Khalifah yang tidur di tempat rasulullah ketika hijrah adalah

Untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kalian kemukakan, dan memperluas wawasan tentang dakwah Nabi Muhammad saw di Madinah, baca dan pahami naskah berikut:

A. Pengertian Hijrah

Hijrah menurut bahasa berarti meninggalkan, menjauhkan diri dan berpindah tempat. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju tujuan. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam. Secara garis besar hijrah terdiri dari dua macam yaitu:

1. Hijrah Makaniyah

Hijrah Makaniyah yaitu meninggalkan suatu tempat. Selama masa kenabian, peristiwa Hijrah Makaniyah telah terjadi 3 kali, yaitu: a. Hijrah ke Habasya Hijrah ke Habasya sebagai hijrah pertama adalah Hijrah yang dilakukan oleh sebagian sahabat Nabi saw. Mereka meninggalkan Mekkah menuju ke Habasyah Abbesinia, Ethiopia dalam rangka mencari tempat yang lebih aman suaka politik, karena di Mekkah kaum musyrikin terus melakukan tekanan, intimidasi, dan tribulasi kepada para pengikut Nabi saw. Hijrah Habasyah terjadi 2 kali. Nabi Muhammad tidak ikutserta hijrah ke Habasyah. b. Hijrah ke Thaif Hijrah ke Thaif sebagai hijrah kedua adalah hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw meninggalkan Mekkah menuju ke Thaif karena kaum musyrikin semakin meningkatkan intimidasinya terhadap diri beliau, setelah Abu Thalib – paman dan sekaligus penjamin beliau – telah meninggal. Namun setelah sampai di Thaif, ternyata Nabi saw justru diusir oleh para penduduknya. c. Hijrah Ke Madinah Yasrib Hijrah yang ketiga adalah hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Dan para shahabatnya. Hijrah ke Yasrib yang diubah namanya menjadi Madinah, memberikan harapan besar kepada masa depan dakwah Islam. Rasulullah saw bersama para sahabatnya berhijrah dari Mekkah ke Yatsrib – yang belakangan kemudian diubah namanya oleh Nabi saw menjadi Madinah. Hijrah ini dilakukan pada tahun ke-13 kenabian 622 M.

2. Hijrah Maknawiyah

Buku Siswa SKI MTS kelas VII 57 Wawasanku 3 3 Hijrah maknawy pengertianyan ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam haditsnya’ “Seorang muslim adalah seseorang yang menghindari menyakiti muslim lainnya dengan lidah dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua apa yang dilarang oleh Allah.” Shahih Al Bukhari, Kitabul Iman, Bab 4 Hadits No 10 Secara maknawiyah hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu: a. Hijrah I’tiqadiyah Yaitu hijrah keyakinan. Iman mengalami proses naik dan turun, kuat dan lemah. Terkadang Iman bercampur dengan kemusyrikan dan terkadang Iman berada dalam kemurnian. Maka hijrah kenyakinan mesti dilakukan bila kenyakinan berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan.

b. Hijrah Fikriyah

Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagai informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa diperoleh di dunia maya dengan mudah. Maka hijrah fikriyah mesti dilakukan dalam rangkan meninggalkan pemikiran- pemikiran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

c. Hijrah Syu’uriyyah

Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan dan kesukaan. Diri manusia sering terpengaruhi oleh kesenangan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Mereka lupa akan kewajiban-kewajiban yang diperintah oleh Allah dan Rosulnya. Maka Hijrah Syu’uriyyah mesti dilakukan ketika hati manusia cenderung kepada kesenangan yang tidak sesuai Islam. Buku Siswa SKI MTS kelas VII 58

d. Hijrah Sulukiyyah.

Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juag akhlaq. Akhlak mengalami perubahan berdasarkan perubahan nilai yang ada di masyarakat. Perubahan nilai dapat menggeser akhlaqul karimah ke arah akhlaqul sayyi’ah. Sehingga tidak aneh jika bermuculan berbagai tindak moral dan asusila di masyarakat. Maka hijrah Sulukiyah mesti dilakukan ketika akhlak yang tercela berkembang dan menyebar di lingkungan sekitar. Peristiwa Hijrah menjadi nama kalender Islam yang ditetapkan pertama oleh Khalifah Umar bin Khatab ra, sebagai jawaban atau surat gubernur Abu Musa Al-As’ari. Khalifah Umar menetapkan Tahun Hijriyah untuk menggantikan penanggalan yang digunakan bangsa Arab sebelumnya. Khlifah Umar memilih peristiwa Hijrah sebagai kalender Islam, karena Hijrah Rasulullah aw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah merupakan peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.

