Download buku panduan tenis meja

1 BUKU PANDUAN CABANG OLAHRAGA tenis MEJA SPECIAL OLYMPICS

2 BUKU PANDUAN CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA SPECIAL OLYMPICS 2009

3 BUKU PANDUAN CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA SPECIAL OLYMPICS, 2009 Copyright c Pengurus Pusat Special Olympics Indonesia ISBN Hak cipta dilindungi undang-undang.

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya sehingga dapat diselesaikan sesuai rencana. Penyusunan Buku Panduan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembinaan para atlet SOIna, di cabang olahraga Tenis Meja sebagai salah satu langkah strategis untuk mempersiapkan atlet-atlet SOIna menyongsong Pekan Olahraga Nasional (PORNAS) SOIna VI tahun 2010 dan Special Olympics World Summer Games (SOWSG) XIII tahun 2011 di Athena, Yunani. Buku Panduan yang secara garis besar memuat aspek-aspek teknis, aturan-aturan, prinsip dasar, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan dan kompetisi di cabang olahraga Tenis Meja yang mengacu pada aturan-aturan olahraga khusus Tunagrahita dari Special Olympics Internasional (SOI), dimaksudkan dapat dipergunakan sebagai Pedoman/Acuan bagi para Pelatih, Atlet, maupun pihak-pihak lain yang mempunyai minat dalam pembinaan olahraga bagi penyandang Tunagrahita, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara lebih terencana, terarah dan terstandard sesuai dengan aturan-aturan Special Olympics International (SOI). Keberhasilan pembinaan cabang olahraga Tenis Meja bagi penyandang Tunagrahita, tentu tidak terlepas dari tersedianya sarana/prasarana yang memadai, dana yang cukup, serta SDM yang mempunyai komitmen dan kemampuan teknis di cabang olahraga tersebut disamping pengetahuan tentang aspek psikologis atlet Tunagrahita. Untuk itu peran dan dukungan berbagai pihak, baik Pemerintah maupun masyarakat, sangat diperlukan. Penghargaan dan terimakasih kami sampaikan kepada para penyusun, narasumber, editor serta berbagai pihak yang telah bekerja keras dan membantu menyelesaikan buku ini. i

5 Kami menyadari Buku Panduan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran perbaikan dalam rangka penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan. Akhirnya kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan upaya pembinaan olahraga khusus bagi penyandang Tunagrahita di Indonesia. Jakarta, 10 Maret 2009 Pengurus Pusat Special Olympics Indonesia dr. Pudji Hastuti MSc, PH Ketua Umum ii

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i iii PEDOMAN CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA SPECIAL OLYMPICS INDONESIA I. PENDAHULUAN 1 1 II. GAMES MANAGEMENT 1 III. TEKNIK DASAR TENIS MEJA A. Mengajarkan Serve Sederhana B. Mengajarkan The Grip/Menggenggam C. Mengajarkan Spin D. Multiball/Bola Multi IV. PERATURAN TENIS MEJA SPECIAL OLYMPICS 9 V. INDIVIDUAL SKILLS COMPETITION 22 VI. MENGAJARKAN PERATURAN PERMAINAN 25 DAFTAR PUSTAKA 27 iii

7

8 PEDOMAN CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA SPECIAL OLYMPICS INDONESIA I. PENDAHULUAN Sejarah yang benar dari tenis meja belum diketahui. Diawali sekitar tahun 1890an sebagai permainan di kedai-kedai dan menyebar ke seluruh Negara bagaikan sebuah tren pada saat itu. Tahun 1920an menjadi popular kembali dan klub-klub ping-pong terbentuk di seluruh dunia. Ping-pong adalah suatu merk dagang yang dipatenkan oleh Parker Bersaudara. Oleh karena itulah namanya berubah menjadi tenis meja. Federasi tenis meja internasional (ITTF) dibentuk tahun II. GAMES MANAGEMENT Setiap pertandingan resmi Tenis meja SOIna merupakan hasil dari program Pengda ataupun PP SOIna yang telah disahkan oleh pihak berwenang dalam organisasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: A. Periode Persiapan 1. Pembentukan panitia pertandingan. 2. Penetapan nomor pertandingan. 3. Penetapan penggunaan sistem pertandingan dan divisioning. 4. Penyusunan peraturan umum dan khusus cabang Tenis Meja. 5. Penyiapan form-form pertandingan (pendaftaran,pertandingan dan berita acara) 6. Penyusunan jadwal pertandingan. 7. Penyusunan alat/perlengkapan yang dibutuhkan. 8. Penyusunan anggaran yang dibutuhkan. B. Periode Pertandingan 1. Melakukan brifing terhadap panitia, umpire (wasit), pencatat skor, petugas lapangan dan kesehatan. 1

9 2. Melaksanakan babak pendahuluan. 3. Melaksanakan pertandingan (divisioning). 4. Menetapkan pemenang. 5. Upacara Penghormatan Pemenang. 6. Pelaporan hasil pertandingan. C. Periode Akhir 1. Melakukan evaluasi kecil terhadap pelaksanaan pertandingan. 2. Mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanan pertandingan (Special Thanks). 3. Memberikan reward terhadap kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanan pertandingan. 4. Menyusun laporan lengkap tentang pertandingan Tenis Meja yang telah dilaksanakan kepada pengurus Pengda/PP SOIna. D. Divisioning 1. Pastikan bahwa atlet dalam kelompok usia (Youth, Junior, Senior, Master, Senior master), jenis kelamin dan kemampuan yang sama. (Age,sex,abilitiy) 2. Dalam satu (1) divisi jumlah atlet maksimal 8 orang minimal 3 orang. 3. Untuk menetapkan divisioning maka diadakan terlebih dahulu babak pendahuluan. 4. Setelah mendapatkan atlet dalam divisinya,maka diadakan pertandingan sesungguhnya. PROGRAM LATIHAN Contoh Program Latihan Tenis Meja selama 8 Minggu (Rekomendasi SOI) Materi Latihan untuk Atlet Pemula selama Program Pelatihan 8 Minggu : Latihan 1 : Pengenalan umum kepada peralatan, pegangan bat 2

10 yang benar dan teknik dasar. Latihan 2 : Latihan teknik pukulan forehand. Latihan 3 : Latihan teknik pukulan backhand. Latihan 4 : Latihan teknik pukulan forehand dan backhand serta langkah-langkah kaki yang tepat. Latihan 5 : Penekanan latihan pada pukulan-pukulan cepat dan simulasi. Latihan 6 : Latihan teknik pukulan forehand dan backhand. Latihan 7 : Pemahaman peraturan,simulasi dan uji coba. Latihan 8 : Simulasi dan uji coba menghadapi pertandingan resmi. Materi Latihan untuk Atlet Junior selama Program Pelatihan 8 Minggu : Latihan 1 : Umpan balik dan pengulangan teknik dasar. Latihan 2 : Penekanan latihan pada langkah kaki dan gerakan serta drills pukulan-pukulan bola. Latihan 3 : Latihan pukulan teknik dasar. Latihan 4 : Latihan pukulan teknik dasar. Terutama pukulan forehand dan backhand. Latihan 5 : Penekanan latihan pada pukulan-pukulan cepat dan simulasi. Program latihan ini merupakan contoh-contoh saja, anda diharapkan menjadi pelatih yang lebih kreatif dan inovatif dalam mempersiapkan latihan atlet anda. III. TEKNIK DASAR TENIS MEJA A. Mengajarkan Serve Sederhana Pada awalnya anda perlu mengajarkan atlet SOIna melakukan serve topspin dan backspin dengan menggunakan backhand maupun forehand. Keempat serve ini bukan hanya berguna dalam permainan akan tetapi juga akan berguna saat mereka melakukan latihan rally. 3

11 Pastikan anda telah menjelaskan perbedaan antara topspin dan backspin sebelum mengajarkan berbagai serve ini. Begitu pula pastikan mereka mengerti aturan dari serve. Setelah diberikan contoh anak diminta berlatih melakukan serve di meja. Pada saat ini mereka jangan diminta melakukan rally. Seseorang akan melakukan serve dimana yang lainnya akan menangkap bola dan akan melakukan serve juga. Berikan mereka target untuk mereka capai, apakah itu jumlah serve yang bagus secara berurutan ataupun target pukulan di atas meja. Sebagian anak akan mengalami kesulitan melakukan pelemparan bola setinggi 6 inci dan melakukan serve yang bagus. Untuk me-reka anda bisa membantu dengan cara mengarahkan tangan mereka dalam melakukan serve. Namun pelemparan bola sebaiknya dilakukan sendiri oleh si anak. Kelemahan satu satunya dari multiball adalah bahwa instruktur berlaku sebagai pemberi bola. Namun pemain tersebut akan memukul jauh lebih baik jika diberi bola oleh instrukturnya dibandingkan jika ia harus berhadapan dengan pemain lainnya dalam permainan. Ini mungkin tetap ada gunanya. Terlebih karena metode ini memberi pemain kesempatan sebelum bermain melawan yang lainnya. Yang bermanfaat adalah hal di bawah ini : Setiap anda akan memperkenalkan pukulan baru awalilah dengan memberi contoh sehingga atlet dapat melihat yang seharusnya mereka lakukan. Minta atlet berbaris dan secara bergantian satu per satu bermain multiball dengan coach. Di sini akan sangat baik jika terdapat lebih dari 1 coach agar pemain lebih banyak berlatih dibanding menunggu giliran. Setelah setiap atlet telah berlatih memukul, minta mereka mulai bermain di meja. Kemungkinan mereka masih tetap akan memukul bola kesana kemari tetapi mereka akan berkembang dibanding sebelumnya. 4

12 Dengan latihan mereka akan dapat memukul dengan lebih baik dan berjalan dengan waktu mereka akan mengejutkan anda dengan kemahiran mereka. B. Mengajarkan The Grip/Menggenggam Grip/Genggaman yang paling dominan dalam tenis meja saat ini, yang digunakan oleh lebih dari 90% pemain Amerika adalah Grip Shakehands/Jabat Tangan. Grip ini sangat popular dan akan diajarkan di sini. Ini merupakan grip paling fleksibel dan popular di dunia. Atlet sangat disarankan menggunakan grip ini kecuali mereka sudah memiliki kebiasaan dengan pilihan grip lain. Grip adalah pelajaran pertama yang perlu dilakukan untuk atlet anda. Suruhlah atlet anda berdiri di sekeliling dinding dan perlihatkan cara melakukannya. Kemudian giliran atlet untuk mencobanya. (Diasumsikan semua atlet memiliki bat). Periksa setiap Grip/genggaman, perbaiki dimana perlu. Bahkan atlet yang paling sulit koordinasinya dapat melakukan Grip yang benar dan coach harus mengakuinya. Grip Jabat Tangan Untuk dapat memeriksa Grip, tentu anda perlu mengetahui cara melakukannya sendiri. Grip ini mudah sekali dipelajari. Demikian caranya : Mulailah dengan berjabat tangan dengan tangkai bat. Kini luruskan jari telunjuk anda di sepanjang bagian bawah permukaan bat. Ini akan menambah stabilitas dari bat. Kini periksalah ibu jari anda. Ia haruslah berada di bagian bawah bat, berseberangan dengan jari telunjuk anda. Kuku ibu jari haruslah sejajar dengan bat. Bagian yang 5

