Bagaimana kita memahami tentang cross cultural

Bagaimana kita memahami tentang cross cultural

Dok. insert; Penulis memakai kerudung kuning. Ketika diundang oleh Duta Besar Denmark dalam informal dinner membahas topik kepemudaan di danishresidency Kebayoran Lama.

Seperti yang kita tahu bahwa cross culture understanding (CCU) adalah sebuah studi yang diajarkan di dalam mata kuliah Bahasa Inggris, yang mana pada mata kuliah Cross Culture Understanding tersebut kita bisa mempelajari sebuah pemahaman  yaitu pemahaman mengenai perbedaan budaya yang berupa suatu pengenalan tentang perbedaan budaya asing dalam kehidupan atau yang mengkaji tentang suatu kebiasaan antar Negara yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman atas perbedaan budaya dan kebiasaan dari kedua Negara tersebut, khususnya budaya orang-orang barat seperti budaya dari masyarakat Amerika Serikat dan juga kebudayaan dari masyarakat Inggris.

Kemudian, pengertian dari budaya itu sendiri adalah berupa hasil dari rasa dan karsa yang nersumner dari pemikiran manusia itu sendiri yang telah turun-temurun menjadi semacam pandangan kehidupan suatu masyarakat atau bangsa itu sendiri, yaitu suatu yang ditularkan secara turun-temurun dan menjadi landasan bagi pemiliknya, sehingga setiap orang atau masyarakat pasti memiliki budayanya sendiri, dan budaya juga merupakan bagian dari sebuah peradaban.

According to Linton, defines culture, “as a way of life of its members, the collection of ideas and habits which they learn, share and transmit from generation to generation”.

Dan secara singkat mata kuliah Cross Culture Understanding jugamemberikan gambaran kepada kita bahwa betapa perbedaan itu indah dan juga mampu memberikan gambaran tentang bagaimana cara kita untuk menyikapi suatu perbedaan khususnya dalam hal budaya.

Nah, pengetahuan pada mata kuliah Cross Culture Understanding ini sangat diperlukan bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan dtudi di luar negeri, atau ingin bekerja, dan bahkan hanya untuk berwisata ke luar negeri,maka dengan adanya kita mempelajari Gross Gulture Understanding kita akan tahu bagaimana adat istiadat dan kebiasan orang-orang di daerah yang akan dituju, dan juga supaya kita bisa terhindar dari yang namanya  kesalahpahaman budaya.

APLIKASI PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA (CROSSCULTURAL UNDERSTANDING) DALAM PEMBELAJARAN SPEAKING UNTUK MENGATASI KECEMASAN BERBICARA (SPEAKING ANXIETY) PADA MAHASISWA SEMESTER 2 PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI

Anita Anggraeni (1*)
Cynantia Rachmijati (2) (1)  (2) STKIP Siliwangi Bandung (*) Corresponding Author



Pemahaman lintas budaya (Cross Cultural Understanding) adalah mata kuliah yang mempelajari tentang keragaman budaya yang ada di dunia sekaligus dampak budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Siliwangi menjadikan CCU sebagai salah satu matakuliah wajib bagi mahasiwa.  Matakuliah ini bertujuan membekali mahasiswa STKIP pengetahuan cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan latar belakang budaya dimana bahasa inggris menjadi bahasa pengantar utamaanya. Namun kenyataannya banyak  mahasiswa  yang masih kesulitan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Hal ini dinamakan “speaking anxiety”.  Para  mahasiswa  STKIP  Siliwangi  yang  kini  berada  di  semester  2  dapat dikategorikan sebagai generasi Z tidak terlepas dari  menyukai kebudayaan popular tersebut sehingga menjadi penggemar hingga menjadi identitas mereka. Selain kebudayaan western, muncul pula kebudayaan-kebuadayaan besar lainnya belakangan ini, misalnya kebudayaan Jepang, dan Korea.   Timbullah istilah-istilah seperti otaku (penggemar anime kebudayaan Jepang),  k-popper ( penggemar music kebudayaan Korea Selatan), penyuka drama Thailand dan lain sebagainya. Dengan cross cultural knowledge diharapkan mahasiswa akan lebih percaya diri dalam berbicara dan mereduksi kecemasan berbicara (speaking anxiety). Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini didapat dari hasil wawancara dan questionnaire yang diadaptasi dari “Language Classroom Anxiety Scale (FLCAS)” karya Horwitz dan “Value Rubric Intercultural Knowledge” karya Oregon State University. Ditemukan bahwa penyebab speaking anxiety adalah 79% faktor internal, 85% kurang pengetahuan dan 30% faktor dosen dan teman. Hasil penelitian menemukan bahwa keterkaitan antara pemahaman kebudayaan erat kaitannya dengan menurunnya tingkat kecemasan mahasiswa dalam berbicara bahasa inggris dan perlunya strategi penerapan cross cultural   understanding   untuk   meningkatkan   pemahaman   kebudayaan   sehingga   bisa membantu mengurangi kecemasan berbicara.



cross cultural understanding, speaking, anxiety



Amila,Putri.(2013).”Pengaruh kecemasan berbahasa asing terhadap performa berbicara di depan umum menggunakan bahasa Inggris sebagai bahsa kedua”. Semarang : Universitas Negeri Semarang

Edin,Ahmad Abel.(2014).”Teaching culture in the classroom to Arabic language students”. International Education Studies Vol 8 No 2 2015. ISSN 1913-9020

Hansel,Bettina.(2008).”Looking at intercultural sensitivity, anxiety and experience with other cultures”. AFS Impact Study.

Horwitz,Elain.(1986).”Foreign language classroom anxiety”.The Modern Language Journal, Vol. 70, No. 2 (Summer, 1986), pp. 125-132

Mahmudah,Inayatul.(2015).”Dampak budaya Korean Pop terhadap penggemar dalam perspektif keberfungsian sosial”. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Ochipinti,Alessia.(2009).”Foreign language anxiety in class speaking activities”.The University of Oslo. Unpublished paper.

Oktaviani,Fatmala Sari.(2013).”An analysis of students English language anxiety at SMAN 7Padang”. Journal of EnglishLanguage Teaching. Vol 1 no 3 Juni 2013 Universitas Negeri Padang.

Rahman,Lina.(2010). “A study on second language speaking anxiety among UTM students”. Malaysia : Universiti Teknologi Malaysia.Unpublished paper

Shoelhi,Mohammad.(2015).”Komunikasi lintas budaya dalam dinamika komunikasi internasional”. Bandung:: PT Remaja Rosdakarya


DOI: https://doi.org/10.22460/p2m.v4i2p32-39.639

Abstract view : 11251 times
PDF (Bahasa Indonesia) - 2167 times
  • There are currently no refbacks.

Bagaimana kita memahami tentang cross cultural


This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


Page 2

DOI: https://doi.org/10.22460/p2m.v4i2

7-11

PUBLIC LECTURE “CROSS CULTURAL UNDERSTANDING (CCU)”PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNU PURWOKERTO

Purwokerto, 27 Oktober 2018. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mengadakan Public Lecture bertema Cross Cultural Understanding (CCU). Acara ini dimulai jam 8 pagi sampai jam 11 siang. Tema ini sangat penting pada era milenial ini. Dimana pemahaman kebudayaan lintas negara perlu diketahui oleh mahasiswa – mahasiwa UNU Purwokerto. Bahasa sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Sehingga kuliah umum ini sangat penting untuk dilaksanakan. Narasumber pada acara ini yaitu Pak Mustika Aji Hertanto, S.Pd., M.A. Beliau merupakan lulusan The Ohio State University, USA. Narasumber berasal dari desa Pancurendang, Ajibarang.

Bagaimana kita memahami tentang cross cultural
           
Bagaimana kita memahami tentang cross cultural

Gambar 1. Pak Mustika Aji Hertanto

Gambar 2. Pak Mustika dalam penyampaian materi CCU

Di awal acara, Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Ibu Asfi Aniuranti, S.Pd. M.A. membuka secara resmi acara public lecture ini. Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang turut hadir yaitu Meilina Haris Mayekti, S.Pd., M.Pd., Dinar Faiza, S.S., M.A., Ade Christanty Yudha Bestari, S.S., M.Si., Naeli Rosyidah, S.S., M.Hum., Happy Nur Tsani, S.Pd., M.Pd., Asep Budiman, S.,Pd., M.Pd.

Dalam materinya Pak Mustika menyampaikan bahwa Cross Cultural Understanding (CCU) adalah proses pemahaman budaya dari negara tertentu. Lalu apa itu CCU?. Pak Mustika mengatakan ”CCU adalah Accepted dan Familiar”. Sehingga kita harus bisa menerima dan menghormati budaya negara tertentu. Tidak boleh menjelekkan budaya tertentu. “Itu yang namanya Understanding”, kata Pak Mustika.

Selain itu, Cultural Understanding merupakan suatu Perception. Persepsi seseorang terhadap suatu budaya dan memahami kebiasaan serta perbedaan budaya suatu negara

Bagaimana kita memahami tentang cross cultural

Gambar 3. Antusiasme mahasiswa dalam public lecture.

Setelah penyampaian materi, Pak mustika mengelompokan audience pada public lecture menjadi 8 kelompok. Masing- masing kelompok mempraktikan serta menganalisis kebudayaan dan kebiasaan. Di akhir acara ini, seluruh peserta public lecture berfoto bersama narasumber beserta sebagian dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, UNU Purwokerto.

Bagaimana kita memahami tentang cross cultural

Gambar 4. Foto Bersama Narasumber

Dengan diadakannya kuliah umun ini, diharapkan seluruh peserta meliputi mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2017 dan angkatan 2018, supaya lebih semangat serta termotivasi untuk berprestasi di pendidikan tinggi. Serta mampu berkontribusi secara aktif sebagai bagian dari civitas akademik UNU Purwokerto. Dengan Bahasa Inggris, mahasiswa dapat mempunyai akses dan menjadi SDM berkualitas dalam era global. (Penulis: Mrs Ade)