Materi power pelatihan pemandu wisata

BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Sebanyak 30 warga Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, dilatih sebagai pemandu wisata lokal dengan materi pelatihan tentang panas bumi atau geothermal.

"Pelatihan yang diselenggarakan bersama PT Geodipa Energy ini dilatarbelangi oleh banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Dieng terutama wisatawan mancanegara menanyakan keberadaan pipa-pipa dan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Pertanyaannya berkisar apakah itu gas beracun dan amankah kalau berada di dekatnya," kata Ketua Kelompok Sadar (Pokdarwis) Wisata Dieng Pandawa, Alif Fauzi di Dieng, Banjarnegara, Kamis (20/12/2012).

Menurut Alif, selama ini pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab semampu para pemandu wisata yang merupakan warga lokal Dieng.

Oleh karena itu, lanjut Alif, Pokdarwis Dieng Pandawa bersama PT Geodipa Energy menggelar pelatihan selama dua hari sejak Rabu (19/12/2012) guna memberi pembekalan bagi pemandu wisata lokal sehingga bisa memberikan jawaban yang informatif dan benar tentang keberadaan pipa-pipa panas bumi tersebut.

"Peserta pelatihan merupakan pemandu wisata lokal dari Desa Dieng Kulon, Pawuhan, dan Karangtengah yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara, Desa Sembungan dan Jojogan yang masuk Kabupaten Wonosobo, serta Desa Rejosari, Kabupaten Batang. Pelatihan ini juga didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara," katanya.

Sementara itu, Manajer PT Geodipa Energy, Supriyadi Natamaya mengatakan, gagasan pelatihan ini muncul saat pertemuannya dengan Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa.

"Saat itu tercetus keluhan tentang kerapnya muncul pertanyaan seputar pipa-pipa milik PT Geodipa Energy. Lalu muncul gagasan, mengapa kita tidak sinergikan saja aktivitas pariwisata dengan keberadaan PT Geodipa Energy," katanya.

Supriyadi mengharapkan pelatihan ini mampu melahirkan pemandu wisata lokal yang paham dan benar dalam memberikan informasi seputar aktivitas PT Geodipa Energy. "Orang luar selama ini mengenal Dieng ya wisatanya. Padahal di Dieng ini, selain wisata, ada panas bumi," katanya.

Terkait pelatihan tersebut, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan, salah satu kekuatan destinasi pariwisata adalah identitas lokal yang dapat membedakan suatu tujuan wisata dengan tujuan wisata lainnya.

Hadi menilai, wisatawan ingin melihat Dieng selain karena keindahan wisata alam, candi, kawah, juga ingin melihat keunikan budaya lokal seperti tari topeng, ritual potong rambut gimbal, dan sebagainya. "Kalau sama dengan tempat lain, untuk apa wisatawan ke Dieng. Oleh karena itulah, kita harus punya keunikan yang tidak ditemukan di tempat lain," katanya.

"Menjadi guide selain penguasaan bahasa, dia juga harus mempunyai pengetahuan mendalam tentang obyek wisata dan juga lingkungan sekitarnya, baik sejarah, tradisi, kebiasaan masyarakat setempat, budaya, peta wilayah, tempat makan khas, dan seterusnya," tambah Hadi.

Profesi
Pramuwisata

A. PROSPEK DAN KELEBIHAN PROFESI
PRAMUWISATA
Profesi pramuwisata atau pemandu wisata
memiliki prospek yang cerah dengan berbagai
kelebihan yang dimiliki, yaitu :
 prestise;
 finansial;
 prestasi;
 pengalaman;
 relasi.

Lebih lanjut masing-masing kelebihan tersebut
akan diuraikan sebagai berikut:

1. Prestise
Pekerjaan sebagai pemandu wisata identik
dengan suasana dan lingkungan yang glamor, mulai
dari hotel berbintang, restoran mewah, transportasi

berkelas, dan sebagainya. Tidak hanya sebatas
berkepentingan dengan penyedia fasilitas dan
layanan tersebut, seorang pemandu wisata bisa saja
menikmati segala fasilitas dan layanan tersebut
tanpa mengeluarkan uang sedikit pun. Bahkan
bukan mustahil Ia justru mendapatkan imbalan, baik
finansial maupun material lainnya.

2. Finansial (Gaji, Fee, Komisi, TIP,
Complimentary, Bonus)
Seorang pemandu wisata memiliki beberapa
sumber pendapatan yang mungkin dapat
melipatgandakan penghasilannya. Pada dasarnya,
sumber pendapatan seorang pemandu wisata adalah
sebagai berikut:
Gaji
Pendapatan berupa gaji diterima oleh seorang pemandu wisata
tetap (disebut juga sebagai Payroll Guide, Full-Time Guide atau
Guide Staff). Pemandu wisata ini bekerja pada suatu perusahaan
perjalanan atau Biro Perjalanan Wisata (BPW) sepanjang tahun,

baik di musim peak/high season (musim ramai kunjungan)
maupun pada masa low season (musim sepi kunjungan).

Guide Fee (Upah)
Guide fee adalah upah pemandu wisata yang diberikan
perusahaan/BPW yang dihitung berdasarkan beberapa
pertimbangan, antara lain upah per jam, per hari, dan
per paket. Besar kecilnya upah ini biasanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut ini.
• Kelas tur
Semakin tinggi kelas tur yang ditangani, upah pemandu wisata
akan semakin tinggi. Misalnya, upah pemandu wisata untuk kelas
Deluxe Tour akan lebih tinggi daripada upah pemandu wisata
untuk kelas Standard Tour atau Budget Tour

• Bahasa pengantar yang dipergunakan
Pada dasarnya, bahasa pengantar yang dikuasai pemandu
wisata turut menentukan besar kecilnya upah pemandu wisata yang
akan diterimanya, namun hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat
permintaan dan ketersediaan pemandu wisata yang menguasai

bahasa tertentu. Sebagaimana hukum pasar, permintaan yang
tinggi bila tidak diikuti oleh ketersediaan yang memadai akan
menyebabkan harga naik.Misalnya, tarif upah pemandu wisata
berbahasa Inggris biasanya lebih murah dibandingkan dengan
upah pe mandu wisata berbahasa Spanyol, Italia, Prancis,
Jerman, dan sebagainya. Hal ini disebabkan, antara lain karena
pemandu wisata berbahasa Inggris lebih mudah didapatkan
daripada pemandu wisata berbahasa Spanyol, Italia, Prancis atau
Jerman

