • Melatih (memimpin latihan)
  • Mengkoordinir segala kegiatan persiapan pementasan
  • Mendorong atau memotivasi jiwa pemain
  • Bekerja sama dengan semua kerabat panggung dalam mempersiapkan pementasan. 

Dalam melaksanakan fungsinya, sutradara mempunyai beberapa jenis tanggung jawab, yaitu tanggung jawab secara seni (estetik), tanggung jawab moral (etik) dan tanggung jawab teknik. 

Tanggung jawab estetik adalah tanggung jawab sutradara atas baik buruknya sebuah pementasan teater. Tanggung jawab etik berkenaan dengan cara memperlakukan seluruh pendukung pementasan secara manusiawi dan bertanggungjawab memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui pementasan yang dilakukan.

Tanggungjawab teknik adalah tanggung jawab sutradara dalam penggunaan teknik-teknik penyutradaraan untuk manghasilkan pementasan yang memuaskan. 

Pemain teater laki-laki disebut aktor, sedangkan pemain teater perempuan disebut aktris. Tugas pemain adalah: 

  • Menafsirkan tokoh cerita.
  • Mewujudkan tokoh dalam naskah menjadi tokoh yang nyata di atas panggung. 

Modal dasar seorang pemain adalah tubuh dan suara, karenanya seorang pemain harus mempunyai tubuh dan suara yang lentur sesuai tokoh yang dibawakan. 

Panggung merupakan tempat dilaksanakannya sebuah pementasan teater. Panggung dibagi menjadi beberapa daerah. Daerah panggung yang nampak dari penonton disebut ruang permainan (playing space). Sedangkan daerah di belakang panggung yang tidak kelihatan dari penonton disebut daerah belakang panggung (backspace).

Bentuk panggung teater bermacam-macam. Secara garis besar terdapat dua macam bentuk panggung, yaitu panggung proscenium dan panggung arena. 

Pada bentuk panggung arena. ruang bermain (playing space) sangat dekat dengan ruang penonton. Panggung arena dapat berbentuk tapal kuda dan bentuk melingkar. 

Pada panggung arena tapal kuda, tempat duduk penonton menghadap ruang pemainan dengan bentuk U atau tapal kuda. 

Pada panggung arena yang melingkar, tempat duduk penonton mengelilingi ruang permainan. Selain berbentuk arena, panggung teater ada yang berbentuk panggung proscenium. Pada panggung proscenium, ruang bermain (playing space) berjarak dan terpisah dengan ruang penonton (auditorium). 

Selain panggung, pementasan juga didukung oleh sarana-sarana untuk membantu kelancaran pementasan di atas panggung. Sarana panggung tersebut antara lain: 

  • berbagai macam dekor atau “setting”.
  • layar belakang atau “background”. 
  • tata Iampu. 

Pekerja atau kerabat penggung merupakan unsur yang sangat penting dalam teater. Para pekerja atau kerabat panggung tersebut antara lain : 

a. Penata pentas dan dekor

Kerabat penggung yang bertugas menata tempat permainan dan menyiapkan latar belakang serta dekorasi suatu pementasan.

Kerabat panggung yang bertugas menata cahaya untuk mendukung pementasan. 

Kerabat panggung yang bertugas menyediakan perlengkapan pementasan dan kebutuhan pementasan yang lain.

Kerabat panggung yang bertugas menata suara atau musik pengiring dalam pementasan. 

Kerabat panggung yang bertugas menata pakaian atau kostum yang akan digunakan pemain di atas panggung. 

Kerabat panggung yang bertugas memberikan tata rias/make up kepada para pemain untuk menciptakan karakter yang sesuai.

Penonton merupakan unsur yang penting dalam teater, karena teater merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang dipentaskan untuk disaksikan oleh penonton.

Penonton yang melihat suatu pementasan teater mempunyai latar belakang yang bermacam-macam. Para penonton berbeda dari sisi status sosial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, usia, dan tingkat apresiasi. Penonton dengan berbagai latar belakang harus dihargai karena mereka telah bersedia hadir dan membeli tiket pertunjukan. Penonton berhak mendapatkan pementasan yang terbaik. 

Ketujuh unsur teater di atas, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Untuk menciptakan satu pementasan teater yang indah dan dapat dinikmati penonton, diperlukan kerjasama dan kesatuan yang utuh dari ketujuh unsur teater tersebut.

Baca juga:

Pengertian Teater, Fungsi Teater, dan Jenis-Jenis Teater di Indonesia


Perbedaan Teater Tradisional dan Teater Modern
5 Jenis Teater Menurut Bentuk Penyajiannya