Istilah teater berasal dari bahasa yunani theatron yang artinya

teknik membuat sapu dari bahan serat stapel​

bantu jawab dong no 1 2 dan 4​

6. Cermati karya berikut serta keterangan teknik membuatnya! Berilah tanda c pada keterangan yang tepat! Dibuat dengan teknik butsir Dibuat dengan Dib … uat dengan teknik merakit teknik Dibuat dengan teknik pahat Dibuat dengan teknik cetak/cor modeling Dibuat dengan teknik membentuk centary 7. Pasangkanlah cara membua langkah yang sesuail (1) (2) (3)​

sejarah perkembangan batik kerinci​

sejarah teknik pahat patung​

Apa manfaat adanya museum seni rupa kontemporer ?​

mohon bantu jawab yha!!!!!!​

terjemahkan not balok dibawah initolongggggggg​

mohon bantu jawab yha!!!!​

bantu jawab bg semoga panjang umur ya bang


PENGERTIAN SENI TEATER[by agsan] Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah [kalau ada] , penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience [bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti]. Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal dari kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai[bahasa yunani] yang artinya takjub melihat atau memandang. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama [kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis. Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain. SUMBER : Buku Seni Rupa, Heru Purwanto dkk, Ganexa Exact[agsan] Sepanjang sejarahnya, terdapat beberapa istilah untuk menyebut seni teater, yakni Drama, Tonil, Sandiwara, Komidi, Lakon, dan Teater.  Drama, berasal dari bahasa Yunani “dram” yang berarti gerak atau perbuatan. Dalam bahasa Inggrisnya “action”. Moulton dalam Dramatic Artis mengemukakan, drama adalah life presented in action atau suatu segi kehidupan yang disajikan dengan gerak. Dengan demikian, gerak [baik berupa bicara, isyarat, maupun gerak-gerik di panggung] merupakan esensi [pokok/utama] dalam drama. Drama [Yunani Kuno δρᾶμα] adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera. Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang memiliki arti pertunjukan. Istilah ini mulai dikenal di Indonesia pada jaman penjajahan Belanda sebelum Perang Dunia II. yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara Sandiwara, berasal dari bahasa Jawa “sandhi” yang berarti rahasia, dan “warah” yang berarti ajaran/pengajaran. Jadi Sandiwara dapat diartikan sebagai pengajaran yang disampaikan secara rahasia atau melalui perlambang-perlambang dalam suatu bentuk tontonan. Istilah ini mulai dikenal di Indonesia pada jaman penjajahan Jepang [1942-1945], sebagai pengganti kata toneel yang kebelanda-belandaan. Komidi, berasal dari bahasa Inggris “comedy” yang berarti suatu bentuk pementasan yang jalinan ceritanya lucu. Namun di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, komidi seringkali dimaksudkan sebagai Komidi Stambul, yaitu suatu bentuk drama yang selalu menyajikan cerita yang diangkat dari Istambul [ibukota Turki waktu itu]. Komidi Stambul [bukan komisi jambul! Ini mah istilahnya para anggota dewan, pejabat, dan pengusaha! Heheh!] sering juga disebut Komidi Bangsawan karena hanya disajikan bagi kaum ningrat alias bangsawan. Lakon, berasal dari bahasa Jawa yang mempunyai arti cerita atau perjalanan cerita. Istilah ini hanya dikenal dan dipakai di daerah Jawa, Bali, dan Madura serta daerah-daerah yang pernah dipengaruhi Kerajaan Majapahit. Teater, berasal dari bahasa Yunani “theatron” yang berarti takjub memandang. Pada perkembangan berikutnya, teater mewakili tiga pengertian yaitu: [1] sebagai gedung tempat pertunjukan atau panggung, yakni sejak jaman Thucydides <471-295 SM> dan Plato <428-348 SM>, [2] sebagai publik/auditorium, yakni sejak jaman Herodotus <490-424 SM>, [3] sebagai suatu bentuk karangan pertunjukan. Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas, teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Teater bisa juga diartikan sebagai drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb. Teater [Bahasa Inggris “theater” atau “theatre”, Bahasa Perancis “théâtre” berasal dari Bahasa Yunani “theatron”, θέατρον, yang berarti “tempat untuk menonton”] adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur [gerak tubuh], mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Bernard Beckerman, kepala departemen drama di Univesitas Hofstra, New York, dalam bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater sebagai ” yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain.” Teater bisa juga berbentuk: opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, Kunqu, mummers play, improvisasi performance serta pantomim[aaaaaaagsan]

