Keluar lendir kuning saat hamil 40 minggu

Gazali Solahuddin Senin, 15 Januari 2018 | 20:38 WIB

Keluar lendir kuning saat hamil 40 minggu

Kehamilan Franda memasuki 17 minggu ()

Nakita.id - Saat hamil Moms harus sehat, baik fisik maupun batin.

Jika ada hal-hal yang tidak wajar terjadi, Moms harus curiga.

Tak terkecuali cairan yang keluar saat Moms hamil. Harus diwaspadai.

BACA JUGA: Rasanya Hamil. Padahal Tidak. Itulah Kehamilan Palsu. Ini Cirinya

Cairan apa pun yang tiba-tiba keluar dari kemaluan alias vagina kala Moms sedang hamil harus dipehatikan baik-baik.

Moms, menurut Karen Nordahl, MD, salah satu pendiri Fit to Deliver International dan anggota dewan penasihat Fit Pregnancy, sebagian wanita mengalami peningkatan keluarnya cairan vagina selama kehamilan, tapi ada juga yang tidak mengalami peningkatan sama sekali.

Sedikit atau banyak, tiba-tiba atau tidak, jika sedang hamil mengalami hal ini harus menjadi perhatian serius.

Oleh karenanya Moms perlu mengenali hal ini dengan baik. Manakah yang tergolong normal, dan mana yang menunjukkan adanya masalah pada kehamilan.

BACA JUGA: 33 Tahun Berkerja di Arab, TKW Indonesia Ini Pulang, Ditangisi Seluruh Keluarga Majikannya

Infeksi Jamur


Page 2


Page 3

Keluar lendir kuning saat hamil 40 minggu

Kehamilan Franda memasuki 17 minggu

Nakita.id - Saat hamil Moms harus sehat, baik fisik maupun batin.

Jika ada hal-hal yang tidak wajar terjadi, Moms harus curiga.

Tak terkecuali cairan yang keluar saat Moms hamil. Harus diwaspadai.

BACA JUGA: Rasanya Hamil. Padahal Tidak. Itulah Kehamilan Palsu. Ini Cirinya

Cairan apa pun yang tiba-tiba keluar dari kemaluan alias vagina kala Moms sedang hamil harus dipehatikan baik-baik.

Moms, menurut Karen Nordahl, MD, salah satu pendiri Fit to Deliver International dan anggota dewan penasihat Fit Pregnancy, sebagian wanita mengalami peningkatan keluarnya cairan vagina selama kehamilan, tapi ada juga yang tidak mengalami peningkatan sama sekali.

Sedikit atau banyak, tiba-tiba atau tidak, jika sedang hamil mengalami hal ini harus menjadi perhatian serius.

Oleh karenanya Moms perlu mengenali hal ini dengan baik. Manakah yang tergolong normal, dan mana yang menunjukkan adanya masalah pada kehamilan.

BACA JUGA: 33 Tahun Berkerja di Arab, TKW Indonesia Ini Pulang, Ditangisi Seluruh Keluarga Majikannya

Infeksi Jamur

09 Mar 2021|Dina Rahmawati

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Keluar cairan bening saat hamil perlu diwaspadai

Berbagai perubahan yang terjadi saat hamil kadang mengundang pertanyaan, apakah perubahan tersebut termasuk normal atau tidak? Salah satu hal yang kerap dipertanyakan adalah penyebab cairan bening keluar saat hamil. Cairan bening yang keluar saat hamil bisa saja mengindikasikan ketuban pecah. Maka dari itu, tidak sedikit ibu hamil yang panik saat mengalaminya. Namun, ada baiknya Anda tidak panik terlebih dahulu karena kondisi ini juga bisa dianggap normal. Supaya tidak keliru, simak penjelasannya di bawah ini.

Penyebab cairan bening keluar saat hamil

Penyebab cairan bening keluar saat hamil umumnya menandakan dua kemungkinan, yakni:Keluarnya keputihan tipis bening yang tidak berbau atau hanya sedikit berbau (leukore) selama hamil, merupakan hal yang tidak perlu Anda khawatirkan alias normal. Kondisi ini dipicu oleh terjadinya perubahan hormon pada masa kehamilan.

Keluarnya keputihan bening dan tak berbau normal terjadi saat hamil

Cairan bening yang keluar membantu membersihkan sel-sel mati di vagina sehingga menjaga keseimbangan bakteri sehat di jalan lahir. Peningkatan volume cairan ini juga membantu mengurangi risiko infeksi vagina dan rahim yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janinnya.Pada minggu-minggu akhir kehamilan, cairan bening yang keluar bahkan menjadi lebih banyak dengan tambahan sedikit lendir berwarna merah muda. Lendir yang menyerupai jeli tersebut menandakan bahwa tubuh Anda sedang mempersiapkan kelahiran.Penyebab cairan bening keluar saat hamil yang harus diwaspadai adalah ketuban pecah. Air ketuban berfungsi untuk melindungi janin dari benturan, memberi ruang gerak, mencegah infeksi, hingga mendukung perkembangan Si Kecil di dalam kandungan.

Ketuban pecah menyebabkan cairan merembes ke celana dalam

Ketika cairan ketuban pecah, Anda akan mengalami sensasi meletup di area vagina dan kemudian diikuti oleh air ketuban yang menetes terus-menerus, mengalir ke kaki atau merembes ke celana dalama, dan warnanya menyerupai urine pucat (kekuningan). Terkadang, air ketuban juga berwarna cokelat kehijauan yang menunjukkan bahwa cairan tersebut telah tercampur dengan feses janin. Jika terjadi pecah ketuban, ini merupakan keadaan gawat darurat Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter kandungan.Dengan memahami perbedaan keduanya, Anda dapat memastikan cairan bening yang keluar saat hamil termasuk normal atau tidak. Namun, jika Anda masih merasa khawatir, jangan ragu untuk menghubungi dokter.

Baca Juga

Keputihan Saat Hamil: Normal atau Tidak?Cara Membaca Hasil USG untuk Mengetahui Kondisi JaninMissed Abortion, Keguguran yang Terjadi Tanpa Peringatan

Menjaga kesehatan vagina saat hamil

Cairan bening keluar saat hamil dapat membuat Anda merasa tidak nyaman. Apalagi vagina menjadi terasa lebih lembap. Guna menjaga kesehatan vagina saat hamil, berikut adalah sejumah hal yang bisa Anda lakukan.

Bersihkan miss V dengan tepat agar terhindar dari infeksi

Saat mandi atau setelah buang air, basuh vagina dengan menyekanya dari depan ke belakang. Keringkan menggunakan handuk lembut secara menyeluruh agar tidak lembap. Hindari membersihkan anus terlebih dahulu karena bisa menyebabkan bakteri dari anus pindah ke vagina. Sabun mandi beraroma dan pembersih area kewanitaan dapat mengganggu keseimbangan pH vagina. Akibatnya, Anda lebih berisiko mengalami infeksi yang menyebabkan terjadinya keputihan abnormal.Douching dapat mengganggu keseimbangan flora di vagina sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri berlebih. Hal ini tentu bisa memicu terjadinya infeksi yang berpotensi berbahaya bagi Anda maupun janin.

Kenakan celana dalam berbahan katun

Kenakan pakaian yang nyaman saat hamil, termasuk celana dalam. Anda bisa menggunakan celana dalam berbahan katun karena bisa menyerap keringat dengan lebih baik sehingga miss V tidak lembap dan menjadi tempat untuk tumbuhnya bakteri.Hindari menggunakan jeans yang ketat saat hamil. Selain menyebabkan rasa tidak nyaman, celana jeans ketat bisa meningkatkan risiko infeksi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelembapan pada vagina yang ditimbulkannya.Makanan yang terlalu banyak mengandung gula dapat mendorong pertumbuhan jamur sehingga memicu terjadinya infeksi. Sebaiknya, konsumsil makanan sehat dan bergizi seimbang. Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik untuk mencegah ketidakseimbangan bakteri di miss V.Jika cairan yang keluar berbau tak sedap dan memiliki warna yang tak biasa, misalnya kuning atau hijau dengan tekstur yang tebal, Kondisi ini bisa mengindikasikan adanya infeksi. Dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi masalah tersebut.Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ bagi Anda yang ingin bertanya lebih lanjut seputar penyebab cairan bening keluar saat hamil. Anda juga bisa memantau perkembangan kehamilan menggunakan Kalkulator Kehamilan SehatQ GRATIS!Download sekarang di App Store dan Google Play.

kehamilanmasalah kehamilankeputihan

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323433#vaginal-discharge-during-pregnancy
Diakses pada 23 Februari 2021
What to Expect. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/your-health/watery-discharge-during-pregnancy/
Diakses pada 23 Februari 2021

Keputihan saat hamil tua merupakan kondisi yang normal terjadi. Namun, kondisi ini bisa berbahaya ketika diikuti dengan keputihan yang berwarna hijau, berbau hingga terasa gatal.

09 Sep 2019|Dina Rahmawati

Makanan pengganti susu ibu hamil bisa didapatkan cukup mudah dalam asupan harian. Beberapa di antaranya adalah gandum utuh, sayur-sayuran hijau, dan tahu yang bergizi.

05 Nov 2019|Azelia Trifiana

Test pack positif kemudian haid bisa terjadi karena kehamilan ektopik, riwayat keguguran, atau garis evaporasi urine. Dapatkan penjelasannya di sini.

29 Okt 2020|Azelia Trifiana

Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti

Dijawab Oleh dr. Vina Liliana