Hormon hormon yang diproduksi oleh ovarium dan mempengaruhi terjadinya menstruasi adalah brainly

Bagi para wanita tentu sudah tidak asing pada siklus menstruasi. Siklus menstruasi adalah siklus hormonal bulanan yang dilalui tubuh wanita untuk mempersiapkan kehamilan. Siklus menstruasi Anda dihitung dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama periode menstruasi berikutnya. Kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh Anda biasanya akan berubah sepanjang siklus menstruasi dan dapat menyebabkan gejala menstruasi. Panjang rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari, tetapi siklus ini dapat bervariasi pada setiap wanita dan dari satu siklus ke siklus berikutnya. 

Meskipun sudah sering mengalami menstruasi sebelumnya, sudahkah Anda mengetahui fase-fase dalam siklus menstruasi? Simak ulasan mengenai fase dalam siklus haid yang normal yang telah Tim Lifepack buat untuk Anda berikut ini.

4 Fase dalam Siklus Menstruasi Wanita

Menstruasi

Menstruasi adalah peluruhan lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal melalui vagina. Cairan menstruasi mengandung darah, sel-sel dari lapisan rahim (sel endometrium) dan lendir. Panjang rata-rata suatu periode adalah antara 3-7 hari.

Bagi Anda yang sering mengalami tidak lancar haid, coba konsumsi Tuntas obat pelancar menstruasi (Rp21.300). Tuntas Kapsul 10 S adalah obat yang dapat melancarkan haid, mengatasi terlambatnya datang bulan, dan rasa nyeri saat haid.

Fase Folikel

Pada fase folikel dimulai sejak hari pertama menstruasi terjadi dan berakhir dengan ovulasi. Didorong oleh kelenjar hipotalamus,  kelenjar hipofisis akan melepaskan hormon perangsang folikel (FSH). Hormon ini menstimulasi ovarium untuk menghasilkan sekitar lima hingga 20 folikel (nodul kecil atau kista) di permukaan.

Setiap folikel memiliki telur yang belum matang. Biasanya, hanya satu folikel yang akan matang menjadi telur, sedangkan yang lain akan mati. Peristiwa ini dapat terjadi sekitar hari ke 10 dalam siklus 28 hari. Pertumbuhan folikel merangsang lapisan rahim untuk menebal dalam persiapan untuk kemungkinan kehamilan (pembuahan).

Ovulasi

Fase ovulasi adalah fase terjadinya pelepasan sel telur matang dari permukaan ovarium. Fase ini biasanya terjadi pertengahan siklus, sekitar dua minggu atau lebih sebelum menstruasi dimulai.

Selama fase folikel, folikel yang berkembang menyebabkan peningkatan kadar hormon estrogen dalam tubuh. Hipotalamus di otak mengenali peningkatan kadar ini dan melepaskan zat kimia yang disebut hormon pelepas gonadotropin (GnRH). Hormon ini mendorong kelenjar hipofisis untuk menghasilkan peningkatan kadar hormon lutein (LH) dan FSH.

Dalam dua hari, ovulasi dipicu oleh tingginya kadar LH. Telur disalurkan ke tuba fallopi dan menuju rahim oleh gelombang proyeksi kecil seperti rambut. Masa hidup telur khas hanya sekitar 24 jam. Kecuali jika telur bertemu dengan sperma dan terjadi pembuahan.

Ketika Anda ingin memiliki bayi, Anda dapat meningkatkan peluang Anda untuk hamil jika Anda tahu tentang ovulasi dan ‘masa subur’ dalam siklus menstruasi

– – – – – – Editorial Pick – – – – – –
Mempelajari Siklus Menstruasi
Mengenal Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Normal
8 Tanda Masa Subur Wanita untuk Peluang Hamil Lebih Cepat
Penyebab Endometriosis dan Cara Agar Tetap Bisa Hamil
Cara Menghilangkan Jerawat dengan Bahan Alami
7 Jenis Makanan Sumber Penyebab Kanker Payudara
Mengenal Organ Reproduksi dan Macam-Macam Penyakitnya
Mengenal Obat Dexamethasone, Dosis dan Manfaat