C. Sebab Nabi Muhammad melakukan hijrah Ke Madinah

Ketika menerima ayat 94, surah Al hijr,Nabi Muhammad mulai berdakwah secara terang-terangan. Dakwahnya mendapat respon keras dari kaum kafir Quraisy. Para pemimpin Quraisy menggunakan berbagai cara untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad, namun selalu gagal, baik secara diplomatik, tawaran, dan kekerasan fisik. Puncaknya adalah embargopemboikotan terhadap bani Hasyim yang merupakan tempat Nabi Muhammad berlindung. Pemboikotan berlangsung selama 3 tahun. Pemboikotan ini berhenti setelah kaum Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sangat keterlaluan. Ancaman dari Kafir Quraisy semakin keras setelah Nabi Muhammad saw kehilangan Abu Thalib dan Siti Khadijah. Pemimpin Quraisy terang-terangan menantang Nabi Muhammad karena menganggap kebangkitan Islam identik dengan kehancuran posisi sosial mereka. Kebangsawanan mereka akan hilang dan hancur karena Islam mengajarkan persamaan derajat manusia. Sistem kepemimpinan bangsawan tidak ada di Yasrib Madinah. Hal ini juga yang menyebabkan Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah. Hijrah dianggap sebagai alternatif perjuangan untuk menegakkan ajaran Islam. Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad saw. memilih Yatsrib sebagai tempat hijrah umat Islam. Faktor-faktornya antara lain: 1. Yatsrib adalah tempat yang paling dekat. 2. Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul Mutholib beristerikan orang Yatsrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana. 3. Penduduk Yatsrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik. 4. Bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah swt.

D. Reaksi Kafir Quraisy terhadap Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah

Buku Siswa SKI MTS kelas VII 59 Ketika Kafir Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara nabi dan orang-orang yasrib, mereka semakin keras menyiksa Umat Islam. Hal ini membuat nabi segera memerintahkan umat Islam untuk hijrah ke Yasrib. Dalam waktu dua bulan, hampir semua umat Islam kurang lebih 150 orang, telah meninggalkan kota Makkah. Hanya Ali dan Abu Bakar tetap tinggal di Makkah bersama nabi. Selain itu, Mereka merasa bahwa hijrah ke Madinah membuat umat Islam semakin bertambah banyak dan berkembang di tempat hijrahnya dan setiap waktu menjadi ancaman serius bagi mereka dan perdagangan mereka. Karena itu, mereka memutuskan sikap terhadap Nabi Muhammad saw yang masih berdiam di Mekkah dengan memilih satu diantara tiga cara: 1. membiarkan beliau sampai hijrah ke Madinah dengan sendirinya. 2. memenjarakannya. 3. membunuhnya. Pada awalnya mereka memutuskan untuk membiarkan Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Tapi keputusan ini tidak akan dapat memecahkan masalah. Karena kepergian Nabi Muhammad saw dari Mekkah boleh jadi akan menyiapkan kubu Yatsrib Madinah untuk memerangi mereka. Jika mereka memilih kedua yaitu memenjarakannya, akan memicu Umat Islam untuk membebaskannya. Maka mereka memutuskan untuk membunuh Rasulullah saw. Para algojo dipilih mereka yang berasal dari seluruh suku. Sampai pada suatu malam, para algojo menyerang rumah Rasulullah dan hendak membunuh beliau saw. Pada saat itulah malaikat pembawa wahyu turun, mengabarkan rencana kafir Quraisy kepada Rasulullah saw sebagaimana yang dinyatakan dalam al- Qur’an, ك ر وجقرفخييقويأر كرولقتققيير ويأر كروتقبفثييقلف َاورقفركر نريذفلصَا كربف رقكقميير ذيإفور } ن ر يرفكفَامرليَا رقييخر هقللَاور هقللَا رقك ق مييرور نرورقكقمييرور 30 { “Dan ingatlah ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan daya- upaya untuk menangkap dan memenjarakanmu, membunuhmu, atau mengusirmu dari Mekkah. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” Qs. Al-Anfal [8]:30 Pada saat itulah, Nabi Muhammad mendapat perintah untuk hijrah. Beliau keluar dari rumah secara diam-diam. Berbagai usaha kafir Quraisy untuk mencegah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Pada akhirnya usaha mereka tidak mendapatkan hasil. Nabi Muhammad saw menjalankan hijrah dengan rencana, sejak persiapan sampai pelaksanaan. Akhirnya, Nabi Muhammad saw samapai ke Madinah dengan selamat. Setelah Nabi Muhammad saw meniinggalkan Makkah, kafir Quraisy tidak menyiksa keluarganya karena 2 alasan: 1. Ketika kafri Quraisy mengetahui bahwa nabi Muhammad saw telah keluar dari Mekkah dan rencana mereka telah gagal, mereka menyeret Ali bin Abi Thalib ke Masjid al-Haram. Mereka baru membebaskan Imam Ali as setelah menghajarnya Buku Siswa SKI MTS kelas VII 60 2. Tujuan kafir Quraisy hanya satu, yaitu membunuh Nabi Muhammad saw. Karena mereka menganggap bahwa satu-satunya cara memadamkan Islam adalah dengan membunuh nabi saw. Karena itu, mereka tidak ada urusan dengan orang lain dan mereka tidak mau bentrok dengan orang lain selain beliau saw. Sedangkan alasan kafir Quraisy tidak menyiksa Umat Islam setelah nabi saw hijrah adalah: 1. Mayoritas Umat Islam telah hijrah sebelum Rasulullah saw. Karena sebab utama rencana pembunuhan Rasulullah saw karena hijrah besar-besaran yang dilakukan umat Islam ke Madinah dan tersebarnya Islam di kota tersebut. 2. umat Islam yang berasal dari Mekkah Quraisy memiliki sanak saudara dan kerabat di Mekkah. Hubungan kekerabatan menjadi penghalang mereka menggangu dan menyakiti umat Islam. Kafir Quraisy takut terhadap suku dan kabilah seorang Muslim, mereka menghindar untuk tidak menyakitinya.