13 lembut dari ibu jari tidak boleh menyentuh permukaan bat. Kini periksalah posisi kebengkokan ibu jari dan jari tengah. Permukaan bat haruslah terletak sedikit lebih dekat dari jari telunjuk tetapi bukan dekat ibu jari. Penempatan tepatnya bisa saja bervariasi. Dengan grip ini kini terdapat 2 jangkar - ibu jari dan jari telunjuk dan ketiga jari dikelilikng tangkai/handlenya. Selain itu jari tengah membantu menahan berat dari bat. Dengan jari jari di posisi yang benar, bat akan sangat stabil. Pada saat memukul dengan cara back hand, ibu jari akan memberikan dukungan yang kuat; saat memukul dengan forehand, jari telunjuklah yang melakukannya. Segera setelah atlet menguasai Grip dengan baik, anda akan siap untuk memulai! C. Mengajarkan Spin Hal yang sangat membedakan tenis meja dengan olah raga lainnya adalah Spin. Banyak olah raga bola menggunakan Spin, tetapi tidak sebanyak yang ada di tenis meja. Di tingkatan yang lebih tinggi Spin menjadi sedemikian ekstrim sehingga sulit dibayangkan oleh mereka yang tidak berpengalaman dalam hal ini. Pada tingkatan yang lebih rendah Spin tidaklah sedemikian penting. Hanya ada 2 macam Spin yang digunakan : topspin/spin ke depan dan backspin/spin ke belakang. Tidak satupun banyak digunakan. Namun tanpa pengetahuan dan kemampuan menggunakan Spin, tidak seorangpun (termasuk anak-anak) dapat mengembangkan kecintaan terhadap permainan ini. Jika anda memukul bola sehingga bagian atasnya berputar menjauhi anda (dan bagian bawahnya berputar ke arah anda), anda menghasilkan topspin. Topspin digunakan pada hampir setiap pukulan menyerang. Bola yang dipukul dengan topspin akan lebih cepat jatuh dibandingkan tanpa topspin. Hal ini memungkinkan bola jatuh di atas meja walaupun bola tersebut dipukul dengan keras. Tanpa topspin, hampir semua pukulan keras akan mematikan. Backspin adalah kebalikan dari topspin. Bila anda memukul bola 6

14 hingga bagian atasnya berputar ke arah anda (dan bagian bawahnya berputar menjauhi anda), anda menghasilkan backspin. Backspin pada dasarnya adalah Spin untuk pertahanan, digunakan agar bola dapat lebih lurus dan terkendali. Hal ini melambungkan bola - atau jika gravitasi bumi menariknya, akan membuatnya jatuh. Keduanya saling menyeimbangkan, sehingga bola akan berjalan lurus. Hal ini tidak akan baik jika anda memukul bola dengan keras. Bola akan berjalan terus dengan backspin yang membuatnya sulit jatuh. Namun dengan membuat bola berjalan secara garis lurus, bola akan berjalan pas di atas net dalam waktu lebih lama. Hal ini mempermudah untuk mempertahankan bola rendah dan menghindarkan lawan main untuk melakukan «smash» terhadap bola tersebut. Atlet tidaklah perlu mengetahui semua teori tentang Spin. Sudah cukup jika anda menjelaskan bahwa topspin membuat bola jatuh dan backspin memperlambat bola tersebut. Kemudian anda dapat menjelaskan bagaimana menghasilkan Spin, yang mana yang digunakan untuk pukulan mana dan bagaimana menangani spin yang berbeda beda. Topspin dihasilkan dengan cara memukul bola dengan gerakan ke atas. Semakin anda goyangkan bolanya, semkain banyak spin yang anda dapatkan. Tunjukkan caranya dengan satu tangan (yang bebas tidak pegang bat) memegang bola dan tunjukkan stroke/usapan topspin dan kontak dengan bat di tangan anda. Atlet akan bisa melihat bagaimana spin dihasilkan. Ini akan diperdalam di Bab forehand dan backhand. Backspin dihasilkan dengan cara yang sama tetapi dengan gerakan ke bawah. Hal inipun dapat ditunjukkan pada anak anak dengan memegang bola dan menunjukkan stroke dan contact. Hal ini akan diperdalam dalam bab Push. Untuk mengembalikan bola dengan spin, anda perlu melakukan kompensasi. Contohnya: untuk mengembalikan bola backspin, anda harus berupaya mengkompensasi spin, jika tidak, bola akan jatuh di net. Untuk mengembalikan bola dari topspin, anda harus berupaya mengarahkan bola ke bawah, jika tidak bola akan keluar. Spin juga digunakan pada saat Serve. Untuk anak anak, yang terbaik adalah fokus 7

15 pada Serve topspin dan backspin sederhana. Andalah yang memutuskan apa yang bisa dilakukan oleh si anak dan kemudian ajarkan dia yang ingin dan mampu dipelajarinya. D. Multiball/Bola Multi Salah satu permasalahan dalam mengajarkan tenis meja pada atlet SOIna adalah bahwa mereka tidak memiliki kontrol bola untuk bermain. Karena tidak satupun yang dapat mempertahankan bola, maka tidak satupun dapat berlatih dengan baik. Akan lebih baik jika mereka bermain dengan pemain yang kuat yang dapat mempertahankan bola ke satu titik sehingga pemain dapat berkonsentrasi pada satu pukulan. Namun hal ini biasanya sulit. Lebih banyak pemain muda dari pada pemain yang baik. Namun ada satu cara untuk belajar - multiball. Untuk melakukan multiball, anda harus memiliki satu ember penuh bola. Seseorang (diawali oleh instruktur, walau nantinya anak-anak akan belajar melakukannya) memberikan bola pada anak yang berlatih. Ia melakukannya dengan memukul bola dengan batnya dengan cara apapun kearah pemain yang telah menunggu. Ember diletakkan di atas meja dekat dengan net dan si pemberi bola berdiri di sebelah kiri meja (sebelah kanan jika instruktur adalah kidal) Si pemberi bola dapat mengendalikan pukulannya dengan lebih baik dibandingkan jika ia harus menangani pukulan tak terarah dari atletnya. Ia dapat menyesuaikan dengan kecepatan dan tingkat kemahiran dari setiap pemain. Kelemahan satu satunya dari multiball adalah bahwa instruktur berlaku sebagai pemberi bola. Namun pemain tersebut akan memukul jauh lebih baik jika diberi bola oleh instrukturnya dibandingkan jika ia harus berhadapan dengan pemain lainnya dalam permainan. Ini mungkin tetap ada gunanya. Terlebih karena metode ini memberi pemain kesempatan sebelum bermain melawan yang lainnya. Yang bermanfaat adalah hal di bawah ini : 1. Setiap anda akan memperkenalkan pukulan baru awalilah dengan memberi contoh sehingga atlet atlet dapat melihat yang seharus- 8

