Kebudayaan bersifat universal dan Contohnya

Dalam perkembangan sejarah manusia tidaklah lepas dari budaya atau kebudayaan. Menurut Selo Soemardjan, yang dimaksud dengan kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Intinya, bahwa apapun yang dihasilkan oleh manusia adalah bagian dari kebudayaan.

Budaya sendiri bisa berwujud kebudayaan material dan non-material. Wujud kebudayaan material adalah kebudayaan yang memiliki bentuk fisik seperti bangunan, makanan, hasil teknologi, dan sebagainya. Sementara wujud kebudayaan non-material contohnya adalah ide, gagasan, nilai dan norma, pengetahuan, dan semisalnya.

Perlu diketahui bahwasanya ada unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki oleh semua peradaban yang ada di muka bumi sehingga dikatakan sebagai kebudayaan universal. Lantas, apakah kebudayaan universal itu?

Pengertian Kebudayaan Universal

Secara umum, yang dimaksud dengan kebudayaan universal adalah kebudayaan yang bersifat menyeluruh atau dimiliki oleh semua masyarakat di dunia.

Menurut Kluckhon, sebagaimana yang disebutkan dalam bukunya Universal Categories of Culture, menyatakan bahwa kebudayaan universal ditemukan pada semua bangsa yang ada di dunia, mulai dari sistem kebudayaan sederhana seperti misalnya masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti pada masyarakat perkotaan.

Sementara itu, menurut Koentjaraningrat, istilah universal sendiri menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan memiliki sifat universal dan bisa ditemukan dalam kebudayaan yang dimiliki oleh semua bangsa di berbagai penjuru dunia.

Unsur Kebudayaan Universal

Menurut Kluckhon, kebudayaan universal terdiri atas 7 unsur kebudayaan, yaitu sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial atau lembaga massyarakat, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, sistem religi, dan sistem kesenian.

  1. Sistem Bahasa
    Bahasa merupakan sistem yang digunakan oleh manusia untuk saling berkomunikasi dan membangun interaksi dengan sesamanya. Oleh karena itu, bahasa memiliki peranan penting dalam membangun tradisi budaya serta pewarisannya kepada generasi penerusnya. Hal ini berarti bahwa bahasa juga sangat berperan penting dalam kajian analisis kebudayaan manusia.
    Dalam ilmu antropologi, studi yang mempelajari tentang bahasa disebut sebagai antropologi linguistik. Selain mempelajari tentang asal-usul suatu bahasa, antropologi linguistik juga mempelajari mengenai dialek atau logat yang digunakan masyarakat dalam berkomunikasi. Demikian pula, perbedaan penggunaan bahasa berdasarkan pada lapisan sosial masyarakat atau yang disebut juga sebagai social level of speech.
  2. Sistem Pengetahuan
    Sistem pengetahuan pada unsur kebudayaan universal memiliki keterkaitan yang erat dengan sistem teknologi atau peralatan hidup yang digunakan dalam sebuah masyarakat. Jika sistem pengetahuan bersifat abstrak atau berwujud ide, maka sistem teknologi dan peralatan hidup bisa dikatakan sebagai wujud konkrit dari sistem pengetahuan itu sendiri.Sistem pengetahuan sebagai salah satu unsur kebudayaan universal memiliki batasan yang luas karena mencakup berbagai unsur dalam aspek kehidupan manusia. Akan tetapi, dalam kajian antropologi adalah bagaimana sistem pengetahuan tersebut digunakan oleh manusia untuk mempertahankan hidupnya.
  3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
    Unsur kebudayaan universal berikutnya adalah mengenai sistem kekerabatan dan organisasi sosial yang berkaitan dengan bagaimana manusia membentuk komunitas masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat, tiap kelompok masyarakat memiliki peraturan yang mengatur mengenai berbagai macam kesatuan dalam lingkungan dimana ia tinggal.Adapun kekerabatan berkaitan dengan adanya perkawinan yang merupakan inti atau dasar bagi pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.
  4. Sistem Peralatan Hidup dan TeknologiDalam upaya mempertahankan hidupnya, manusia menciptakan berbagai peralatan yang membantunya dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.  Menurut Koentjaraningrat, masyarakat tradisional memiliki setidaknya delapan jenis sistem peralatan dan teknologi, yakni alat-alat produktif yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, senjata, wadah, alat menyalakan api, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung atau rumah, dan juga alat transportasi.
  5. Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian
    Diantara fokus kajian penting dalam etnografi adalah mengenai sistem ekonomi dan mata pencaharian masyarakat, yakni berkenaan dengan bagaimana suatu masyarakat melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
    Pada masyarakat tradisional, ada beberapa sistem mata pencaharian yang paling mendasar yang dilakukan oleh manusia sejak masa lampau, yaitu berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam di ladang, menangkap ikan, dan bercocok tanam dengan sistem irigasi. Seiring waktu dan semakin majunya peradaban manusia, sistem mata pencaharian juga semakin luas dan beragam.
  6. Sistem ReligiAsal mula dari adanya sistem religi pada unsur kebudayaan manusia adalah karena keyakinan manusia akan adanya kekuatan supranatural atau ghaib yang dianggap lebih tinggi tingkatannya daripada manusia. Selanjutnya manusia juga mencari cara untuk bisa berhubungan atau melakukan interaksi dengan kekuatan supranatural tersebut.Kajian mengenai unsur religi dalam kebudayaan manusia tidaklah bisa dilepaskan dari adanya emosi keagamaan. Emosi keagamaan sendiri dimaknai sebagai perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya religius. Emosi keagamaan ini juga yang kemudian memunculkan adanya konsepsi benda sakral dan profan dalam kehidupan manusia.Dalam sistem religi, setidaknya ada tiga unsur  lain yang harus dipahami selain emosi keagamaan, yaitu sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi tersebut.
  7. Sistem Kesenian
    Kesenian bisa diartikan sebagai segala keinginan manusia akan keindahan yang diwujudkan dari hasil imajinasi kreatif manusia. Unsur kesenian sendiri bisa dibedakan ke dalam tiga bentuk utama, yakni seni rupa, seni suara, dan juga seni tari.

Proses Pembentukan Kebudayaan Universal

Proses terbentuknya kebudayaan diawali dengan adanya dorongan atau motivasi yang terbagi ke dalam empat jenis, yakni sebagai berikut:

  1. Dorongan Naluri
    yaitu suatu motivasi yang muncul semata-mata karena dorongan dari dalam nurani manusia.
  2. Dorongan Indrawi
    yaitu suatu motivasi yang muncul akibat adanya rangsangan yang dirasakan oleh manusia melalui panca inderanya.
  3. Dorongan Akal
    yaitu suatu motivasi yang muncul karena kemampuan manusia dalam menggunakan akal dan pikirannya untuk memanfaatkan sesuatu demi kemudahan dalam hidup.
  4. Dorongan Religi
    yaitu motivasi yang muncul karena dasar kepercayaan dalam hati mengenai suatu hal.

Dorongan-dorongan tersebut akan melahirkan kebudayaan yang ada dalam suatu masyarakat. Namun, pada perkembangannya kebudayaan yang dimiliki oleh satu masyarakat bisa berbeda dengan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lainnya. Hal ini dikarenakan perkembangan suatu budaya juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti lingkungan geografis, kepercayaan, cara interaksi, pola kehidupan, tingkat pendidikan, dan sebagainya.

Contoh Kebudayaan Universal

Berikut ini adalah contoh-contoh dari kebudayaan universal berdasarkan masing-masing unsurnya.

  1. Bahasa
    Contohnya adalah penggunaan bahasa Jawa yang berbeda-beda jenisnya disesuaikan dengan tingkat sosial yang menggunakan.
  2. Pengetahuan
    Contohnya penggunaan rasi bintang sebagai penunjuk arah
  3. Kekerabatan dan Organisasi Sosial
    Contohnya adalah sistem perkawinan, adat menetap yang berbeda antara satu suku dengan suku lainnya.
  4. Peralatan Hidup dan Teknologi
    Contohnya adalah penggunaan alat-alat pertanian, senjata untuk berburu, rumah tradisional, dan sebagainya.
  5. Ekonomi dan Mata Pencaharian
    Contohnya adalah mata pencaharian masyarakat pesisir sebagai nelayan dan masyarakat pedalaman sebagai petani.
  6. Religi
    Contohnya adalah pelaksanaan upacara tradisi seperti sekaten dan sedekah laut, adanya berbagai jenis agama, dan sebagainya.
  7. Kesenian
    Contohnya adalah adanya seni tari yang berbeda dari berbagai suku bangsa.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Kebudayaan bersifat universal dan Contohnya

Artikel ini membahas mengenai pengertian, unsur, serta proses pembentukan budaya universal.

--

Kamu pernah kepikiran gak sih, kok semua orang di berbagai negara itu berbicara menggunakan bahasa yang berbeda ya? Kenapa gak satu bahasa aja sih di seluruh dunia biar gampang ngobrolnya kalo ada bule? Jadi gais, bahasa ini sebenarnya adalah salah satu unsur budaya, loh. Dan budaya itu dapat kamu jumpai di berbagai belahan dunia. Eh, tapi budaya itu apa, ya? Dan kenapa bisa ada di mana-mana? Yuk, simak penjelasannya dari aku ya!

Budaya

Jadi, kalo menurut Selo Soemardjan, kebudayaan adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Jadi, apapun yang dihasilkan oleh manusia itu bisa disebut sebagai budaya, loh. Nah, biar makin jelas, coba kamu perhatikan gambar di bawah ini, ya!

Kebudayaan bersifat universal dan Contohnya

Berdasarkan gambar di atas, ternyata wujud budaya itu bisa banyak banget, gak cuma rumah dan pakaian tradisional aja. Tapi, kamu pernah kepikiran gak sih, kalo di berbagai belahan bumi, semua manusia itu memiliki budayanya masing-masing? Nah, ini nih yang disebut sebagai kebudayaan universal.

Baca juga: Mobilitas Sosial: Pelbagai Bentuk dan Faktor

Kebudayaan Universal

Kebudayaan universal itu apa, sih? Jadi nih gais, budaya itu dimiliki oleh semua peradaban di muka bumi, sehingga disebut universal. Nah, sebelum aku bahas lebih lanjut lagi, kamu perlu tau dulu ya unsur-unsur budaya universal itu ada apa aja. Coba simak di bawah, ya!

Kebudayaan bersifat universal dan Contohnya

Dari gambar di atas, coba kita ambil satu bahasan ya, tentang bahasa. Bahasa itu disebut sebagai salah satu unsur budaya universal karena setiap kebudayaan dari berbagai daerah pasti memiliki bahasa. Walaupun bahasa di tiap daerah atau negara itu berbeda-beda. Begitu juga seperti unsur lainnya, seperti teknologi. Semua kebudayaan pasti memiliki teknologi, hanya saja masing-masing teknologinya pasti mempunyai ciri khas dan fungsinya sendiri.

Nah, dari perumpamaan di atas, sekarang kamu udah tau berarti ya, apa aja unsur kebudayaan universal dan alasannya mengapa mereka disebut universal. Sekarang, kita masuk ke bahasan berikutnya ya, tentang gimana awal mulanya kebudayaan itu bisa terbentuk. 

Baca juga: Masyarakat Multikultural dan Karakteristiknya

Proses Terbentuknya Kebudayaan

Menurut kamu, bisa gak sih kita sebagai individu menghasilkan budaya sendiri? Atau, apa sebenarnya kebudayaan itu udah otomatis ada dari sananya ya di masing-masing daerah? Jawabannya bisa dong, geng! Kita sebagai individu bisa loh menghasilkan suatu budaya, makanya ada yang disebut sebagai budaya individu.

Jadi, budaya individu adalah hasil cipta atau pola pikir yang dimiliki seseorang. Misalnya, kamu sebagai individu menciptakan suatu alat musik baru, atau kamu menulis sebuah lagu, atau kamu memiliki ide yang bisa ngebantu kamu dalam belajar tiap harinya. Nah, itu tandanya, kamu menciptakan sesuatu kan, berarti itu adalah budaya individu kamu, loh!

Sekarang pertanyaannya, apa sih awal mulanya yang bikin kita selaku manusia kok bisa menghasilkan budaya? Jawabannya adalah karena kita punya dorongan atau motivasinya, gais! Jadi, ada 4 dorongan yang bisa menjadi cikal bakal terbentuknya suatu budaya, nih. Dorongan tersebut adalah dorongan naluri, inderawi, akal, dan religi/keagamaan.

Kebudayaan bersifat universal dan Contohnya

  1. Dorongan Naluri, yaitu timbul semata-mata karena dorongan naluri. Misalnya, seorang bayi secara naluri akan menangis apabila dia merasakan lapar atau haus.
  2. Dorongan Indrawi, yaitu timbul karena rangsangan yang dirasakan oleh manusia melalui panca indranya, seperti penglihatan, peraba, pendengaran, dan pengecap. Misalnya, karena mengamati pemandangan di kampung, akhirnya kamu bisa menghasilkan lukisan pemandangan yang indah.
  3. Dorongan Akal, yaitu sebuah dorongan yang muncul karena kemampuan kita sebagai manusia yang dapat memanfaatkan akal dan pikiran untuk kemudahan hidup kita. Misalnya, untuk memudahkan menggambar sebuah lingkaran, akhirnya diciptakan lah sebuah alat bernama jangka.
  4. Dorongan Religi, yaitu dorongan yang dirasakan karena dasar kepercayaan atau dorongan rohani. Misalnya, karena kepercayaan, manusia akhirnya melahirkan tradisi atau kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan kegiatan keagamaan, seperti ritual pemakaman yang diiringi oleh doa-doa atau tradisi sejenis.

Nah, sekarang, berarti kamu udah tau ya gais, apa aja sih yang masuk dalam unsur budaya universal, dan juga apa aja yang menjadi dorongan lahirnya suatu budaya. Tapi kayaknya masih ada pertanyaan yang belom kejawab gak, ya? Hmmm…

“Terus kak, kenapa budaya itu bisa beda-beda bentuknya kalo dorongannya cuma dari 4 hal itu?”

Nah, itu dia pertanyaannya. Dengan dorongan yang sama, budaya yang lahir bisa beda, loh. Kenapa hayoo kok bisa gitu ya? xixixi. Jadi jawabannya, karena suatu budaya itu dipengaruhi oleh banyak hal loh, bukan hanya dari dorongannya aja. Suatu budaya juga dipengaruhi oleh lokasi atau tempat tinggal manusianya secara geografis, daerah lingkungan sekitarnya, kepercayaannya, cara interaksi, pola kehidupan, hingga tingkat pendidikannya.

Itu makanya, kita di Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki bahasa daerah yang jauh lebih banyak daripada negara-negara di benua Amerika, yang tidak banyak dipisahkan oleh lautan. Jadi, faktor geografis Indonesia itu mempengaruhi berbagai macam bahasa yang ada di dalamnya. Gitu, gengs.

Oke gais, jadi untuk bahasan kali ini cukup sampe di sini aja ya. Aku mau apresiasi banget nih buat kamu yang udah baca tulisan ini sampai selesai, jadi terharuuu huhuw. Kalo mau masih kurang puas sama bahasan aku kali ini, boleh banget ya langsung langganan ruangbelajar aja! Jadi selain bisa baca-baca tulisan kayak gini, masih banyak banget materi pelajaran IPS dan pelajaran lainnya yang lebih menarik lagi pembahasannya, loh. Jadi, jangan sungkan buat langsung langganan aja ya gais huehe. Sampai jumpa di tulisan berikutnya, dadah!

Kebudayaan bersifat universal dan Contohnya

Referensi:

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (jakarta: Aksara Baru, 1979)

Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari (2019). Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi. Aura Publisher.