Apa saja aktivitas yang dilaksanakan dalam belajar mandiri

Strategi melatih kemandirian siswa dalam pembelajaran – Pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan, sikap dan tingkah laku, serta keterampilan kepada siswa. 

Proses ini mengarahkan tugas guru sebagai pengajar, pendidik dan sekaligus pelatih dalam pembelajaran. Proses transformasi dalam pembelajaran bertujuan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik. 

Salah satu potensi yang perlu ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran adalah sikap mandiri. Diharapkan siswa menunjukkan kemandirian dalam aktivitas belajar yang berlangsung di ruang kelas. Mengapa perlu pengembangan sikap mandiri pada siswa? 

Kemandirian dalam belajar menjadi bekal penting bagi siswa untuk menjalani hidup dan kehidupan setelah mereka terjun ke tengah masyarakat kelak di kemudian hari. Mereka akan menjadi pribadi yang mandiri dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Apa saja aktivitas yang dilaksanakan dalam belajar mandiri


Ada dua hal penting yang perlu dikemukakan dalam pembahasan ini berkaitan dengan kemandirian siswa, yaitu peranan guru dalam pembelajaran dan strategi melatih sikap mandiri dalam pembelajaran. Yuk, kita ikuti selanjutnya.

Ada 3 tugas pokok guru dalam pembelajaran. Sebagai pengajar, pendidik dan pelatih. Sebagai pengajar, guru bertugas mentransformasi ilmu pengetahuan dalam pembelajaran melalui strategi dan metode tertentu.

Dalam proses transformasi ini guru menjadi seorang fasilitator kebutuhan siswa dalam belajar. Memberikan rujukan dan referensi tentang sumber dan bahan belajar yang dibutuhkan siswa. Namun guru termasuk salah satu sumber belajar, disamping berbagai bahan belajar lainnya, seperti buku pelajaran, media pembelajaran, alat peraga belajar, dan semua sumberdaya di lingkungan sekolah.

Proses transformasi dalam pembelajaran sesungguhnya juga menempatkan guru sebagai mediator, perantara antara siswa dan sumber/bahan belajar yang ada. Oleh sebab itu, tepat dikatakan kalau guru itu sesungguhnya untuk membelajarkan siswa, bukan hanya sekadar mengajar. Artinya, proses tranformasi di ruang kelas lebih difokuskan pada upaya menciptakan kondisi bagaimana siswa dapat belajar.

Sebagai pendidik, guru bertugas mentransformasikan nilai-nilai sikap dan tingkah laku serta budi pekerti luhur. Nilai-nilai ini terintegrasi dalam sumber dan bahan belajar yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, semua mata pelajaran yang ada di sekolah sudah memuat nilai-nilai sikap positif, tingkah laku yang baik dan nilai budi pekerti luhur.

Tugas sebagai pelatih dalam pembelajaran menempatkan guru untuk memberdayakan potensi keterampilan dasar dan sikap mandiri pada siswa. Potensi ini tercermin dari keterampilan siswa ketika melakukan aktivitas belajar di ruang kelas.

Melatih kemandirian siswa dalam pembelajaran kiranya menjadi problema yang cukup pelik. Banyak hambatan dan kendala dalam menerapkan teori bagaimana melatih siswa bersikapmandiri. Namun demikian, upaya mengatasi masalah tersebut tetap diupayakan melalui strategi-strategi tertentu. Alternatif strategi dimaksud bertitik tolak pada konsep:

Pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas perlu menumbuhkan nuansa rasa percaya diri pada siswa. Percaya diri untuk menguasai materi pelajaran maupun melakukan aktivitas belajar. 

Siswa dapat menunjukkan rasa percaya diri untuk mengajukan pertanyaan pada guru, menjawab pertanyaan guru maupun temannya ketika proses belajar berlangsung. Percaya diri untuk tampil ke depan kelas, berdiskusi kelompok dan lain sebagainya.

Siswa termotivasi untuk belajar secara mandiri. Memang, ini termasuk langkah yang cukup rumit. Namun demikian strategi yang dipertimbangkan adalah, bagaimana siswa memiliki kemauan untuk melakukan eksplorasi terhadap materi pelajaran seluas-luasnya atas kemauan sendiri.

