Jakarta - Gempa bumi adalah peristiwa bergetar atau bergoyangnya permukaan bumi. Gempa bisa mengakibatkan kerusakan hingga kebakaran. Bagaimana gempa bisa terjadi? Dalam sains, ilmu yang mempelajari gempa bumi disebut seismologi. Seismologi menjelaskan bahwa gempa adalah peristiwa perambatan atau penjalaran gelombang gempa yang sampai ke permukaan bumi akibat lepasnya energi potensial yang dimiliki lapisan yang ada di bawah permukaan bumi secara mengejutkan dan tiba-tiba. Gempa bumi terjadi karena adanya perubahan atau pergerakan kerak bumi yang disebut lempeng tektonik dan mengakibatkan perubahan letak permukaaan tanah secara signifikan dari posisi semula. Pusat gempa merupakan lokasi gempa di dalam kerak bumi di mana tenaga gempa bumi dibebaskan. Pusat gempa sendiri dibagi menjadi dua yakni episentrum (titik gempa di permukaan bumi) dan hiposentrum (titik gempa di bawah permukaan bumi. Penyebab Gempa Bumi Gempa disebabkan oleh bermacam-macam. Dilansir dari laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah, sebab-sebab gempa adalah: 1. Tektonik Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. 2. Tumbukan Benda Langit 3. Runtuhan 4. Buatan 5. Aktivitas Vulkanik Jenis Gempa Bumi Selain berdasarkan penyebab, gempa bumi juga memiliki berbagai jenis yang lain. Dilansir dari Modul Geografi Kelas X oleh Kemendikbud, berikut jenis-jenis gempa bumi. 1. Berdasarkan Bentuk Episentrum Gempa linear adalah gempa yang episentrumnya berbentuk garis. Gempa tektonik merupakan gempa linear. Salah satu akibat tektonisme adalah patahan. b. Gempa Sentral Gempa sentral yaitu gempa yang episentrumnya berupa titik. Gunung api pada erupsi sentral adalah sebuah titik letusan, demikian juga runtuhan retak bumi. 2. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum a. Gempa Dangkal b. Gempa Menengah c. Gempa Dalam Gempa dalam memiliki kedalaman hiposentrumnya antara 300-700 km di bawah permukaan bumi. Sampai saat ini tercatat gempa terdalam berada pada 700 km di bawah permukaan bumi. 3. Berdasarkan Jarak Episentrum a. Gempa Setempat: berjarak kurang dari 10.000 km.b. Gempa Jauh: berjarak 10.000 km. c. Gempa Jauh Sekali: berjarak lebih dari 10.000 km. 4. Berdasarkan Letak Pusat Gempa a. Gempa laut Gempa laut terjadi jika letak episentrum terletak di dasar laut atau permukaan laut. Gempa ini terjadi karena getaran permukaan dirambatkan di permukaan laut bersamaan dengan yang dirambatkan pada permukaan bumi di dasar laut. b. Gempa darat Dampak Gempa Bumi Gerakan yang tiba-tiba ini tentu dapat berakibat buruk bagi penduduk sekitar. Dari longsor hingga kebakaran, berikut dampak gempa bumi dikutip dari laman Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG). 1. Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)2. Likuifaksi (tanah berubah menjadi cair)3. Longsoran Tanah4. Tsunami 5. Bahaya Sekunder (seperti arus pendek atau gas bocor yang bisa menyebabkan kebakaran) Nah, itulah pengertian, penyebab, serta jenis-jenis gempa bumi. Semoga membantu, detikers! Simak Video "Kepanikan Warga Afghanistan Timur Diguncang Gempa M 5,1" (nwy/nwy)
Gempa bumi (earthquake) adalah peristiwa bergetar atau bergoncangnya bumi karena pergerakan/ pergeseran lapisan batuan pada kulit bumi secara tiba‐tiba akibat pergerakan lempeng‐lempeng tektonik. Gempa BumiGempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas pergerakan lempeng tektonik disebut gempa bumi tektonik. Namun selain itu, gempa bumi bisa saja terjadi akibat aktivitas gunung berapi yang disebut sebagai gempa bumi vulkanik [1]. Gambar Ilustrasi pergeseran di kerak bumi memancarkan radiasi gelombang gempa bumi hingga menimbulkan goncangan dan perubahan struktur batuan di permukaan [2]Pergeseran batuan terjadi akibat adanya tekanan dan tarikan pada lapisan bumi yang terus menerus sehingga terjadi pengumpulan energi dan pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak mampu lagi menahan gerakan tersebut dan terjadilah pelepasan energi yang disebut gempa bumi.Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi ini dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Semakin besar energi yang dilepaskan maka semakin kuat gempa bumi yang terjadi. Gempa bumi sebenarnya terjadi hampir setiap hari, namun kebanyakan berkekuatan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan yang berarti. Gempa bumi berkekuatan kecil juga dapat mengiringi terjadinya gempa bumi yang lebih besar dan dapat terjadi sesudah atau sebelum gempa bumi besar tersebut terjadi. Pertanyaan yang sering dilontarkan masyarakat setelah terjadi gempa adalah tentang kapan terjadinya, dimana sumber gempa, seberapa besar kekuatan, apakah ada kemungkinan gempa susulan, dan kapan gempa bumi tersebut bisa berakhir sehingga para korban bisa merasa aman dari bahaya gempa bumi susulan berikutnya. Parameter sumber gempa bumi yang sering dianalisis adalah waktu asal gempa, posisi lintang dan bujur episenter gempa, kedalaman sumber gempa, waktu kejadian gempa, dan ukuran kekuatan atau magnitudo gempa, serta intensitas gempa. [1] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2012. Gempa bumi Edisi Populer [2] Yagi, Y., 2007. Source Mechanism, IISEE, Japan. Penulis : Ir. Heri Khoeri, MT. Tulisan ini adalah bagian pertama dari sebuah pengantar tulisan selanjutnya tentang Bangunan Tahan Gempa. Berikut urutan artikel bersambung berkaitan dengan gempa bumi ini: Vulkanisme adalah segala peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar menuju permukaan bumi melalui rekahan dalam kerak bumi. Seisme adalah getaran yang terjadi karena adanya tumpukan energi yang membuat lempeng benua dan lempeng samudera bergeta Diatrema adalah pipa vulkanik berisi breksi yang terbentuk setelah terjadinya ledakan bergas. Apofisa ialah gang yg relatif kecil atau Intrusi magma merupakan yang berupa cabang kawah. Dengan demikian, bergetarnya lapisan Bumi sebagai akibat pergeseran lapisan kulit Bumi disebut dengan seisme. Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah B. Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunungapi atau runtuhan bangunan. Jenis bencana ini bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Gempa bumi yang disebabkan oleh pergeseran lapisan batuan bumi adalah gempa tektonik. Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zona penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Contohnya gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran. Jika terjadi di laut, gempa ini dapat menyebabkan tsunami.
Lihat Foto Shutterstock Ilustrasi kekuatan gempa bumi KOMPAS.com - Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan hingga menciptakan gelombang seismik. Biasanya, gempa Bumi disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi atau lempeng Bumi. Selain itu, gempa juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api. Jenis-jenis gempa BumiDilansir dari BPBD Kota Banda Aceh, berikut adalah jenis-jenis gempa Bumi berdasarkan penyebabnya: 1. Gempa vulkanikGempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. 2. Gempa tektonikGempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zona penunjaman. Baca juga: Gempa Banten Berpusat di Laut, Ini Sejarah Gempa dan Tsunami Selat Sunda Gempa Bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat dan bisa memicu terjadinya tsunami. 3. Gempa runtuhan atau terbanGempa runtuhan atau terban adalah jenis gempa Bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan lain-lain. Jenis gempa yang satu ini biasanya berdampak kecil dan berdampak pada wilayah yang sempit. Dampak gempa BumiDengan kekuatan yang cukup besar, gempa Bumi dapat menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat. Berikut adalah dampak terjadinya gempa Bumi: Baca juga: 5 Fakta Gempa Banten: Sumber Gempa dalam Lempeng hingga Kerusakan 1. Dampak fisik
Baca berikutnya Lihat Foto Shutterstock Ilustrasi puing-puing akibat gempa di Armenia KOMPAS.com - Tidak banyak yang diketahui mengenai gempa bumi sampai kemunculan seismologi pada awal abad ke-20. Seismologi merupakan studi ilmiah tentang semua aspek gempa bumi. Seismologi menjawab pertanyaan yang sudah lama ada seperti mengapa dan bagaimana gempa bumi terjadi. Encyclopaedia Britannica mencatat, sekitar 50 ribu gempa bumi sering terjadi setiap tahun di seluruh bumi. Dari jumlah tersebut, sekitar 100 gempa berukuran cukup besar dengan dampak kerusakan tinggi, terlebih bila terjadi di dekat area pemukiman. Gempa bumi yang hebat terjadi rata-rata satu kali per tahun. Gempa bumi bertanggung jawab atas jutaan kematian