Vaksin covid 19 bisa bertahan berapa lama

Apa yang dimaksud dengan Penyakit COVID-19?

Penyakit COVID-19 (Penyakit Coronavirus) adalah penyakit jenis baru coronavirus yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia menyebabkan penyakit mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Apakah COVID-19 sama seperti SARS?

SARS adalah coronavirus yang diidentifikasi pada tahun 2003 dan termasuk dalam keluarga besar virus yang sama dengan COVID-19, namun berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan infeksi COVID-19, namun SARS lebih berat.

Apa saja gejala penyakit COVID-19?

Gejala umum berupa :

  1. Demam ≥ 38° C
  2. Batuk dan pilek
  3. Nyeri tenggorokan
  4. Sesak napas

Jika ada orang dengan gejala tersebut dan pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit COVID-19, atau pernah merawat/kontak dengan penderita COVID-19, maka orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.

Seberapa bahayanya penyakit COVID-19?

Seperti penyakit pernapasan lainnya, infeksi COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Beberapa orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas. Walaupun fatalitas penyakit ini masih jarang, namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti, diabetes dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah.

Bagaimana manusia bisa terinfeksi COVID-19?

Sampai saat ini, belum diketahui bagaimana manusia bisa terinfeksi virus ini. Para ahli masih sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, cara penularan dan pola klinis serta perjalanan penyakit. Hasil penyelidikan sementara dari beberapa institusi di kota Wuhan - China, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar hewan/ikan, namun belum dapat dipastikan jenis hewan penular virus ini. Hingga saat ini dilaporkan adanya penularan antar manusia yang terbatas (antar keluarga dekat dan petugas kesehatan yang merawat kasus).

Bisakah manusia terinfeksi COVID-19 dari hewan?

Saat ini sumber hewan penular penyakit COVID-19 belum diketahui, WHO terus menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya. Untuk itu disarankan pada saat berkunjung ke pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan hewan dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan tanpa alat pelindung diri. Hindari juga konsumsi produk hewani mentah atau setengah matang. Penanganan daging mentah, susu, atau produk hewani harus diperhatikan, untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah yang lain, lakukanlah dengan memperhatikan keamanan pangan yang baik.

Bisakah hewan peliharaan menyebarkan COVID-19?

Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus COVID-19. Namun, akan jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara hewan peliharaan dan manusia.

Apakah penyakit COVID-19 dapat ditularkan antar manusia?

Ya, penyakit COVID-19 menyebabkan penyakit pernapasan dan dapat ditularkan dari orang ke orang, biasanya setelah kontak erat dengan pasien yang terinfeksi, misalnya, di tempat kerja, di rumah tangga, atau fasilitas pelayanan kesehatan.

Berapa lama virus ini bertahan di permukaan benda?

Sampai saat ini belum diketahui berapa lama virus COVID-19 bertahan di permukaan suatu benda, meskipun ada informasi awal yang menunjukkan dapat bertahan hingga beberapa jam. Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga tidak mungkin menginfeksi orang lagi.

Apakah antibiotik efektif dalam mencegah dan mengobati penyakit COVID-19?

Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri. Novel Coronavirus (2019-nCoV) adalah virus, oleh karena itu, antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit untuk 2019-nCoV, Anda mungkin menerima antibiotik, karena infeksi sekunder bakteri mungkin terjadi.

Siapa saja yang berisiko terinfeksi COVID-19?

Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus COVID-19 bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Saat ini, Cina merupakan negara terjangkit COVID-19 dengan sebagian besar kasus telah dilaporkan. Mereka yang terinfeksi di negara lain adalah orang- orang yang belum lama ini bepergian dari Tiongkok atau yang telah tinggal atau bekerja secara dekat dengan para wisatawan, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19. Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.

Bagaimana membedakan antara sakit akibat infeksi COVID-19, dengan influenza biasa?

Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda. Namun kesamaan gejala tersebut membuat kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut, sehingga pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVDI-19. Untuk itulah WHO merekomendasikan setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas harus mencari pengobatan sejak dini, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi saluran pernafasan.

Bisakah COVID-19 terdeteksi dari orang yang tidak menunjukkan gejala?

Sangat penting untuk memahami kapan orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke orang lain untuk upaya pengendalian. Informasi medis terperinci dari orang yang terinfeksi diperlukan untuk menentukan periode infeksi COVID-19. Menurut laporan terbaru, ada kemungkinan orang yang terinfeksi COVID-19 dapat menular sebelum menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, berdasarkan data yang tersedia saat ini, sebagian besar yang menyebabkan penyebaran adalah orang-orang yang memiliki gejala.

Apakah sudah ada pembatasan untuk bepergian ke Cina?

WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia pada tanggal 30 Januari 2020. Walaupun sampai saat ini WHO belum memberlakukan pembatasan perjalanan ke Cina, namun beberapa negara sudah memberlakukan penghentian sementara penerbangan dari dan ke Cina.
Sesuai arahan Presiden RI terkait perjalanan ke mainland Cina, yaitu:

  • Seluruh penerbangan langsung dari dan ke mainland Cina untuk sementara dihentikan mulai hari Rabu tanggal 5 Februari 2020 pukul 00.00.
  • Semua pendatang yang tiba dari mainland Cina dan sudah berada di sana sebelumnya selama 14 hari, untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia.
  • Kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrival untuk warga negara Cina yang bertempat tinggal di mainland China untuk sementara dihentikan.
  • Warga negara Indonesia untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke mainland Cina.

Bagaimana cara mencegah penularan COVID-19?

Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah penularan penyakit COVID-19.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus ini adalah:

  1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar sistem imunitas/ kekebalan tubuh meningkat.
  2. Mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand-rub  berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
  3. Ketika batuk dan bersin, upayakan menjaga agar lingkungan Anda tidak tertular. Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau dengan lengan (bukan dengan telapak tangan).
  4. Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang- kurangnya satu meter, terutama dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin dan demam. Saat seseorang terinfeksi penyakit saluran pernafasan, seperti 2019-nCoV, batuk/bersin dapat menghasilkan droplet yang mengandung virus. Jika kita terlalu dekat, virus tersebut dapat terhirup oleh kita.
  5. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
  6. Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.
  7. Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah, lalu cucilah tangan Anda.
  8. Hindari kontak dengan hewan ternak dan hewan liar yang terbukti tertular coronavirus.
  9. Jangan makan daging yang tidak dimasak hingga matang.
  10. Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan seperti Cina, seiring dengan informasi adanya penghentian sementara operasional penerbangan langsung dari dan ke daratan Cina dari pemerintah, sampai ada informasi lebih lanjut.

Apa itu ODP ?

ODP adalah seseorang yang mengalami demam >= 38 ° C / riwayat demam; atau gejala gangguan sistem pernafasan seperti pilek / sakit tenggorokan / batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memenuhi salah satu kriteria berikut :

  • Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan transmisi lokal.
  • Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia.

Apa itu PDP ?

PDP adalah seorang yang ODP ditambah gejala sesak nafas ringan sampai berat dan/atau ada riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau probable COVID-19.