16 nya mereka lakukan. 2. Minta atlet berbaris dan secara bergantian satu per satu bermain multiball dengan coach. Di sini akan sangat baik jika terdapat lebih dari 1 coach agar pemain lebih banyak berlatih dibanding menunggu giliran. 3. Setelah setiap anak telah berlatih memukul, minta mereka mulai bermain di meja. 4. Kemungkinan mereka masih tetap akan memukul bola kesana kemari tetapi mereka akan berkembang dibanding sebelumnya. Dengan latihan mereka akan dapat memukul dengan lebih baik dan berjalan dengan waktu mereka akan mengejutkan anda dengan kemahiran mereka. IV. PERATURAN TENIS MEJA SPECIAL OLYMPICS Aturan dalam The Official Special Olympics Sports ini diterapkan untuk Pertandingan Tenis Meja Special Olympics. Sebagai sebuah program olahraga International, Special Olympics telah menyusun aturan ini berdasarkan International Table Tenis Competition (ITTF) dan aturan National Governing Body (NGB) untuk pertandingan tenis meja. ITTF atau aturan NGB harus diterapkan kecuali bila ada suatu perselisihan aturan dengan peraturan The Official Spesial Olympics Sports dalam suatu kasus, maka aturan The Official Special Olympics Sports lah yang dipakai. A. Bagian A - Pertandingan 1. Perorangan 2. Ganda 3. Ganda Campuran 4. Pertandingan Kursi Roda 5. Pertandingan Kemampuan Perorangan 6. Ganda Olah Raga Unified (gabungan atlet penyandang cacat dan atlet normal) 7. Ganda Campuran Olah Raga Unified 9

17 B. Bagian B - Fasilitas dan Peralatan 1. Meja a. Meja harus rata permukaannya, berbentuk persegi empat berukuran 2.74 meter (6 kaki) dan meter (4 kaki), yang disangga dengan kaki meja yang kuat dan sama tinggi sehingga meja tenis berada 76 cm di atas permukaan tanah. b. Meja dapat dibuat dari bahan apa saja yang berketebalan tidak kurang dari 22 cm dan tidak lebih dari 25 cm sehingga bola tenis bisa memantul kira-kira 36.5 cm di atas permukaan meja. Garis putih setebal 2 cm dibuat mengelilingi tepi permukaan meja. Garis yang di akhir meja disebut Garis Akhir sedangkan garis yang di sisi disebut Garis Tepi. c. Untuk Pertandingan Ganda, permukaan permainan dibagi dua bagian dengan garis tengah putih setebal 3 mm, dibuat sejajar dengan Garis Tepi; Garis Tengah itu dibuat sedemikian sehingga ruang Permainan benar-benar terbagi dua sama lebar kiri dan kanan. d. Permukaan permainan yang diperbolehkan adalah termasuk tepi atas meja, tetapi tidak termasuk di bawah tepi meja. e. Diagram (Gambar) 10

18 2. Jaring (Net) a. Permukaan permainan terbagi 2 (dua) sama besar oleh sebuah jaring vertical yang dipasang sejajar dengan Garis Akhir. b. Jaring harus mempertimbangkan keberadaan sebuah kawat yang menempel pada setiap sisi jaring tersebut dapat berdiri tegak dengan setinggi cm. c. Jaring tersebut dengan panjang 183 cm dan berdiri setinggi cm di atas permukaan permainan. Dasar dari jaring harus menyentuh permukaan permainan dan ujung jaring menyentuh tepi meja. d. Jaring terdiri dari badan jejaring dan penyangga besi di setiap ujungnya untuk menempelkan ke meja. 3. Bola a. Bola berbentuk bulat dengan diameter 40 mm b. Berat bola 2.7 gram c. Bola terbuat dari bahan plastik dan berwarna putih atau jingga dan matte (tidak mengkilat). 4. Bat a. Bat bisa berbagai ukuran, bentuk dan berat. b. Daun bat terbuat dari kayu tanpa sambungan dengan ketebalan tertentu sehingga kuat. c. Paling tidak 85% dari ketebalan daun bat terbuat dari kayu d. Suatu bahan adesif dilekatkan di daun bat seperti bahan fiberglas atau kertas dipadatkan tetapi tidak lebih tebal dari 7.5% dari ketebalan bat atau 35 mm, yang mana yang lebih tipis. e. Satu sisi dari bat yaitu sisi yang dipakai untuk memantulkan bola-bola, dilapisi dengan bahan karet dengan total ketebalan termasuk bahan adesif tidak lebih dari 2 mm. 11