• Durasi tur
Semakin lama tur berlangsung, upah yang diterima oleh
pemandu wisata akan semakin tinggi.
• Jauh-dekatnya jarak
Walaupun durasinya sama, umumnya upah pemandu wisata
yang menangani tur dengan jarak perjalanan lebih jauh akan
lebih tinggi dibandingkan dengan upah memandu untuk tur
yang dilakukan hanya di dalam kota.
•Jumlah wisatawan yang ditangani
Semakin banyak jumlah wisatawan yang ditangani, upah

pemandu wisata yang diperoleh akan semakin tinggi, mengingat
semakin besarnya tuntutan dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakannya.

•Aktivitas yang dilakukan
Intensitas kegiatan dan jenis kegiatan sangat mempengaruhi
besar kecilnya upah pemandu wisata. Misalnya, upah pemandu
wisata untuk wisata petualangan arung jeram tentu akan jauh
berbeda dengan upah pemandu wisata yang membawa
wisatawan mengunjungi pasar seni atau pertunjukan seni di
sanggar budaya.
Guide fee biasanya dijadikan patokan bagi pembayaran
Freelance Guide (Part-time Guide/Step-on Guide), namun
terkadang juga diberikan kepada Payroll Guide yang telah
melampaui batasan minimal pelaksanaan tugasnya.

Komisi (Kick Back)
Pendapatan berupa komisi biasanya diperoleh dari para penyedia
jasa atau fasilitas, seperti hotel, restoran, toko souvenir, dan tempat
pertunjukan. Beberapa perusahaan (BPW) memberikan kebebasan

kepada pemandu wisatanya untuk memperoleh dan mengelola sendiri
komisi ini, namun ada pula yang melarang sama sekali karena telah
dikelola perusahaan, ada pula yang memberi kebijakan dengan
membagi komisi tersebut fifty-fifty.
Komisi juga dapat diperoleh dari perusahaan sendiri misalnya dari
keberhasilan membantu penjualan optional tour atau additional tour (tur
pilihan atau tambahan) kepada wisatawan untuk mengisi waktu-waktu
yang senggang (free day).
Hal yang perlu dihindari dari adanya komisi ini adalah sikap Over–
Commercialism, yaitu menganggap setiap kegiatan merupakan
kesempatan untuk mendapat keuntungan finansial serta selalu
mengaitkannya dengan hal-hal yang bersifat komersial yang berlebihan.

TIP
TIP biasanya diberikan oleh wisatawan kepada
pemandu wisata denganbeberapa alasan berikut ini.
Sebagai ungkapan kepuasan atas pelayanan yang telah
diberikan.
TIP juga mungkin saja berarti To Insure Promptness di mana
pemberiannya dimaksudkan untuk menjamin dan memotivasi

agar pelayanan dapat dilakukan dengan lebih baik. Dalam hal
ini TIP diberikan oleh wisatawan/ ketua rombongan yang
merasa tidak begitu yakin dengan mutu pelayanan yang
diberikan karena pemandu wisata tampak tidak bergairah,
kurang bersemangat, suasana yang monoton, dan
sebagainya.

Mungkin juga TIP diberikan wisatawan sebagai
kebiasaan/adat di negara asal.
Terdapat perbedaan dalam menyikapi adanya TIP ini.
Sebagian perusahaan memperbolehkan pemandu wisata untuk
menerimanya, ada pula yang melarang dengan alasan segala
biaya yang dibayar wisatawan telah termasuk segala gratitutes di
setiap tempat yang dikunjungi.
Sikap yang terbaik dalam hal ini adalah bersikap alamiah,
yaitu melakukan tugas dengan sebaik-baiknya karena prestasi
dan penghargaan akan mengikuti. Dengan demikian, hal yang
harus dihindari adalah bersikap menuntut, di mana bila TIP tidak
diberikan maka kualitas pelayanan akan menurun.

Complimentary (Comps) atau Free Of
Charge (FOC)
Complimentary atau free of charge berarti cuma-cuma atau
tanpa bayar, yaitu pembebasan biaya atas fasilitas atau jasa yang
disediakan kepada orang/pihak tertentu oleh pemilik/penyedia
fasilitas atau jasa tersebut. Misalnya complimentary room yang
diberikan oleh pihak hotel kepada pemandu wisata, berarti
pemandu wisata yang bersangkutan tidak perlu membayar harga
kamar yang disediakan untuknya. Demikian pula halnya dengan
complimentary meals yang disediakan pihak restoran untuk
pemandu wisata. Selain hotel dan restoran, hampir semua mitra
BPW dalam tur sering memberikan complimentary atau FOC,
misalnya airlines, perusahaan transportasi, kapal pesiar, dan toko
souvenir.Pemberian complimentary atau FOC ini biasanya
ditujukan untuk hal-hal berikut ini.:

o

o

Promosi
Supplier atau principal (pemilik atau penyedia jasa/fasilitas) biasanya
memberikan complimentary atau FOC untuk memperkenalkan produk/layanan
baru mereka dengan harapan bahwa produk/layanan tersebut cocok dengan
kriteria kebutuhan fasilitas/jasa dalam pelaksanaan tur.
Service dan penghargaan atas kepercayaan pemilihan perusahaan yang
bersangkutan sebagai mitra biro perjalanan wisata dalam menyediakan jasa/
fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan tur, sekaligus untuk mempererat
hubungan bisnis yang telah berjalan dengan baik.
Ada atau tidaknya complimentary atau FOC ini biasanya bergantung pada
perjanjian antara BPW dengan supplier/ principal. Namun, complimentary atau
FOC juga dapat dimintakan pada saat melakukan reservasi (pemesanan) atas
fasilitas/jasa yang diperlukan untuk pelaksanaan tur tersebut. Selain unsur
promosi dan penghargaan di atas, supplier biasanya juga akan
mempertimbangkan sedikit banyaknya supply, yaitu jumlah pasokan wisatawan
atau tamu yang menggunakan fasilitas/jasa yang mereka miliki yang dipasok
BPW.

