Penulis: Cicik Novita View non-AMP version at tirto.id tirto.id - Sumber energi adalah segala sesuatu yang menghasilkan energi. Terdapat dua jenis sumber energi yang dipakai saat ini yaitu sumber energi tak terbarukan, dan sumber energi terbarukan. Sumber energi tak terbarukan Untuk melakukan aktifitasnya saat ini manusia banyak memanfaatkan sumber energi tak terbarukan. Yang dimaksud dengan sumber energi tak terbarukan adalah: sumber energi yang dapat habis dan tak bisa didaur ulang. Sumber energi ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa tercipta kembali. Mengapa demikian? karena sumber energi ini berasal dari fosil tumbuhan serta hewan yang telah terkubur jutaan tahun di dalam bumi dan berubah menjadi minyak bumi. Bahan bakar fosil ini harus ditambang dahulu dari dalam bumi untuk bisa diolah dan dimanfaatkan. Paparan lebih lanjut ditulis laman kemdikbud.go.id seperti berikut: Contoh sumber energi tak terbarukan adalah: Manusia menggunakan minyak bumi untuk bahan bakar industri, pembangkit listrik, dan bidang transportasi. Minyak bumi yang diolah menjadi bahan bakar misalnya bensin dan solar. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar yang menggerakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Gas bumi untuk keperluan bahan bakar kompor gas, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) serta lainnya. Nuklir tergolong sumber energi tak terbarukan karena bahan bakunya terbatas. Biasanya nuklir dihasilkan dari uranium, yang proses penambangannya memerlukan banyak usaha. Selain itu, memakai energi nuklir juga sangat beresiko bila timbul radiasi dari limbah zat radioaktifnya. Akan tetapi minyak bumi, gas, dan batu bara juga nuklir suatu saat pasti akan habis apabila digunakan secara terus-menerus. Jumlah sumber energi tak terbarukan pun terbatas. Karena itu manusia mulai mencari sumber energi alternatif yang dapat menggantikan sumber energi tak terbarukan tersebut. Sumber energi alternatif itu disebut juga sumber energi terbarukan.
Infografik SC Sumber Energi Terbarukan. tirto.id/Lugas Sumber energi terbarukan Pengertian sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang bisa didaur ulang, dan dapat diperbarui serta terdapat dalam jumlah banyak. Saat ini yang telah digunakan adalah energi dari biogas, air, angin, dan sinar matahari. Sinar matahari yang terik adalah sumber energi yang sangat besar dan mudah dijumpai. Panas tersebut dapat disimpan dalam alat yang bernama panel surya, lalu diubah menjadi jenis energi listrik dan energi lain. Aliran air yang mengalir deras, misalnya yang ada pada sungai dan waduk, dimanfaatkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai penggerak turbinnya. Dengan gerakan turbin itu maka generator pun bergerak untuk menghasilkan listrik. Aliran air termasuk sumber energi yang dapat diperbarui atau terbarukan. Angin yang bertiup kencang juga menjadi sumber energi terbarukan, karena mudah diperoleh, tak terbatas dan tak habis-habis. Tenaga angin itu dimanfaatkan untuk menggerakkan kincir angin yang tersambung dengan turbin penggerak generator. Generator tersebut menghasilkan listrik yang dapat digunakan untuk banyak hal. Panas bumi atau geothermal adalah energi yang diambil dari inti bumi yang sangat panas. Biasanya digunakan sebagai pembangkit listrik, dan terletak dengan gunung berapi aktif. Biomassa atau gas bio adalah energi yang berasal dari bahan organik yang dihasilkan hewan dan tumbuhan. Yang sering dipakai adalah sisa-sisa limbah jagung, tebu, kedelai, kelapa sawit, atau ikan laut.
Baca juga: Baca juga artikel terkait ENERGI atau tulisan menarik lainnya Cicik Novita Penulis: Cicik Novita Editor: Yulaika Ramadhani Kontributor: Cicik Novita Array
Singkapan batubara di daerah Ombilin, Sumatra Barat. (Sumber: dokumentasi tim UGRG) Apabila kita berbicara tentang batubara, tentu kita sepakat bahwa batubara termasuk sumber daya Indonesia yang berharga dan tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan sehari-hari. Minimal kita dapat menikmati aliran listrik dirumah, di kantor maupun di pertokoan berkat batubara si hitam manis, yang kerap disebut sebagai emas hitam. Artikel ini diharapkan dapat menambah wawasan kita mengenai batubara secara umum. Apa saja kegunaan batubara? Batubara merupakan salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik sebesar hampir 40% di seluruh dunia (Anonim, 2005). Batubara telah memainkan peran yang sangat penting selama berabad-abad, tidak hanya membangkitkan listrik, namun juga merupakan bahan bakar utama bagi produksi baja, semen, pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, industri kimia, serta farmasi. Selain itu, terdapat pula produk-produk hasil sampingan batubara, antara lain sabun, aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik, dan fiber (Anonim, 2005). Apakah anda terkejut mengetahui betapa bergunanya material hitam ini? Sekarang anda pasti tertarik untuk mengenal batubara lebih jauh. Apakah batubara itu dan bagaimana batubara bisa terbentuk? Batubara adalah akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang mati dan tidak sempat mengalami pembusukan secara sempurna, yang kemudian terpreservasi dengan baik dalam kondisi bebas oksigen (anaerobic) misalnya pada bagian bawah dari suatu danau atau pada endapan/sedimen berbutir sangat halus. Proses penimbunan tersebut terjadi bersamaan dengan pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) yang memungkinkan sisa-sisa tumbuhan terakumulasi hingga sangat dalam. Akibat penimbunan, material tumbuhan terkena suhu dan tekanan tinggi yang menyebabkan perubahan fisika dan kimiawi. Selama tahap tersebut persentase hidrogen dan oksigen akan berkurang, sedangkan persentase karbon akan meningkat. Hasil akhirnya adalah suatu material yang mengandung karbon lebih dari 50% berdasarkan berat dan 70% berdasarkan volume, yang kita sebut sebagai batubara (Gambar 1). Gambar 1. Ilustrasi proses pembatubaraan (Grab et al., 2006 dalam Flores, 2014) Apa saja jenis batubara? Batubara memiliki karakteristik dan jenis yang berbeda. Faktor-faktor yang menentukan karakter dari batubara antara lain jenis tumbuhan penyusun dan pengotor yang terdapat pada batubara tersebut, yang nantinya akan memengaruhi kadar abu pada batubara. Selain itu, suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan merupakan faktor penting dalam pembentukan batubara, yang disebut sebagai maturitas organik. Tahap awal pada pembentukan batubara diawali dengan perubahan material tumbuhan menjadi gambut, yang kemudian berubah menjadi lignit. Seiring dengan bertambahnya suhu dan tekanan, lignit mengalami perubahan secara bertahap menjadi batubara sub-bituminus, kemudian bituminus dan sebagai peringkat tertinggi menjadi antrasit. Batubara dengan peringkat yang lebih tinggi (antrasit) umumnya lebih keras, memiliki kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat kelembaban yang lebih rendah, dan menghasilkan energi yang lebih banyak. Batubara sebagai sumber energi di Indonesia Permintaan energi Indonesia didominasi oleh konsumsi listrik dan diperkirakan akan meningkat didorong oleh pembangunan ekonomi dan populasi yang tumbuh cepat. Untuk dapat menyeimbangkan permintaan energi ini, pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk pembangkit listrik hingga 135,5 GW pada tahun 2025, dan dituangkan dalam Peraturan Presiden (PerPres) No.22 / 2017. Pasokan energi primer di Indonesia terutama didasarkan pada bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batubara. Kebijakan energi nasional menetapkan proporsi sumber energi pada tahun 2025 yaitu minyak (20%), gas (30%), batubara (33%), dan energi baru-terbarukan (17%). Sektor pembangkit listrik adalah konsumen batubara terbesar di Indonesia. Peningkatan konsumsi batubara sangat signifikan di sektor pembangkit listrik, yaitu dari 56 juta ton pada 2006 dan diperkirakan menjadi 123,2 ton pada 2025. Sementara Indonesia sendiri memiliki sumberdaya batubara (Gambar 2) sebesar 149,009 miliar ton dan cadangan sebesar 37,604 miliar ton (data Badan Geologi pada tahun 2018).
Gambar 2. Peta persebaran batubara di Indonesia (Badan Geologi, 2014) Mengingat batubara memiliki sifat tak terbarukan dan dihasilkan dari proses geologi selama puluhan bahkan ratusan juta tahun, maka sangatlah disayangkan apabila pemanfaatannya tidak memiliki nilai tambah. Selain itu, pembakaran batubara untuk keperluan pembangkit listrik juga menghasilkan “limbah padat berbahaya dan beracun”. Pengembangan dan penelitian harus dilakukan terkait dengan penggunaan batubara dan pemanfaatan limbah batubara, antara lain gas metana batubara (coal bed methane), batubara tercairkan (liquified coal), batubara tergaskan (gasified coal), atau pemanfaatan “limbah” batubara untuk menghasilkan sumberdaya non-konvensional yang menambah nilai dan efisiensi penggunaan batubara di Indonesia (Baca artikel: Limbah Padat Pembakaran Batubara: Potensi Sumber Daya Non-Konvensional di Masa Depan?). SUMBER:
|