Makalah amal usaha Muhammadiyah di bidang kesehatan

MUHAMMADIYAH.OR.ID, DEMAK — Salah satu amal usaha Muhammadiyah yang kini berkembang pesat dan memiliki manfaat yang luar biasa di masyarakat ialah amal usaha bidang kesehatan. Dalam meninjau layanan kesehatan yang dibangun oleh Muhammadiyah, setidaknya terdapat empat nilai praksis kesehatan yang disampaikan Haedar Nashir.

Pertama, nilai praksis al Maun, yakni menghadirkan amal-amal nyata yang melembaga. Artinya, memberikan akses kesehatan bagi siapapun tanpa memandang latar belakang agama, ras, suku, dan golongan manapun. Selama ini QS. Al Maun yang bergerak dalam kesadaran sosiologis tidak berdampak nyata kecuali mendapat pahala bagi yang membacanya.

“Di tangan seorang Dahlan berubah menjadi ayat transformatif, menjadi ayat perubahan, yang membawa pada kemajuan. Itulah nilai praksis Al Maun, bukan hanya pada pemahaman namun juga pada pengamalan,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sambutan peresmian Gedung Utama RS Hj. Fatimah Sulhan PKU Muhammadiyah Demak pada Sabtu (10/04).

Kedua, nilai praksis al Umran, yakni menghasilkan usaha-usaha untuk membangun kemakmuran umat dan masyarakat luas. Nilai ini menurut Haedar berarti Muhammadiyah ingin memakmurkan masyarakat lewat jalur kesehatan yang mudah diakses. Kesehatan fisik dapat menjadi modal utama dalam melakukan perubahan di tubuh masyarakat, dan kemakmuran memberikan daya tawar untuk berkompetisi dengan bangsa lain.

“Manusia yang sehat, dia akan bisa berniaga, menjalani kehidupan secara normal. itulah sumber kemakmuran. Di tangan kami, dan umat Islam, perwujudan dari fungsi kekhalifahan, yaitu berusaha menjadikan bumi ini makmur, tidak berhenti pada pemahaman ilmu dan teori tapi harus jadi kenyataan,” terang Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.

Ketiga, nilai praksis al Taawun, yakni bekerjasama dengan siapapun dalam hal kebaikan dan ketakwaan, bukan dalam dosa dan permusuhan. Haedar mengklaim Muhammadiyah telah menjalankan nilai etos taawun ini dengan menghadirkan berbagai varian pelayanan kesehatan. Dalam pengembangannya, melibatkan unsur-unsur lain sebagai bentuk kerjasama dan persatuan.

“Muhammadiyah bekerjasa dengan pemerintah, komponen bangsa yang lain, kelompok masyarakat, tidak lain semua bentuk kerjasama ini untuk membentuk kehidupan yang lebih baik. Kita juga berharap pada pemerintah sebagai milik semua bangsa, harus berdiri tegak membangun kerjasama dengan semua, tanpa diskriminasi,” kata Haedar.

Spirit taawun juga mengindikasikan bahwa semua elemen bangsa baik di pemerintahan maupun masyarakat yang lebih luas, dilarang memproduksi konten-konten yang berisi kebencian dan permusuhan. Perpecahan elemen bangsa akibat ulah segelintir orang hanya akan menjerumuskan negeri ini pada kehancuran.

Keempat, nilai praksis al Islah, yakni semangat membangun untuk mewujudkan kemaslahatan umum. Etos membangun ini telah menjadi urat nadi Muhammadiyah di berbagai pelosok negeri. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

“Inilah semangat Muhammadiyah yang insyaAllah akan terus kami ikhtiarkan sebagai bagian dari komitmen Muhammadiyah yang untuk mendirikan Republik ini, dan menghadirkan solusi ketika negara ini mendapatkan masalah. Yang tidak kami tidak bisa itu melakukan sendirian, kami butuh kelompok lain untuk bekerjasama,” tutur Haedar.

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 11 are not shown in this preview.

MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG KESEHATAN

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan 2

Yang diampu oleh Bapak Drs.H,Rasyid,M.Pd.I

Makalah amal usaha Muhammadiyah di bidang kesehatan

OLEH ;

1)    ESTI OKTAVIA                                 :15320070

2)    FELZIA RANEZA                             :15320044

3)    NIDA SOFIYAH RAMADANI           :15320047

4)    NI PUTU CANDRA KUSUMA         :15320059

5)    FITRI  RATNA SARI                        :12320024

6)    SARA VISIA AGUSTIN                   :153200

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

MEI 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan dapat dibaca oleh semua pihak ataupun kalangan.