Bonus
Yang dimaksud dengan bonus adalah pemberian penghargaan finansial

yang ditambahkan pada penghasilan yang diterima oleh pemandu wisata setelah
seluruh aktivitas operasional dan administrasi tur diselesaikan. Bonus biasanya
diberikan kepada pemandu wisata yang berhasil melakukan tugas dengan
memuaskan atau sangat memuaskan. Penilaian ini berdasarkan analisis kuesioner
yang dibagikan kepada wisatawan, masukan dari para supplier/principal dan pihakpihak terkait lainnya tentang pelaksanaan tugas pemandu wisata tersebut.
Pemberian bonus ini ditujukan untuk memotivasi pemandu wisata tersebut agar
dapat mempertahankan dan meningkatkan pelayanannya sekaligus sebagai tanda
terima kasih atau penghargaan atas prestasi kerjanya.
Pihak BPW akan selalu menekankan hal ini kepada para pemandu
wisatanya bahwa: "Bonus is earned, not a given right as part of your income!"
(Bonus diperoleh dari prestasi kerja, bukan merupakan hak yang diberikan sebagai
bagian dari pendapatan Anda!)


3. Prestasi
Menjadi seorang pemandu wisata merupakan suatu prestasi tersendiri
di mana tidak semua orang mempunyai kesempatan untuk melakukan tugas
ini. Seorang pramuwisata ketika melaksanakan tugasnya akan mengemban

berbagai fungsi antara lain sebagai wakil dari perusahaan tempat ia bekerja,
sebagai duta bangsa yang menyambut dan melayani wisatawan/ bangsa lain
yang datang berkunjung di mana pemandu wisata harus dapat menunjukkan
ciri khas bangsa Indonesia yang ramah, santun, berbudi luhur, dan sebagainya.

4. Pengalaman
Dengan menjadi seorang pemandu wisata, kesempatan untuk
menimba pengalaman terbuka lebar. Melayani wisatawan dengan latar
belakang yang berbeda-beda; asal negaranya, budayanya, tingkat sosial
ekonomi, dan sebagainya, dengan mengunjungi objek dan daya tarik wisata di
berbagai tempat, tentu akan memberikan pengalaman tersendiri yang tidak
dimiliki semua orang. Dengan pengalaman yang luas, tentunya akan
mempengaruhi wawasan dan kepribadian seseorang.

5. Membangun relasi
Dengan menjadi pemandu wisata berarti kesempatan untuk berkenalan
dengan banyak orang terbuka lebar. Wisatawan yang dilayani pun berasal dari
berbagai lapisan; pengusaha, intelektual, birokrat, aktivis sampai pada
masyarakat biasa. Hal ini merupakan kesempatan emas untuk membangun relasi
yang langsung atau tidak langsung, sekarang atau nanti akan berguna.

Profesi sebagai pemandu wisata memang sangat menarik dan
menantang, namun bukan berarti dapat terus digeluti sampai akhir hayat.
Keterbatasan usia, kondisi kesehatan atau mungkin krisis yang berkepanjangan
yang melanda dunia pariwisata adalah beberapa hal yang patut dipertimbangkan.
Ketika hal ini benar-benar terjadi, seorang pemandu wisata dapat mencari
solusi dengan menelusuri kembali klien-klien potensial yang pernah ditanganinya,
yang memiliki interest yang sama serta menghargai kemampuan dan percaya
sepenuhnya untuk memulai sesuatu yang baru atau yang mungkin pernah
ditawarkannya.

Beberapa mantan pemandu wisata yang telah ‘pensiun’ berubah
profesi menjadi pengelola taman bunga berskala ekspor, atau mengelola galeri
lukisan, pengelola restoran atau cottage yang bermitra dengan mantan
wisatawan yang dulu pernah ditanganinya. Ada pula mereka yang masih aktif
menjadi pemandu wisata mendapat kepercayaan sebagai perantara dalam
bisnis barang-barang seni, atau menjadi liaison officer (petugas penghubung)
antara mantan kliennya yang seorang pengusaha dengan para mitra usahanya
di dalam negeri. Dalam hal ini profesi pemandu wisata dapat dijadikan sebagai
batu loncatan untuk karier atau usaha yang lain.
Dengan demikian, tampaklah bahwa membangun hubungan yang baik
dan akrab dengan para wisatawan yang dilayani adalah hal yang sangat
penting, bukan hanya akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan tur dan
kesuksesan profesi sebagai pemandu wisata, melainkan juga membuka
peluang yang lebih besar yang berawal dari kedekatan dan kepercayaan.

B. TANTANGAN PROFESI
PRAMUWISATA
Selain memiliki prospek dan banyak kelebihan, profesi pramuwisata
juga memiliki segi-segi yang menantang dan bisa jadi bagi sebagian besar
orang cukup memberatkan, yaitu
1.bukan 9 to 5 job;
2.mobilitas tinggi;
3.banyak tuntutan.

.

1

Bukan 9 to 5 job

Pekerjaan sebagai seorang pemandu wisata bukanlah pekerjaan terjadwal
selayaknya jam kerja kantor yang dimulai pukul 9 dan selesai pukul 5 sore. Jam
kerja seorang pemandu wisata dapat saja lebih panjang, bahkan mungkin saja
24 jam sehari, khususnya bila menangani tur lebih dari satu hari, yaitu ketika
tugas Anda merangkap sebagai tour escort. Bila wisatawan memerlukan Anda
pada pukul 3 pagi sekalipun, sebagai pemandu wisata Anda harus segera
memberikan tanggapan dan mencari jalan keluarnya bila terjadi suatu masalah.

