Pada artikel ini Anda akan mempelajari seluk beluk, SEMUA hal mengenai hidroponik. Artikelnya mungkin panjang, ribuan kata, tapi sangat berguna bagi Anda yang ingin menggeluti hidroponik, skala pemula, hobiis, maupun bisnis. Keep reading ya! Ingin punya kebun sayur di halaman rumah? Ingin memasak sayuran hasil kebun sendiri tapi halaman rumah ternyata sempit? Jangan khawatir, hidroponik adalah jawabannya. Show
Hidroponik akhir-akhir ini sedang ngetrend dan tampaknya akan jadi trend dalam jangka waktu yang panjang karena selain sebagai hobi mengasyikkan, berkebun secara hidroponik juga memiliki banyak manfaat dibanding bercocok tanam secara konvensional yang menggunakan tanah. Dahulu sebelum hidroponik tren di kalangan hobiis, di daerah perkotaan hampir mustahil menemukan area hijau. Kini berkat hidroponik, semua halaman rumah atau bahkan di ruangan pun bisa jadi tempat untuk menanam buah-buahan dan sayur mayur. Anda harus dan wajib tahu semua hal tentang hidroponik, dan untuk itulah artikel ini kami rilis. Apa Itu Hidroponik?Mungkin ada sebagian dari Anda yang masih bertanya-tanya, apa sih hidroponik itu? Hidroponik, menurut sebagian besar sumber, secara bahasa berasal dari kata hydros dan ponos. Padahal sebenarnya istilah yang lebih tepat adalah hudor, bukan hydro (dalam Bahasa Yunani). Hudor berarti air dan ponos berarti bekerja. Sambungan dari kedua istilah itu membentuk kata hydroponic yang berarti bekerja dengan air. Secara lebih spesifik, hidroponik dapat diartikan sebagai sistem bercocok tanam menggunakan air, namun saat ini tidak hanya air yang digunakan dalam kegiatan hidroponik, sehingga hidroponik dalam artian modern mungkin lebih cocok disebut “bercocok tanam tanpa media tanah”. Pokoknya non tanah 😀 Berkebun dengan sistem hidroponik menggunakan larutan nutrisi dan berbagai media tanam seperti rockwool, cocopeat, hidroton, arang sekam, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanam pada umumnya yaitu tanah. Jenis Tanaman Yang Dapat Ditanam Secara HidroponikOke saya sudah paham arti hidroponik. Tapi, tanaman apa saja yang dapat ditanam dengan sistem hidroponik? Ada banyak macam jenis tanaman yang bisa Anda budidayakan dengan menggunakan teknik hidroponik. Biasanya yang dikembangkan adalah tanaman jenis holtikultura seperti sayuran daun, sayuran buah, buah-buahan, tanaman hias, pertamanan, serta tanaman obat. Pada dasarnya, semua tanaman dapat ditanam dengan metode hidroponik, yang penting ialah bagaimana caranya agar nutrisi tanaman tersebut dapat terpenuhim, meski tanpa menggunakan unsur hara dari tanah lansgsung. Di Indonesia sendiri, teknik budidaya tanaman ini mulai diterapkan sejak tahun 1980 dan yang marak dikembangkan hingga saat ini adalah tanaman sayuran, terutama sayuran daun dan sayuran buah. Baru kemudian lambat laun teknik hidroponik berkembang menjadi populer dan sudah mencapai ranah komersial besar-besaran seperti yang kita lihat akhir-akhir ini. Kelebihan dan Kekurangan HidroponikIlustrasi tanaman hidroponik yang paling sering ditemukan. Menggunakan tempat berupa lubang di pipa PVC, wadah berupa net pot hidroponik, media tanam berupa rockwool.Bisa dibilang teknik bercocok tanam yang memanfaatkan air sebagai jalur nutrisi utamanya ini sangatlah pas bagi siapapun. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari sistem ini? Mari kita bahas lebih lanjut. Kelebihan Hidroponik
Kekurangan Hidroponik