19 f. Bahan yang menutupi daun bat boleh diperluas tapi tidak melebihi ukuran daun bat, kecuali bagian yang paling dekat dengan jangkauan jari atlet dan dianggap sebagai bagian dari gagang bat. g. Pada saat mulai bertanding dan selama permainan berlangsung, saat akan mengganti bat, seorang atlet harus memperlihatkan bat yang akan digunakan dan membiarkan wa sit memeriksanya. h. Sisi permukaan bat yang diselimuti karet yang tidak diselimuti karet dibuat beda warna: sisi merah dan sisi hitam dan seputar bat dibuat warna putih. Penyimpangan permukaan dan keseragaman warna akan mengakibatkan kecelakaan pemakai. 5. Berbagai Definisi a. Rally adalah sebuah periode di mana bola dimainkan. b. Ret adalah sebuah rally di mana hasilnya tidak dinilai. c. Point adalah sebuah rally di mana hasilnya dinilai. d. Tangan bat adalah sebuah tangan yang memakai bat. e. Tangan bebas adalah tangan yang tidak membawa bat. f. Pemain memukul bola jika ia menyetuhnya dangan batnya, menahannya di tangannya, atau dengan batnya di bawah lengan. g. Pemain menahan bola jika ia membawa bola, menyetuhnya dalam permainan ketika tidak dilemparkan ke permukaan permainan atau di Garis Akhir, disentuh karena terakhir dipakai lawannya. h. Pengawalan (the server) adalah pemain yang pertama kali melakukan pukulan awal untuk memulai rally. i. Penerima (the receiver) adalah pemain yang menerima bola kedua kali dalam sebuah rally. j. Wasit adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi per- 12

20 mainan. k. Apapun yang digunakan pemain dalam permainan, dipergunakan di saat mulainya rally. l. Bola digunakan untuk saling melempar di sekitar jaring Pelemparan bola harus melewati atas jaring dan dikembalikan oleh lawan demikan pula. m. Garis Akhir dianggap dapat diperpanjang di kedua arah. C. Bagian C Aturan Pertandingan 1. Aturan Dasar untuk Perorangan dan Ganda a. Permainan Sebuah permainan akan dimenangkan oleh seseorang atau sepasang pemain yang mencapai nilai 11 poin terlebih dahulu kecuali pada pemain atau pasangan itu sama-sama memiliki 10m poin. Dalam kasus ini, pemenang adalah yang mendapatkan 2 poin lebih dari lawannya. b. Babak Sebuah babak terdiri dari sejumlah ganjil permainan c. Penentuan Akhiran dan Awalan 1) Penentuan dari siapa yang berhak atas awalan atau penerima pertama dalam sebuah babak harus dilakukan dengan pelemparan koin. 2) Pemenang dari pelemparan koin diberikan pilihan untuk melakukan satu hal dari hal-hal di bawah ini : a) Memilih untuk melakukan awalan atau sebagai penerima pertama, dan yang kalah mendapatkan pilihan akhiran. b) Memilih sebuah akhiran, dan yang kalah berhak memilih untuk melakukan awalan atau sebagai penerima yang pertama. 13

21 2. Dalam Ganda, Pasangan yang berhak untuk melakukan awalan pertama dalam permainan harus memutuskan apa yang partnernya harus lakukan : a. Dalam pertandingan per tama dalam babak itu, pasangannya memutuskan pasangan mana yang menjadi penerima pertama. b. Dalam permainan selan jutnya dalam babak itu, pasangannya memutuskan pasangan mana yang menjadi penerima pertama akan secara otomatis berhubungan dengan si pemukul pertama. c. Perubahan Akhiran : Pemain atau pasangan yang memulai suatu akhiran dalam sebuah permainan akan memulai akhiran yang lain dalam permainan selanjutnya di babak itu. Dalam permainan terakhir di babak tersebut, pemain atau pasangan boleh mengganti akhiran ketika satu pemain atau pasangan men dapat nilai 5 poin. d. Permintaan Permainan : 1) Dalam perorangan, si pemukul harus melakukan awalan yang baik, si penerima lalu akan melakukan pengembalian yang baik, kemudian awalan dan penerimaan akan membuat pengembalian yang baik pula. 2) Dalam ganda, si pemukul 14

22 harus melakukan awalan yang baik, si penerima lalu akan melakukan pengembalian yang baik, pasangan dari si pemukul kemudian membuat pengembalian yang baik, pasangan dari si penerima harus melakukan pengembalian yang baik, sehingga setiap pemain secara bergantian akan membuat pengembalian yang baik pula. e. Perubahan Awalan : 1) Setelah setiap 2 poin dicapai, si pemain atau pasangan penerima menjadi pemain yang melakukan awalan dan begitu seterusnya sampai permainan berakhir, kecuali kedua pemain atau pasangan mencapai angka seri poin 10. 2) Ganda : a) Awalan pertama harus dilakukan oleh pasangan yang terpilih yang berhak untuk melakukan awalan, dan harus diterima oleh pasangan dari si pemukul pertama. b) Awalan kedua harus dilakukan oleh si penerima dari pemukul kedua dan harus diterima oleh pasangan si pemukul pertama. c) Awalan ketiga harus dilakukan oleh pasangan dari si pemukul pertama dan harus diterima oleh pasangan dari si penerima pertama. d) Awalan keempat harus dilakukan oleh pasangan dari si penerima pertama dan harus diterima oleh si pemukul pertama. e) Awalan kelima harus dilakukan dan diterima seperti awalan pertama, dan begitu selanjutnya, sampai permainan berakhir dengan pencapaian nilai 11. f) Dalam setiap permainan dari babak ganda, permintaan pertama dari penerimaan harus berlaku se 15

