Jelaskan konsep tentang seni tari dan seni drama

Iveta Rahmalia Senin, 19 April 2021 | 12:00 WIB

Jelaskan konsep tentang seni tari dan seni drama

Cabang-cabang seni dan contohnya. (Gambar oleh kolibri5 dari Pixabay )

Bobo.id - Seni bisa dibedakan menjadi beberapa cabang. Apa saja cabang-cabang seni? Sebelum kita cari tahu jawabannya, cari tahu dulu apa itu seni. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni adalah karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran.

Seni juga bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang diciptakan manusia berdasarkan ide gagasan yang mengandung unsur keindahan dan mampu memengaruhi perasaan orang lain. 

Baca Juga: Contoh Tari Daerah yang Dilakukan Berpasangan, Materi Kelas 6, Tema 7, Subtema 2

Lalu, apa saja cabang-cabang seni beserta contohnya? Berikut beberapa di antaranya: 

1. Seni Rupa 

Dikutip dari serupa.id, seni rupa adalah cabang seni yang diungkapkan dan diciptakan melalui media rupa (visual) yang dapat dilihat dan biasanya dapat pula dirasakan melalui rabaan.

Berdasarkan fungsinya, seni rupa bisa dibedakan menjadi Seni Rupa Murni dan Seni Rupa Terapan.

Seni Rupa Murni adalah seni rupa yang diciptakan tanpa mempertimbangkan fungsinya. Contohnya seni lukis, seni patung, seni grafika, dan sebagainya.


Page 2


Page 3

Jelaskan konsep tentang seni tari dan seni drama

Gambar oleh kolibri5 dari Pixabay

Cabang-cabang seni dan contohnya.

Bobo.id - Seni bisa dibedakan menjadi beberapa cabang. Apa saja cabang-cabang seni? Sebelum kita cari tahu jawabannya, cari tahu dulu apa itu seni. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni adalah karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran.

Seni juga bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang diciptakan manusia berdasarkan ide gagasan yang mengandung unsur keindahan dan mampu memengaruhi perasaan orang lain. 

Baca Juga: Contoh Tari Daerah yang Dilakukan Berpasangan, Materi Kelas 6, Tema 7, Subtema 2

Lalu, apa saja cabang-cabang seni beserta contohnya? Berikut beberapa di antaranya: 

1. Seni Rupa 

Dikutip dari serupa.id, seni rupa adalah cabang seni yang diungkapkan dan diciptakan melalui media rupa (visual) yang dapat dilihat dan biasanya dapat pula dirasakan melalui rabaan.

Berdasarkan fungsinya, seni rupa bisa dibedakan menjadi Seni Rupa Murni dan Seni Rupa Terapan.

Seni Rupa Murni adalah seni rupa yang diciptakan tanpa mempertimbangkan fungsinya. Contohnya seni lukis, seni patung, seni grafika, dan sebagainya.

Jelaskan konsep tentang seni tari dan seni drama

Jelaskan konsep tentang seni tari dan seni drama
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi drama tari dan ciri-cirinya

KOMPAS.com -  Sajian tari yang mengungkapkan peristiwa atau cerita disebut drama tari. 

Dikutip dari buku Koreografi Ruang Prosenium  (2017) karya Sumandiyo Hadi, drama tari adalah sebuah tari yang dalam penyajiannya menggunakan plot atau alur cerita, tema, dan dilakukan dengan cara kelompok. 

Dalam sebuah drama tari biasanya ada yang berdialog dan ada yang tidak menggunakan dialog. Drama tari sering disebut juga dengan sendratari. Drama tari merupakan tarian dengan cerita yang dilakukan oleh satu penari atau berkelompok. 

Drama tari sebagai seni tidak hanya diungkapkan dalam sebuah gerak tari, namun juga nilai rasa irama yang mampu memberikan sentuhan rasa estetik. 

Drama tari berkaitan erat dengan konsep dan proses koreografis yang bersifat krratif. Drama tari me jadi sebuah rabgkaian tari yang disusun hingga melukiskan suatu kisah atau cerita drama tari berdialog, baik prosa maupun puisi serta berdialog (percakapan). 

Baca juga: Mengenal Fungsi Seni Tari

Jika tanpa dialog, drama tari menggunakan tanda-tanda gerakan ekspresi muka atau mimik sebagai alat untuk berbicara. 