Dengan penjelasan dan ilustrasi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bisa diambil kesimpulan bahwa hidroponik merupakan teknik cocok tanam yang sangatlah praktis dan dipercaya akan menjadi semacam lifestyle di lingkungan perkotaan sekarang ini dan nantinya akan semakin populer. Di samping memenuhi kebutuhan akan bahan pangan, Anda juga bisa mengharapkan kebun hidroponik Anda sebagai titik untuk mempercantik rumah Anda baik secara interior maupun eksterior. Hebat, bukan? Dimana Saya Bisa Bercocok Tanam Secara Hidroponik?Jawabannya, di mana saja! Sistem hidroponik bisa dilakukan di halaman atau pekarangan rumah, dalam ruangan, dalam greenhouse, ataupun di luar ruangan. Anda perlu tahu bahwa teknik hidroponik dapat berkembang dengan baik asalkan tersedia cukup sinar matahari (dapat digantikan dengan cahaya lampu tanaman), air, oksigen. Ketiga elemen penting ini yang tidak bisa Anda abaikan. Selebihnya, Anda hanya membutuhkan media tanam serta nutrisi yang sesuai. Jangan lupakan juga benih tanaman yang baik. Kami adalah toko hidroponik online yang menjual segala perlengkapan dan kebutuhan hidroponik. Jika Anda memilih melakukan teknik hidroponik di dalam ruangan, Anda akan membutuhkan pencahayaan khusus (lampu tanaman grow light misalnya) guna menggantikan sinar matahari. Ada banyak keuntungan dari teknik hidroponik di dalam ruangan, salah satunya adalah memudahkan Anda untuk mengontrol kelembapan. Hal ini akan menekan pertumbuhan bakteri dan permasalahannya. Bagaimana Cara Memulai Hidroponik?Sampai disini Anda tentu telah membaca tentang dasar-dasar hidroponik, seperti pengertiannya, jenis tanamannya, dimana melakukannya, apa saja kelebihan dan kekurangan. Setelah mengetahui hal-hal dasar tersebut, pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara menanam hidroponik? Bagaimana saya memulainya? Sebenarnya tidak susah kok untuk bercocok tanam secara hidroponik. Kunci kesuksesannya terletak pada pemilihan sistem dan prosedur yang tepat. Perawatan rutin wajib dilakukan mulai dari pembibitan sampai masa panen. Pada tingkat newbie atau pemula, menanam hidroponik mungkin hanya sekadar hobi dan cukup menanam saja dulu yang penting berhasil. Ini bagus, sangat dianjurkan, agar Anda terbiasa dulu untuk berhasil, lalu kemudian nanti baru melangkah ke tingkat selanjutnya: mengupayakan agar hasil panen lebih bagus performanya. Karena pada tingkat advanced atau lanjutan, jika Anda sudah biasa berhasil dengan dasar yang sederhana, Anda tentu ingin hasil sayuran yang dihasilkan bagus. Oleh karena itu pakar hidroponik (nantinya Anda) harus memantau kadar debit air pada bak penampungan air nutrisi, secara rutin mengukur kadar PPM pada air nutrisi sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam, dan lain sebagainya. Mengenai aktivitas lanjutan seperti ph tanah, kadar ppm, dll akan kita bahas lebih jauh lagi nanti. Untuk memulai sebuah sistem bercocok tanam secara hidroponik, Anda harus memilih sistem yang tepat bagi Anda. Di bawah ini kami jelaskan beberapa jenis hidroponik dan perbedaannya masing-masing, beserta contohnya. Perbedaan Hidroponik Menurut Media TanamnyaPada prakteknya secara umum, metode hidroponik sangatlah mudah untuk dilakukan. Pada dasarnya ada dua macam teknik utama yang dikenal dalam pengembangannya, yaitu hidroponik substrat dan non-substrat. Menggunakan media tanam padat seperti hidroton (pada gambar di atas) merupakan salah satu bentuk hidroponik substrat.Berbicara tentang hidroponik substrat, cara penanamannya hampir sama dengan bertanam secara konvensional dengan menggunakan pot. Akan tetapi media tanam yang digunakan umumnya dibuat dari media tanam buatan seperti arang sekam, rockwool, cocopeat, hidroton dan serbuk kayu. Pemberian nutrisi pada sistem ini dilakukan dengan irigasi tetes yang bisa diaplikasikan dengan membasahi daerah sekitar tanaman. Sedangkan untuk hidroponik non-substrat, metode ini mengacu pada budidaya dengan cara meletakkan akar tanaman pada air yang sudah diberi nutrisi dan kemudian disirkulasi. Nutrisi hidroponik dapat dibuat sendiri atau bisa Anda beli yang sudah jadi berupa serbuk dan sisa dicampur air. Macam-Macam Sistem HidroponikKetika Anda hendak memilih sistem hidroponik, Anda wajib mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Anda serta untuk meningkatkan potensi keberhasilan. Pada dasarnya ada 6 jenis sistem hidroponik. Tiap sistem mempunyai ciri-ciri serta kelebihan dan kekurangannya. Keenam sistem dasar tersebut meliputi sistem sumbu (wick