BincangMuslimah.Com – Di dalam agama Islam sedekah termasuk salah satu dari sekian amalan yang utama untuk dilakukan (Afdhaliyatul a’mal). Jika ditaksir secara matematis, mungkin sedekah dapat mengurangi harta manusia. Namun hal ini tidak berlaku terhadap ketentuan Allah, justru jika kita melakukan amal sedekah maka Allah akan melipatgandakan pahala amal yang kita lakukan. Kesadaran akan sedekah ini sangatlah penting bagi kehidupan di sekitar kita. Tak jarang ketika sudah bersedekah, kita tidak dapat menjaga keutamaan sedekah tersebut dengan melakukan hal-hal yang dapat merusak amal sedekah. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an yang berbunyi, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu merusak amal sedekah dengan mengungkit-ngungkitnya dan menyakiti (perasaan orang yang menerima). (QS. Al-Baqarah: 264) Hal-Hal yang Dapat Merusak Pahala Amal Sedekah Ada tiga hal yang dapat merusak amal sedekah, sebagai berikut: Pertama, mengungkit-ngungkit pemberian sedekah (الْمَنِّ). Jika kita melihat ke sekitar kita tidak sedikit orang yang mengungkit-ngungkit pemberiannya, seakan-akan mengindikasikan ketidak ikhlasannya dalam bersedekah. Istilah الْمَنِّ pada ayat di atas juga mengindikasikan sikap orang yang sombong, sebab dengan melakukan hal demikian, seolah ia memamerkan kelebihan dirinya kepada orang lain. Hal yang demikian ini tentu berpotensi menyakiti hati orang lain. Kedua, menyakiti orang yang menerima sedekah (الأذَى). Istilah الأذَى pada ayat di atas dapat diartikan sebagai perilaku yang dapat menyakiti atau merugikan orang lain. Misalnya, merendahkan kehormatan orang yang menerima sedekah tersebut di depan muka umum. Maka menjadi suatu keharusan bagi kita, ketika ingin bersedekah, hendaknya dengan cara yang baik pula. Sehingga tidak menyakiti orang lain agar tidak merusak pahala sedekah kita. Baca Juga: Bisakah Perempuan Korban Kekerasan Menjadi Penerima Zakat? Hal ini sebagaimana firman Allah yang termaktub dalam al-Qur’an, sebagaimana berikut, قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. (QS. Al-Baqarah: 263) Ketiga, kesombongan (Takabbur). Hal yang dapat merusak pahala sedekah selanjutnya yaitu bersikap sombong. Sebab pada esensinya, semua materi yang kita miliki hanya merupakan titipan dari Allah semata. Ketiga hal ini tercakup dalam firman Allah yang berbunyi, الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya tersebut dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan orang yang menerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah: 262) Hal-Hal yang Dapat Melipatgandakan Pahala Amal Sedekah Setelah kita mengetahui tiga hal yang dapat mengurangi pahala sedekah, alangkah baiknya apabila kita mengetahui juga hal-hal yang dapat melipatgandakan pahala sedekah. Menurut Syaikh Nawawi al-Jawi dalam kitabnya Qathrul Ghaits menyebutkan bahwa Allah telah menyediakan ganjaran pahala berkali-kali lipat sesuai tingkatannya. Beliau juga menjelaskan bahwa sedekah memiliki 5 tingkatan, yaitu: Pertama, diberi pahala sepuluh kali lipat dengan bersedekah kepada orang yang sehat. Kedua, diberi pahala sembilan puluh kali lipat dengan bersedekah kepada orang sakit atau sedang terkena musibah. Ketiga, diberi pahala