Contoh drama tari atau sendratari yang sering dibawakan dan digemari masyarakat, seperti Ramayana, Mahabarata, Panji atau juga Babad. 

Ciri-ciri drama tari 

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut ciri-ciri drama tari, yaitu: 

  • Menggunakan plot atau alur cerita
  • Memiliki tema
  • Dilakukan secara berkelompok
  • Terdapat gerak tanpa suara atau berupa pantomim
  • Terdapat gerak dengan disertai vokal
  • Terdapat vokal dengan musik, dan lain sebagainya
  • Terdapat gerakan atau tarian
  • Menggunakan riasan dan busana karakter
  • Menggunakan mimik wajah atau ekspresi
  • Menggunakan properti

Baca juga: Tema Literal dan Nonliteral dalam Seni Tari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Jelaskan konsep tentang seni tari dan seni drama

Jelaskan konsep tentang seni tari dan seni drama
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi seni drama

KOMPAS.com - Seni drama merupakan perpaduan dari berbagai kesenian, seperti seni musik, seni rupa, seni akting, seni tari, dan seni sastra.

Dilansir dari buku Apresiasi Drama (2017) oleh Tato Nuryanto, drama termasuk salah satu jenis seni yang di dalamnya terdapat berbagai keindahan yang dapat dinikmati penonton. 

Pengertian seni drama menurut ahli 

Berikut pengertian seni drama menurut para ahli, yaitu: 

Aristoteles 

Drama adalah tindakan yang kelak menjadi akting. Drama merupakan penyajian atau peragaan semua kejadian atau cerita. 

Ferdinand Brunetiere dan Balthazar Verhagen 

Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia serta harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. 

Moulton 

Drama yaitu hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action), menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung. 

Baca juga: Contoh Teks Drama Beserta Strukturnya

Krauss 

Drama menjadi bentuk gambaran seni yang datang dari nyanyian dan tarian ibadat Yunani kuno, yang di dalamnya dengan jelas terorganisasi dialog dramatis, sebuah konflik dan penyelesaiannya digambarkan di atas panggung. 

Sudjiman 

Drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikauan dan emosi lewat lakuan dan dialog. 

W.s. Rendra

Drama atau sandiwara yakni seni yang mengungkapkan pikiran atau perasaan orang dengan mempergunakan laku jasmani dan ucapan kata-kata. 

Kasim Achamd

Drama berasal dari Yunani, draomai yang artinya berbuat, bergerak, atau berlaku. Baginya, drama memiliki arti lebih sempit dibandingkan teater. 

PENDIDIKAN SENI TARI DAN DRAMA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama

Dosen Pembimbing : Okto Wijayanti, S.Pd, M.A.

1.      Manggih Widodo                    (1201100051)

2.      Ken Larasati N A                    (1201100053)

3.      Meliana Nur Hasanah             (1201100055)

4.      Teguh Purwoko                       (1201100057)

5.      Mona Melinda                         (1201100059)

6.      Ayuni Cahyaning Tyas           (1201100061)

7.      Wahyu Tri Sari Puspo             (1201100063)

8.      Siska Ajiyati Purnami             (1201100065)

9.      Vita Nur Hidayah                   (1201100067)

10.  Syafrudin Hafis G                  (1201100069)

11.  Esty Apriliani                          (1201100071)

12.  Desi Oktaviani                        (1201100073)

13.  Resti Oktaviani D                   (1201100075)

14.  Riski Amalia                          (1201100077)

15.  Delfiani Firdayati                    (1201100079)

16.  Wahyu Desi L                         (1201100081)

17.  Ida Alfiana C                          (1201100083)

18.  Wahyu Dwi Utami                  (1201100085)

19.  Aulia Gitasafira F                   (1201100087)

20.  Febriyanto Tri W                     (1201100089)

21.  Latifah Utami                         (1201100091)

22.  Intan Atika Sari I                    (1201100093)

                                        23.  Ovibella Risty                         (1201100095)

24.  Putik Dwinda H                      (1201100097)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Segala Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, memberikan kemudahan serta kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sebuah karya belum dapat menuju kesempurnaan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, sehingga hambatan dan kesulitan menjadi penghalang dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa bantuan dari berbagai pihak sangatlah bermanfaat dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penghargaan dan ucapan terimakasih senantiasa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Selanjutnya kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, amin. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan.


HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

      A.    Latar belakang ..............................................................................................

      B.     Rumusan Masalah ........................................................................................

      C.     Tujuan ..........................................................................................................

      D.    Manfaat .........................................................................................................

      A.    Pengertian Tari ...................................................................................................  

      B.     Sejarah Tari ........................................................................................................

      C.     Fungsi Tari .........................................................................................................

      D.    Jenis Tari ............................................................................................................

      E.     Bentuk Tari ........................................................................................................

      A.    Simpulan ............................................................................................................

      B.     Saran ..................................................................................................................



1.      Bagaimana pengertian tari?

2.      Bagamana sejarah tari?

5.      Bagaimana bentuk tari?

1.      Menjelaskan pengertian tari.

2.      Menjelaskan sejarah tari.

3.      Menjelaskan fungsi tari.

4.      Menjelaskan jenis-jenis tari.

5.      Menjelaskan bentuk tari.

1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian tari.

2.      Mahasiswa dapat mengetahui sejarah tari.

3.      Mahasiswa dapat mengetahui fungsi tari.

4.      Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis tari.

5.      Mahasiswa dapat mengetahui bentuk tari.


Tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain (penonton/penikmat). Sebagai alat ekspresi, tari mampu menciptakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi di sekitarnya.

Menurut manfaatnya tari dibedakan menjadi 2 yaitu :

1.      Sebagai hiburan, sifatnya penikmat saja/menghibur saja dan tidak perlu ada persiapan. Hiburan dapat berupa tarian, musik, lawakan.

2.      Sebagai komunikasi yaitu melalui gerak-ruang-waktu yang ada padanya yang membawa misi/pesan-pesan sebuah tarian tertentu untuk bisa dipahami oleh penikmatnya. Yang dimaksudkan ruang dan waktu adalah ruang gerak.

Beberapa pengertian tari dari beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1.      Corrie Hartong asal Belanda menyatakan bahwa “tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk dan ritme dari badan di dalam ruang”.

2.      Curt Sach ahli sejarah musik dan sejarah tari dari Jerman menyatakan bahwa “tari adalah gerak yang ritmis”.

3.      Franz Boas menyatakan bahwa “tari adalah gerak-gerak ritmis setiap bagian tubuh, lambaian lengan, gerak dari torso atau kepala, atau gerak-gerak dari tungkai serta kaki.

4.      Pangeran Suryodiningrat ahli tari Jawa mengemukakan bahwa “tari adalah gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu.

5.      Kamaladevi Chattopadhyaya, ahli tari berkebangsaan India menyatakan bahwa tari adalah gerakan-gerakan ritmis dan lama-kelamaan tampak mengarah kepada bentuk-bentuk tertentu.

6.      La Mery dalam Dance Composition mengatakan bahwa ”tari adalah ekspresi subjektif yang diberi bentuk objektif.

7.      Andre Levinson mengemukakan bahwa ”tari adalah gerak tubuh yang berkesinambungan melewati ruang yang telah ditentukan sesuai dengan ritme tertentu serta mekanisme yang sadar”.

8.      H’Doubler menyatakan bahwa” tari adalah ekspresi gerak ritmis dari keaadaan-keadaan perasaan yang secara estetis dinilai, yang lambang-lambang geraknya dengan sadar dirancang untuk kenikmatan serta kepuasan dari pengalaman-pengalaman ulang, ungkapan, berkomunikasi, melaksanakan, serta dari penciptaan bentuk-bentuk”.

9.      Waterman mengungkapkan bahwa ” tari terdiri dari gerak-gerak tubuh secara artistik yang secara kultural dipola serta distilasi”.

10.  Kealiinomohoku, ahli antropologi tari menyatakan bahaw ”tari adalah seni sesaat dari ekspresi yang dipertunjukan dengan bentuk serta gaya tertentu lewat tubuh manusia yang bergerak didalam ruang”.

11.  Soedarsono menyatakan bahwa ”tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah”.

12.  J. Verkuyl mengemukakan bahwa ”tari adalah gerak-gerak tubuh dan anggota-anggotanya yang diatur sedemikian rupa sehingga berirama,” dan masih banyak lagi pengertian tari yang dikemukakan par ahli lainnya.

Dari beberapa para ahli tari seperti tokoh-tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tari adalah komunikasi rasa yang disampaikan melalui gerak yang ritmis dan indah.

Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-gerakan tubuh manusia. Dalam hal ini gerak merupakan bagian yang paling penting dominan sebagai ungkapan ekspresi jiwa seseorang (bahasa isyarat) dalam mengungkapkan perasaan bahagia, sedih, gembira, marah dan lain sebagainya.

Gerak merupakan bentuk refleksi spontan dari gerak batin manusia atau dapat dikatakan sebagai media yang paling tua untuk berkomunikasi. Dengan demikian gerak merupakan unsur utama dalam tari. Namun gerak yang dimaksud adalah bukan gerak nyata sesuai dengan realita melainkan yang sudah mengalami stilasi dan distorsi yang sifatnya ekspresif. Bentuk gerak ekspresif adalah bentuk yang diungkapan agar dapat dinikmati dengan rasa. Gerak-gerak dalam tari harus diungkapkan secara ritmis, sehingga memunculkan karakteristik tertentu sesuai dengan kualitas ritme yang dimunculkan. Dengan demikian siswa SD dan MI dapat mengekspresikan gerak dan ritme dalam kegiatan pembelajaran seni tari sesuai dengan karakteristik serta tingkat perkembangan usianya.


Menurut Soedarsono (dalam Dedi Rosala.1999.29), bahwa tari di Indonesia dilihat dari perkembangannya terdiri atas tiga zaman, yaitu :

     1.      Zaman Masyarakat Primitif

Zaman masyarakat primitif terbagi dalam 3 zaman yaitu zaman batu, zaman perunggu, dan zaman besi. Pada zaman ini mulai diketemukannya beberapa alat instrumen musik yang terbuat dari logam seperti nekara atau semacam genderang. Pada alat tersebut terdapat pula lukisan atau gambar yang melambangkan pose atau gerak tari yang memakai hiasan bulu burung di kepalanya. Dari peristiwa tersebut melambangkan bahwa tari itu sudah ada pada zaman itu.

Tari-tarian pada zaman primitif merupakan gerak-gerak peniruan yang berasal dari alam, baik yang bersifat imitatif (peniruan dari alam dan binatang), maupun yang bersifat mimitis (peniruan dari tingkah laku manusia dari kehidupannya sehari-hari).

Pada zaman primitif upacara-upacara yang dianggap sakral selalu mem-pergunakan gerak-gerak tari, gerak-gerak yang tertuang pada upacara-upacara tersebut pada dasarnya merupakan gerakan spontanitas, yang tidak memikirkan susunan gerak atau struktur koreografinya. Merka bergerak atas dasar rasa dan keinginan pada saat itu dalam tujuan tertentu.

Pada kehidupan masyarakat primitif seni dianggap hal paling penting, baik untuk kegiatan individu ataupun kegiatan kelompok. Hal ini selalu dilakukan secara bersama-sama, sehingga ciri dan seni tersebut bersifat komunal.  Pada masa lampau, masyarakat Baduy dan Banten di dalam menuangkan tarian sangatlah sederhana dan tidak terlepas dari unsur-unsur religi. Gerak-gerak yang dituangkan sangatlah sederhana dan spontanitas, tidak mempunyai aturan yang mengikat, selain sifatnya yang sakral dan magis, tariannya menirukan gerak-gerak binatang dan gerak keseharian yang dilakukannya secara rampak. Tari-tarian yang masih ditarikan sampai saat ini adalah: Tari Ngaseuk, Tari Baksa, Tari Ngarempug nutu, dan Tari Seseroan.

      2.      Zaman masyarakat Feodal:

Pada zaman masyarakat feodal terbagi atas empat zaman, yaitu:

c.       Zaman Inovasi Bangsa Barat

d.      Zaman Pergerakan Nasional

Pada zaman masyarakat feodal mulai lahirnya kerajaan-kerajan. Seperti zaman sebelumnya corak kehidupan masyarakat dari berbagai zaman sangat beragam. Hal tersebut sudah barang tentu menambah khazanah budaya bangsa. Pada zaman ini perkembangan tari dapat dikatakan lebih maju, terutama di daerah yang menjadi pusat kerajaan, seperti Jawa, Bali dan Sumatera. Di Jawa Barat, Cirebon dan pesisirnya pada zaman ini menunjukan adanya suatu bentuk kesenian, yaitu Topeng dan Wayang. Tarian Topeng sekarang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat pedesaan, seperti Losari, Kreo, Kali Anyar, Slangit, dan lain-lain.

Pada zaman kerajaan terdapat dua kelompok yang sangat kontras, yaitu masyarakat yang ada di kerajaan dan masyarakat di luar kerajaan. Dari kedua perbedaan kelompok tersebut secara otomatis membedakan perekonomian kedua kelompok tersebut, termasuk pertumbuhan seni dan budayanya.

Pada zaman feodal kesenian yang cukup berkembang di lingkungan bangsawan, yaitu sebuah tari pergaulan dikalangan para menak yang sangat digemari, yaitu tari tayub (tayuban) yang dilakukan diruangan tertutup dan tidak dipertunjukan untuk umum. Tari Tayub ini dikhususkan bagi penari-penari pria yang disertai dengan ronggeng atau penari bayaran. Gerak tari Tayuban sangatlah bebas, artinya tidak mempunyai aturan yang dibakukan.

Pada zaman ini pula, seorang tokoh tari yang bernama R. Sambas Wirakusumah sekitar tahun 1926 mendirikan sebuah kursus tari yang diberi nama “Wirahmasari”. Tarian yang disebar luaskan oleh R. Sambas Wirakusumah adalah perpaduan antara tari Topeng dengan tari Tayuban yang diberi nama rumpun tari keurseus. Tari-tarian tersebut adalah tari Lenyepan, Gawil, Kering Dua, Kering Tilu, Gunung Sari dan Kastawa.

Pada Zaman Kemerdekaan, cara berpikir Bangsa Indonesia mulai berkembang, termasuk ilmu-ilmu dibidang seni, khususnya bidang seni tari. Di zaman ini bermunculan koreografer-koreografer, khususnya di Jawa Barat. Koreografer R. Sambas Wirakusumah menyebarkan tari Keurseusnya, dan beliau menyusun tari-tari wayang, yang pola-pola dasarnya berasal dari tari Keurseus. Untuk selanjutnya, Tari Keurseus Wirahma Sari berkembang di Bandung pada perkumpulan Wirahma Sari yang dipimpin oleh R. Dadan Sunarya Kusumadinata.

Sekitar tahun 70-an muncul tarian yang diberi nama Tari Kreasi Baru. Di antaranya yang diciptakan oleh Gugum Gumbira, yaitu Tari Jaipongan. Setelah dipelopori oleh Gugum Gumbira banyak sanggar seni yang membuat koreografi Jaipongan dengan motif gerak yang hampir sama dengan asalnya. Tari Jaipongan adalah salah satu bentuk tari kreasi baru yang berakarkan pada tari rakyat (khususnya ketuk tilu), topeng dan pencaksilat.

Beberapa fungsi dan peran seni tari sebagai berikut :

1.      Tari sebagai sarana upacara

Fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual. Tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral dan magis. Pada tari upacara faktor keindahan tidak diutamakan, yang diutamakaan adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri ataupun hal hal diluar dirinya. Ciri-ciri tari untuk upacara antara lain :

a.       Diselenggarakan pada tempat dan waktu tertentu.

b.      Bersifat sakral dan magis.

d.      Dilaksanakan di tempat terbuka dan massal.

e.       Hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat sebagai sarana untuk persembahan.

f.       Sebagai sarana memuja dewa.

g.      Bersifat kebersamaan dan berulang ulang

h.      Yang datang dianggap peserta upacara bukan penonton ,

i.        Ditarikan oleh penari yang terpilih dan dianggap suci.

j.        Gerak tari imitatif, meniru gerak - gerik alam sekitar.

k.      Ungkapan gerak mirip ekspresi kehendak jiwa penarinya.

2.      Tari sebagai sarana hiburan

Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini cenderung untuk kepuasan para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak diutamakan, tetapi mementingkan kepuasan individual, bersifat spontanitas dan improvisasi. Tarian ini untuk konsumsi publik. Dalam penyajiannya terkait dengan berbagai kepentingan terutama dalam kaitan-nya dengan hiburan, amal bahkan untuk memenuhi kepentingan publik dalam rangka hiburan saja.

a.       Mudah melibatkan peserta

c.       Relatif mudah dipelajari

d.      Mood yang bergembira ria

e.       Unsur gerak gembira dan bebas

Contoh tari hiburan Tari Tayub (Jawa Timur, Jawa Tengah), Ketuk Tilu (Jawa Barat), Gandrung (Banyuwangi), Jogged Bumbung (Bali), Serampang Dua Belas (Sumatera), Tari Sekar Putrid, Ratu Graheni

3.      Tari sebagai sarana pergaulan

Dalam hal ini tari memiliki fungsi pergaulan antara sesama manusia . contoh Tari Ketuk Tilu, Jaipongan, Maengket ( Sulawesi) Tari Tujuah Lompat (Maluku)

4.      Tari sebagai penyalur terapi

Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Pada masyarakat daerah timur jenis tarian ini menjadi pantangan karena adanya rasa tidak sampai hati.

5.      Tari sebagai media pendidikan

Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang dari nilai-nilai keindahan dan keluhuran karena seni tari dapat mengasah perasaan seseorang

6.      Tari sebagai pertunjukkan

Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang mantap, koreografer yang baik serta tema dan tujuan yang jelas.

Apabila ditinjau dari penggarapannya tari pertunjukkan dibedakan menjadi dua macam yaitu :

Concert Damce memerlukan persiapan yang panjang dengan pertanggung jawaban nilai artistik yang inggi juga dibutuhkan kerativitas yang aktual dengan penonton orang-orang tertentu yang memang mengerti pada bidang tari dan ada evaluasi sesudah pertunjukkan.

Show Dance biasanya dipentaskan dengan tujuan untuk memeriahkan suatu resepsi atau acara tertentu dengan atraksi dipilih yang mudah dicerna, mengesankan dan menarik penonton. Karena perkembangan zaman fungsi tari banyak mengalami pergeseran misalnya tari upacara, tari hiburan beralih fungsi menjadi tari pertunjukkan.

Ciri-ciri tari pertunjukkan :

a.       Pola garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan

b.      Adanya faktor imajinatif / kreativitas

c. Adanya ide yang mengandung dan mengarah kepada konteks pementasan yang  professional

d.   Kadang kala pementasannya menghendaki penonton tertentu dengan harapan adanya evaluasi apresiatif yang dijalankan dengan undangan atau karcis

e.   Lokasi pementasan di tempat yang khusus atau teater baik tempat itu berupa gedung pertunjukkan tradisional, modern, panggung terbuka, ataupun panggung tertutup. Contoh tari pertunjukan tari piring (Sumatra), tari ngremo(jatim), gambyong ( surakarta)

7.      Tari sebagai media katarsis

Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas penghayatan seni. Oleh karena itu, biasanya tari ini dilakukan oleh seniman yang hakiki. Namun seorang guru pun bisa melakukannya asal dia mau berlatih dengan kesungguhan, konsentrasi yang penuh, berani dan memiliki kekayaan imajinasi.

Selain memiliki beberapa fungsi tersebut, seni tari juga memiliki peranan yang sama seperti seni-seni lainnya, yaitu tari sebagai media ekspresi, komunikasi, berpikir kreatif dan mengembangkan bakat.

Kalau kita melihat tari yang ada di Indonesia, khususnya Jawa, kita dapat melihat perbedaan jenis-jenis tari yang ada. Adapun jenis-jenis tari itu adalah :

1.      Jenis Tari menurut Garapannya

Tari menurut garapannya dapat dibedakan menjadi:

Tari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang pada masyarakat tertentu sejak zaman primitif sampai sekarang.Ciri-ciri tari rakyat adalah :

1)      Sederhana ( pakaian, rias, gerak dan ringan )

2)      Tidak mengindahkan norma-norma keindahan

3)      Memiliki kekuatan magis

Contoh tari rakyat adalah Lengger, Tayub, Orek-Orek, Joget, Kubrasiwa, Buncis, Ndulalak, Sintren, Angguk dan Rodat

Tari klasik adalah tari yang mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi dan sudah ada sejak zaman feudal.Tari ini biasanya hidup dilingkungan keraton.

Ciri-ciri tari klasik adalah :

1)      Mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi

2)      Hidup dikalangan raja-raja

Contoh tari klasik adalah Bedaya, Srimpi, Lawung ageng, Lawung alit dan juga karya-karya empu tari baik empu tari gaya Yogyakarta dan empu tari gaya Surakarta seperti S.Mariadi dan S.Ngaliman  yang sampai sekarang masih bisa dinikmati seperti : Gathotkaca Gandrung, Bondabaya, Bandayuda, Palguna-palgunadi, Retna Tinanding, Srikandi Bisma, dll

c.       Tari Kreasi Baru dan Modern

Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yamg dikembangkan sesuai dengan  perkembangan zaman dan diberi nafas Indonesia baru. Contoh tari kreasi  baru adalah karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dari padepokan Bagong Kusudiarjo dan Untung dari sanggar kembang sore dari Yogyakarta. Contohnya adalah : Tari Kupu-Kupu, Tari Merak, Tari Roro Ngigel, Tari Ongkek Manis, Tari Manipuri, Tari Roro Wilis, dll.

Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

1)      Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi

Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

2)      Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)

Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.

Tari modern adalah sebuah tari yang mengungkapkan emosi manusia secara bebas atau setiap penari bebas dalam mewujudkan ekspresi emosionalnya yang tidak terikat oleh sebuah bentuk yang berstandar. Contoh tari modern adalah : Caca, Break Dance, Penari Latar, Samba

2.      Jenis Tari menurut Fungsinya

Jika dilihat dari fungsinya tari-tarian di Indonesia dapat dibedakan menjadi :

Tari upacara banyak hidup dan berkembang pada masyarakat primitf. Yang termasuk tari-tarian upacara adalah sebuah tari yang mempunyai kekuatan magis yang digunakan untuk mempengaruhi alam. Tarian ini banyak terdapat dipedalaman Irian Jaya, Sulaweswi, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Bali. Contohnya adalah Tari Rejang, Tari Pendhet, Debus dan lain-lain.

Tari hiburan adalah sebuah tari yang menitik beratkan pada hiburan bukan pada segi keindahan. Tarian hiburan pada umumnya merupakan tarian pergaulan. Contohnya adalah : Joged dari Bali, Ronggeng atau Tarub Dari Blora, Kethuk Tilu dari Jawa Barat, Orek-Orek dari Surakarta, Lengger dari Banyumas.

Tari pertunjukan adalah sebuah tari yang menitikberatkan pada segi keindahannya bukan pada segi hiburannya.Yang termasuk dalam tari pertunjukan adalah tari-tari rakyat,tari upacara,tari hiburan yang sudah digarap menjadi sebuah tari pertunjukan tentu saja dengan mengindahkan kaidah-kaidah keindahannya. Contohnya adalah : Tari Pendhet, Tari Rejang, Tari Lenggeran, Tari Gambyomg, Tari Orek-Orek

3.      Jenis Tari Menurut Tema Atau Isinya

Tari-tari yang berada  di Indonesia apabila dilihat dari isi atau temanya dapat dibedakan menjadi :

Tari pantomim adalah sebuah tari yang menirukan obyek diluar diri manusia. Contohnya : Tari Tenun, Tari Bathik, Tari Nelayan, Tari Tani, Tari Kupu-Kupu, dll.

Tari erotik adalah sebuah tari yang mengandung unsur cerita erotik atau percintaan. Contohnya : Tari Gatotkaca Gandrung, Tari Karonsih, Tari Serampang Dua Belas, Tari Enggar-Enggar, Tari Jalung Mas, dll

Tari kepahlawanan adalah tari yang mengandung usur-unsur heroik atau nilai kepahlawanan. Contahnya adalah : Tari Kuda Kepang, Tari Seudati, Tari Mandau, Tari Soreng, Taroi Anoman Rahwana, dll.

Dramatari adalah sebuah tari yang dalam penyajiannya menggunakan plot atau alur cerita, tema, dan dilakukan dengan cara kelompok. Contohnya : Dramatari Rara Mendhut Pranacitra, Drama Tari Ranggalawe Gugur, Dramatari Gajah Mada, Dramatari Arjuna Wiwaha, Dramatari Sang Pambayun, dll.

4.      Jenis Tari menurut Koreografinya

Istilah koreografi adalah suatu istilah yang digunakan untuk penyusun tari. Sedang untuk menyebut orang yang menyusun tari adalah koreografer. Tari menurut koreografi dapat dibedakan menjadi:

Tari tunggal yaitu jenis tari yang ditarikan atau dibawakan oleh seoramg penari sedangkan tari tunggal ditarikan oleh beberapa atau banyak orang disebut tari massal. Contoh jenis tarian tunggal antara lain Tari Anjasmara, Tari Gatotkaca, Tari Panji Semirang, Tari Baris, Tari Magapati, Tari Ponggawa, Tari Badaya, Tari Wayang Jayengrana, Tari Topeng.

Tari duet (berpasangan) yaitu bentuk tarian yang dibawakan atau dilakukan secara berpasangan dengan satu sama lain yang saling merespon. Tari berpasangan sering dihubungkan dengan tari pergaulan dan tari perang. Contoh jenis tari ini antara lain Tari Sugriwa-Subani, Tari Ketuk Tilu, Tari Serampang Duabelas, Tari Bukis Kembar, Tari Kembang Janger, Tari Kupu-Kupu, Tari Merak.

Tari kelompok ialah tarian yang dilakukan oleh sejumlah orang penari yang terdiri dari tiga orang penari, empat orang penari, lima orang penari bahkan lebih tergantung pada kebutuhan tarian tersebut. Pembagian tersebut didasarkan atas jumlah penarinya.

1.      Berdasarkan Bentuk Penyajiannya

Tari Tunggal, adalah tarian yang dilakukan oleh seorang penari. Ciri-ciri tari tunggal Gerakannya mencapai tingkat kerumitan tertinggi dibanding dengan bentuk tari lainnya. Tari tunggal memiliki gerak-gerak dasar yang sangat sulit dan juga komposisi yang banyak variasinya, juga gerak-gerak yang terkecil sekalipun harus diperhatikan.

Contoh tari tunggal Tari mambang, Tari Sawan (Batak), Tari Saram (Batak), tari Bondan, tari Klana, tari Minak Koncar (Jateng), tari Jejer, tari Ngeremo, tari Cokro Negara dll. Jika tari tunggal ditari oleh banyak penari disebut tari masal. 

Tari Berpasangan adalah tarian yang dilakukan berdua dengan gerakannya sebagian berlainan satu sama lain, tetapi antar penari merupakan satu kepaduan disebut duet. Tari berpasangan memang ditarikan secara berpasangan oleh 2 (dua) orang secara bersama-sama, saling mengkait membawakan sebuah tarian, umumnya tari pergaulan.

Ciri-ciri tari berpasangan dilakukan oleh 2 orang yang terdapat komunikasi di dalamnya. Contoh tari berpasangan tari Serampang Dua Belas, Tari Jaipongan, tari Kupu-kupu (Jawa Barat), tari Jaran Goyang 

Tari kelompok adalah tarian yang ditarikan lebih dari 2 orang bersama-sama. Ciri-ciri tari kelompok mengandalkan keserampakan walaupun desain-nya sederhana. Tarian kelompok kecil dapat disajikan dengan tiga penari, empat penari sampai Sembilan penari, tetapi jika dalam jumlahnya besar disebut tari masal. Tari masal ini dapat berasal dari tari tunggal, biasanya dipertunjukkan pada acara-acara besar, seperti tari Reog Ponorogo. berdasarkan jumlah kelompoknya dibedakan sebagai berikut:

1)      Tari Solo yaitu tari-tarian yang hanya di sajikan atau di mainkan oleh satu orang . Contohnya Tari Remo

2)      Tari Duet yaitu tari yang di sajikan atau di mainkan oleh dua orang secara interaktif.Baik di mainkan oleh wanita-pria, wanita-wanita, pria-pria. Contoh Tari Jaipong.

3)      Tari Trio yaitu tari yang di sajikan oleh tiga orang yang bersifat konstruktif yang masing-maing penari menonjolkan karakter yang berbeda. Contohnya Tari Tayub.

4)      Tari Kwartet yaitu tari yang di sajikan oleh empat penari dengan struktur koreografi yang pada umumnya menampakkan pola simbolisasi dari para penari. Contohnya Tari Srimpi.

5)      Tari Massal yaitu tari yang di tampilkan secara besar-besaran. Tari massal seringkali di padankan dengan tarian Kolosal yang disajikan secara besar-besaran, mewah, dan megah. Contohnya Tari Saman.

6)      Tari Berganda yaitu penyajian tari tunggal yang dapat diduplikasi secara bersama dan dalam waktu yang sama. contohnya Tari Remo.

7)      Tari Kolosal yaitu penyajian tari yang di dukung oleh banyak penari. Tari kolosal dapat berupa sajian tari tunggal, atau dramatari. Tekanan tari kolosal adalah pada banyaknya pendukung yang membuat sajian sangat semarak atau megah.

8)      Tari Kelompok yaitu tari yang bentuk penyajiannya berkelompok yang memperlihatkan sebuah ikatan antar penari.

9)      Display (arak-arakan) yaitu bentuk penyajian tari dengan menunjukkan formasi berarak-arakan. Contohnya karnaval, Reog Ponorogo.



Sekarningsih, Frahma dan Heny Rohayani. 2006. Pendidikan Seni Tari Dan Drama. Bandung : UPI PRESS.

Sekarningsih, Frahma; Rohayani, Heny.2006. Kajian Lanjutan Pembelajaran Tari dan Drama. Bandung: UPI PRESS