Mengapa dalam antropologi pewarisan nilai-nilai budaya diidentikkan dengan proses belajar jelaskan

tirto.id - Dalam studi antropologi, kebudayaan disinggung menjadi salah satu kajian yang diperhatikan dalam kehidupan manusia.

Salah satu konsep yang dilihat tentang kebudayaan ini adalah materi pewarisan budaya dan segala prosesnya.

Menurut jurnal online Universitas Negeri Semarang, pewarisan kebudayaan didefinisikan sebagai bentuk peralihan nilai serta norma oleh generasi tua kepada generasi muda.

Budaya yang diwariskan tersebut berupa norma-norma sosial yang musti dijadikan pedoman oleh seorang individu dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk menanamkan aturan serta nilai abstrak tersebut, maka muncul istilah pewarisan kebudayaan, yakni meneruskan apa yang dipegang teguh oleh orang terdahulu kepada generasi selanjutnya.

Menurut Siany dan Atiek Catur dalam Khazanah Antropologi (2009:122), norma dan nilai yang diwariskan kepada generasi baru ini disejajarkan dengan definisi pembelajaran.

Tepatnya, pewarisan kebudayaan adalah proses manusia dalam mempelajari budaya yang selalu berjalan sepanjang kehidupan ada.

Proses pewarisan budaya ini meliputi dua jenis proses, yaitu dengan cara sosialisasi dan enkulturasi. Lantas, apa arti dari kedua jenis proses tersebut?

Sosialisasi

Koentjaraningrat menjabarkan bahwa sosialisasi ini diartikan sebagai proses seorang individu dalam mempelajari kebudayaan dan hubungannya dengan sistem sosial yang ada.

Melalui proses sosialisasi ini, seseorang dapat memahami, menghayati, menyesuaikan, hingga melaksanakan berbagai tindakan yang selaras dengan konsep budaya (perilaku, norma, dan nilai) dalam masyarakat.

Singkatnya, proses ini membawa seorang individu untuk selalu belajar menyesuaikan diri dengan kebudayaan serta sistem sosial yang ada di sekitar kehidupannya.

Contoh yang dapat menggambarkan proses sosialisasi adalah ketika seorang anak hidup di lingkungan pertanian.

Baik secara sadar atau tidak, konsep pemikiran dan caranya bersosialisasi di lingkungan tersebut akan menyesuaikan dengan norma, nilai, dan adat yang telah dipegang orangtuanya sebagai bagian dari masyarakat pertanian.

Enkulturasi

Proses enkulturasi ini disebut juga sebagai pembudayaan. Diartikan sebagai proses seseorang ketika mempelajari dan menyesuaikan pikiran beserta sikapnya terhadap kebudayaan yang ada.

Melalui proses ini, individu dapat memperoleh warisan budaya berkat kemampuan menyesuaikan diri terhadap norma, nilai, tuntutan, dan kebudayaan lain yang sedang berjalan di dalam masyarakat.

Tahapannya pun berurut, mulai dari pengaruh keluarga, teman-teman sebaya, hingga aspek masyarakat yang lebih luas lagi.

Mulanya, seseorang melihat beberapa aktivitas dan pandangan orang di sekitar. Lalu, berlanjut kegiatan tersebut mulai terbentuk menjadi pola kebudayaan tertentu.

Contoh konkret yang dapat menjabarkan proses ini adalah peristiwa seorang individu yang bergaul dengan teman-teman sebayanya.

Di lingkungan tersebut seorang individu biasanya membawa oleh-oleh setelah melakukan perjalanan ke luar kota.

Hal tersebut ternya diikuti oleh beberapa individu lain hingga akhirnya terbentuk menjadi sebuah budaya tertentu.

Dengan melakukan apa yang ada dalam budaya tersebut, seorang individu bisa merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkungan sebayanya itu.

Baca juga:

  • Apa Itu Dinamika Kebudayaan Serta Faktor-faktornya?
  • Faktor Pendorong dan Penghambat Terjadinya Asimilasi Budaya

Baca juga artikel terkait ANTROPOLOGI atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/adr)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yandri Daniel DamaledoYandri Daniel Damaledo
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Budaya merupakan hasil proses akal pikiran manusia dalam bentuk aktualisasi dan proses interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita lihat pengertian dan proses pewarisan budaya yang secara sederhana disajikan dalam pembahasan berikut ini.