Makalah Ini disusun dengan berbagai sumber yaitu media cetak, media elektronik dan berbagi media pendukung lainnya. Makalah ini dibuat dengan berbagai tujuan yaitu sebagai tugas kuliah KEMUHAMMADIYAHAN 2. Penyusunan makalah ini berusaha merangkum semua yang berhubungan dan memberikan gambaran bahan kuliah dengan harapan agar semua mahasiswa lebih dapat memahami. Penyusun mohon maaf kepada semua pihak yang karanganya kami salin, teriring rasa tanggung jawab akan maksud untuk mengutip media yang ada.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini berguna bagi semuanya. Serta kami sebagai tim penyusun  mohon maaf apabila terdapat kata, atau hal yang kurang tepat bahkan salah. Dan akhirnya kami mohon sumbangan pemikiran dari pembaca semua demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

                                                Metro,mei  2016


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Islam menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang. Sebagaimana Firman Allah yang terdapat dalam Q.S. Al Baqarah : 168 yang artinya “wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu.” (Q.S.Al-Baqarah: 168)

Anjuran Islam untuk bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan di pandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya, dan Islam sangat menekankan Kesucian atau Al-thaharah, yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit sering kali berasal dari lingkungan yang kotor.

1.2  Tujuan Masalah

A.    Apa yang dimaksud muhammadiyah dalam bidang kesehatan

B.    Sistem pelayanan kesehatan dalam muhammadiyah

C.   Majelis dan Kesehatan lingkungan hidup

1.3  Rumusan Masalah

A.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Muhammadiyah dalam bidang kesehatan

B.    Dapat mengetahui system pelayanan kesehatan dalam muhammadiyah.

C.   Untuk lebih mengetahui usaha yang telah dilakukan majelis kesehatan lingkungan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Muhammadiyah dalam Bidang Kesehatan

            Dengan misi sebagai penggerak terwujudnya, masyarakat dan lingkungan hidup yang sehat, Aisiyah mengembangkan pusat kegiatan pelayanan dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup melalui pendidikan. Saat ini Aisiyah telah mengelola dan mengembangkan 10 RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak). 29 klinik bersalin,232 BKIA/posiyandu dan 35 Balai Pengobatan yang tersebar di seluruh Indonesia.

 Beberapa program kesehatan yang di kembangkan antara lain: peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau di rumah sakit,Rumah Bersalin,

Balai pengobatan,Balai kesehatan ibu dan anak yang di kelola oleh Aisyah serta menjadikan unit-unit kegiatan tersebut sebagai agent of development yang tidak hanya sebagai tempaat mengbati orang sakit, tetapi mampu berperan secara optimal dalam mengobati lingkungan masyarakat.Aisiyah melalui Majelis Kesehatan dan Lingkungan Hidup juga melakukan kampanye peningkatan kesadaran masyarakat dan penanggulangan penyakit berbahaya dan menular,penanggulangan HIV/AIDS dan NAPZA bahaya merokok dan minuman keras,dengan menggunakan berbagai pendekatan dan bekerja sama dengan berbagai pihak, meningkatkan pendidikan, dan perlindungan kesehatan reproduksi perempuan,menyelenggarakan pilot project system pelayanan terpadu antara lembaga kesehatan,dakwah social dan terapi psikologi islam.

B.    SISTEM PELAYANAN KESEHATAN ISLAMI

Pelayanan kesehatan yang sudah dibangun oleh Muhammadiyah cukup banyak seperti  tersebut di atas, sehingga sudah selayaknya Muhammadiyah memiliki sistem pelayanan kesehatan Muhammadiyah. Sistem Pelayanan Kesehatan terdiri dari struktur dan fungsi, untuk struktur tediri dari unsur pembentuk struktur, sedang fungsi adalah unsur pembentuk fungsi. Berdasarkan ide dan sejarah berdirinya amal usaha Muhammadiyah didirikan oleh pendiri yang berbeda-beda, inilah yang harus didefinisikan. Kemudian untuk unsur pembentuk fungsi, bahwa pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan siapa yang disebut tenaga kesehatan, bisa merujuk pada PP no. 32 tahun 1996, disana disebutkan bahwa yang termasuk tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi, apoteker dan asisten apoteker, perawat dan bidan, radiographer, analis laboratorium, ahli perekam medis, fisioterapis, ahli gizi, dll. Logikanya menjadi pasien adalah menjadi perhatian utama dari para tenaga kesehatan sesuai kewenangan yang melekat pada diri masing-masing profesi, sehingga semua keputusan yang dibuat oleh para tenaga kesehatan didasarkan pada yang paling menguntungkan bagi pasien.

