Kanker serviks merupakan kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim atau serviks dan juga salah satu penyakit berbahaya yang banyak menyebabkan kematian pada wanita. Pada tahap atau stadium awal, kanker serviks sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga banyak wanita yang tidak menyadarinya. Oleh karena itu, penting bagi para wanita untuk mengetahui cara mendeteksi dan mencegah kanker ini sejak dini dengan melakukan pap smear sebagai langkah deteksi dini kanker serviks. Show Hampir semua kanker serviks disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV), yang dapat ditularkan melalui hubungan seks. HPV memiliki banyak tipe. Beberapa tipe HPV dapat menyebabkan perubahan pada sel serviks dan menyebabkan kanker serviks di kemudian hari, beberapa lainnya menyebabkan kutil kelamin. Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks yaitu:
Stadium awal kanker serviks pada umumnya tidak bergejala. Tanda dan gejala pada kanker serviks stadium lanjut yaitu:
Hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker serviks yaitu:
Untuk mendeteksi dini kanker serviks harus dilakukan tes skrining rutin. Skrining rutin dapat mencegah kanker serviks dan menyelamatkan nyawa. Deteksi dini dapat meningkatkan keberhasilan penanganan prekanker dan kanker. Waspada terhadap tanda dan gejala kanker serviks juga membantu mencegah keterlambatan diagnosis. Pap smear, yang juga disebut tes pap, merupakan prosedur untuk skrining kanker serviks pada wanita. Pemeriksaan Pap smear akan mengambil sel dari serviks – bagian terbawah rahim. Mendeteksi kanker serviks sejak dini dengan pap smear meningkatkan keberhasilan pengobatan. Pap smear juga dapat mendeteksi perubahan di sel serviks yang diperkirakan akan menjadi kanker di kemudian hari. Mendeteksi kelainan sel sejak dini dengan pap smear merupakan tahap pertama dalam menghentikan kemungkinan terjadinya kanker serviks. Pada umumnya, dokter merekomendasikan memulai tes pap smear sejak wanita aktif secara seksual. Pemeriksaan tes pap smear dilakukan 1-2 tahun sekali hingga usia 65 tahun. Namun, tes disarankan lebih sering jika memiliki beberapa faktor risiko seperti:
Waktu yang tepat untuk pap smear Agar pap smear menunjukkan hasil yang optimal, sebaiknya pap smear dilakukan pada kondisi berikut ini:
Sahabat Hermina juga dapat melakukan pap smear secara rutin di RS Hermina Pandanaran sebagai langkah deteksi dini kanker serviks, karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Salam sehat.
Dipublish tanggal: Feb 25, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
Kanker serviks (leher rahim) merupakan salah satu penyebab kematian akibat kanker paling umum di kalangan wanita. Cara terbaik untuk mendeteksi kanker serviks sedini mungkin adalah dengan melakukan tes pap smear, terutama untuk wanita yang sudah aktif secara seksual. Semakin cepat terdeteksi, maka semakin cepat pula penanganan dilakukan dan mencegah kanker semakin memburuk. Apa itu pap smear?Pap smear adalah pemeriksaan mikroskopis terhadap sel leher rahim untuk mendeteksi perubahan akibat infeksi virus tertentu. Jenis virus jadi penyebab kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV), terutama tipe 16 dan 18. Jika Anda memiliki HPV, maka risiko untuk mengembangkan kanker serviks akan meningkat.
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️ Banyak wanita yang akhirnya meninggal karena terlambat menyadari dirinya mengidap kanker serviks. Pasalnya, gejala kanker serviks biasanya tidak nampak sejak awal terinfeksi. Gejala biasanya baru muncul ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut. Pada umumnya, pap smear dianjurkan untuk wanita usia 21 tahun atau yang sudah pernah berhubungan seksual. Terutama untuk wanita dengan faktor risiko kanker serviks seperti:
Baca Juga: 18 Ciri-ciri dan Gejala Kanker Serviks (Leher Rahim) Syarat pap smear yang harus dipenuhiSeberapa sering pemeriksaan pap smear akan ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk usia dan risiko. Namun umumnya, dokter merekomendasikan pengulangan tes pap smear setiap 3 tahun untuk wanita usia 21-65 tahun.
