Kapan saja waktu yang tepat ketika kita memakai busana batik?sebutkan 3!

KOMPAS.com - Batik dibuat dengan menggambar motif pada sebuah kain hingga membentuk suatu pola. Teknik pembuatan batik sangatlah beragam, ada yang dilukis secara manual, tetapi ada pula yang dicap.

Menurut Cici Soewardi dalam buku Mix & Match Busana Batik untuk Anak & Remaja (2008), batik adalah karya seni rupa yang dibuat dengan melukis atau menggambar pada jenis kain mori atau katun, dengan alat bernama canting.

Alat dan bahan pembuatan batik

Pembuatan batik berbeda dengan proses membuat motif pakaian lainnya. Karena dalam setiap motif yang dihasilkan selalu mengandung makna dan sifat khusus. Tidak hanya itu, motif batik juga mengandung nilai kebudayaan yang sangat kuat.

Berikut ini penjelasan alat serta bahan yang dipergunakan untuk membuat batik, yang dikutip dari jurnal Batik Situbondo di Desa Selowogo Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo (2015) karya Rochman Kifrizyah, dkk:

Alat yang dipergunakan untuk membuat batik

Alat-alat untuk membuat batik, yaitu:

  1. Canting
    Adalah alat pokok dalam pembuatan batik. Canting digunakan untuk menggambar lilin malam pada kain sampai membentuk pola.
  2. Wajan dan kompor atau anglo
    Adalah wadah atau tempat untuk mencairkan lilin malam. Agar bisa mencair, lilin malam harus dipanaskan di atas kompor atau anglo dengan menggunakan wajan.
  3. Gawangan
    Adalah alat untuk meletakkan kain yang akan digambar motif batiknya. Gawangan yang dipakai biasanya terbuat dari kayu atau bambu.
  4. Pensil
    Sebelum menggambar batik menggunakan lilin malam, biasanya motif dilukis terlebih dahulu menggunakan pensil.

Baca juga: 10 Motif Batik Daerah dan Filosofinya

Bahan yang dipergunakan untuk membuat batik

Bahan-bahan membuat batik, yakni:

  1. Kain
    Pembuatan batik dilakukan dengan memakai media kain. Jenisnya beragam, bisa memakai kain katun atau jenis lainnya yang sesuai.
  2. Malam
    Adalah lilin yang digunakan dalam proses pembuatan batik. Lilin malam ini terbuat dari bahan gondorekum, lemak minyak kelapa, serta lilin.
  3. Pewarna
    Setelah digambar, motif batik diberi warna yang cocok. Untuk pewarnaannya menggunakan bahan pewarna.

Teknik dalam pembuatan batik

Yeni Fisnani dalam buku Modul Digital Muatan Lokal Batik (2019), menjelaskan jika pada dasarnya teknik pembuatan batik dibagi menjadi tiga, yakni batik tulis, batik cap, serta batik kombinasi.

Seiring perkembangan zaman, teknik pembuatan batik terus bertambah atau berkembang. Dulunya batik dibuat dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Namun, karena tekniknya yang terus berkembang, batik bisa dibuat dalam waktu singkat.

Berikut ini enam teknik dalam pembuatan batik:

Adalah teknik pembuatan batik yang dilakukan dengan menggunakan canting untuk melukiskan lilin malam pada kain. Dibanding teknik lainnya, teknik tulis membutuhkan waktu lebih lama, ketelitian, kesabaran, keahlian, serta pengalaman.

Adalah teknik pembuatan batik dengan mencelupkan sebagian kain ke dalam pewarna. Agar warna tidak terserap ke sisa kain lainnya, kain diikat menggunakan tali, benang, serta karet. Setelah dicelupkan, ikatan kain dibuka supaya warnanya tidak menyebar. Hasil pembuatan batik dengan teknik ini sering disebut batik jumputan.

Baca juga: Makna Motif Tumpal dalam Batik Betawi

Adalah teknik pembuatan batik dengan memakai cap atau stempel yang terbuat dari tembaga. Pada stempel tersebut sudah ada pola atau motif batik. Dibanding teknik tulis, teknik cap jauh lebih mudah dan tidak memakan waktu banyak.

Adalah teknik pembuatan batik yang memadukan teknik tulis dengan teknik cap. Sebagian kain dibuat dengan teknik tulis memakai canting, sedangkan sisanya menggunakan stempel atau cap.

Adalah teknik pembuatan batik yang dilakukan dengan sablon atau screen printing. Teknik ini jauh lebih cepat dibanding teknik pembuatan batik lainnya. Dalam prosesnya, pewarnaan hanya dilakukan di satu sisi kain saja, yakni bagian luar. Sehingga waktunya lebih singkat dan efisien.

Adalah teknik pembuatan batik yang dilakukan dengan melukis motif batik pada kain menggunakan pewarna dan kuas. Teknik ini membutuhkan kreativitas, kejelian, serta jiwa seni yang tinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Kapan saja waktu yang tepat ketika kita memakai busana batik?sebutkan 3!
Batik

Batik dari Surakarta di Jawa Tengah; sebelum 1997

JenisSeni KainBahanKain, sutra, kapasTempat asalIndonesia


Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.[1] sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.[2] Sejak saat itu, 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Teknik seni kain yang mirip batik dapat ditemukan pada berbagai kebudayaan di dunia seperti di Nigeria, Tiongkok, India, Malaysia, Sri Lanka dan daerah-daerah lain di Indonesia. Batik pesisir Indonesia dari pulau Jawa memiliki sejarah akulturasi yang panjang, dengan corak beragam yang dipengaruhi oleh berbagai budaya, serta paling berkembang dalam hal pola, teknik, dan kualitas pengerjaan dibandingkan batik dari daerah lain.

Batik dianggap sebagai ikon budaya penting di Indonesia. Masyarakat Indonesia mengenakan batik sebagai busana kasual dan formal yang dapat digunakan dalam beragam acara.

Etimologi

Secara etimologi, istilah "batik" berasal dari bahasa Jawa: ꦲꦩ꧀ꦧꦛꦶꦏ꧀, translit. ambathik yang dihasilkan dari lakuran kata ꦲꦩ꧀ꦧ (amba) yang berarti "lebar" atau "luas" (merujuk kepada kain), dan ꦤꦶꦛꦶꦏ꧀ (nithik) yang berarti "membuat titik" dan kemudian berkembang menjadi istilah bahasa Jawa: ꦧꦛꦶꦏ꧀, translit. bathik, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar. Kata dalam bahasa Jawa: ꦧꦛꦶꦏꦤ꧀, translit. bathikan juga dapat bermakna sebagai "menggambar" atau "menulis".[3] Istilah bathik kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi "batik" dengan menggantikan bunyi huruf "-th" sebagai "-t" dikarenakan orang non-Jawa tidak bisa melafalkannya dengan mudah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "batik" didefinisikan sebagai kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan lilin (atau dalam bahasa Jawa: ꦩꦭꦩ꧀, translit. malam) pada kain itu, yang kemudian pengolahannya melalui proses tertentu.[4] Jadi, dapat disimpulkan bahwa "batik" dapat merujuk kepada sebuah proses maupun hasil jadi (bersifat bendawi) dari proses tersebut.

Sejarah teknik batik

Kapan saja waktu yang tepat ketika kita memakai busana batik?sebutkan 3!

Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok.

Kapan saja waktu yang tepat ketika kita memakai busana batik?sebutkan 3!

Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.

Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam atau lilin adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik yang mirip dengan batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[5] Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[6]

Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7.[5] Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.[7]

G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[7] Detail ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detail pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.[8] Pada perempat terakhir abad ke-13, kain batik dari Jawa telah diekspor ke kepulauan Karimata, Siam, bahkan sampai ke Mosul.[9]

Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[10] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Jenderal Inggris di Jawa. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[5]

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Wilayah Persekutuan Malaysia juga membawa batik bersama mereka.

Sekarang batik sudah berkembang di beberapa tempat di luar Jawa, bahkan hingga ke manca negara. Di Indonesia batik sudah pula dikembangkan di Aceh dengan batik Aceh, batik Cual di Riau, Batik Papua, batik Sasirangan Kalimantan Timur, dan batik Minahasa.

Budaya batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", di mana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Kapan saja waktu yang tepat ketika kita memakai busana batik?sebutkan 3!

Batik Cirebon bermotif mahluk laut

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Kapan saja waktu yang tepat ketika kita memakai busana batik?sebutkan 3!

Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton Jawa.

Corak batik

Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh budaya lokal dan asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu, misalnya kalangan keraton. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh etnis Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip), benda-benda yang dibawa penjajah (gedung atau kereta kuda), dan warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat karena biasanya masing-masing corak memiliki arti atau lambang masing-masing.

Cara pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Jenis batik

Kapan saja waktu yang tepat ketika kita memakai busana batik?sebutkan 3!

Pembuatan batik cap.

Kapan saja waktu yang tepat ketika kita memakai busana batik?sebutkan 3!

Pembuatan batik tulis.

  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
  • Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Batik Jawa

Sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik Jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo, Yogyakarta atau biasa disebut Batik Jogja dan Kota Pekalongan atau yang biasa disebut Batik Pekalongan.

Berdasarkan daerah asal

  • Batik Aceh
  • Batik Bali
  • Batik Banyumas
  • Batik Banten
  • Batik Belanda
  • Batik Betawi
  • Batik Cianjur
  • Batik Cirebon
  • Batik Jambi
  • Batik Jepara / Batik Kartini
  • Batik Jepang
  • Batik Jombang
  • Batik Kalimantan
  • Batik Kebumen
  • Batik Kediri
  • Batik Kudus
  • Batik Madura
  • Batik Malang
  • Batik Maluku
  • Batik Minangkabau
  • Batik Minahasa
  • Batik Nusa Tenggara
  • Batik Papua
  • Batik Pekalongan
  • Batik Sumatra
  • Batik Solo
  • Batik Tasik
  • Batik Tegal (Tegalan)
  • Batik Tulungagung
  • Batik Yogyakarta

Berdasarkan corak

  • Batik Besurek
  • Batik Cuwiri
  • Batik Gedog
  • Batik Jlamprang
  • Batik Kawung
  • Batik Kraton
  • Batik Petani
  • Batik Pringgondani
  • Batik Sekar Jagad
  • Batik Semen Rama
  • Batik Sida Asih
  • Batik Sida Luhur
  • Batik Sida Mukti
  • Batik Sudagaran
  • Batik Tambal

Galeri

Lihat pula

  • Batik Keris
  • Batik Arjuna Weda
  • Batik Kendil
  • Iwan Tirta
  • K.R.T. Hardjonagoro
  • Bagong Kussudiardjo
  • Eman Suparman
  • Ibu Sud
  • Tuty Cholid
  • Edward Hutabarat
  • Karnaval Batik Solo
  • Solo Batik Fashion
  • Putra Putri Batik Nusantara
  • Kampung batik Laweyan
  • Kampung Batik Trusmi
  • Pasar Beringharjo
  • Pasar Kliwon, Surakarta
  • Kampung Batik Pesindon, Pekalongan
  • Pasar Grosir Setono, Pekalongan
  • Museum Batik Yogyakarta
  • Museum Batik Danar Hadi
  • Museum Ullen Sentalu
  • Museum Batik Pekalongan
  • Amri Yahya
  • Harris Riadi
  • Blangkon
  • Kebaya
  • Iket
  • Samping
  • Kemeja
  • Gamis
  • Gaun
  • Daster
  • Soga
  • Lerak
  • Canting
  • Malam
  • Akar wangi

Referensi

  1. ^ "Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring". Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-29. Diakses tanggal 04 Oktober 2016.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  2. ^ UNESCO: Indonesian Batik
  3. ^ Poerwadharminta, WJS. Bausastra. 
  4. ^ "Batik". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  5. ^ a b c Nadia Nava, Il batik - Ulissedizioni - 1991 ISBN 88-414-1016-7
  6. ^ Sejarah Batik Indonesia
  7. ^ a b Iwan Tirta, Gareth L. Steen, Deborah M. Urso, Mario Alisjahbana, 'Batik: a play of lights and shades, Volume 1', By Gaya Favorit Press, 1996, ISBN 979-515-313-7, 9789795153139
  8. ^ "Prajnaparamita and other Buddhist deities". Volkenkunde Rijksmuseum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 May 2014. Diakses tanggal 1 May 2014.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  9. ^ Jung-pang, Lo (2013). China as a Sea Power, 1127-1368. Flipside Digital Content Company Inc. ISBN 9789971697136. 
  10. ^ Dewan sastera, Volume 31, Issues 1-6 By Dewan Bahasa dan Pustaka

Daftar pustaka

  • Doellah, H.Santosa. (2003). Batik: The Impact of Time and Environment, Solo: Danar Hadi. ISBN 979-97173-1-0
  • Elliott, Inger McCabe. (1984) Batik: fabled cloth of Java photographs, Brian Brake ; contributions, Paramita Abdurachman, Susan Blum, Iwan Tirta ; design, Kiyoshi Kanai. New York: Clarkson N. Potter Inc., ISBN 0-517-55155-1
  • Fraser-Lu, Sylvia.(1986) Indonesian batik: processes, patterns, and places Singapore: Oxford University Press. ISBN 0-19-582661-2
  • Gillow, John; Dawson, Barry. (1995) Traditional Indonesian Textiles. Thames and Hudson. ISBN 0-500-27820-2
  • QuaChee & eM.K. (2005) Batik Inspirations: Featuring Top Batik Designers. ISBN 981-05-4447-2
  • Raffles, Sir Thomas Stamford. (1817) History of Java, Black, Parbury & Allen, London.
  • Sumarsono, Hartono; Ishwara, Helen; Yahya, L.R. Supriyapto; Moeis, Xenia (2013). Benang Raja: Menyimpul Keelokan Batik Pesisir. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-979-9106-01-8.
  • Tirta, Iwan; Steen, Gareth L.; Urso, Deborah M.; Alisjahbana, Mario. (1996) "Batik: a play of lights and shades, Volume 1", Indonesia: Gaya Favorit. ISBN 979-515-313-7, ISBN 978-979-515-313-9
  • Nadia Nava, Il batik - Ulissedizioni - 1991 ISBN 88-414-1016-7

Bacaan lanjutan

  • Pogadaev, Victor (2002). "The Magic of Batik" in "Vostochnaya Kollektsiya" (Oriental Collection), Spring 2002, p. 71-74.

Pranala luar

  • Batik Fraktal Kontemporer
  • Batik Banten: Seni budaya lokal yang mendunia
  • (Inggris) Indonesian Batik - UNESCO: Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity - 2009

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batik&oldid=21597400"


Page 2

1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31  

2 Oktober adalah hari ke-275 (hari ke-276 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian.

Hari ini merupakan hari batik nasional

Peristiwa

  • 1187 - Pengepungan Yerusalem: Salahuddin Ayyubi merebut Yerusalem setelah 88 tahun di bawah kekuasaan Pasukan Salib.
  • 1883 - Edouard Jean-Marie Stephan menemukan galaksi NGC 22.
  • 1925 - Maulana Rahmat Ali tiba di Tapaktuan, Aceh dan menjadi mubalig Ahmadiyyah pertama di Indonesia.
  • 1928 - Josemaría Escrivá mendirikan sebuah organisasi Katolik bernama Opus Dei.
  • 1935 - Italia menginvasi Abisinia (Ethiopia).
  • 1941 - Perang Dunia II: Dimulainya Pertempuran Moskwa.
  • 1946 - Pelantikan Kabinet Sjahrir III
  • 1950 - Peanuts sebuah strip komik dari Charles M. Schulz, yang menampilkan Charlie Brown dan hewan peliharaannya Snoopy, diterbitkan untuk pertama kalinya di koran besar.
  • 1958 - Guinea merdeka dari Perancis.
  • 1965 - Harian Rakjat, media resmi Partai Komunis Indonesia terbit terakhir kalinya.
  • 1988 - Penutupan Olimpiade Seoul 1988.
  • 1990 - Sebuah Boeing 737-247 milik maskapai penerbangan Tiongkok dibajak dan menabrak dua pesawat lainnya ketika mendarat di Guangzhou, menewaskan 132 orang.
  • 1998 - Bank Mandiri, bank terbesar di Indonesia didirikan.
  • 2009 - UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya manusia untuk dunia dari Indonesia.
  • 2010 - Tabrakan kereta api KA Argo Bromo dan KA Senja Utama di perlintasan kereta api Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia, sedikitnya 42 orang tewas.
  • 2014 - Joko Widodo mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan pengganti Basuki Tjahaja Purnama.
  • 2019 - Tottenham Hotspur F.C. kalah telak dari FC Bayern Munich dengan skor 2-7 di Stadion Tottenham Hotspur.