Fase luteal

Hormon hormon yang diproduksi oleh ovarium dan mempengaruhi terjadinya menstruasi adalah brainly
sumber: pexels

Selama ovulasi, sel telur keluar dari folikelnya, tetapi folikel yang pecah tetap berada di permukaan ovarium. Selama dua minggu ke depan, folikel akan berubah menjadi struktur yang dikenal sebagai corpus luteum. Struktur ini mulai melepaskan progesteron, bersama dengan sejumlah kecil estrogen. Kombinasi hormon ini menjaga lapisan rahim yang menebal, menunggu telur yang dibuahi menempel (implan).

Jika sel telur yang dibuahi ditanamkan di lapisan rahim, akan menghasilkan hormon yang diperlukan untuk mempertahankan corpus luteum. Ini termasuk human chorionic gonadotropin (HCG), hormon yang terdeteksi dalam tes urin untuk kehamilan. Corpus luteum terus menghasilkan tingkat progesteron yang meningkat yang dibutuhkan untuk mempertahankan lapisan rahim yang menebal.

Jika kehamilan tidak terjadi, korpus luteum mati pada hari ke-22 dalam siklus 28 hari. Penurunan kadar progesteron menyebabkan lapisan rahim luruh dan disebut sebagai menstruasi.

Itulah beberapa informasi mengenai fase-fase dalam siklus menstruasi. Jika Anda ingin berkonsultasi mengenai kesehatan, Anda dapat mengunduh aplikasi Lifepack yang tersedia di Google Play Store dan App Store. Dapatkan solusi tebus resep obat dengan mudah tanpa antre.

Referensi:
Menstrual Cycle
Office of Women’s Health

tirto.id - Ovarium seorang perempuan mampu memproduksi sel telur (ovum), yaitu setelah masa puber hingga dewasa subur (antara usia 12 hingga 50 tahun).

Setelah sel telur habis diovulasikan, seorang perempuan tidak lagi mengalami menstruasi. Keadaan ini disebut menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena tidak adanya produksi hormon kelamin.

Proses pembentukan sel kelamin atau mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis.

Hormon tersebut mulai aktif pada waktu selaput lendir rahim menipis setelah selesai menstruasi.

Menstruasi atau haid adalah pendarahan uterus secara periodik dan siklus yang normal terjadi pada wanita yang telah puber. Proses ini pun terjadi dengan disertai pelepasan endometrium.

Umumnya, durasi siklus menstruasi adalah 28 hari, dengan lama menstruasi adalah 4 hingga 6 hari. Jumlah darah yang keluar pun rata-rata sebanyak 20-60 mililiter.

Hormon yang Pengaruhi Siklus Menstruasi

Empat hormon yang bertanggung jawab untuk siklus menstruasi adalah hormon estrogen, progesteron, follicle-stimulating hormone atau hormon perangsang folikel (FSH), dan hormon luteinizing (LH).

1. Estrogen

Sebagian besar hormon estrogen diproduksi di ovarium atau indung telur. Selain itu, hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal dan plasenta, tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit.

Hormon estrogen berfungsi untuk membantu perkembangan dan perubahan tubuh saat pubertas, termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan memastikan proses ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan.

2. Progesteron

Saat perempuan mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur, hormon progesteron akan membantu mempersiapkan lapisan dalam rahim yang disebut endometrium untuk menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma.

3. Follicle-stimulating hormone (FSH)

Hormon FSH juga diproduksi di kelenjar hipofisis dan berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini membantu mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur di ovarium.

4. Luteinizing hormone (LH)

LH pada wanita bertugas untuk membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan ovulasi.

Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.

Fase Siklus Menstruasi

Proses menstruasi dibagi ke dalam empat fase, antara lain:

1. Fase Menstruasi

Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim yang mengandung darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir atau dikenal dengan endometrium akan luruh dan keluar melalui vagina.