Dengan demikian tidak akan terjadi konflik kepentingan antar tenaga kesehatan, dan pasien akan menikmati pelayanan yang islami sesuai dengan hakekat kemanusiaannya. Rumah sakit adalah institusi yang padat modal, padat karya, padat biaya, padat teknologi, padat resiko, padat kompetensi dan padat pahala, oleh karena itu pasti menjadi padat data dan padat informasi. Pasien yang menjadi pusat objek pelayanan kesehatan merupakan sumber data, sumber informasi, sumber pengetahuan, sumber penyakit, sumber dana, sumber masalah juga sumber pahala.

Sarana kesehatan semacam obat merupakan sumber data yang sangat banyak lantaran macam obat kurang lebih mencapai 15.000 macam, belum lagi atribut obat yang mencapai 22 untuk tiap macam obat menjadikan nyata bahwa obat kaya akan data. Dilihat dari sisi manusia bersumber daya yang ada di rumah sakit, misal untuk rumah sakit yang efisien dimana perbandingan antara jumlah beds dan karyawan mempunyai ratio 1 : < 2, data karyawan dan informasi apa yang harus disajikan setiap saat diperlukan sistem yg baik untuk pengolahan data tersebut yang menghasilkan informasi yang real time dan itu hanya dapat ditolong dengan bantuan computer

Oleh karena itu pengelolaan sumber daya data yang ada di rumah sakit perlu secara efektif dan efisien karena jangan menyebut dirinya memberikan layanan yang berkualitas sebelum dapat membuktikan dengan angka-angka indikator-indikator layanan yang sudah ditentukan dengan informasi yang berkualitas. Kesimpulan perlu dibuat suatu system informasi manajemen maupun klinis untuk mendukung pertanggung jawaban direktur dengan.

1.PELAYANAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH MASA DEPAN

Mengingat amal usaha Muhammadiyah yang sudah terbangun demikian banyak, yang ternyata berbeda satu dengan yang lain bergantung kepada siapa mendirikan, di daerah mana didirikan, budaya apa yang dominan, kekuatan mana yang sangat berpengaruh, bagaimana system regenerasinya, siapa pemimpinnya, dan masih banyak lagi variabel yang mempengaruhinya. Untuk itu usulan pemikiran ke depan model pelayanan kesehatan Muhammadiyah seperti criteria di bawah ini yang memungkinkan pelayanan kesehatan itu akan hidup layak dan berkembang di masa mendatang. Kriteria pelayanan kesehatan Muhammadiyah masa depan adalah sebagai berikut:

1.      Muhammadiyah sebagai pemilik mempunyai sistem kesehatan nasional Muhammadiyah yang dirancang dengan baik dan dapat berjalan sejak dari pusat sampai ke daerah

2.      Statuta yang dibuat sebagai produk hokum, untuk masing-masing daerah agar dapat dimodifikasi sesuai daerah masing-masing tetapi tetap dalam koridor yang ditentukan

3.      Pemimpin yang visioner dan memimpin dengan hati

4.      Ada kesamaan visi antara pemilik, direktur dan komite klinik

5.      Ada manajemen dasar ala Muhammadiyah untuk pelayanan kesehatan yang ada sesuai tipe pelayanan kesehatannya6. Manusia bersumber daya yang ada di rumah sakit dikendalikan perilakunya dengan Sistem Informasi Manajemen dan Klinis,

6.      Kemandirian dalam hal pelayanan artinya mempunyai manusia bersumber daya sendiri, termasuk dokter spesialis

7.      Jaringan sejak dari pusat sampai ke daerah dengan SIM yang terintegrasi, MKKM pusat mampu memonitor dan mengevaluasi langsung.

            2.  HASIL YANG TELAH DI CAPAI MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG          KESEHATAN

      Dalam amal usaha bidang kesehatan, Muhammadiyah telah dan terus mengembangkan layanan kesehatan masyarakat, sebagai bentuk kepedulian. Balai-balai pengobatan seperti rumah sakit PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah, yang pada masa berdirinya Muhammadiyah bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemat), kini mulai meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan buku Profil dan Direktori Amal Usaha Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Bidang Kesehatan pada tahun 1997, sebagai berikut:

1.    Rumah sakit berjumlah 34

2.    Rumah bersalin berjumllah 85

3.    Balai Kesehatan Ibu dan Anak berjumlah 50

4.    Balai Kesehatan Masyarakat berjumlah 11

5.    Balai Pengobatan berjumlah 84

6.    Apotek dan KB berjumlah 4

Pada tahun 2009 diperkiran jumlah fisik balai pengobatan Muhammaiyah lebih banyak lagi seiring dengan makin berkembangnya usaha-usaha yang diselenggarakan oleh persyarikatan Muhammadiyah. Adapun Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial, telah mendirikan lembaga amal usaha bidang. Dalam hal ini Muhammdiyah terinspirasi dan berpijak pada QS Al-Ma'un, Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan di masyarakat, memiliki perangkat dan sistem serta mekanisme pelayanan yang diharapkan akan lebih menjamin efektifitas pelayanan.

a.    MAJELIS KESEHATAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Sebagai organisasi social, masalah kesehatan dan lingkungan hidup  telah menepati mkasalah yang sangat serius  dalam gerakan Aisyayah, Dengan misi sebagai penggerak terwujudnya  masyarakat dan lingkungan hidup yang sehat, Aisyayah kemudian mengembangkan pusat kegiatan pelayan dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup.Program-program yang dikembangkan antara lain:

·         Peningkatan  kualitas pelayanan kesehatan  yang terjangkau di seluruh Rumah Sakit Bersalin,Balai Pengobatan, Balai kesehatan ibu dan anak yang di kelola oleh Aisyah serta menjadikan unit-unit kegiatan tersebut sebagai agent of development yang tidak hanya sebagai tempaat mengbati orang sakit, tetapi mampu berperan secara optimal dalam mengobati lingkungan masyarakat.

·         Melakukan kampanyae meningkatkan kesadaran masyarakat dan penggulangan penyakit yang berbahaya dan menular

·         Meningkatkan pendidikan perlindungan masyarak

·         Menyelenggarakan pilot project system pelayanan terpadu antara lembaga kesehatan,dakwah social, dan psikologi Islami

·         Melakukan  kampanye sudut lingkungan dan pentingnya pelestarian  lingkungan hidup bagi bagi  kehidupan manusia melalui pendidikan, Saat ini Aisyayah mengelola dan mengembangkan sekurang-kurangnya 10 RSKIA ( Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak), 29 Klinik Bersalin 232,BKIA/posyandu, dan 32 balai pengobatan yang tersebar di Seluruh Indonesia.

BAB III

KESIMPULAN

A.   Kesimpulan

 Muhammadiyah Dengan misi sebagai penggerak terwujudnya, masyarakat dan lingkungan hidup yang sehat, Aisiyah mengembangkan pusat kegiatan pelayanan dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup melalui pendidikan. Saat ini Aisiyah telah mengelola dan mengembangkan 10 RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak). 29 klinik bersalin,232 BKIA/posiyandu dan 35 Balai Pengobatan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial, telah mendirikan lembaga amal usaha bidang. Dalam hal ini Muhammdiyah terinspirasi dan berpijak pada QS Al-Ma'un, Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan di masyarakat, memiliki perangkat dan sistem serta mekanisme pelayanan yang diharapkan akan lebih menjamin efektifitas pelayananya.

DAFTAR PUSTAKA

 Anonym, 1997, Profil & Direktori Amal Usaha Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Bidang Kesehatan, Jakarta, Pusat Data Minaco Adv.

Mufid, Ahmad Syafi’i. dkk. 2000. Pendidikan Agama Islam Edisi 2.Jakarta: Yudhistira http.www//cara_sehat_islami.com  Download tgl 30 Nov 2011, jam 14.00 Wita Al-jauiziyah, Ibn Al-qayim.1999. Terapi Penyakit Dengan Alqur’an dan As-sunah. Jakarta: Pustaka Amani http://82junior.blogspot.com/2011/06/hubungan-kesehatan-lingkungan-dengan.html. Unduh Tgl 25 Nov. 2011 Jam 20.00 Wita

Anonym. 1997. Profil & Direktori Amal Usaha Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Bidang Kesehatan. Jakarta: Pusat Data Minaco Adv.

Markus, Sudibyo. 2008. MUHAMMADIYAH-Dari Gerakan Pembaharuan ke Gerakan Amal Usaha. Adobe reader.


Page 2