Kelahiran

  • 1832 - Edward Burnett Tylor, antropolog Inggris (w. 1917)
  • 1847 - Paul von Hindenburg, Presiden Jerman (w. 1934)
  • 1852 - William Ramsay, kimiawan Skotlandia (w. 1916)
  • 1869 - Mahatma Gandhi, pemimpin spiritual dan politikus India (w. 1948)
  • 1871 - Cordell Hull, Sekretaris Negara AS, penerima Penghargaan Perdamaian Nobel (w. 1955)
  • 1904 - Lal Bahadur Shastri, politikus dan Perdana Menteri India (w. 1966)
  • 1907 - Alexander R. Todd, Baron Todd, kimiawan Skotlandia, penerima penghargaan Nobel (w. 1997)
  • 1907 - Victor Paz Estenssoro, politisi Bolivia (w. 2001)
  • 1917 - Christian de Duve, ahli biologi kelahiran Inggris, penerima penghargaan Nobel
  • 1928 - Wolfhart Pannenberg, teolog Jerman
  • 1945 - Don McLean, penulis lagu Amerika Serikat
  • 1946 - Gen.Sonthi Boonyaratglin, panglima Angkatan Darat dan kepala Dewan Keamanan Nasional Thailand
  • 1947 - Hendra Cipta, aktor Indonesia (w. 2011).
  • 1949 - Annie Leibovitz, fotografer Amerika Serikat
  • 1951 - Sting, penyanyi Britania
  • 1962 - Jeff Bennett, aktor Amerika Serikat
  • 1971 - James Root, gitaris Amerika Serikat (Slipknot)
  • 1978 - Ayumi Hamasaki, penyanyi Jepang
  • 1979 - Francisco Fonseca, pemain sepak bola Meksiko
  • 1981 - Luke Wilkshire, pemain sepak bola Australia
  • 1986 - Camilla Belle, aktris Amerika Serikat
  • 1986 - Fransisca Ratnasari, Pemain bulu tangkis Tunggal Putri indonesia.
  • 1987 - Hina Khan, aktris India

Meninggal

  • 1775 - Chiyo-ni, penyair Jepang (l. 1703)
  • 1820 - Pakubuwana IV, raja ketiga Kasunanan Surakarta (l. 1768)
  • 1927 - Svante Arrhenius, kimiawan Swedia, penerima Penghargaan Nobel (l. 1859)
  • 1968 - Marcel Duchamp, seniman Perancis (l. 1887)
  • 1973 - Paavo Nurmi, pelari Finlandia (l. 1897)
  • 1985 - Rock Hudson, aktor Amerika Serikat (l. 1925)
  • 1987 - Peter Medawar, ilmuwan kelahiran Brazil, penerima penghargaan Nobel (l. 1915)
  • 1988 - Hamengkubuwana IX, raja Kesultanan Yogyakarta di Washington DC (l. 1912).
  • 1998 - Gene Autry, penyanyi, aktor, dan entrepreneur Amerika Serikat (l. 1907)
  • 2008 - Choi Jin-sil, aktris Korea Selatan (l. 1968)
  • 2019 - Mayor Jenderal TNI Zainal Basri Palaguna, Gubernur Sulawesi Selatan periode 1993 - 2003 (l. 1939)

Hari raya dan peringatan

  • 1990 - Maulid Nabi Muhammad SAW 1411 Hijriah.
  • Indonesia - Hari Batik Nasional
  • Guinea - Hari Kemerdekaan
  • Hari Tanpa Kekerasan Internasional
  • Hari senyum internasional

1 Oktober - 2 Oktober - 3 Oktober

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=2_Oktober&oldid=21396699"