Untuk itu perlu arahan dan dorongan semangat pada diri siswa. Tidak ada materi pelajaran yang sulit kalau siswa betul-betul mau mempelajarinya. Kemudian mengetahui bagaimana cara mempelajarinya. 

Betapapun sulitnya materi pelajaran, pasti bisa dikuasai jika ada kemauan dan mengetahui cara belajarnya. Kalau begitu, siswa tak perlu kalang kabut ketika menghadapi ujian.

Motivasi belajar mandiri juga perlu ketika siswa tampil ke depan kelas untuk mengerjakan sesuatu atau tugas tertentu yang diberikan. Disini siswa tidak perlu takut salah dalam mengerjakan tugas itu. Juga tidak perlu khawatir akan dicemooh oleh siswa lain. 

Jika hasil pekerjaannya salah di depan kelas, guru memberi jaminan untuk memperbaikinya bersama siswa. Jaminan ini juga diberikan berkaitan siswa yang mencemooh temannya tampil ke depan kelas. Guru perlu memberi ganjaran bagi siswa yang  mencemooh  temannya.

Ujian adalah proses pembelajaran untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Proses ujian yang baik mencerminkan bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh siswa sebelumnya.

Bekerja sama dalam belajar, itu sangat penting. Misalnya kerja sama dalam belajar kelompok diskusi. Bekerja sama mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru. Namun kerja sama itu tidak berlaku ketika ujian berlangsung. Ujian harus dikerjakan secara mandiri oleh siswa. Kerja sama siswa dalam ujian, menyontek bareng, menunjukkan sikap tidak mandiri siswa. Menunjukkan bahwa siswa tidak mampu mengerjakan ujian.

Baca : Tujuan dan Manfaat Belajar Kelompok di Rumah

Upaya melatih siswa terbiasa mandiri dalam mengerjakan ujian dapat dilakukan dengan langkah mengatur tempat duduk siswa. Kemudian mengurangi ancaman terhadap siswa jika memperoleh nilai rendah dalam ujian. Sebaliknya memberikan dorongan semangat bahwa siswa mampu mengerjakan soal ujian sendiri.  Oleh sebab itu siswa tak perlu kasak-kusuk mencontek hasil pekerjaan siswa lain.

Baca juga : Cara Menata Tempat Duduk Siswa

Jika memang hasil ujian siswa tidak memuaskan, masih ada jalan lain yang diberikan guru, yaitu program remedial. Sistem penilaian menganut ketuntasan belajar (mastery learning) dimana siswa harus mencapai target yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran.



Dapat disimpulkan bahwa sikap mandiri pada siswa mutlak dilatihkan pada siswa melalui proses belajar dan mengajar (PBM) di ruang kelas. Siswa yang terlatih mandiri akan dapat mengatasi masalah dengan cerdas dan kreatif.

JAKARTA - Di masa pandemi saat ini pelajar harus dapat menyesuaikan keadaan yang terjadi, dimana pembelajaran tidak dapat dilakukan di sekolah. Siswa sebelumnya belajar tatap muka di sekolah dan  sekarang menggunakan sistem pembelajaran online dari rumah. Proses belajar kondisi ini membuat siswa harus menyesuaikan dengan keadaan belajar jarak jauh. Penerapan pembelajaran daring pada situasi ini tidaklah mudah. Siswa juga dituntut agar mampu belajar mandiri dengan tujuan meraih ketuntasan belajar. Dalam hal ini pengelolaan jadwal belajar mandiri amatlah penting.

Makna belajar mandiri artinya siswa tidak lagi mengantungkan diri kepada orang lain, siswa memiliki inisiatif dan bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya hingga selesai. Belajar secara mandiri sebagai bentuk  dimana siswa mampu  membuat  keputusan-keputusan penting  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  belajarnya  sendiri.

Biro Humas & Sekretariat Universitas Mercu Buana kembali menggelar program UMB Campus Talk Virtual Part XX, mengusung tema “Pengelolaan Jadwal Belajar Mandiri Di Masa Pandemi” bertempat di Edupark I AM UMB (24/03/2021). Kegiatan ini diikuti oleh 117 peserta dari SMAN 95 Jakarta. Kegiatan dengan narasumber guru bimbingan konseling SMAN 95 Jakarta, Dra. Iin Yuningsih,MM, dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Aulia Kirana, M.Psi.,Psikolog dimoderatori oleh Alumni UMB, Muhammad Afif Fathoni.