2. Mobilitas Tinggi
Tantangan lainnya bagi seorang pemandu wisata adalah ciri khas pekerjaannya yang
menuntut mobilitas tinggi. Dengan demikian, diperlukan kemauan yang keras dan stamina yang
prima. Akibat lainnya adalah bahwa seorang pemandu wisata akan sering berada di luar rumah.
Tampaknya, hal ini pula yang menyebabkan kecenderungan bahwa pemandu wisata yang
betul-betul menikmati pekerjaannya cenderung untuk menunda perkawinan. Sementara bagi
yang sudah menikah, Ia harus benar-benar mampu membagi waktu untuk pekerjaan dan
keluarganya, serta harus siap menghadapi berbagai perkembangan yang terjadi dalam rumah
tangganya selama Ia bertugas.
3. Banyak Tuntutan
Sebagai ujung tombak perusahaan dalam melayani wisatawan, pemandu wisata akan
berhadapan dengan banyak orang dengan berbagai sifat dan perilaku, ada yang baik dan
kooperatif, namun banyak juga yang banyak menuntut dan selalu ingin diutamakan. Begitu pula
dengan tanggungjawab yang berat, karena selama tur berlangsung, keamanan dan
keselamatan seluruh wisatawan ada di tangan Anda.

Namun demikian, yang perlu diingat ialah bahwa:
“Tidak ada pekerjaan yang tidak mengandung risiko. Sementara permasalahan
adalah suatu yang harus dipecahkan dan diselesaikan dengan menyiapkan
antisipasi, strategi, dan alternatif pemecahan, yang dapat diperoleh melalui
proses belajar dan berlatih yang baik dan pengalaman yang matang.”

C. PENGERTIAN DAN TUGAS
PRAMUWISATA

1.Pengertian

a)Berdasarkan Keputusan Menparpostel Nomor KM.82/PW/.102/MPPT-88,
pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan,
penerangan, dan petunjuk tentang objek wisata, serta membantu segala
sesuatu yang diperlukan wisatawan.
b)Dalam Kamus Istilah Pariwisata dan Perhotelan, Drs. Adi Soenarno, M.B.A.
memberikan definisi pramuwisata sebagai seseorang yang bertugas
mengantar tamu ke objek wisata dan menerangkan objek wisata tersebut.
c)Dari sudut pandang wisatawan, pramuwisata adalah seseorang yang bekerja
pada suatu biro perjalanan atau kantor pariwisata (tourist office) yang
bertugas memberikan informasi, petunjuk, dan advis secara langsung kepada
wisatawan sebelum dan selama perjalanan wisata berlangsung.
d)Secara umum, pramuwisata adalah seseorang yang dibayar untuk
menemani wisatawan dalam perjalanan, mengunjungi, melihat dan
menyaksikan serta memberikan informasi tentang objek wisata dan berbagai
bantuan lain yang diperlukan wisatawan sebelum dan selama perjalanan
berlangsung.

2. Tugas-Tugas Pramuwisata
Secara umum, tugas seorang pemandu wisata adalah sebagai berikut.
a.To conduct/ to direct, yaitu mengatur dan melaksanakan kegiatan perjalanan
wisata bagi wisatawan yang ditanganinya berdasarkan program perjalanan
(itinerary) yang telah ditetapkan.
b.To point out, yaitu menunjukkan dan mengantarkan wisatawan ke objek-objek
dan daya tarik wisata yang dikehendaki.
c.To inform, yaitu memberikan informasi dan penjelasan mengenai objek dan
daya tarik wisata yang dikunjungi, informasi sejarah dan budaya, dan berbagai
informasi lainnya.
Contiki Holidays Australia Pty.Ltd., menjabarkan tugas pramuwisata secara
garis besar, yaitu “mengorganisasikan, memberi informasi wisata, dan
mendukung pelayanan kepada wisatawan/klien perusahaan tempat ia bekerja,
dengan cara yang profesional dan bertanggungjawab.”
Lebih lanjut dalam job description, mereka menguraikan tugas pemandu wisata
adalah sebagai berikut.

a. Pemandu wisata mengkoordinasi dan mengatur kegiatan harian
sebagaimana tertera dalam tour itinerary (program perjalanan wisata)
dengan bekerja sama dengan staf perusahaan lainnya, misalnya tour driver
dan staf bagian operasional.
b. Pemandu wisata memberikan informasi budaya, sejarah, sosial, dan aspekaspek lainnya yang diperlukan wisatawan.
c. Pemandu wisata senantiasa menyadari tanggung jawabnya di mana setiap
tingkah laku, penampilan, dan segala sikapnya akan senantiasa membawa
serta nama dan imej perusahaan.
d. Pemandu wisata senantiasa memperhatikan keadaan wisatawan
(kesehatan, kenyamanan, dan lain-lain).

e. Pemandu wisata memastikan/menjaga hal-hal komersial operasional tur
(misalnya dalam berhubungan dengan para supplier atau principal:
perusahaan transportasi, restoran lokal, serta kegiatan operasional
lainnya) sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dalam petunjuk
operasional, atau yang tertera di dalam brosur paket wisata dan itinerary
f. Pemandu wisata menjaga keutuhan/kelengkapan finansial dan
peralatan/ perlengkapan (property) milik perusahaan.
g. Pemandu wisata membuat laporan tertulis dan mencatat dengan tepat
dan benar setiap pengeluaran yang terjadi selama tur berlangsung
dengan menyertakan anggaran tur yang dibuat sebelumnya, segera
setelah tur selesai.

D. JENIS-JENIS PRAMUWISATA
Bagi masyarakat umum, hampir setiap orang yang memimpin suatu
rombongan wisatawan, baik itu untuk suatu kunjungan wisata yang singkat
maupun beberapa hari, dapat dikategorikan sebagai pemandu wisata (tour
guide/pramuwisata). Namun dalam industri pariwisata, istilah pemandu wisata
memiliki pengertian yang lebih tegas, yaitu seseorang yang membawa orangorang dalam suatu perjalanan wisata dalam waktu yang terbatas. Penegasan ini
penting untuk menghindari pencampuradukan pemahaman antara pemandu
wisata dan pengatur wisata.
Dalam lingkup yang lebih luas, pemandu wisata dapat dikelompokkan
berdasarkan kategori sebagai berikut.

1.
a.