system), sistem rakit apung (floating hydroponic system), sistem pasang surut (ebb & flood system), sistem irigasi tetes (drip system), NFT (Nutrient Film Technique), dan aeroponik. Gambar diatas menunjukkan 6 sistem hidroponik yang berbeda-beda. Disertai dengan bagan gambaran struktur sistem agar mudah dipahami.Bahasan tentang macam-macam cara menanam hidroponik dan contohnya sebenarnya sudah pernah kami sadur, tapi pada artikel ini kami jabarkan kembali dengan gaya penulisan yang berbeda, dengan tujuan agar Anda dapat lebih memahami. Jika Anda sudah ahli nantinya, dari enam sistem dasar tersebut, Anda dapat mengkombinasikannya menjadi bermacam bentuk dan sistem baru. Bukan tidak mungkin nanti lahir teknik hidroponik baru yang asalnya dari Indonesia, apalagi ternyata jika awal mula mengenal hidroponik adalah membaca artikel ini 😀 Baik, kembali ke masalah pemilihan sistem hidroponik, sekali lagi Anda harus memilih yang sesuai dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti lokasi dan keinginan Anda. Anda juga sebaiknya memikirkan tentang apakah Anda ingin sistem dengan perlengkapan sederhana yang perawatannya mudah, atau Anda malah ingin sistem canggih yang bisa menghasilkan produk panen yang terbaik. Di bawah ini kita akan membahas dan mengenali masing-masing sistem satu persatu. I. Sistem Sumbu / Wick SystemSistem hidroponik wick memanfaatkan sumbu sebagai media untuk menyalurkan larutan nutrisi ke akar tanaman. Pada gambar diatas menggunakan loyang atau bak.Di antara berbagai jenis sistem hidroponik, sistem sumbu adalah jenis yang paling sederhana dan sangat cocok untuk pemula. Sistem ini merupakan sistem pasif yang simpel dan tidak menggunakan listrik. Dalam hidroponik sistem sumbu, akar tanaman tidak dicelupkan langsung ke dalam air melainkan dengan perantara sumbu atau bahan yang mudah menyerap air seperti sumbu kompror dapur, kain flanel, atau bahkan kaos bekas. Walaupun akar tidak dicelupkan langsung ke dalam air, proses penyerapan nutrisi tetap bisa terjadi berkat adanya gaya kapilaritas air pada sumbu yang salah satu ujungnya menyentuh air nutrisi dan ujung lainnya menyentuh akar tanaman. Dalam sistem sumbu, udara diserap oleh akar tanaman bersamaan dengan penyerapan larutan nutrisi. Media tumbuh yang baik akan sangat membantu untuk memastikan bahwa tanaman mendapatkan pasokan udara yang cukup. Ketika cadangan air nutrisi pada reservoir (tempat penampungan air misalnya bak atau loyang) akan habis, pengisian kembali dapat dilakukan dengan cara manual tanpa perlu menggunakan pompa air seperti pada sistem lain. Sistem hidroponik wick yang paling sederhana, menggunakan botol aqua atau air mineral atau minuman yang dibelah dua sebagai wadah tanam, tidak membutuhkan reservoir berupa loyang atau bak. Teknik ini biasanya 1 botol untuk 1 tanaman.Pada gambar di atas Anda bisa melihat bagaimana memanfaatkan botol aqua atau minuman bekas dan dijadikan tanaman hidroponik dengan sistem sumbu wick. Kami sudah pernah membahas tahapan cara dalam menciptakan tanaman hidroponik dari botol aqua, pada artikel cara membuat hidroponik dengan mengunakan botol aqua bekas, silahkan klik disini atau juga bisa klik disini. Cabe rawit juga sangat marak ditanam dengan sistem wick ini lho! Daya tarik dari sistem sumbu ini terletak pada kemudahan dan kesederhanaannya. Jika Anda mencari cara bertanam hidroponik sederhana, sistem wick adalah jawabannya. Anda dapat membuat sendiri sistem hidroponik sumbu ini dengan mudah, cepat, dan juga ekonomis pastinya. Selain itu sistem ini sangat cocok bagi Anda yang tidak ingin direpotkan dengan berkali-kali menyiram tanaman, karena Anda cukup mengisi kembali air nutrisi ketika sudah hampir habis. Untuk media tanam yang bisa anda pilih untuk sistem sumbu ini adalah cocopeat, hidroton, sekam bakar, rockwool dan serat atau serbuk kulit buah kelapa. Sementara untuk jenis tanaman yang baik untuk ditanam menggunakan sistem sumbu adalah kangkung, sawi, seledri, dan pakcoy. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Sumbu / Wick