Menurut Koentjaraningrat, budaya berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Memiliki kecenderungan yang khas antara kelompok manusia yang satu dengan kelompok manusia lainnya, sehingga bisa menjadi suatu karakteristik suatu kelompok ataupun negara.  Merupakan hasil rangkuman dari beberapa sumber cetak maupun elektronik.

Arti Warisan Budaya

Dalam proses transfer ini diperlukan komitmen yang jelas antara pemberi informasi dengan penerima informasi, agar tidak timbul penyimpangan yang bertentangan dengan lingkungan. Sebagai contoh, seorang anak di lingkungan agamis tidak berhasil dalam pendekatan pendidikannya sehingga anak tersebut sedikit demi sedikit hingga ia dewasa memiliki penyimpangan budaya dengan yang dianut keluarga dan masyarakat sekitar.

Tentu saja tidak selamanya penyimpangan tersebut negatif, terkadang penyimpangan budaya justru bersifat positif ketika seorang anak tumbuh di sebuah masyarakat gengster, ketika budaya tidak berhasil dan menciptakan generasi anak yang anti kriminal atau menyimpang dengan lingkungannya, maka disitulah penyimpangan ini bersifat positif. Berikut beberapa arti dari budaya yang perlu anda ketahui:

  • Budaya bisa diartikan sebagai sebuah proses transmisi budaya dari bentuk hubungan sosial atau masyarakat lainnya melalui suatu pembudayaan.
  • Seorang pakar bernama Melville J. Herskovits dan Malinowski menyebut budaya dengan istilah Cultural Determinism artinya segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh budaya yang dimiliki masyarakat. Dengan kata lain, budaya adalah identitas dan ciri dari sebuah masyarakat.
  • Budaya disalurkan melalui sebuah lembaga keluarga, lingkungan, sekolah, lembaga pemerintah, perkumpulan dan institusi resmi serta media sosial. Melalui proses budaya ini akan tercipta individu-individu yang kondisi penduduk Indonesia, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.

Kapan Sosialisasi Budaya Terjadi

Pada dasarnya, sosialisasi budaya terjadi setiap waktu dan setiap saat ketika suatu individu lahir hingga akhirnya menemui ajal. Disadari ataupun tidak, proses ini berlangsung terus menerus. Sosialisasi budaya menjadikan karakter individu terbentuk. Dengan keunikan yang dimiliki manusia masing-masing, proses ini berlangsung dalam waktu yang berbeda-beda dan mencetak individu yang berbeda-beda pula namun masih dalam koridor budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Bentuk-bentuk tokoh yang bisa membentuk proses pewarisan terjadi:

  • Keluarga
  • Masyarakat
  • Sekolah
  • Lembaga Pemerintahan
  • Perkumpulan atau Himpunan
  • Institusi Resmi
  • Media Massa

Proses Sosialisasi Dan Pewarisan Budaya

Manusia sejak lahir diberikan pembelajaran baik formal maupun informal. Manusia belajar dari alam sekitarnya berupa pola tindakan, interaksi dan bagaimana sebuah peranan yang ia jalani dan dijalankan individu lain dalam lingkungan sosialnya. Hal ini kita sebut dengan enkulturisasi. Berlaku juga ketika sebuah agama diturunkan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Disadari ataupun tidak dalam kaitannya dengan pengertian dan proses perwarisan budaya, manusia dididik dan dibentuk oleh lingkungan agar menjadi contoh hidup rukun. Tentu saja dilakukan secara terus menerus. Berkesinambungan dari generasi ke generasi, melalui serangkaian modifikasi dan pembaruan-pembaruan sehingga sampailah pada budaya seperti yang kita kenal sekarang ini.