Berdasarkan Tempat Melaksanakan Tugas

Local Guide (On-Site Guide)
Pemandu wisata lokal adalah seorang pemandu wisata yang menangani
suatu tur selama satu atau beberapa jam di suatu tempat yang khusus, pada
suatu atraksi wisata, atau di suatu areal yang terbatas, misalnya gedung
bersejarah, museum, taman hiburan, pabrik, dan pusat riset ilmiah.

b. City Guide
City Guide adalah pemandu wisata yang bertugas membawa wisatawan
dan memberikan informasi wisata tentang objek-objek wisata utama di suatu
kota, biasanya dilakukan di dalam bus atau kendaraan lainnya. Seorang
City Guide yang melakukan tugas rangkap sekaligus sebagai pengemudi
disebut Sightseeing Guide.
2. Berdasarkan Spesifikasi
a. Pramuwisata khusus, yaitu pramuwisata yang bertugas khusus di salah satu
atau beberapa objek wisata tertentu.
b. Pramuwisata umum, yaitu pramuwisata yang tidak bertugas pada salah satu
objek wisata saja, tetapi di mana saja saat Ia dibutuhkan. Dengan demikian,
pramuwisata ini harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang objek
wisata, sejarah, budaya, kesenian, dan sebagainya.

3. Berdasarkan Asal Wisatawan dan Wilayah Negara
Tempat Dilaksanakannya Tur
a. In-bound Tour Guide, yaitu pemandu wisata yang menangani wisatawan
asing yang melakukan perjalanan wisata di negara tempat pramuwisata
bekerja atau menetap.
b. Out-bound Tour Guide, yaitu pemandu wisata yang bertugas menemani
wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke luar negeri. Namun, sering
kali tugas seperti ini dipercayakan kepada seorang Tour Escort, yaitu orang
yang mengatur dan mendampingi suatu rombongan wisatawan yang
melakukan perjalanan selama beberapa hari.
c. Domestic Tour Guide, yaitu pemandu wisata yang menangani wisatawan
dalam negeri yang melakukan perjalanan wisata di negeri mereka sendiri

4. Berdasarkan Status
a. Payroll Guide, yaitu pemandu wisata yang bekerja tetap pada suatu biro
perjalanan wisata (BPW) atau lembaga pariwisata, disebut juga Full-time
Guide atau Guide Staff.
b. Freelance Guide, yaitu pemandu wisata yang bekerja pada suatu BPW
sebagai pekerja paruh waktu, yang bekerja pada musim-musim tertentu
saja, disebut juga sebagai part-time guide atau step-on guide. Pemandu
wisata ini biasanya bekerja pada saat mendapat panggilan dan perusahaan
pada musim-musim ramai (peak season) atau dipesan oleh wisatawan
(client) secara langsung.

5. Berdasarkan Tingkatan
Berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor
KM 82/PW 102/MPPT-88 tentang Pramuwisata dan Pengatur Wisata,
pemandu wisata (pramuwisata) dikelompokkan sebagai berikut.
a. Pramuwisata muda, yaitu pemandu wisata (pramuwisata) yang bertugas
pada suatu Daerah Tingkat II tempat sertifikat diberikan. Sertifikat tersebut
diperoleh melalui suatu kursus dan ujian dengan persyaratan-persyaratan
tertentu.
b. Pramuwisata madya, yaitu pemandu wisata (pramuwisata) yang bertugas di
dalam wilayah Daerah Tingkat I tempat sertifikat diberikan.
c. Pengatur wisata, yaitu pegawai biro perjalanan wisata yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan untuk memimpin dan mengurus perjalanan
wisata rombongan.

6. Berdasarkan Jumlah Wisatawan yang Ditangani
a. Group Tour Guide, yaitu pemandu wisata yang bertugas menangani
wisatawan dalam suatu rombongan atau yang sering diistilahkan dengan
GIT (Group Inclusive Tour). Mengenai berapa jumlah wisatawan yang dapat
dikategorikan sebagai rombongan, masih banyak perbedaan pendapat
seperti halnya pengertian rombongan (group) itu sendiri. Namun, biasanya
pengertian tersebut dikembalikan pada ketentuan yang dianut oleh biro
perjalanan wisata atau lembaga pariwisata yang bersangkutan.
b. Individual Tour Guide, yaitu pemandu wisata yang bertugas menangani
wisatawan individual atau FIT (Free Individual Traveller).
Batasan mengenai FIT ini menurut H. Kodhyat dan Ramaini dalam
Kamus Pariwisata dan Perhotelan adalah orang yang melakukan perjalanan
secara perorangan, tidak dalam rombongan. Sementara GIT adalah
rombongan wisatawan yang membayar perjalanannya dalam bentuk paket.

c. Tour Escort
Bila inti tugas seorang tour guide (pemandu wisata/pramuwisata) adalah
memberikan informasi wisata sebaik dan semenarik mungkin, seorang Tour
Escort pada intinya memiliki tugas untuk mengatur jalannya perjalanan
wisata rombongan yang biasanya lebih dari satu hari dengan menyinggahi
beberapa kota atau negara.
Dalam hal ini seorang Tour Escort dituntut untuk mempunyai keterampilan
sebagai setengah psikolog, diplomat, pimpinan regu, reporter berita, kritikus
restoran/hotel, ahli efisiensi, sebagai seorang orator, dan sebagainya. Tentu
saja semua tuntutan tersebut jarang sekali muncul secara bersamaan,
namun adakalanya akan muncul dalam rentang waktu yang berurutan dan
dalam waktu yang sempit. Hal ini menunjukkan betapa menantang dan
kompleksnya tugas dan tanggungjawab seorang Tour Escort, namun
apabila tugas tersebut dapat diemban dengan baik.

Dalam praktik di lapangan, istilah lain dan Tour Escort yang Lebih
banyak dikenal adalah Tour Manager, Tour Leader, Tour Conductor, Tour
Director, dan Trip Director. Douglas Foster dalam bukunya Travel and Tourism
Management mendefinisikan Tour Conductor sebagai individual in charge of or
who personally escorts a group of passengers for all part of the journey
(seseorang yang ditugaskan atau secara pribadi mendampingi sekelompok
wisatawan untuk seluruh bagian perjalanannya).