sembilan ratus kali lipat dengan bersedekah kepada sanak keluarga yang dianggap kurang mampu. Keempat, diberi pahala seratus ribu kali lipat dengan bersedekah kepada kedua orang tua kita sendiri. Baca Juga: Ini Keutamaan Bersedekah Di Bulan Rajab yang Perlu Kamu Ketahui Kelima, diberi pahala sembilan ratus ribu kali lipat ketika bersedekah kepada orang alim, para ahli fiqih (Fuqoha’), dan para kiai. Selaras dengan apa yang disebutkan di atas, Imam as-Suyuti juga pernah menyampaikannya. Hal ini disebutkan dalam Kitab Nashaihul Ibad karya Imam an-Nawawi al-Bantani yang menjelaskan tentang lima tingkatan pahala shadaqah, berikut redaksinya: قَالَ اْلاِمَامُ جَلَالُ الدِّينْ عَبدُالرَّحْمَنْ اَلسُّيُوطِي : أَنَّ ثَوَابَ الصَّدَقَةِ خَمْسَةُ أَنْوَاعٍ : فَوَاحِدَةٌ بِعَشْرَةٍ وَهِيَ علَىَ صَحِيْحِ الْجِسْمِ، وَوَاحِدَةٌ بتِسْعِيْنَ وَهِيَ عَلىَ الَاعْمَى وَالْمُبْتَلَي، وَوَاحِدَةٌ بِتِسْعِمِائَةٍ وَهِيَ عَلَى ذِيْ قَرَابَةٍ مُحْتَاجٍ، وَوَاحِدَةٌ بِمِائَةِ أَلْفٍ وَهِيَ عَلى الَابَوَيْنِ، وَوَاحِدَةٌ بِتِسْعِمِائَةِ أَلْفٍ وَهِيَ عَلى عَالِمٍ أَوْ فَقِيْهٍ. Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi berkata: Sesungguhnya pahala sedekah ada lima macam;
Itulah beberapa hal yang dapat mengurangi dan melipatgandakan pahala sedekah. Semoga menjadi motivasi sekaligus pedoman bagi kita ketika bersedekah. Wallahua’lam…
Sedekah merupakan amalan yang sangat utama. Banyak sekali dalil yang menjelaskan keutamaan amalan ini, satu contohnya saja ayat berikut وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39) Akan tetapi, jangan sampai keutamaan yang besar tersebut, tidak kita raih karena kita melakukan tiga hal berikut: Pertama: Al-Mann, yaitu menyebut-nyebut pemberian sedekah Jika seseorang melakukan al-mann, menunjukkan indikasi ketidakikhlasan dirinya dalam bersedekah. Al-mann ini juga mengindikasikan sikap orang yang sombong di hadapan manusia. Dengan menyebut-nyebut pemberian sedekah di hadapan orang yang ia beri sedekah, dia memamerkan kelebihan dirinya kepada orang tersebut. Perbuatan ini bisa menyakiti hati orang lain, sehingga Allah ta’ala melarang perbuatan buruk ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Kedua: Al Adzaa, yaitu menyakiti orang yang diberikan sedekah Arti asal al-adzaa adalah setiap perbuatan yang merugikan atau menyakiti orang lain. Oleh karena itu, setiap orang yang bersedekah, dilarang melakukan hal yang bisa menyakiti orang yang diberi sedekah, seperti:
Ketiga: Riya’, yaitu menampakkan amalnya kepada manusia karena ingin mendapat pujian. Riya’ merupakan dosa yang sangat besar, karena termasuk perbuatan syirik khofi (syirik yang tersembunyi). Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih khawatir perbuatan ini menimpa umatnya dibandingkan fitnah Dajjal. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),
Oleh karena itu, kaum muslimin yang akan bersedekah, hendaknya menjauhkan dirinya dari perbuatan riya’ (ingin pamer & mendapat pujian orang), karena perbuatan ini bisa menghapus pahala sedekah sama sekali, bahkan mendapatkan dosa. PenutupKetiga penghapus pahala sedekah di atas, terangkum dalam firman Allah ta’ala: Semoga Allah ta’ala menjaga keikhlasan kita, dan menjaga semangat kita dalam bersedekah. |