Warisa budaya dilakukan melalui proses sosialisasi, dapat diartikan sebagai berikut:

  • Penanaman norma, nilai, aturan dan adat istiadat dari suatu masyarakat yang bertujuan untuk mewariskan kepada anggota masyarakat generasi selanjutnya.
  • Diharapkan hasil akhirnya bahwa generasi selanjutnya memahami, menghayati dan mengamalkan apa yang terjadi dan berlaku di lingkungan masyarakat tersebut.
  • Dalam perjalanannya, sosialisasi budaya melalui proses reward and punishment, yang bertujuan untuk mendidik dan memaksakan keragaman suku bangsa dan budaya agar di serap oleh setiap individu dalam generasi. Lebih jelasnya, proses warisan budaya dibagi menjadi tiga bagian yaitu internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

1. Internalisasi

Bila diartikan secara bebas, internalisasi adalah suatu proses yang lahir terus berjalan sepanjang hidup manusia sebagai individu, dimulai sejak lahir hingga individu tersebut meninggal. Proses ini berlangsung lama dan merupakan keuinikan tersendiri dari individu tersebut dan berlangsung sejak jenis-jenis manusia purba. Peranan saluran warisan budaya yang pertama kali adalah lingkungan keluarga, dalam arti sebagai berikut:

  • Merupakan saluran terdekat setiap individu, yang dibentuk oleh orang tua terdiri dari ayah dan ibu. Melalui keluarga seorang anak mengenal dunianya dan juga budaya.
  • Internalisasi terjadi ketika suatu kebudayaan di wariskan kepada dirinya, ketika individu menerima kebudayaan tersebut maka ia menjadi bagian dari lingkungan sekitarnya dimana ia tinggal, namun ketika individu tersebut menolak, maka ia bukan merupakan bagian dari lingkungannya.
  • Dalam proses warisan budaya kepada anak-anaknya tentu saja akan berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian anak-anaknya itu. Seperti yang kita sebut diatas, penyimpangan oleh anak ini bisa berkembang positif maupun negatif.

Lembaga pemerintahan merupakan sarana penguasa untuk mengatur dan mengendalikan warga negaranya. Dengan adanya instansi dan lembaga ini, diharapkan terjadi sebuah keteraturan setiap warga negara dalam bernegara dan berbudaya sesuai. Berbagai departemen dan instansi-instansi di bawahnya yang ada di Negara Indonesia, seperti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Sosial, Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen Perdagangan dan Industri serta Lembaga-lembaga Pemerintahan, semua itu merupakan sarana-sarana formal dalam proses pewarisan budaya masyarakat Indonesia. Keterlibatan negara sebagai penguasa sangat penting untuk menjaga stabilitas global suatu negara.

Baca juga:

  • Unsur Unsur Budaya – Kenampakan Alam

2. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses interaksi individu dengan dunia luar dan alam sekitar. Dari usia anak-anak hingga usia tuanya, seseorang belajar terhadap nilai-nilai, norma-norma dan pola tindakan dari orang lain atau masyarakat dalam berinteraksi sosial dengan segala macam individu di sekitarnya. Keadaan diluar dirinya memiliki beraneka macam status, peran dan ciri-ciri pranata sosial yang ada di dalam kehidupan di masyarakat, misalnya:

  • Masyarakat tentu saja menjadi penyalur atau. Seiring waktu dan umur, individu mulai keluar dari wilayah keluarga dan berinteraksi dengan keluarga lainnya. Melalui permainan, kegiatan dan adat istiadat, individu mengenal apa yang ada di lingkungan sosialnya.
  • Proses ini biasanya akan berlangsung hingga ia menginjak usia remaja dan dewasa. Dengan demikian ia juga melakukan proses internalisasi, sosialisasi dan inkulturasi.