Bagi wanita yang sebelumnya berisiko, ternyata masih harus menjalani pemeriksaan pap smear secara rutin bahkan meskipun saat ini hanya memiliki satu pasangan. Ini karena virus HPV dapat tertidur selama bertahun-tahun dan kemudian tiba-tiba menjadi aktif, sehingga perlu diwaspadai sejak dini. Yang harus dipersiapkan sebelum pap smearWaktu terbaik untuk melakukan pap smear adalah ketika tidak sedang menstruasi. Selain itu, beberapa hal lainnya yang juga harus dihindari sebelum pap smear adalah:
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️
Sebelum pemeriksaan pap smear, gunakanlah pakaian yang mudah dilepas agar Anda lebih mudah mencopot atau memakai kembali celana sesudah pemeriksaan. Anda juga dianjurkan untuk buang air kecil guna mengosongkan kandung kemih, sehingga Anda jadi lebih nyaman selama pap smear berlangsung. Baca Juga: Tips Menjalani Pap Smear dengan Nyaman Prosedur pap smearPap smear biasanya terdiri dari pemeriksaan panggul dan pemeriksaan payudara, umumnya dilakukan oleh dokter kandungan. Prosesnya pun tergolong cepat, rata-rata hanya perlu sekitar 1 menit untuk menyelesaikan pap smear. Lebih jelas, prosedur pap smear adalah sebagai berikut:
Yang harus diperhatikan setelah pap smearPada dasarnya, prosedur pap smear dilakukan dengan cara yang sederhana, cepat, dan tidak menyakitkan. Namun terkadang, ketakutan pasien membuat prosesnya terasa begitu panjang bahkan kerap menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu, usahakan tetap rileks dan tenang agar semua berjalan lancar. Bernapaslah secara perlahan dan berkonsentrasi untuk merilekskan perut dan kaki.
Iklan dari HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket pap smear hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang! Tidak ada hal-hal khusus yang perlu dilakukan setelah pap smear. Anda hanya tinggal menunggu hasil pemeriksaan, biasanya keluar kurang lebih 10 hari kerja. Cara membaca hasil pap smearHasil pemeriksaan pap smear hanya ada 2 kemungkinan, yaitu:
Sampel yang menunjukkan hasil abnormal, akan masuk ke dalam kategori berikut ini:
Baca Juga: LSIL pada Hasil Pemeriksaan Pap Smear, Apa Maksudnya? Perlu diketahui bahwa hasil pap smear yang tidak normal belum tentu mengindikasikan kanker. Sel serviks kadang-kadang tampak abnormal atau meradang akibat infeksi jamur, trichomonas, chlamydia, atau gonore. Setelah infeksi diobati, hasil pap smear biasanya kembali normal. Selain itu, pap smear juga harus diulang dalam 2-3 bulan, karena kanker serviks dapat disembunyikan oleh infeksi. Dokter mungkin juga merekomendasikan kolposkopi untuk melihat jaringan serviks lebih dalam. Selama pemeriksaan kolposkopi, dokter akan menggunakan cahaya dan pembesaran untuk melihat jaringan vagina dan leher rahim lebih jelas. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga akan mengambil sampel jaringan serviks melalui biopsi. Hasil pemeriksaan pap smear sangat akurat. Apabila rutin dilakukan, hal ini dapat menurunkan kejadian dan kematian akibat kanker serviks hingga 80 persen. Adakah efek samping pap smear?Pap smear hampir tidak menimbulkan efek samping apa pun. Anda mungkin hanya akan merasakan tidak nyaman atau kram perut selama dan setelah pemeriksaan akibat efek tegang. Namun, Anda tak perlu khawatir karena ini merupakan hal yang wajar dan akan membaik dengan sendirinya. Jika Anda merasakan sakit berkepanjangan setelah tes, segera beri tahu dokter. Biaya pap smear di setiap klinikHarga pap smear berbeda-beda, tergantung fasilitas dari klinik maupun rumah sakit yang dituju. Sebagai perbandingan, berikut harga pap smear di klinik yang bekerja sama dengan Honestdocs: Klinik Kiara: Rp 386.650 Cek langsung pilihan paket pap smear dan bandingkan harganya di klinik yang terdekat dengan Anda di sini. Jangan lewatkan promo paket kesehatan terbaru lewat aplikasi Honestdocs yang bisa Anda download langsung di sini.
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Committee on Practice Bulletins—Gynecology. Cervical cancer screening and prevention. Obstetrics & Gynecology. 2016;128:e111.
Massad LS, et al. 2012 updated consensus guidelines for the management of abnormal cervical cancer screening tests and cancer precursors. Journal of Lower Genital Tract Disease. 2013;17(suppl):S1.
Curry SJ, et al. Screening for cervical cancer: US Preventive Services Task Force recommendation statement. Journal of the American Medical Association. 2018;320:674.
Smith RA, et al. Cancer screening in the United States, 2017: A review of current American Cancer Society guidelines and current issues in cancer screening. CA: A Cancer Journal for Clinicians. 2017;67:100.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.
Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda? Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.
Artikel selanjutnya
Buka di app |