Page 2

Teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu theatron yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Sementara itu, dalam bahasa Inggris, kata theatre mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan yang mencakup dibidang seni pertunjukan, kelompok yang melakukan kegiatan itu, dan seni pertunjukan itu sendiri. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa teater merupakan tempat atau segala aktivitas kegiatan yang berhubungan dengan seni pertunjukan. Dalam rumusan sederhana, teater adalah seni pertunjukan yang dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton, misalnya ketoprak, ludruk, wayang kulit, wayang orang, sintren, randai, mamanda, dagelan, sulap, dan akrobat. Namun, dalam perkembangannya, teater selalu dikaitkan dengan kata drama. Kata drama juga berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu draomai yang berarti bertindak berbuat atau beraksi. Secara khusus, teater mengacu kepada aktivitas manusia yang melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan [to act] sehingga tingkah laku atau perbuatan pemain di atas pentas disebut acting dan secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya seni pertunjukan. Di dalam tubuh sang aktor, terdapat jiwa yang menghidupkan tubuh tersebut. Jiwa mencakup pikiran dan perasaan, jiwa inilah yang menjadi alat ekspresi seorang aktor yang kemudian divisualkan lewatgerak dan diperdengarkan lewat suaranya, lalu dengan unsur-unsur eksternal, yaitu bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan kehidupan manusia.

Dari penjabaran pengertian tersebut di atas dapatlah dipetik sebuah kesimpulan bahwa unsur-unsur bermain teater menurut urutannya adalah sebagai berikut:

  1. Tubuh, jasmani manusia sebagai unsur utama.
  2. Jiwa [pikir dan rasa], rohani manusia sebagai unsur utama.
  3. Gerak sebagai unsur penunjang.
  4. Suara sebagai unsur penunjang [kata atau untuk acuan pemeran]
  5. Bunyi-bunyian sebagai unsur penunjang [bunyi benda, efek, dan musik].
  6. Rupa sebagai unsur penunjang [cahaya, rias, dan kostum.].
  7. Lakon sebagai unsur penjalin [cerita, noncerita, fiksi, dan narasi].

Teater sebagai sebuah hasil karya seni merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan, yang mana manusia sebagai unsur utamanya serta unsur-unsur penunjang dan penjalinnya. Dapat pula dikatakan bahwa teater merupakan multi-art atau perpaduan segala macam bentuk kesenian yang menghasilkan sebuah karya yang bisa di nikmati [ditoton] oleh kalangan pecinta seni. Ketujuh unsur tersebut menjadi mutlak dalam sebuah pertunjukan karena setiap unsur memiliki fungsinya sendiri yang akan saling menunjang dalam keberhasilan sebuah pertunjukan teater. Untuk mencapai keberhasilan itu, maka seorang aktor perlu berlatih secara berkesinambungan atau terus-menerus, terutama pada unsur tubuh, jiwa [rasa], dan suara [vokal].

Tubuh atau jasmani manusia adalah unsur utama dalam bermain teater. Tubuh merupakan bahasa simbol dan isyarat dalam bermain teater. Dari tubuh sang aktor itulah, karakter tokoh dalam drama bisa dinikmati oleh penonton. Tubuh harus fleksibel karena dia diumpamakan seperti tanah liat, lentur bisa dibentuk sesuka hati. Agar tubuh menjadi fleksibel, perlu latihan secara rutin dan diolah secara matang.

Olah tubuh dilakukan dalam tiga tahap, yaitu latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan. Latihan pemanasan merupakan seri latihan gerakan tubuh untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara bertahap. Latihan inti, yaitu serial pokok dari inti gerakan yang akan dilatihkan. Sementara itu, latihan pendinginan atau peredaan adalah serial pendek gerakan tubuh untuk mengembalikan kesegaran tubuh setelah menjalani latihan inti.

Demikian Uraian singkat tentang Pengertian Teater Drama semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan pembaca.