Namun adakalanya pengaruh lingkungan dan individu lain di lingkungannya itu kurang baik, dan tidak sejalan dengan budaya positif yang berlaku di masyarakat. Hal ini perlu dicegah oleh para orang tua di masyarakatnya agar tidak membiarkan anak mengembangkan sikap dan prilaku yang bertentangan atau menyimpang dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial-budaya. Tentu saja hal ini subjektif, karena sifat dasar manusia sebagai sebuah kelompok sosial, mempertahankan apa yang ia punya baik fisik maupun non fisik, berikut keterangan dari sekolah:

  • Sekolah merupakan sarana formal dalam transfer budaya. Lingkungan keluarga dan masyarakat merupakan sarana informal yang mana tidak ada aturan dan tata tertib yang sama diberlakukan pada setiap individunya.
  • Ketika berbicara tentang sekolah, terdapat aturan dan tata tertib yang mengikat semua organik sekolah yang bertujuan untuk membentuk sebuah situasi yang kondusif dalam tatanan belajar mengajar.
  • Melalui sekolah, identitas individu dalam keluarga dan masyarakat di hilangkan dan diganti menjadi sebuah identitas baru, misalnya murid, guru, penata jasa, tata usaha, dsb.
  • Pencabutan identitas individu dalam keluarga dan masyarakat ketika sebelum masuk sekolah, bertujuan menghilangkan stratifikasi dan kesenjangan dalam tingkatan sosial. Ketika di sekolah, setiap individu memiliki derajat dan status sosial yang sama. Semua hal tersebut mengarah pada harapan untuk terjadinya faktor perubahan sosial.

3. Enkulturasi

Enkulturasi yaitu proses pembudayaan yakni manusia yang sangat bersifat individu sering sekali mempelajari dan selalu membiasakan sekitarnya pada kondisi alam dengan pikiran dan akal sifatnya kepada adat-istiadat. Sering orang bilang enkultulasi ini banyak sekali masyarakat yang sering menjadi pendukung dan membuat agar cara unsur budaya kita sebagai pelengkap yang khas.

Sedikit berbeda dengan sosialisasi, enkulturisasi cenderung lebih memaksakan pribadi yang diinginkan tanpa melalui proses internalisasi. Misalnya ketika orang Batak merantau ke Jawa Barat, kemudian memutuskan menetap, maka mau tidak mau ia harus menyesuaikan budaya lembut dan santun orang sunda, jika tidak maka ada konflik sosial yang akan terjadi. Hal itu tentu saja melaui mekanisme. Berikut bagaimana terjadinya perkumpulan bisa membentuk menjadi proses warisan budaya:

  • Perkumpulan sebagai organisasi sosial yang terbentuk dan dibentuk oleh masyarakat. Hakikatnya  berperan sebagai pewaris kebudayaan masyarakat dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup bersama dengan berdasarkan perintah yang disetujui dan dibentuk dengan bersama pula.
  • Ketika perkumpulan tersebut bersifat anti budaya, maka individu yang tergabung didalamnya akan menjadi individu yang anti budaya pula.
  • Dengan demikian perlu adanya pengawasan dan komitmen masyarakat terhadap perkumpulan perkumpulan yang terbentuk di lingkungannya. Perkumpulan ini bisa ciri-ciri manusia sebagai makhlukmaupun non ekonomis.
  • Media massa pada dasarnya merupakan media informasi baik berkaitan dengan budaya maupun informasi lainnya.
  • Dengan media massa, Pengertian Dan Proses Perwarisan Budaya selalu didapatkan informasi terbaru yang bisa menjadi pembaruan dalam budaya yang dianut masyarakat.
  • Disinilah terjadi proses permasalahan lingkungan hidup terhadap sebuah informasi. Hasil akhirnya akan didapatkan kebudayaan-kebudayan dengan berbagai pembaruan yang tidak melunturkan esensi dan ciri dari suatu budaya yang dianut.

Institusi resmi berarti lembaga yang bersifat resmi yang memiliki AD/ART dan perbedaan hukum. Kemudian aturan tersebut mengikat anggota yang ikut didalamnya. Sebagai contohKoperasi, KNPI, OSIS, GOLKAR, PDI, PPP,PGRI, ICMI, IDI, Kosgoro dan sejenisnya adalah perwujudan kongkret dari sebuah institusi resmi. Berbagai institusi resmi itu dibentuk pada dasarnya bertujuan untuk bekerja sama mempertahankan, mengembangakan, dan membudayakan komponen-komponen sosial-budaya yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Sama halnya dengan perkumpulan, pengawasan dan kontrol diperlukan untuk mempertahankan stabilitas sosial di lingkungan sosial masyarakat.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Lainnya” state=”closed”]

[/toggle]
[/accordion]