Imbuhan ke-an yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja terdapat pada kalimat

Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).

Imbuhan adalah bentuk bahasa yang terkecil yang mempunyai arti dan selalu diimbuhkan atau digabungkan pada morfem bebas atau kata dasar, biasanya berupa morfem terikat. Proses pemberian imbuhan atau afiksasi mengakibatkan perubahan bunyi, penghasilkan makna gramatikal serta mengubah fungsi kata.

b:Bahasa Indonesia/Afiks

Konfiks adalah awalan dan akhiran yang melekat pada kata secara bersamaan , tidak secara bertahap / tidak satu demi satu

Jenis KonfiksSunting

1. Konfiks per-an / peng-an

Fungsi : membentuk kata benda Makna konfiks per-an / peng-an:

  • Menyatakan tempat. Contoh : perhentian , pelabuhan , pengadilan , pemakaman
  • Menyatakan hasil perbuatan. Contoh : pemalsuan , permainan , pengaduan , penahanan, penghitungan
  • Menyatakan peristiwa / hal perbuatan / proses. Contoh : pengajaran , pencarian , pengaturan , pendidikan

2. Konfiks ke-an

Fungsi : secara umum , konfiks ke-an berfungsi membentuk kata benda , tetapi dalam jumlah terbatas , konfiks ke-an juga berfungsi membentuk kata kerja (pasif) dan kata sifat/keadaan

Makna Konfiks ke-an :

  • Menyatakn tempat /daerah/wilayah. Contoh : kerajaan , kecamatan , kedutaan , kelurahan , kementrian , kesultanan
  • Menyatakan hal yang disebut dalam kata dasar. Contoh : kewajiban , kebersihan , kenyataan , ketuhanan , kesatuan , keindahan
  • Terkena/menderita sesuatu hal. Contoh : kehujanan , kepanasan , kedinginan , kekurangan , kesakitan, kelaparan , kehausan
  • Perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja. Contoh : kelupaan , ketiduran , kemasukan , keguguran , kejatuhan
  • Menyatakan terlalu. Contoh : kebesaran, kekecilan, kegemukan, kekurusan, kemahalan, kematangan
  • Mengandung sedikit sifat yang disebut dalam kata dasar, agak, atau menyerupai. Contoh : kekanak-kanakan, kemerah-merahan, kekuning-kuningan,kebarat-baratan, kebelanda-belandaan, kesunda-sundaan ,

3. Konfiks ber-an

Fungsi : membentuk kata kerja Makna konfiks ber-an :

  • Menyatakan saling atau perbuatan yang dilakukan secara timbal balik (resiprok). Contoh : berkirim-kiriman, berkenalan, bersalam-salaman, berpelukan, bertangis-tangisan, berkejar-kejaran, berebutan
  • Menyatakan perbuatan yang terjadi berulang-ulang (repetitif), atau perbuatan tetap berlangsung, atau pelakunya banyak. Contoh: bertaburan, berkilauan, berhamburan, berkeliaran, bercucuran, berdatangan

b:Bahasa Indonesia/Konfiks

Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infixation. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.

Sisipan ( infiks/ infix) dapat mempunyai makna, antara lain:

  1. Menyatakan banyak dan bermacam-macam. Contohnya: tali→ temali, artinya terdapat bermacam-macam tali. gigi→gerigi, artinya terdapat bermacam gigi. sabut→serabut, artinya terdapat bermacam-macam sabut. kelut→kemelut, gunung→gemunung, artinya terdapat bermacam-macam gunung.
  2. Menyatakan intensitas frekuentif, artinya menyatakan banyaknya waktu. Contoh: getar→gemetar, artinya menunjukan banyaknya waktu getar atau gerak suatu benda. guruh→gemuruh, artinya menunjukan banyaknya waktu guruh. gertak→gemertak, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi gertak. cicit→cericit, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi cicit.
  3. Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada kata dasarnya. Contoh: kata kerja→kinerja, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan kerja atau sesuatu sifat kegigihan. kuning→kemuning, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan warna kuning. gilang→gemilang, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan cerah. turun→temurun, artinya sesuatu yang mempunyai sifat terus-menerus. tunjuk→telunjuk, artinya sesuatu yang mempunyai sifat seperti tunjuk.