Fase ini akan dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan dapat berlangsung dari selama 4 hingga 6 hari.

2. Fase Folikular

Tahapan ini berlangsung sejak hari pertama menstruasi sampai memasuki fase ovulasi. Pada tahapan ini, ovarium akan memproduksi folikel yang berisi sel telur.

Pertumbuhan folikel ovarium kemudian akan menyebabkan endometrium menebal. Fase ini biasanya terjadi pada hari ke-10 dari 28 hari dalam sebuah siklus menstruasi.

3. Fase Ovulasi

Pada fase ovulasi, sel telur kemudian akan dilepaskan untuk dibuahi. Sel telur yang telah matang kemudian akan bergerak ke tuba fallopi dan menempel di dinding rahim.

4. Fase Luteal

Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah akan mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum, yang kemudian akan memicu peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim.

Ini juga dikenal dengan fase pramenstruasi. Pada tahap ini, biasanya akan terjadi beberapa gejala yang terjadi, mulai dari payudara membesar, muncul jerawat, badan terasa lemas, menjadi mudah marah atau emosional.

Siklus Menstruasi

Berikut ini adalah penjelasan terkait mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi:

  • Kelenjar hipofisis depan (pituitari) mengasilkan hormon follicl stimulating hormone (FSH).
  • Hormon ini berfungsi untuk mamacu folikel dalam ovarium untuk tumbuh.
  • Satu di antara folikel ini ada yang tumbuh paling cepat, sedangkan yang lainnya terhenti perkembangannya.
  • Calon sel telur dan folikel membesar dan pindah ke permukaan ovarium.
  • Folikel yang sedang tumbuh itu memproduksi hormon estrogen.
  • Kerja hormon estrogen adalah sebagai berikut.
  1. Merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim.
  2. Menghambat produksi FSH oleh pituitari.
  3. Memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH. Keluarnya LH dari pituitari menyebabkan sel telur masak, kemudian keluar dari folikel ke ovarium. Perisriwa ini disebut ovulasi.
  • Setelah sel telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna kuning yang disebut korpus luteum.
  • Sekarang folikel tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron.
  • Fungsi hormon progesteron adalah mempercepat pertumbuhan selaput lendir rahim dan mempercepat pertumbuhan pembuluh darah pada selaput lendir rahim.
  • Pada siklus menstruasi terjadi perubahan-perubahan di dalam ovarium dan uterus.
  • Masa menstruasi berlangsung kira-kira selama 5 hari, selama masa ini epitelium permukaan lepas dari dinding uterus dan terjadi pendarahan.
  • Masa sesudah menstruasi adalah tahap perbaikan dan petumbuhan yang berlangsung selama 9 hari ketika selaput terlepas untuk diperbarui.
  • Tahap ini dikendalikan oleh estrogen yang disekresikan oleh ovarium, sedangkan pengeluaran estrogen dikendalikan oleh FSH.
  • Ovulasi terjadi pada 14 hari pertama, kemudian disusul 14 hari tahap sekretorik, dikendalikan oleh progesteron yang dikeluarkan korpus luteum.
  • Jika sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, sehingga akibatnya aktivitas pituitari untuk memproduksi LH akan menurun.
  • Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron.
  • Tidak adanya progesteron dalam darah akan menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, sehingga akan luruh dan terjadilah pendarahan.
  • Peristiwa inilah yang disebut menstruasi.

Baca juga:

  • Mengenal 3 Fase Siklus Menstruasi: Folikuler, Ovulasi, dan Luteal
  • Mengenal Menstrual Synchrony & Pemicu Jadwal Haid Sama dengan Teman
  • Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi dan Dihindari Saat Menstruasi

Baca juga artikel terkait MENSTRUASI atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa
(tirto.id - ulf/ylk)


Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yulaika Ramadhani

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Umumnya, durasi siklus menstruasi adalah 28 hari, dengan lama menstruasi adalah 4 hingga 6 hari.