23 baliknya terhadap permainan terdekat. 3) Dari nilai 10-10, pergantian awalan dan penerimaan harus sama, tetapi setiap pemain harus melakukan satu awalan sampai akhir permainan. 4) Pemain atau pasangan yang melakukan awalan dalam sebuah permainan harus menerima pertama dalam permainan berikutnya, begitu selanjutnya sampai akhir babak. f. Di Luar Permintaan dari Awalan, Penerimaan atau Akhiran : 1) Jika karena ketidaksengajaan, pemain tidak mengganti akhiran ketika akhiran harus diubah, permainan harus diinterupsi secepatnya dan pemain harus mengubah akhiran. 2) Jika karena ketidaksengajaan, seorang pemain melakukan awalan atau penerimaan di luar haknya, permainan harus diinterupsi dan dilanjutkan dengan urutan pukulan dan penerimaan yang benar sesuai urutan yang dilakukan di awal babak. 3) Dalam suatu kondisi, semua nilai yang dicapai sebelum kesalahan dianggap sah. g. Awalan yang Baik : 1) Awalan harus dimulai dengan bola diletakan di telapak tangan bebas, yang tetap terbuka dan rata, dengan jari jemari merapat dan ibu jari sedikit terbuka. 2) Tangan bebas dan bat harus di atas permukaan per mainan dari saat akhir di mana bola berada di telapak tangan bebas sampai bola dipukul saat awalan. 3) Si pemukul harus mengayun bola ke atas dengan tangan tanpa melakukan putaran, sehingga bola sedikit melambung ke atas sekitar 16 cm setelah lepas dari telapak tangan bebas. 4) Setelah bola sedikit melambung maka si pemukul ha- 16

24 rus memukul bola dengan bat sampai bola meyentuh tempat permainannya kemudian melambung melewati jaring dan mendarat si tempat penerima. 5) Dalam Ganda, bola harus menyentuh dengan baik di setengah tempat permain bagian kanan si penerima. 6) Bila dalam awalan, seorang pemain gagal memukul bola dalam permainan, ia akan kehilangan poin. 7) Bila bola dipukul dalam awalan, bola harus berada di belakang Garis Akhir dari tempat si pemukul atau di tempat bayangan perpanjangannya, tetapi tidak lebih jauh dari badan/lengan/kepala/kaki si pemukul, yang mana yang lebih jauh dari jaring. 8) Di mana ada pelanggaran dari awalan baik yang dimintakan, tidak ada peringatan yang harus diberikan dan 1 poin harus segera diberikan pada lawan : a) Kecuali seseorang asisten wasit telah ditunjuk, seorang juri, pada babak pertama, bila ada hal-hal yang meragukan maka pertandingan harus diinterupsi dan diberikan peringatan pada si pemukul tanpa pemberian nilai. Bila pada kesempatan lain pada gilirannya di babak yang sama, pemain yang sama juga mengalami keraguan awalan, maka pemain itu kehilangan 1 poin. b) Pengamatan yang teliti dari metode awalan mungkin diabaikan (bila wasit mengenalinya sebelum permainan dimulai) hal ini diterapkan untuk mencegah terjadinya ketidakmampuan secara fisik. h. Pengembalian yang Baik : 1) Bola yang telah dipakai sebagai awalan atau pengembalian dalam permainan, sehingga mengenai jaring atau melampauinya kemudian menyentuh tempat la- 17

25 wan, baik langsung maupun setelah menyentuh jaring. 2) Jika bola, setelah dilakukan awalan atau pengembalian dalam permainan, kembali melambung dengan kekuatan penuh sehingga menyentuh tempat lawan. i. Bola dalam Permainan : Bola harus dalam permainan dari saat sebelum dilakukan awalan sampai menyentuh sesuatu selain permukaan permainan, jaring, atau tangan pemegang bat atau lengan di bawahnya atau rally dianggap pelanggaran atau sebuah poin dicapai. j. Pembiaran : Dalam sebuah rally diperbolehkan sebagai berikut : 1) Jika bola dipukul pada awalan kemudian menyentuh sekitar jaring. 2) Awalan dilakukan ketika, dalam pendapat wasit, pemain penerima atau pasangan tidak siap, karena baik penerima maupun pasangannya berniat memukul bola. 3) Jika, dalam pendapat wasit, kesalahan dalam melakukan awalan atau pengembalian yang baik atau menuruti aturan untuk mengganggu daerah kontrol pemain. 4) Jika diinterupsi untuk koreksi atas kesalahan dalam permintaan atau akhiran permainan. 5) Jika permainan terganggu, dalam pendapat wasit, mempengaruhi rally. k. Hilangnya Nilai : Kecuali rally, pemain akan kehilangan nilai bila : 1) Pemain gagal melakukan awalan yang baik. 2) Pemain gagal melakukan pengembalian yang baik. 3) Pemain mengeluarkan bola. 4) Pemain memukul bola dengan sisi daun bat yang salah. 5) Pemain menggerakan permukaan permainan dengan apa yang dipakainya. 18

26 6) Pemain menyentuh permukaan permainan selama bola sedang dalam permainan. 7) Pemain menggerakkan jaring dengan apa yang dipakainya. 8) Dalam ganda, bila pemain memukul bola di luar gilirannya, kecuali ada kesalahan dalam permintaan permainan. 3. Modifikasi untuk Pertandingan Kursi Roda a. Semua pemain harus menggunakan kursi roda 1) Bantalan alas duduk dapat berbagai ukuran dan bahan, seperti kombinasi dari karet. 2) Kursi Roda tidak boleh memakai sandaran belakang. b. Meja tidak boleh memiliki penghalang fisik yang dapat merintangi gerakan si pemain lawan. c. Dalam awalan si penerima diminta untuk mengembalikan bola dengan baik. Bagaimanapun, bila pukulan bola si penerima tidak menyeberang garis atau belum terpantul kedua kali pada sisi permukaan permainannya, awalan tersebut dianggap baik. Dalam awalan satu kelas dan dua pemain, tidak diperkenankan memegang bola dengan tangan bebasnya. Mengabai kan metode ini, tidak boleh ada putaran yang diberikan ke bola. Tanggung jawab masih ada di tangan pemukul untuk mengawali bola sehingga legalitas pukulan tersebut dianggap baik. d. Pemain kursi roda boleh menyentuh permukaan permainan dengan tangan bebasnya selama permainan tanpa kehilangan nilai, bagaimanapun, mereka menggunakan tangan bebasnya pada meja untuk menyangga ketika memukul bola, permukaan permainan tidak bergerak. e. Kaki pemain lawan tidak boleh menyentuh lawan lantai selama permainan berlangsung. f. Pemain lawan tidak boleh berdiri dari atas kursi roda selama 19

27 permainan berlangsung. g. Dalam awalan Ganda, bola mungkin meninggalkan garis tepi penerima lebih dari setengah lapangan. Pengawalan harus melaku kan awalan yang baik, dan penerima harus melakukan pengembalian yang baik pula. Kursi roda pemain tidak boleh menonjol dari bayangan perpanjangan Garis Tengah Meja. Bila terjadi demikian maka wasit harus memberikan nilai kepada pasangan lawan. 4. Pertandingan Kemampuan Perorangan a. Kemampuan menggunakan Tangan (Hand Bounce) : Atlet menggunakan satu atau dua tangan untuk memantulkan bola ke meja untuk selama 30 detik. Atlet harus menangkap atau melempar bola dan bernilai 1 poin setiap bola menyentuh tangannya. Kalau atlet kehilangan kontrol bola, berikan lagi bola lain untuk melanjutkan pertandingan. b. Kemampuan menggunakan Bat (Racket Bounce) : Atlet diberi nilai 1 poin untuk setiap kali ia menggunakan bat untuk memantulkan bola ke udara selama 30 detik. Jika atlet kehilangan kontrol bola, berikan lagi bola lain untuk melanjutkan pertandingan. c. Voli Tangan Depan (Forehand Volley) : Atlet berdiri disisi meja dengan pemain lain (pemberi umpan) disisi lain. Menggunakan 5 bola, si pemberi umpan memukul bola ke sisi depan tangan atlet. Nilai 1 poin bila si pemain bisa mengembalikan bola ke sisi meja pemberi umpan. Bola harus harus menyentuh meja sebagai tanda ia menerima 1 poin. Atlet mendapat 5 poin bila pukulannya dapat menyentuh kotak awalan d. Voli Tangan Belakang (Backhand Volley) : Sama dengan Forehand Volley kecuali si pemberi umpan melontarkan bola kearah sisi belakang tangan atlet. 20

28 e. Awalan (Serve) : Atlet harus melakukan awalan dengan 5 bola dari sisi kanan meja dan 5 bola dari sisi kiri meja. Bola yang mendarat di kotak awalan akan dihitung sebagai 1 poin. f. Nilai Akhir : Nilai Akhir pemain dihitung dengan menambahkan seluruh nilai yang dicapainya dari 5 pertandingann dalam Pertandingan Kemampuan Perorangan. 5. Ganda dan Ganda Campuran Olah Raga Unified a. Setiap tim Olah Raga Unified terdiri dari satu atlet dan satu partner. b. Setiap tim menentukan sendiri awalannya. D. Pertandingan untuk Atlet dengan Kemampuan Rendah : 1. Awalan dengan target : Atlet harus melakukan awalan 5 bola dari sisi kanan meja dan 5 bola dari sisi kiri meja. Bola yang mendarat di kotak awalan akan diberi 1 poin. 2. Kemampuan menggunakan Bat : a. Menggunakan Bat, atlet diminta untuk memukul bola ke atas udara sebanyak mungkin selama 30 detik. b. Jika atlet kehilangan kontrol bola, boleh diberikan bola lain untuk melanjutkan pertandingan. c. Atlet diberikan 30 detik kedua. Nilai tertinggilah dari 2 kesempatan itu yang akan dicatat sebagai nilainya. 3. Tembakan Balik (Retrun Shot) : a. Atlet berdiri pada satu sisi meja dengan seorang official yang berlaku sebagai pemberi umpan di sisi lain meja. b. Pemberi umpan melempar bola ke sisi depan tangan atlet. c. Satu poin diberikan kepada atlet bila ia berhasil mengembalikan bola pada sisi meja pemberi umpan. Bola harus 21

29 menyentuh meja supaya mendapatkan nilai. Jika bola mengenai jaring dan jatuh ke meja atlet lagi, tidak ada nilai yang diberikan. d. Atlet diberikan 5 poin untuk pengembalian bola yang tepat di kotak awalan. Dalam hal ini, atlet tidak menerima tambahan poin yang biasanya diberikan ketika bola jatuh di sisi meja si pemberi umpan. e. Atlet diminta untuk mengembalikan 5 bola. f. Nilai maksimal yang dapat diterima adalah 25 poin. V. INDIVIDUAL SKILLS COMPETITION A. Ketentuan-ketentuan Individual Skills Competition Tenis Meja 1. Hand Bounce Atlet menggunakan salah satu telapak tangannya untuk memantul-mantulkan bola di atas meja tenis selama 30 detik. Setiap sentuhan bola dengan telapak tangan atlet mendapatkan 1 (satu) nilai. Jika bola keluar/jatuh maka beri ia bola yang lain dan melanjutkan gerakannya. 2. Racket Bounce Atlet mendapatkan 1 (satu) nilai bila bat yang digunakannya dipantulkan dengan bola di udara selama 30 detik. Jika bola keluar/jatuh, ia boleh mengambil bola yang lain dan melanjutkan gerakannya. 3. Forehand Volley Atlet berdiri di sisi kanan meja dan pengumpan di sisi meja yang lain. Memakai 5 buah bola, pengumpan memberikan bola ke sisi forehand atlet. Atlet mendapat satu nilai untuk pengembalian bola yang benar ke pengumpan di sisi meja yang lain. Bola harus menyentuh meja untuk dihitung sebagai nilai. Atlet mendapatkan nilai 5 untuk setiap pantulan di dalam kotak service. 4. Backhand Volley Sama dengan forehand volley kecuali pengumpan mengirim bola 22

30 ke arah backhand atlet. 5. Serve Atlet melakukan 5 x serve dari sisi kanan meja dan 5 x serve dari sisi kiri meja. Setiap bola menyentuh di dalam kotak serve akan mendapatkan satu nilai. 6. Final Score Seorang pemain mendapatkan nilai keseluruhan dari hasil nilai di setiap keterampilan yang ia lakukan di dalam Individual Skills Competition. B. Ketentuan-ketentuan Pertandingan untuk Atlet Berkemampuan Rendah (Lower Ability Level) Cabang Olahraga Tenis Meja 1. Target Serve : Atlet diberi kesempatan serve 5 bola dari sisi kanan dan kiri meja. Setiap bola masuk kotak serve akan dihitung 1 (satu) nilai. 2. Racket Bounce : a. Menggunakan bat, atlet berkesempatan memantul-mantul kan bola ke udara selama 30 detik. b. Bila atlet lepas kontrol dengan bola, petugas boleh memberikan bola yang lain dan melanjutkan gerakannya. c. Atlet diberikan waktu 2 x 30 detik. Nilai tertinggi dari dua babak itu akan dicatat sebagai hasil. 3. Return Shot : a. Atlet berdiri disalah satu sisi meja, dengan petugas yang bertindak sebagai pengumpan di sisi yang berlawanan. b. Pengumpan memberikan bola kearah forehand atlet. c. Satu nilai diberikan kepada atlet jika ia berhasil mengembalikan bola ke pengumpan. Bola harus menyentuh meja untuk satu nilai yang dihitung. Jika bola menyentuh net dan kembalikan bola ke atlet, tidak ada nilai yang diberikan. 23

31 d. Atlet mendapatkan 5 (lima) nilai untuk pengembalian bola ke dalam kotak serve, atlet berkesempatan untuk mengembalikan sebanyak 5 (lima) bola. e. Nilai maksimum dapat mencapai 25 nilai. Nama atlet LOWER ABILITY COMPETITION TABLE TENNIS : Kelompok Umur : No Jenis Ketrampilan Waktu /Kesempatan Nilai Target Serve a. Right 5 bola b. Left 5 bola Racquet Bounce Return SHOT Jumlah 30 detik 30 detik 5 bola, Pencatat ( ) Nama Jelas 24

32 INDIVIDUAL SKILLS COMPETITION TABLE TENNIS Nama atlet : Kelompok Umur : No Jenis Keterampilan Waktu /Kesempatan Nilai 1 Hand Bounce 30 detik 2 Racket Bounce 30 detik 3 Forehand Volley 5 bola 4 Backhand Volley 5 Bola 5 Serve a. Right 5 bola b. Left 5 bola Jumlah Nilai, Pencatat Nama Jelas VI. MENGAJARKAN PERATURAN PERMAINAN Banyak sekali kesalahfahaman yang terjadi tentang aturan permainan tenis meja dan atlet anda mungkin mengetahui sedikit banyak soal ini tetapi belum tentu sesuai dengan aturan yang berlaku. Jelaskan aturannya pada mereka sesederhana mungkin, sebanyak mungkin memberi contoh dibandingkan dengan hanya membacanya. Dibawah ini adalah hal hal penting yang perlu dijelaskan. Sangatlah penting agar anak benar benar mengerti aturan main dengan benar. Hal ini memberikan mereka kerangka berpikir yang benar. Tanpa ini mereka akan selalu berargumentasi setiap ada ketidaksesuaian tentang aturan permainan. Pastikan aturan main jelas sejak awal! A. Scoring : 1. Permainan terdiri dari 11 poin : a. Permainan harus dimenangkan dengan selisih 2 poin 25

33 b. Serve selalu bergantian tiap 2 poin kecuali terjadi deuce (jika bergantian setiap poin) c. Permainan tidak akan berhenti saat 7-0 atau saat score lainnya kecuali 11 atau deuce B. Serving : 1. Bola harus dipegang dengan tangan yang terbuka, dengan ibu jari yang bebas 2. Bola harus dilempar ke atas setidaknya 6 inci. Net setinggi 6 inci dan dapat digunakan sebagai pembanding. 3. Bola harus dipukul saat bola tersebut dalam posisi menurun 4. Contact harus dilakukan di atas ketinggian meja, di belakang garis akhir atau lingkaran luarnya. 5. Let Serve (serve yang mengenai net tetapi jatuh di bagian lain dari meja) akan di ambil alih. Anda dapat melakukan let serves sebanyak-banyaknya tanpa mengurangi poin anda. C. Rallying : 1. Anda tidak diperbolehkan melakukan volley (memukul bola sebelum jatuh di meja bagian anda). 2. Rally akan berjalan terus hingga salah satu gagal mengembalikan bola. 3. Anda tidak diperbolehkan menggeser atau menyentuh meja dengan tangan anda yang tidak memegang bat. 4. Untuk memulai permainan, seorang pemain menyembunyikan bola di balik tangannya di bawah meja sementara pemain lainnya berupaya menebak bola tersebut berada di tangan yang mana. Pemenang dapat memilih hendak melakukan serve atau menerima terlebih dahulu (atau memilih sisi meja yang mana). 26

34 DAFTAR PUSTAKA 1. Special Olympics Sport Summer Rules, edisi revisi tahun Table Tennis 3. Naskah Coaching Clinic Tenis Meja SOIna tahun

35 PENGURUS PUSAT SPECIAL OLYMPICS INDONESIA Gedung DNIKS, Lt. 3 Jl. Tanah Abang Timur No. 15, Jakarta Indonesia Telp Fax Website: ISBN