Guru Bimbingan Konseling SMAN 95 Jakarta, Iin Yuningsih menyebutkan, 4 point penting dalam proses pengelolaan jadwal belajar mandiri di masa pandemi yakni pertama anak harus bisa mengatur jadwal belajar, kedua anak harus mengenal kekurangan dan kekuatan diri, ketiga memiliki tujuan dan keempat mengembangkan budaya literasi.

Sedangkan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Aulia Kirana, M.Psi.,Psikolog memaparkan strategi yang dapat diterapkan agar siswa dapat mengelola jadwal belajar mandiri, sebagai berikut;

  1. Merencanakan dan membuat tujuan belajar
  2. Mengelola waktu dengan mengatur jadwal secara seimbang
  3. Mengontrol lingkungan belajar guna mempermudah proses belajar
  4. Upayakan memahami materi secara berulang, seperti merangkum dengan bahasa yang mudah dipahami
  5. Yakin akan diri sendiri untuk berusaha lebih giat
  6. Carilah bantuan saat menghadapi kesulitan

“Strategi pengelolaan jadwal belajar mandiri meliputi aktivitas-aktivitas yang berfokus pada tujuan belajar secara langsung dapat dilakukan, dapat dimodifikasi dan dimaintain segala aktivitas belajarnya. Beberapa strategi cukup efisien dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar mandiri di masa pembelajaran daring,” katanya.

Pengelolaan jadwal belajar mandiri di masa pandemi ini tentunya kita semua punya harapan ingin bisa beradaptasi dengan situasi ini. Bisa memanage waktu belajar dengan baik, ingin tetap sehat dan tetap produktif. Namun kenyataannya, kita semua belum bisa memaksimalkan hal tersebut. Pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat mengoptimalkan pembelajaran di masa pandemi ini? Berikut 7 Tips yang dirangkum moderator

Tips dalam pengelolaan jadwal belajar mandiri di masa pandemi yaitu:

1. Atur manajemen waktu dengan baik:  membuat jadwal “to-do list” dengan menuliskan apa saja yang harus kamu kerjakan dalam satu hari. Mempunyai target yang harus dicapai.

2. Susun menu belajar: Belajar memang penting, tapi jangan lupa kalau kamu juga butuh istirahat. Ini adalah salah satu menu yang perlu kamu siapkan kalau ingin belajar secara mandiri, yaitu waktu belajar.  Waktu istirahat bisa dengan melakukan refreshing untuk menjaga kesehatan mental kita.

3. Inisiatif melibatkan orang lain: Dalam konteks belajar di rumah, kamu bisa melakukan inisiatif dengan melibatkan orang lain dalam proses belajar. Orang lain dapat berfungsi sebagai pihak yang bisa mengevaluasi pemahaman kamu terhadap sebuah materi pelajaran. Komunikasi antara orang tua dengan anak sangat penting terlibat dalam hal ini. Supaya adanya komunikasi dua arah yang menjadi hal positif

4. Konsentrasi penuh: Jauhkan perhatian kamu dari benda-benda yang sekiranya menciptakan distraksi. Seperti game di ponsel atau hal lain yang membuat kamu tidak fokus dengan belajar via daring ini. Menjaga kualitas tidur sangat penting supaya tetap fokus dalam belajar

5. Kenali irama dan jam biologis badan: Pada, setiap kita memiliki irama kerja dan jam biologis badan yang berbeda. Sebagian orang lebih aktif dipagi hari, sebagian lagi lebih mudah berkonsentrasi dan bekerja di malam hari.

6. Tidak menunda-nunda: Jadwal dan target yang telah kita susun berguna agar kita tidak menunda-nunda mengerjakan sesuatu. Jadi, penting agar kita tetap dan terus mengerjakan apa-apa yang harus dituntaskan.

7. Menjaga kesehatan: Sangat penting menjaga kesehatan di masa pandemi ini. Menjaga kualitas tidur yang baik, dan hidup sehat berolaharga sangat membantu kita dalam mengoptimalkan jadwal belajar mandiri di masa pandemi. (ANP)