Apakah yang dimaksud dengan Kelangkaan dalam konsep ekonomi

Ilustrasi Pengertian Kelangkaan dalam ilmu ekonomi. Sumber: Artem Podrez/Pexels.com

Pengertian kelangkaan dalam ilmu ekonomi memiliki makna yang serupa dengan maka langka menurut bahasa. Namun, terdapat konteks yang berbeda. Secara bahasa, langka memiliki arti jarang didapat, jarang ditemukan, atau jarang terjadi. Secara umum, pengertian kelangkaan dalam ilmu ekonomi juga dapat dipahami secara demikian. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah definisi kelangkaan dalam ekonomi.

Pengertian Kelangkaan dalam Ilmu Ekonomi

Sebelum membahas pengertian kelangkaan dalam ilmu ekonomi, kita perlu paham mengenai konsep kelangkaan serta ilmu ekonomi itu sendiri. Menurut Suparmoko (2007: 2) dalam buku “Ekonomi 1”, definisi dari kelangkaan adalah kondisi yang menunjukkan terbatasnya sesuatu baik berupa kebutuhan maupun sumber daya.

Kemudian, definisi dari ilmu ekonomi yang menurut Profesor P. A. Samuelson dalam “Pengantar Ilmu Ekonomi” (Marit, dkk., 2021: 3) adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas – tetapi, dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa datang kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.

Dilansir dari situs sumber.belajar.kemdikbud.go.id, pengertian kelangkaan dalam ilmu ekonomi adalah kesenjangan antara sumber daya ekonomi yang terbatas dengan jumlah kebutuhan hidup yang tidak terbatas. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, kini dapat dipahami bahwa:

Kelangkaan dalam ilmu ekonomi adalah kondisi saat terjadinya kesenjangan antara sumber daya ekonomi yang terbatas bersinggungan dengan jumlah kebutuhan hidup yang tidak terbatas. Apa contohnya?

Contoh Kelangkaan dalam Ilmu Ekonomi

Ilustrasi Kelangkaan Minyak Goreng. Sumber: Kamaji Ogino/Pexels.com

Salah satu contoh terkini (26/1) dari kelangkaan dalam ilmu ekonomi adalah adanya kelangkaan minyak goreng di Indonesia. Hal ini pun menjadi masalah yang serius sebab minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok setiap rumah tangga di Indonesia. Selain kelangkaan minyak goreng, contoh-contoh kelangkaan dalam ilmu ekonomi, yaitu:

  • Kurangnya tenaga ahli yang andal.

  • Kurangnya lapangan pekerjaan.

  • Kelangkaan bahan bakar minyak.

  • Kelangkaan bahan pangan, dan sebagainya.

Itulah pengertian kelangkaan dalam ilmu ekonomi dan beberapa contohnya. Menurutmu, apa solusi yang tepat untuk mengantisipasi atau mengatasi kelangkaan tersebut? Tuliskan pendapatmu dengan santun di kolom komentar, ya! (AA)

Kelangkaan adalah kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan semua kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelangkaan mengandung dua pengertian:

  • Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
  • Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan yang lain.

Masalah kelangkaan selalu dihadapi merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Dalam menghadapi masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena massal ekonomi yang sebenarnya adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara keinginan yang tidak terbatas dan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Apabila suatu sumber daya dapat digunakan untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhan dalam jumlah tidak terbatas, maka sumber daya tersebut dikatakan tidak mengalami kelangkaan.

Kelangkaan ini menunjukan hubungan antara berapa banyak barang yang ada dan berapa banyak barang yang kita perlukan, jadi kelangkaan ini merujuk pada barang yang susah ditemukan.

  • Keterbatasan sumber daya

Alam memang menyediakan sumber daya yang cukup melimpah. Namun, tetap saja jumlahnya terbatas, apalagi jika manusia mengolahnya secara sembarangan. Walaupun sumber daya tersebut dapat diperbaharui atau tersedia secara bebas, tetap saja akan berkurang dan lama-kelamaan akan habis.

  • Perbedaan letak geografis

Sumber daya alam biasanya tersebar tidak merata disetiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada pula daerah yang kaya akan bahan tambang. Namun, ada pula daerah yang gersang dan selalu kekurangan air. Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan terbatas, terutama bagi daerah yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.

  • Pertambahan jumlah penduduk

Pertumbuhan jumlah penduduk selalu lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi barang dan jasa. Hal ini telah diamati oleh seorang ekonom, Thomas Robert Malthus. Menurutnya, jumlah manusia tumbuh mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, dan seterusnya). Sementara jumlah produksi hanya tumbuh mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya).[1]

  • Keterbatasan kemampuan produksi

Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya kapasitas faktor produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit, lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa rusak dan aus. Selain itu, keterbatasan produksi juga ditentukan karena perkembangan teknologi yang tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat. Sementara itu, di negara berkembang perkembangan kebutuhan barang dan jasa masih lebih cepat daripada perkembangan teknologinya. Keterbatasan produksi menyebabkan penawaran tetap sedangkan permintaan barang tersebut tinggi sehingga selain menyebabkan kelangkaan juga dapat menyebabkan inflasi permintaan.[2]

  • Bencana alam

Bencana alam merupakan faktor perusak yang berada di luar kekuasaan dan kemampuan manusia. Walaupun sebenarnya sebagian bencana terjadi akibat ulah manusia sendiri. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain telah membawa dampak kerugian yang cukup besar. Kerusakan bangunan, tempat usaha, sumber daya alam, dan bahkan korban jiwa yang menjadi korban bencana alam tersebut.[3]

  • Tidak ada pengganti (substitusi) yang efektif.[4]

Tidak adanya pengganti akan suatu barang atau jasa merupakan salah satu penyebab terjadinya kelangkaan.

  1. ^ Faktor kelangkaaan pertumbuhan penduduk
  2. ^ Liputan6.com (2019-03-17). "Penyebab Inflasi dan Pentingnya Kestabilan Harga di Suatu Negara". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-10-02. 
  3. ^ Faktor Kelangkaan Sumber Daya
  4. ^ Media, Kompas Cyber. "Kelangkaan: Pengertian, Ciri-ciri, Penyebab Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-10-02. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelangkaan&oldid=19364808"