II. Sistem Rakit Apung / Floating Hydroponic System (FHS)Sistem rakit apung atau floating hydroponic system (FHS) merupakan suatu budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan/menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) di Italia. Pada sistem ini, larutan nutrisi tidak disirkulasikan namun dibiarkan pada bak penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam jangka waktu yang cukup lama akan terjadi pengkristalan dan pengendapan nutrisi pada dasar kolam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Beberapa karakteristik pada sistem ini adalah fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah karena terisolasinya lingkungan perakaran dan dapat digunakan pada daerah dengan sumber energi listrik terbatas karena tidak terlalu bergantung pada listrik. Agar styrofoam bertahan lama, biasanya bagian atasnya dilapisi plastik mulsa atau aluminium foil. Menggunakan aluminium foil juga dapat berguna untuk memantulkan cahaya silau dengan tujuan meminimalisir risiko tanaman didatangi hama. Biasanya, bak penampungan air nutrisi mempunyai kedalaman antara 10 – 20 cm dengan kedalaman larutan nutrisi berkisar antara 6 – 10 cm. Untuk meningkatkan suplai oksigen ke akar tanaman, Anda bisa juga menggunakan alat tambahan seperti pompa akuarium, aerator, atau powerhead dengan nepel udara yang dimasukkan ke dalam bak penampungan air nutrisi. Tanaman yang cocok ditanam dengan sistem ini adalah tanaman yang pertumbuhannya cepat dan suka banyak air seperti selada, kangkung, dan jenis sawi-sawian yang lain seperti sawi caisim, sawi pakcoy, sawi bakso, sawi bunga, dan sawi petsai). Sedikit tips untuk sistem rakit apung, sebaiknya Anda menempatkan bak plastik pada area yang terkena cukup sinar matahari. Anda juga harus menjaga ketersediaan nutrisi. Dan pastikan akar tanaman tetap menempel pada air nutrisi. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Rakit Apung/Floating Hidroponic System (FHS)
III. Sistem Pasang Surut / Flood and Drain SystemPemompaan merupakan faktor utama dalam sistem pasang surut atau juga dikenal sebagai flood and drain system. Air, oksigen, dan juga nutrisi dipompa dari bak penampungan ke media untuk membasahi akar. Proses pemompaan ini disebut proses pasang. Kemudian, setelah beberapa waktu, air nutrisi akan turun kembali menuju bak penampungan yang disebut proses surut. Sistem ini juga biasa disebut sebagai ebb and flow system. Pada sistem ini, umumnya posisi pompa air dibenamkan pada larutan nutrisi dan dihubungkan dengan timer atau pengatur waktu. Jeda waktu antara proses pasang dan surut dapat diatur menggunakan timer sesuai kebutuhan tanaman. Jadi sudah pasti jenis tanaman yang satu dan yang lainnya membutuhkan setting timer yang berbeda juga. Kuncinya adalah agar tanaman tidak terlalu tergenang atau kekurangan air. Sistem hidroponik ini bisa menggunakan beberapa macam media pertumbuhan. Akan tetapi, untuk hasil yang optimal, Anda disarankan memilih media tanam yang bisa menampung air cukup lama. Hal ini cukup penting untuk mengantsipasi timer yang mati atau bermasalah akibat gangguan arus listrik. Jika Anda menggunakan media tanam yang bisa menampung atau menahan air dalam waktu yang cukup lama, jika terjadi gangguan aliran listrik, akar tanaman masih bisa bertahan dengan sisa air yang tersimpan dalam media tanam. Media yang baik untuk sistem ini bisa menggunakan hidroton, cocopeat, kerikil, dan rockwool. Media tersebut terbukti bisa menampung air dalam waktu yang relatif lama yang bisa membantu mencegah tanaman kering akibat kekurangan air dan nutrisi. Kelebihan dan kekurangan sistem pasang surut (flow and drain system)