E. SYARAT FORMAL DAN KEPRIBADIAN
PRAMUWISATA
1. Syarat Formal
a. Berdasarkan Ketentuan Pemerintah
Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi (sekarang Menteni Pariwisata dan Kebudayaan)
menetapkan antara lain sebagai berikut.
1. Untuk menjadi Pramuwisata dan Pengatur Wisata disyaratkan memiliki
sertifikat sebagai hasil mengikuti kursus dan ujian, serta diberikan tanda
pengenal (badge) sebagai izin operasional.
2. Materi ujian, bentuk sertifikat, dan tanda (badge) Pramuwisata dan Pengatur
Wisata ditetapkan Direktur Jenderal Pariwisata.
3. Sertifikat dan tanda pengenal (badge) Pramuwisata dikeluarkan oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atau pejabat yang ditunjuk.
4. Sertifikat dan tanda pengenal (badge) Pengatur Wisata dikeluarkan oleh
Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk.

Sementara ketentuan teknis mengenai kursus dan ujian pramuwisata dan
pengatur wisata adalah sebagai berikut.
(1) Untuk mengikuti kursus dan ujian Pramuwisata Muda disyaratkan hal-hal
berikut ini:
• warga negara Indonesia;
• umur serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun;
• menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik;
• menguasai pengetahuan dan mampu menjelaskan secara mendalam
mengenai ilmu bumi pariwisata, kependudukan, pemerintah, sejarah dan
kebudayaan Daerah Tingkat II tempat Pramuwisata Muda berdomisili
dan Daerah Tingkat I secara umum;
• pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

(2) Untuk mengikuti kursus dan ujian Pramuwisata Madya disyaratkan hal-hal
berikut ini:
• warga negara Indonesia;
• umur serendah-rendahnya 22 (dua puluh dua) tahun;
• menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan
lancar;
• memiliki keterampilan membawa rombongan wisatawan;
• menguasai pengetahuan dan mampu menjelaskan secara mendalam
mengenai pemerintahan, sejarah dan kebudayaan Daerah Tingkat I
tempat Pramuwisata Madya berdomisili dan Indonesia secara umum;
• memiliki sertifikat Pramuwisata Muda atau telah berpengalaman di
bidang Pramuwisata selama 3 (tiga) tahun;
• pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

(3) Untuk mengikuti kursus dan ujian Pengatur Wisata disyaratkan hal-hal
berikut ini:
• warga negara Indonesia;
• umur serendah-rendahnya 25 (dua puluh lima) tahun;
• menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan
lancar;
• menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin dan
mengatur perjalanan wisata;
• memiliki sertifikat Pramuwisata Madya atau telah berpengalaman di
bidang Pramuwisata selama 5 (lima) tahun;
• mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam menjelaskan
mengenai ilmu bumi pariwisata kependudukan, pemerintahan, sejarah
dan kebudayaan serta pariwisata di seluruh Indonesia;
• pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

b. Berdasarkan Ketentuan Perusahaan

Persyaratan atau ketentuan umum menjadi pramuwisata yang
ditetapkan oleh perusahaan/BPW biasanya tercantum dalam iklan lowongan
kerja ketika mereka mengiklankan lowongan kerja bidang pemandu wisata di
koran, majalah atau media massa lainnya. Sementara ketentuan-ketentuan
detail dan khusus, seperti gaji, bonus, ikatan kerja atau hal-hal lain yang
bersifat sensitif serta memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dalam surat
perjanjian atau kontrak kerja.
Persyaratan umum yang sering kali diajukan ketika perusahaan/BPW
hendak merekrut pemandu wisata, antara lain menyangkut hal-hal berikut:
(1)usia;
(2)berkepribadian dan berpenampilan menarik;
(3)memiliki keterampilan komunikasi yang baik;
(4)menguasai satu atau lebih bahasa asing;
(5)sehat jasmani dan energik, serta senang bertemu dan melayani orang banyak;
(6)mampu bekerja mandiri ataupun dalam kelompok;
(7)memiliki pengalaman di bidangnya.

Hal-hal lain yang menyangkut keterampilan dan pengetahuan tentang objek wisata, sejarah, budaya ataupun hal-hal teknis lainnya dalam
pemanduan biasanya akan dimatangkan dalam suatu pelatihan berupa training trip, familiarisation tour dan sebagainya, sebelum penanda
tangan kontrak kerja dilangsungkan.
Berikut ini adalah contoh iklan lowongan kerja bagi pemandu wisata.

URGENTLY REQUIRED
A
fast
growing
tour operator
young
anddengan kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang
Sementara syarat informal untuk menjadi seorang pemandu
wisata seeking
berkaitan
erat
energic
people
to
be
recruited
as
tour
guide:
pemandu wisata yang akan diuraikan pada bagian berikutnya dalam buku ini.
•male/ female
•age 25-30 y.o.
•good looking & personality
•good health & energic
•good communication skills
•fluent in English and or other foreign languages
•love to travel
•ability to work individually or in group
•experienced in the same field preferred.
Send your application and CV to P.O. BOX
200XX JKT before 24 April 200X. Only shortlisted
candidates will be interviewed.

Sementara syarat informal untuk menjadi seorang pemandu wisata berkaitan erat dengan kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang
pemandu wisata yang akan diuraikan pada bagian berikutnya dalam buku ini.

2. Kepribadian Pramuwisata
Ada banyak faktor yang membuat seorang pemandu wisata sukses
menjalankan tugasnya. Ada yang sukses karena kepribadian yang mudah
bergaul, atau yang sukses karena kemampuannya dalam menyampaikan
informasi panduan, ada pula yang sukses karena pembawaan yang kalem dan
simpel.
Demikian pula dengan tuntutan perusahaan/BPW, ada yang
mengutamakan pemandu wisata yang memiliki keterampilan entertainer
(penghibur) yang tinggi yang dapat mengajak peserta tur menyanyi bersama,
membuat cerita-cerita lucu, bermain tebak-tebakan, dan sebagainya. Ada pula
perusahaan yang mengutamakan pemandu wisata yang dapat menyajikan
informasi sosial budaya secara menarik.
Akan menjadi suatu hal yang sangat ideal bila semua kriteria di atas
dapat dimiliki oleh seorang pemandu wisata. Daya tarik kepribadian akan dapat
membangkitkan respons/ minat wisatawan sehingga mereka akan lebih
antusias dalam memulai dan melaksanakan perjalanan wisata.