Ada juga sisipan (infiks) yang di pengaruhi oleh bahasa jawa. Contoh: kata kesinambungan, yang merupakan kata dasar dari kata sinambung yang di sebut kata dasar sekunder. Sedangkan kata dasar primernya sambung mendapat sisipan –in- yang artinya menyatakan sifat terus-menerus. Sama halnya dengan istilah yang terdapat dalam bidang ekonomi, dalam proses imbuhan kata dasar juga terdapat istilah yang sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu adalah kata dasar primer, kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier.

Kata dasar primer adalah kata dasar yang berupa kata asal atau morfem dasar, yang di pakai sebagai kata dasar pertama dalam pembentukan kata jadian. Contoh: dengar→dengarkan→perdengarkan, artinya kata dengarkan merupakan kata dasar dari kata dengar yang mendapat akhiran– kan . Demikian juga dengan kata perdengarkan, berasal dari kata dasar dengar yang mendapat konfiks per-kan. Kata dasar primer, haruslah pada kata jadian yang sekurang-kurangnya di bentuk melalui dua tahap.

Kata dasar sekunder adalah kata dasar yang berupa kata jadian yang di pakai sebagai dasar kedua dalam pembentukan kata jadian yang lebih kompleks. Contoh: dengarkan→perdengarkan, dipikir→dipikirkan, main→bermain-main, merata→meratakan.

Kata dasar tersier adalah kata dasar yang berupa kata jadian yang di pakai sebagai dasar ketiga dalam pembentukan kata yang lebih kompleks. Contoh: kata guna→gunakan→pergunakan→mempergunakan. ingat→ingatkan→ peringatkan→ diperingatkan. harap→harapkan→diharapkan→diharapkannya.

Sisipan (infiks/ infix) biasanya dibentuk dari kata benda (nomina) menjadi kata sifat (adjektifa). Adjektifa tingkat kuatif dengan prefiks se- dan tingkat superlatif dengan prefiks ter-. Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan –em- pada nomina, adjektiva yang jumlahnya sangat terbatas.

Benda (nomina) →sifat (adjectifa)

Getar → gemetar, guruh → gemuruh, kilap → kemilap, kilau → kemilau, santan → semantan, gerlap → gemerlap, gilang → gemilang, gilap → gemilap, taram → temaram, serbak → semerbak .

Cara penulisan sisipan er, el, dan em

  • gendang+er = genderang
  • gigi+er = gerigi
  • suling+er = seruling
  • kudung+er = kerudung
  • getar+el = geletar
  • tunjuk+el = telunjuk
  • patuk+el = pelatuk
  • sidik+el = selidik
  • tapak+el = telapak
  • jajah+el = jelajah
  • gombang+el = gelombang
  • getar+em = gemetar
  • tali+em = temali
  • guruh+em = gemuruh
  • kerlip+em = kemerlip
  • kerlap+em = kemerlap
  • kelut+em = kemelut

Arti sisipan er, el dan em

  1. menyatakan banyak
    • Contohnya : gerigi = banyak gigi, geletar = banyak getar, kemilau = banyak kilau, dll.
  2. alat untuk
    • Contohnya : telinga = alat untuk mendengar, telunjuk = alat untuk menunjuk, dll
  3. pelaku pekerjaan
    • Contohnya : pelatuk = burung yg biasa mematuk-matuk, temanggung = orang yang menanggung, dll
  4. menyerupai
    • Contohnya : kemucing = menyerupai kucing.
  5. menyatakan berulang-ulang.
    • Contohnya : selidik = berulang-ulang diselidiki, jelajah = berulang-ulang dijelajah

b:Bahasa Indonesia/Infiks

b:Bahasa Indonesia/Prefiks

b:Bahasa Indonesia/Sufiks

Kata berimbuhan adalah satu atau lebih dari satu suku kata atau huruf yang ditambahkan di awal atau di akhir kata dasar, untuk mengubah artinya. Sederhananya, ini adalah keterikatan pada akar kata yang menciptakan kata baru. Mari kita pelajari  berbagai contoh dan pengertian dari kata berimbuhan berikut ini.