IV. Sistem Irigasi Tetes / Drip Irrigation SystemPenyaluran larutan nutrisi pada sistem irigasi tetes (drip irrigation) menggunakan selang.Sistem irigasi tetes merupakan salah satu jenis sistem hidroponik yang tergolong sederhana. Pasalnya, prinsip dari sistem ini hanya memberikan air dan nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus menerus sepanjang waktu. Tetesan ini diarahkan tepat pada daerah dimana akar berada sehingga tanaman bisa langsung menyerap air dan nutrisi yang dibutuhkan. Kecepatan tetesan nutrisi dapat diatur sedemikian rupa agar sesuai takaran dan tidak menggenangi tanaman. Sistem ini bisa diibaratkan seperti infus. Sistem ini pada prinsipnya sama saja dengan menyiram tanaman namun dilakukan secara otomatis, terus menerus dan pastinya sesuai dosis. Dalam sistem irigasi tetes ini terdapat 2 model yang bisa digunakan, yaitu recovery dan non-recovery. Jika recovery, maka larutan nutrisi akan dikembalikan ke reservoir atau penampungan air. Sedangkan jika menggunakan model non-recovery, larutan nutrisi akan dibiarkan mengalir ke tanah atau saluran pembuangan khusus. Dari kedua model tersebut, model non-recovery lebih banyak diminati walaupun pastinya akan membutuhkan larutan nutrisi lebih banyak. Sebab pada model irigasi tetes recovery sering terjadi perubahan parameter pada larutan nutrisi, terutama perubahan tingkat pH. Dengan sistem irigasi tetes, media tanam yang digunakan cukup media tanam pot konvensional yang tentunya harganya jauh lebih murah dibandingkan media tanam hidroponik. Seperti yang kita tahu, media tanam konvensional sebenarnya sudah mengandung nutrisi dalam jumlah yang sedikit. Oleh karenanya, Anda tidak perlu membuat larutan nutrisi yang terlalu pekat. Nutrisi yang dilarutkan pada sistem irigasi tetes ini dibuat lebih encer konsentrasinya jika dibandingkan dengan sistem tanam hidroponik yang lainnya. Sistem hidroponik model irigasi tetes sangatlah sesuai untuk membudidayakan tanaman yang notabene membutuhkan asupan nutrisi yang banyak seperti tomat, cabai, dan berbagai tanaman buah lainnya. Model ini juga baik untuk tanaman yang berukuran besar serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk budidayanya. Anda juga bisa membuat sendiri sistem drip irigasi sederhana yang kreatif hanya bermodalkan selang dan stick dripper.Mengenai timer yang digunakan untuk sistem irigasi tetes, anda bisa menggunakan timer yang tidak sebagus timer untuk sistem hidroponik lainnya. Anda bisa menggunakan timer yang biasa dijual di toko listrik. Seandainya terjadi kesalahan hingga tanaman tidak mendapat larutan nutrisi selama, sebagai contoh, 24 jam, tanaman masih tetap bisa hidup normal. Timer yang kami rekomendasikan (laris dibeli) adalah stop kontak otomatis merek Kaiser. Perlengkapan lain yang mungkin Anda butuhkan dalam membangun sistem ini selain timer, selang PE/HDPE, juga aneka jenis nepel, konektor, dan stick dripper, yang bisa Anda temukan di kategori fertigasi dan irigasi hidroponik. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Tetes
V. Nutrient Film Technique (NFT)Prinsip dasar sistem hidroponik nutrient film technique. Beginilah desain sistem hidroponik NFT.Sistem ini termasuk salah satu sistem yang paling populer dan paling sering digunakan dalam rangkaian sistem hidroponik, terutama hidroponik skala besar atau skala bisnis. Sistem ini mengalirkan larutan nutrisi yang dipompa dari reservoir secara terus-menerus ke dalam tray pertumbuhan, biasanya bisa berupa talang air atau pipa PVC. Bagian akar yang terendam nutrisi kira-kira hanya setengahnya saja. Air nutrisi yang sudah melewati perakaran akan kembali ke reservoir. Siklus ini akan berlangsung terus-menerus. Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa sistem ini sangat bergantung dengan listrik. Kehilangan daya listrik atau jika terjadi kerusakan pada pompa, akar tanaman bisa mengering dengan cepat. Jika Anda tertarik memilih sistem NFT, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Sistem NFT ini sangatlah ideal untuk sayuran daun, herba, dan semua tanaman berumur pendek. Sistem NFT terkadang juga digunakan untuk tomat, mentimun, kacang-kacangan, labu, paprika, dan stroberi. Untuk sayuran berumur panjang, saluran NFT bisa dibuat lebih besar. Kelebihan dan Kekurangan Sistem NFT