EF Institute memberikan batasan kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang
pemandu wisata sebagai berikut:
•profesional dalam sikap dan penampilan (professional in presentation and manner);
•menarik, informatif, dan cerdas (interesting, informative, and intelligent);
•positif, antusiastik, dan efektif dalam bertindak (positive, enthusiasthic and efficient);
•diplomatis, tidak mengedepankan sikap kontroversial atau kolot (diplomatic–non–controversial/conservative approach);
•tertib dan teratur dalam segala hal (organised);
•akhrab, suka menolong, dan peduli (approachable/help full caring);
•tulus dan ikhlas (genuine and sincere);
•bertanggung jawab dan berani mengambil keputusan (responsible and decisive);
•tepat waktu (punctual);
•fleksibel/luwes (flexible).

Sebagai acuan tambahan, karakter dasar yang harus dimiliki oleh seorang
escort yang dikemukakan Marc Mancini dalam bukunya Conducting Tours,
kiranya cocok pula untuk kepribadian seorang pramuwisata, yang apabila
dianalisis lebih jauh memiliki banyak kesamaan kualifikasi dengan seorang
escort. Karakter-karaktrn dasar tersebut dapat dijabarkan, antara lain sebagai
berikut.
Love People
Pramuwisata harus senang berjumpa dan melayani orang banyak, betapa pun
ribet dan cerewetnya mereka.
Love Travel
Pramuwisata harus senang jalan-jalan. Seseorang yang tidak tahan dengan
ketidaknyamanan dalam perjalanan dan jarang melakukan perjalanan jauh dari
rumah, tampaknya bukanlah tipe orang yang cocok untuk profesi ini.
Love Places
Pramuwisata harus senang mengunjungi berbagai tempat. Jiwa petualang dan
sifat keingintahuan yang tinggi akan sangat mendukung profesi ini.

An outgoing Personality
Pemandu wisata harus memiliki kepribadian yang luwes, selalu berpikir positif, energik,
terbuka, memiliki penampilan, kesehatan, dan pembawaan yang baik, memiliki rasa
humor yang terarah, periang, memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta dapat
menghibur orang lain (positive, energic, open approach, good appearance, health and
grooming, well developed sense of humor, cheerful, solid conversational skills, ability to
entertain people).
Decisiveness
Seorang pramuwisata harus memiliki ketegasan dengan bertindak cepat berdasarkan
pengalaman dan naluri alamiah. Untuk dapat bertindak tegas, seorang pramuwisata
harus dapat mengontrol emosinya ketika timbul masalah, berhati-hati atau waspada
setiap saat, tetap bersikap tenang serta menyiapkan antisipasi sebelum permasalahan
timbul. Seseorang yang memiliki sifat kepemimpinan (leadership) akan dapat
melakukan hal-hal tersebut dengan baik (When problem arise, emotionally controlled,
alert at all times, calm in the face of challenge, able to anticipate problem before it
arises. Translate experience and common sense into quick action).

People Skills
Pramuwisata harus sopan dan ramah, sensitif terhadap keadaan
wisatawan, peduli, suka menolong, tidak egois, tidak mudah marah, serta taktis
namun tegas (courteous, sensitive, caring, helpful, unselfish, even-tempered,
tactful-yet firm).
Organization Skills
Memiliki keterampilan mengorganisasi, mampu mengatur waktu dengan
baik, dapat mengantisipasi deadlines (tenggat waktu), mengatur keuangan
serta tertib dalam pelaporan merupakan bagian integral pekerjaan sebagai
pemandu wisata. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap hal-hal detail,
misalnya kewajiban rekonfirmasi terhadap segala jasa atau fasilitas yang akan
dipakai karena kealpaan melakukan rekonfirmasi dapat menimbulkan masalah
besar. Di samping itu, hal yang tak kalah penting adalah rasa tanggung jawab
penuh atas pekerjaannya (a good time manager; reports, deadlines and money
management are all integral part of the job. Conscious of details (one missed
recon firming can spell disaster), punctual, and thoroughly responsible).

Research Skills
Memiliki keterampilan meneliti dan mencari, terutama yang menyangkut
data dan fakta, seperti berapa biaya telepon lokal, pos, kebiasaan
memberi tips, nilai tukar valuta asing, dan suhu serta cuaca (Keep up on
all sorts of facts; postages and phone costs, tipping practices, foreign
exchange rates, weather).
Selain itu, pramuwisata juga harus paham terhadap prosedur dan
peraturan serta adat istiadat atau kebiasaan yang berlaku di suatu tempat.
Dengan kata lain, seorang pemandu wisata harus memiliki pengetahuan
(knowledge) yang memadai.
A Sense of Ethics (honesty and integrity)
Memiliki etika, terutama menyangkut kejujuran dan integritas terhadap
tugasnya.

F. LATAR BELAKANG dan PENGETAHUAN
PENDUKUNG PROFESI PRAMUWISATA
1. Latar Belakang Pendukung
Para ahli berpendapat bahwa mereka yang biasa bertugas menghadapi
orang banyak, seperti guru, perawat, terapis atau resepsionis, memiliki
pengalaman dan latar belakang yang mendukung bagi profesi
pramuwisata.
Mereka yang aktif berorganisasi, mengurusi, dan menggerakkan orang
banyak, juga cocok menekuni profesi ini.
Petugas penghubung atau L/O (Liaison Officer) merupakan salah satu
bidang yang memiliki banyak persamaan dengan profesi pramuwisata
sehingga mereka yang memiliki pengalaman sebagai L/O hanya
memerlukan sedikit penyesuaian ketika ingin menekuni bidang
pramuwisata.
Pengalaman dan keterampilan memimpin dan mengorganisasikan
kegiatan yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu event, juga akan sangat
berguna apabila ingin berprofesi sebagai pramuwisata.