Contoh Kata Berimbuhan yang Bisa Kamu Pelajari

Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapatkan imbuhan atau tambahan afiks sehingga akan membentuk kata baru. Penambahan afiks ini disebut dengan afiksasi. Tambahan afiks dalam kata dasar yang berada pada bagian depan disebut sebagai prefiks, dan bila di akhir disebut dengan sufiks. Sedangkan kalau berada pada tengah kalimat disebut sebagai infiks dan jika campuran disebut konfiks. Akibat tambahan tersebut, kata berimbuhan akan memiliki makna, fungsi, dan bentuk yang berbeda dari kata dasarnya.

Baca Juga: Teks Editorial: Pengertian, Struktur dan Contohnya

Menurut Chaer (1998), yaitu suatu bentuk yang bisa mengubah jenis, fungsi, serta makna sebuah kata dasar atau bentuk dasarnya. Putrayasa (2008), afiksasi merupakan suatu proses penambahan imbuhan pada kata sehingga bisa mengakibatkan perubahan bentuk, kategori, dan maknanya.

Ciri-Ciri Kata Berimbuhan

Ciri-ciri kata berimbuhan adalah sebagai berikut ini:

  • Bersifat polimorfis atau terdiri atas lebih dari satu morfem.
  • Memiliki makna gramatis.
  • Ada perubahan fungsi, makna, dan bentuk daripada kata dasarnya.

Fungsi Imbuhan

Penambahan imbuhan akan bisa mengubah kelas kata. Dari kata kerja bisa menjadi kata benda. Imbuhan atau afiks memiliki fungsi sebagai berikut.

  • Imbuhan atau afiks dapat digunakan untuk membentuk kata kerja, yaitu imbuhan me-, ber-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i.
  • Afiks atau imbuhan dapat berfungsi untuk membentuk kata benda, yaitu imbuhan pe-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, pe-an, dan ke-an.
  • Imbuhan atau afiks juga dapat berfungsi untuk membentuk kata bilangan, yaitu imbuhan se- dan ke-.
  • Afiks atau imbuhan dapat digunakan untuk membentuk kata keterangan, yaitu imbuhan se-nya, -nya, -an.
  • Imbuhan dapat berfungsi untuk membentuk sifat, yaitu imbuhan -I, -wi, -iah, dan -is.

Baca Juga: Memahami Teks Prosedur

1. Prefiks

Prefiks adalah awalan yang merupakan penambahan pada bagian awal kata dasar. Imbuhan yang termasuk ke dalam kategori prefiks antara lain: ber-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-.

2. Sufiks

Sufiks merupakan akhiran yang merupakan penambahan imbuhan di bagian akhir kata dasar sehingga biasa disebut sebagai akhiran. Imbuhan yang termasuk ke dalam kategori sufiks antara lain:  -an, -kan, dan -i.

3. Infiks

Imbuhan ini juga bisa disebut sebagai sisipan. Hal ini karena Infiks merupakan penambahan imbuhan yang disisipkan pada bagian tengah kata dasar. Beberapa contoh infiks antara lain: -el-, -em-, -in-, dan -er-. Contoh penggunaan infiks yaitu imbuhan -in- pada kata kerja sehingga menjadi kinerja.

4. Konfiks

Konfiks adalah bentuk penambahan imbuhan pada bagian depan dan akhir kata dasar. Imbuhan yang termasuk ke dalam kategori konfiks antara lain:  ke-an, ber-an, pe-an, per-an, dan se-nya.

Itulah dia penjelasan mengenai imbuhan, kamu juga bisa mempelajari materi yang satu ini bersama bimbel online Kelas Pintar. Rasakan juga produk SOAL yang berisi soal latihan ujian yang bisa kamu gunakan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman kamu dengan berbagai macam soal yang ditanyakan. Ada juga fitur TANYA yang bisa menjawab berbagai pertanyaan mengenai soal atau materi yang belum dikuasai secara gratis dan dijawab oleh guru profesional yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.

Jadi tunggu apalagi? Ayo belajar di Kelas Pintar!