VI. Sistem AeroponikSistem ini bisa dibilang merupakan sistem hidroponik yang paling mutakhir. Sistem aeroponik tidak memerlukan media tanam. Prinsip kerjanya dengan menyemprotkan larutan nutrisi yang dikabutkan ke akar tanaman yang menggantung bebas. Frekuensi pengabutan biasanya setiap beberapa menit dan harus teratur karena jika tidak teratur, akar akan mengering dengan cepat. Sistem ini menggunakan timer untuk menyalakan dan mematikan mesin penyemprot larutan nutrisi. Timer yang digunakan untuk aeroponik harus yang berkualitas untuk mengindari kerusakan timer karena frekuensi on-off yang singkat. Biasanya tanaman yang dikembangkan dengan cara aeroponik memiliki pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan sistem tanam hidroponik model lainnya. Hal ini disebabkan karena nutrisi diberikan dengan cara dikabutkan secara langsung ke akar. Oleh karenanya, akar bisa lebih mudah menyerap nutrisi tersebut beserta air dan oksigen. Sistem aeroponik sangat cocok untuk budidaya tanaman berkubutuhan nutrisi tinggi seperti kentang namun juga cocok untuk budidaya tanaman lain seperti selada keriting, kangkung, bayam, caisim, pakcoy, dan lain-lain. Jika Anda berkecimpung dalam dunia pengkabutan nutrisi, Anda akan berhubungan dengan perlengkapan hidroponik fogger atau mister. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Aeroponik
Cara Membuat Tanaman Hidroponik (Masing-Masing Sistem)Pada bagian ini kita akan mempelajari cara membuat tanaman hidroponik untuk masing-masing yang telah dijabarkan di atas. Cara Membuat Tanaman Hidroponik Sistem Wick (Botol)Seperti yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, daya tarik dari sistem ini adalah kesederhanaannya. Anda dapat membuat sendiri sistem hidroponik sumbu ini dengan mudah cepat dan ekonomis. Berikut ini adalah langkah-langkahnya. Alat dan Bahan Langkah-langkah
Cara Membuat Tanaman Hidroponik Sistem Wick (Styrofoam)Seperti sistem wick botol, selain karena kesederhanaannya, sistem ini cocok bagi Anda yang tidak ingin direpotkan dengan berkali-kali menyiram tanaman karena anda cukup mengisi kembali air nutrisi ketika sudah hampir habis. Alat dan Bahan Langkah-langkah
Cara Bertanam Hidroponik Sistem Rakit ApungSistem rakit apung merupakan suatu cara budidaya tanaman, khususnya sayuran, dengan cara menanam tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung di atas permukaan air nutrisi. Alat dan Bahan
Langkah-langkah
Cara Bertanam Hidroponik Sistem DFT UlirSistem DFT atau Deep Flow Technique membutuhkan sumber daya listrik yang digunakan untuk memungkinkan adanya sirkulasi air yang berada dalam talang-talang. Sirkulasi bisa dilakukan dengan menggunakan pompa. Anda bisa menggunakan timer untuk mengatur kapan pompa hidup dan kapan pompa mati untuk semakin mempermudah anda dan untuk menghemat pemakaian listrik. Sistem DFT meletakkan akar tanaman pada lapisan air dengan kedalaman antara 4-6 cm. Alat dan Bahan
Langkah-langkah
Cara Menanam Hidroponik Sistem Dutch BucketSistem hidroponik dutch bucket cara kerjanya adalah dengan mengalirkan air nurisi dalam bentuk tetesan pada bak tanaman secara terus menerus dan air lebihnya dialirkan ke pipa pembuangan menuju bak penampungan nutrisi untuk digunakan lagi. Alat dan Bahan
Langkah-langkah
Cara Menanam Hidroponik Sistem NFT TalangSistem hidroponik ini akan membuat akar tanaman terendam air nutrisi yang mengalir secara terus menerus sehingga akar tanaman memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen. Alat dan Bahan
Langkah-langkah
Estimasi Biaya Pembuatan Rangka Sistem HidroponikPerlu Anda ketahui, estimasi biaya pembuatan rangka sistem hidroponik seperti yang akan kita bahas berikut ini sifatnya tentatif. Artinya harga bisa berubah-ubah seiring waktu dan tergantung lokasi Anda juga. Sistem Wick BotolUkuran : 10 botol x @1,5 liter Tinggi : 20 cm Populasi : 10 tanaman |