2. Pengetahuan Pendukung Profesi Pramuwisata
Selain menguasai bahasa asing, memiliki pengetahuan tentang sejarah, adat
istiadat dan budaya serta menguasai geografi pariwisata baik lokal maupun
nasional yang merupakan syarat dasar yang harus dikuasai, seorang
pramuwisata sebaiknya juga memiliki pengetahuan pendukung berikut ini.
a.Tour planning
Antara lain meliputi dasar-dasar perencanaan dan pengaturan perjalanan
wisata terutama menyangkut hal-hal berikut:
(1)itinerary atau program acara perjalanan wisata;
(2)distribution of time, yaitu pengalokasian waktu yang diperlukan selama dalm
perjalanan, lamanya berada di objek wisata serta waktu yang dialokasikan
untuk beristirahat, dan sebagainya;
(3)tour quotation, yaitu perhitungan harga tur, terutama untuk optional tour (tur
pilihan) atau additional tour (tur tambahan) yang tidak tersedia dalam paket
yang ada (tailor made tour). Namun, keputusan final harga tur tambahan biasanya
ditetapkan oleh Bagian Operasional Tur di biro perjalanan wisata yang bersangkutan.

b.Dasar Reservasi
Seorang pramuwisata dalam melaksanakan tugasnya akan sangat sering
berhubungan dengan kegiatan reservasi atau pemesanan di awal berbagai fasilitas
dan layanan yang akan diperlukan ketika perjalanan wisata berlangsung, terutama
meliputi (1) airlines; (3) restoran;
(2) hotel; (4)transportasi dan lain-lain.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan reservasi ini, antara lain
sebagai berikut:
(1)Kepastian status reservasi dan konfirmasi atas pesanan yang telah dilakukan.
(2)Perubahan data reservasi baik berupa penambahan, pengurangan, penundaan
atau bahkan pembatalan atas pesanan yang telah dilakukan.
(3)Terms and conditions atau ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan reservasi
tersebut, misalnya tentang pembayaran (payment on settlement), uang jaminan
(deposit), pembatalan (cancellation), denda pembatalan (cancellation fee), dan
berbagai ketentuan lain yang wajib diperhatikan.
Kelalaian atas reservasi tersebut dapat menimbulkan masalah, baik secara
teknis, finansial maupun psikologis yang tentunya dapat mengganggu kenyamanan
pelaksanaan perjalanan wisata.

c.Psychology Touch/Psychology of Service
Seorang pramuwisata perlu memiliki pengetahuan tentang psikologi
pelayanan terutama ketika menghadapi hal-hal berikut ini.
Complaints atau keluhan dari wisatawan yang ditangani. Keluhan ini
biasanya timbul ketika ada fasilitas atau pelayanan yang tidak terpenuhi
atau yang tidak sesuai dengan harapan atau ketentuan dalam pelaksanaan
perjalanan wisata.
Wisatawan/klien yang berperilaku di luar kebiasaan (dealing with unusual
customers), misalnya pemabuk, cerewet, temperamental, atau yang
memiliki perilaku di luar kebiasaan lainnya.

d.First Aid and Emergency/Irregularity Procedures
Pengetahuan tentang keadaan darurat, hal-hal di luar kebiasaan atau
hal-hal tak terduga (the unexpected) lainnya akan sangat penting bagi seorang
pramuwisata. Permasalahan-permasalahan yang mungkin saja dihadapi oleh
pramuwisata ketika bertugas antara lain berupa:
(1) wisatawan sakit (passenger sickness);
(2) wisatawan meninggal (death of passenger);
(3)barang bawaan rusak, hilang atau pencurian (damaged/ lost or stolen
properties);
(4)kehilangan paspor atau dokumen perjalanan lainnya (lost passport or other
travel document);
(5)tidak tersedianya fasilitas atau layanan yang diperlukan (unavailable
service/missed-service);
(6)hal-hal di luar dugaan, seperti kerusuhan, penutupan jalur perjalanan
(irregularities e.g. riots, road closing);
(7)bencana alam (act of God or natural disasters).

e.Airlines and Travel Industry Abbreviation and Terminologies
Adalah singkatan dan istilah-istilah yang berlaku dalam bisnis
pariwisata dan penerbangan. Dalam hal ini industri pariwisata dan
penerbangan memiliki istilah dan singkatan yang khusus berlaku di antara
mereka, misalnya kode penerbangan (airlines code), kode kota (city code), dan
istilah-istilah teknis lain, misalnya
GA
= Garuda Indonesia
SQ
= Singapore Airlines
MH
= Malaysian Airlines
JKT
= Kode kota untuk Jakarta
CGK
= Kode bandara Soekarno-Hatta
HLP
= Kode bandara Halim Perdana Kusumah
Pax
= Passanger, yaitu penumpang atau peserta tur
MOML
= Moslem Meals
VGML
= Vegetarian Meals
Go Show
= Penumpang yang datang langsung ke bandara dan membeli tiket di
bandara sebelum penerbangan

Apa yang dimaksud dengan materi pemandu wisata?

Sedangkan pemandu wisata ialah pemberi bimbingan, penerang perjalanan, petunjuk tentang obyek wisata, pelayan dan pembantu segala sesuatu yang diperlukan seluruh rangkaian perjalanan wisata.

Apa saja kegiatan pemandu wisata?

Merekomendasikan tempat wisata yang menarik kepada wisatawan. Menemani, membimbing serta memberi informasi pada wisatawan yang tengah mengadakan kegiatan wisata. Menjelaskan dan memberi pengetahuan tentang objek wisata yang sedang dikunjungi oleh wisatawan.

Apa yang harus dikuasai pemandu wisata?

Jadilah Pemandu Wisata yang Menyenangkan, Kuasai 7 Skill Tour Guide Berikut ini.
Komunikasi yang Baik. ... .
2. Luwes, Beretika dan Ramah. ... .
3. Bahasa Asing dan Bahasa Lokal. ... .
Pengetahuan, Sejarah dan Wawasan yang Luas. ... .
Rasa Humor dan Improvisasi. ... .
6. Kemampuan Mengingat, Membaca Peta dan Menguasai Medan..

Bagaimana cara pemandu wisata mendapatkan materi pemandu wisata?

Jawaban:.
Cari berbagai lowongan kerja di internet..
Ikutlah berwisata untuk melihat apa yang Anda sukai..
Catat pendapat Anda tentang wisata yang diikuti..
Cek situs asosiasi pemandu wisata..
Kunjungi agensi perjalanan untuk meminta brosur..
Hubungi perusahaan wisata besar di daerah Anda..