E. Proses Hijrah Nabi Muhammad Ke Madinah

Umat Islam di Makkah mayoritas telah hijrah ke Madinah, kecuali Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Keduanya menemani Nabi Muhammad saw sampai mendapat perintah dari Allah swt untuk berhijrah ke Madinah. Nabi muhammad telah mempersiapkan hijrah hampir dua bulan dengan perencanaan yang matang. Beliau menyiapkan rencana dengan melihat situasi dan kondisi di kota Makkah. Adapun proses hijrah nabi Muhammad dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Ali Menggantikan Nabi Muhammad di tempat tidurnya

Kafir Quraisy berencana membunuh Muhammad untuk mencegah nabi saw hijrah ke Madinah. Pada saat itu umat Islam di Makkah tinggal sedikit. Sebelum turun perintah hijrah kepada nabi Muhammad, beliau sudah meminta Abu Bakar untuk menemaninya. Setelah itu, Abu Bakar menyiapkan dua ekor untanya yang diserahkan pemeliharaannya kepada Abdullah bin Uraiqiz sampai nanti tiba waktunya diperlukan. Ketika turun perintah hijrah dari Allah SWT, Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar meninggalkan Makkah secara diam-diam untuk hijrah ke Madinah. Pada malam akan hijrah, Nabi Muhammad meminta Ali bin Abi Talib untuk memakai mantelnya dan berbaring di tempat tidurnya. Nabi Muhammad saw berpesan kepada Ali bin Abi Thalib, setelah Nabi hijrah, untuk tinggal dulu di Mekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Maka, ketika para algojo kafir Quraisy mengintip ke tempat tidur Nabi Muhammad Saw, mereka melihat sesorang berbaring di tempat tidur dan mengira bahwa Nabi Saw masih tidur. Setelah tahu bahwa yang tidur adalah Ali bin Abi Thalib, mereka menyeretnya ke Masjid Haram dan menyiksanya, lalu melepaskannya.

2. Gua Tsur

Siapakah yang menggantikan Nabi Muhammad di tempat tidur?

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu dan salah satu sahabat yang istimewa dimata Rasulullah SAW. Selain beliau tinggal langsung bersama Rasulullah, dia juga seorang pemberani yang pernah menggantikan posisi tidur Rasulullah disaat hijrah dan juga seorang mujahid perang yang gagah.

Siapa yang menggantikan Rasulullah berbaring di tempat tidur kamar Rasulullah Saat Nabi dan Abu Bakar mencoba keluar dari rumah *?

Pada malam akan hijrah itu pula Muhammad membisikkan kepada Ali bin Abi Talib supaya memakai mantelnya yang hijau dari Hadzramaut dan supaya berbaring di tempat tidurnya.

Siapa orang yang disuruh untuk tidur di tempat tidur Nabi saw dan jelaskan alasannya *?

Pada malam itu Rasulullah Saw, tidak menginap di rumahnya. Lalu Rasulullah Saw memanggil Ali ibnu Abu Talib dan memerintahkannya untuk tidur di tempat tidurnya serta menyelimuti dirinya dengan kain selimut hijau yang biasa dipakainya. Ali mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya.