Jelaskan bagaimana cara mengatasi konflik yang bersifat sara minimal 4

ilustrasi menyelesaikan masalah, (sumber: kompas)

Konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) telah meluas di Indonesia. Ada bentrokan, pembunuhan, perampokan, pencurian, kecemburuan sosial, dan sebagainya. Kita tentunya tidak menginginkan ketegangan dan perpecahan ini terus terjadi selamanya bukan?

Hal –hal yang perlu kita lakukan sebagai upaya mengatasi konflik SARA di Indonesia:

1. Berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa

Doa pada Tuhan sangat penting dalam kehidupan orang beriman. Melihat dari sila pertama Pancasila saja sudah menyiratkan akan betapa berharganya campur tangan Tuhan dalam hidup manusia. 

Untuk dapat mengatasi konflik SARA yang semakin pelik ini, kita harus mengandalkan Tuhan dengan memohon kekuatan dari Nya untuk dapat mengatasi konflik SARA dan mengendalikan diri. 

Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakan kita pada suku, agama, ras, dan golongan tertentu. Seringkali ada orang yang menyalah-nyalahkan Tuhan atas penempatan dirinya di sebuah keluarga dengan suku tertentu yang sangat berbeda dan kurang dapat diterima oleh masyarakat setempat. 

Ini sungguh hal yang tidak masuk akal dan memilukan. Pencipta memiliki kedaulatan penuh atas hidup ciptaan Nya. Kayu tidak tahu kenapa dia harus menjalani proses yang penjang dan menyakitkan untuk dapat berubah wujud menjadi kursi, kursi lebih indah ketika diolah oleh tukang kayu. 

Satu hal yang harus kita ingat: di manapun kita ditempatkan oleh Tuhan, kita harus selalu bersyukur atas hidup kita dan memuliakan nama Tuhan selamanya.

2. Mengendalikan emosi

Ketika kita mendengar orang menghina kita atau sesuatu yang berhubungan erat dengan kita, seringkali kita merasa tersinggung. Oleh sebab itu, kita harus berusaha mengendalikan emosi. 

Jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, namun dengan kebaikan. Pada waktu diejek, jangan mengutuk, memukul, menampar, menonjok, mengeluarkan kata-kata kotor, dan sebagainya. 


Page 2

Konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) telah meluas di Indonesia. Ada bentrokan, pembunuhan, perampokan, pencurian, kecemburuan sosial, dan sebagainya. Kita tentunya tidak menginginkan ketegangan dan perpecahan ini terus terjadi selamanya bukan?

Hal –hal yang perlu kita lakukan sebagai upaya mengatasi konflik SARA di Indonesia:

1. Berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa

Doa pada Tuhan sangat penting dalam kehidupan orang beriman. Melihat dari sila pertama Pancasila saja sudah menyiratkan akan betapa berharganya campur tangan Tuhan dalam hidup manusia. 

Untuk dapat mengatasi konflik SARA yang semakin pelik ini, kita harus mengandalkan Tuhan dengan memohon kekuatan dari Nya untuk dapat mengatasi konflik SARA dan mengendalikan diri. 

Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakan kita pada suku, agama, ras, dan golongan tertentu. Seringkali ada orang yang menyalah-nyalahkan Tuhan atas penempatan dirinya di sebuah keluarga dengan suku tertentu yang sangat berbeda dan kurang dapat diterima oleh masyarakat setempat. 

Ini sungguh hal yang tidak masuk akal dan memilukan. Pencipta memiliki kedaulatan penuh atas hidup ciptaan Nya. Kayu tidak tahu kenapa dia harus menjalani proses yang penjang dan menyakitkan untuk dapat berubah wujud menjadi kursi, kursi lebih indah ketika diolah oleh tukang kayu. 

Satu hal yang harus kita ingat: di manapun kita ditempatkan oleh Tuhan, kita harus selalu bersyukur atas hidup kita dan memuliakan nama Tuhan selamanya.

2. Mengendalikan emosi

Ketika kita mendengar orang menghina kita atau sesuatu yang berhubungan erat dengan kita, seringkali kita merasa tersinggung. Oleh sebab itu, kita harus berusaha mengendalikan emosi. 

Jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, namun dengan kebaikan. Pada waktu diejek, jangan mengutuk, memukul, menampar, menonjok, mengeluarkan kata-kata kotor, dan sebagainya. 


Jelaskan bagaimana cara mengatasi konflik yang bersifat sara minimal 4

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 3

Konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) telah meluas di Indonesia. Ada bentrokan, pembunuhan, perampokan, pencurian, kecemburuan sosial, dan sebagainya. Kita tentunya tidak menginginkan ketegangan dan perpecahan ini terus terjadi selamanya bukan?

Hal –hal yang perlu kita lakukan sebagai upaya mengatasi konflik SARA di Indonesia:

1. Berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa

Doa pada Tuhan sangat penting dalam kehidupan orang beriman. Melihat dari sila pertama Pancasila saja sudah menyiratkan akan betapa berharganya campur tangan Tuhan dalam hidup manusia. 

Untuk dapat mengatasi konflik SARA yang semakin pelik ini, kita harus mengandalkan Tuhan dengan memohon kekuatan dari Nya untuk dapat mengatasi konflik SARA dan mengendalikan diri. 

Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakan kita pada suku, agama, ras, dan golongan tertentu. Seringkali ada orang yang menyalah-nyalahkan Tuhan atas penempatan dirinya di sebuah keluarga dengan suku tertentu yang sangat berbeda dan kurang dapat diterima oleh masyarakat setempat. 

Ini sungguh hal yang tidak masuk akal dan memilukan. Pencipta memiliki kedaulatan penuh atas hidup ciptaan Nya. Kayu tidak tahu kenapa dia harus menjalani proses yang penjang dan menyakitkan untuk dapat berubah wujud menjadi kursi, kursi lebih indah ketika diolah oleh tukang kayu. 

Satu hal yang harus kita ingat: di manapun kita ditempatkan oleh Tuhan, kita harus selalu bersyukur atas hidup kita dan memuliakan nama Tuhan selamanya.

2. Mengendalikan emosi

Ketika kita mendengar orang menghina kita atau sesuatu yang berhubungan erat dengan kita, seringkali kita merasa tersinggung. Oleh sebab itu, kita harus berusaha mengendalikan emosi. 

Jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, namun dengan kebaikan. Pada waktu diejek, jangan mengutuk, memukul, menampar, menonjok, mengeluarkan kata-kata kotor, dan sebagainya. 


Jelaskan bagaimana cara mengatasi konflik yang bersifat sara minimal 4

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 4

Konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) telah meluas di Indonesia. Ada bentrokan, pembunuhan, perampokan, pencurian, kecemburuan sosial, dan sebagainya. Kita tentunya tidak menginginkan ketegangan dan perpecahan ini terus terjadi selamanya bukan?

Hal –hal yang perlu kita lakukan sebagai upaya mengatasi konflik SARA di Indonesia:

1. Berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa

Doa pada Tuhan sangat penting dalam kehidupan orang beriman. Melihat dari sila pertama Pancasila saja sudah menyiratkan akan betapa berharganya campur tangan Tuhan dalam hidup manusia. 

Untuk dapat mengatasi konflik SARA yang semakin pelik ini, kita harus mengandalkan Tuhan dengan memohon kekuatan dari Nya untuk dapat mengatasi konflik SARA dan mengendalikan diri. 

Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakan kita pada suku, agama, ras, dan golongan tertentu. Seringkali ada orang yang menyalah-nyalahkan Tuhan atas penempatan dirinya di sebuah keluarga dengan suku tertentu yang sangat berbeda dan kurang dapat diterima oleh masyarakat setempat. 

Ini sungguh hal yang tidak masuk akal dan memilukan. Pencipta memiliki kedaulatan penuh atas hidup ciptaan Nya. Kayu tidak tahu kenapa dia harus menjalani proses yang penjang dan menyakitkan untuk dapat berubah wujud menjadi kursi, kursi lebih indah ketika diolah oleh tukang kayu. 

Satu hal yang harus kita ingat: di manapun kita ditempatkan oleh Tuhan, kita harus selalu bersyukur atas hidup kita dan memuliakan nama Tuhan selamanya.

2. Mengendalikan emosi

Ketika kita mendengar orang menghina kita atau sesuatu yang berhubungan erat dengan kita, seringkali kita merasa tersinggung. Oleh sebab itu, kita harus berusaha mengendalikan emosi. 

Jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, namun dengan kebaikan. Pada waktu diejek, jangan mengutuk, memukul, menampar, menonjok, mengeluarkan kata-kata kotor, dan sebagainya. 


Jelaskan bagaimana cara mengatasi konflik yang bersifat sara minimal 4

Lihat Sosbud Selengkapnya

Menjadi bangsa yang besar bisa dibilang susah-susah gampang. Apalagi dengan berbagai perbedaan yang ada di dalamnya, entah itu budaya, agama, suku, ataupun yang lainnya. Keragaman ini, jika tidak menguatkan, ya berpotensi menimbulkan konflik. Tapi, ini juga bukannya tidak mungkin diatasi.

Sebagai sebuah negara yang besar, Indonesia sendiri pada dasarnya mempunya tiga kekuatan yang ampuh dalam menepis perbedaan dan mempersatukan bangsa. Adapun ketiga kekuatan itu meliputi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal IKa sebagai semboyan bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa.

Lantas, apa itu artinya Indonesia terbebas dari konflik? Tentu saja tidak. Kenyataannya, masih ada saja konflik yang terjadi di negeri ini. Untuk mengatasi itu, sejatinya ada tiga cara yang bisa ditempuh, termasuk cara preventif, represif dan kuratif. Nah, apa yang dimaksud dengan ini semua?

Preventif

Cara preventif merupakan upaya pencegahan masalah saat berlangsungnya atau sebelum terjadinya masalah. Hal ini dapat dikembangkan melalui rasa toleransi, tepo seliro (tenggang rasa), saling bantu dan berbagai macam hal positif lain yang membangun rasa kepercayaan dan kesatuan.

(Baca juga: Pengertian Konflik dan Apa yang Melatarbelakanginya?)

Adapun tujuan dari penyelesaian masalah preventif adalah untuk mengurangi dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan bertindak sesuai dengan ketentuan yang ada.

Represif

Cara yang kedua adalah represif. INi merupakan penyelesaian masalah yang dilakukan setelah masalah terjadi. Tujuan dari penyelesaian masalah ini adalah untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya masalah. Hal yang dilakukan seperti pembubaran paksa dan penangkapan.

Kuratif

Cara ketiga ini merupakan tindak lanjut dalam masalah yang sedang berlangsung. Hal ini bertujuan untuk menanggulangi dan mengatasi dampak yang disebabkan oleh masalah tersebut. Contoh, mentoring korban kerusuhan, perdamaian dengan akta integritas, arbitrasi dan lain-lain.

Selain cara-cara yang telah disebutkan di atas, masyarakat juga perlu mengembangkan sikap tepo seliro (tenggang rasa), saling menghormati, serta saling menghargai antar masyarakat beda budaya. Ingat, rasa bangga terhadap kelompok itu adalah hal yang wajar, selama tidak menimbulkan fanatisme yang berlebihan dan akhirnya memandang rendah kelompok lainnya.