dan kerusakan properti yang tak terhitung jumlahnya. Baca juga: Fenomena Kemunculan Oarfish dan Mitos Prediksi Gempa... Dilansir dari NASA, gempa bumi adalah guncangan hebat yang terjadi di permukaan bumi. Getaran ini disebabkan oleh gerakan di lapisan terluar bumi. Sedangkan USGS, lembaga geologi AS, menjelaskan, gempa bumi adalah ketika dua lempeng bumi tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat kedua lempeng bergeser disebut bidang patahan atau patahan. Gempa bumi disebabkan oleh pergerakan kerak atau lempeng bumi tersebut. Lokasi di bawah permukaan bumi tempat gempa bumi dimulai disebut hiposenter. Sedangkan lokasi tepat di atas gempa bumi disbeut episentrum. Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi pada permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba dan menciptakan gelombang seismik. Baca juga: Kaleidoskop 2019: 5 Gempa yang Paling Merusak di Indonesia Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa Bumi yang disebabkan oleh pergeseran lempeng plat tektonik. Gempa ini terjadi karena besarnya tenaga yang dihasilkan akibat adanya tekanan antar lempeng batuan dalam perut Bumi. Gempa Bumi ini adalah jenis gempa yang paling sering dirasakan, terutama di Indonesia. Gempa tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapal batas lempengan-lempengan tektonik. Lempengan-lempengan tektonik ini selalu bergerak dan saling mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi secara perlahan-lahan. Gempa tektonik kemudian terjadi karena adanya pelepasan energi yang telah lama tertimbun tersebut. Gempa tektonik biasanya jauh lebih kuat getarannya dibandingkan dengan gempa vulkanik, maka getaran gempa yang merusak bangunan kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate [lempeng tektonik] menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian [geologi], kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa Bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB.
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gempa_bumi_tektonik&oldid=19802740" Gempa bumi [earthquake] adalah peristiwa bergetar atau bergoncangnya bumi karena pergerakan/ pergeseran lapisan batuan pada kulit bumi secara tiba‐tiba akibat pergerakan lempeng‐lempeng tektonik. Gempa BumiGempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas pergerakan lempeng tektonik disebut gempa bumi tektonik. Namun selain itu, gempa bumi bisa saja terjadi akibat aktivitas gunung berapi yang disebut sebagai gempa bumi vulkanik [1]. Gambar Ilustrasi pergeseran di kerak bumi memancarkan radiasi gelombang gempa bumi hingga menimbulkan goncangan dan perubahan struktur batuan di permukaan [2]Pergeseran batuan terjadi akibat adanya tekanan dan tarikan pada lapisan bumi yang terus menerus sehingga terjadi pengumpulan energi dan pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak mampu lagi menahan gerakan tersebut dan terjadilah pelepasan energi yang disebut gempa bumi.Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi ini dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Semakin besar energi yang dilepaskan maka semakin kuat gempa bumi yang terjadi. Gempa bumi sebenarnya terjadi hampir setiap hari, namun kebanyakan berkekuatan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan yang berarti. Gempa bumi berkekuatan kecil juga dapat mengiringi terjadinya gempa bumi yang lebih besar dan dapat terjadi sesudah atau sebelum gempa bumi besar tersebut terjadi. Pertanyaan yang sering dilontarkan masyarakat setelah terjadi gempa adalah tentang kapan terjadinya, dimana sumber gempa, seberapa besar kekuatan, apakah ada kemungkinan gempa susulan, dan kapan gempa bumi tersebut bisa berakhir sehingga para korban bisa merasa aman dari bahaya gempa bumi susulan berikutnya. Parameter sumber gempa bumi yang sering dianalisis adalah waktu asal gempa, posisi lintang dan bujur episenter gempa, kedalaman sumber gempa, waktu kejadian gempa, dan ukuran kekuatan atau magnitudo gempa, serta intensitas gempa. [1] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2012. Gempa bumi Edisi Populer [2] Yagi, Y., 2007. Source Mechanism, IISEE, Japan. Penulis : Ir. Heri Khoeri, MT. Tulisan ini adalah bagian pertama dari sebuah pengantar tulisan selanjutnya tentang Bangunan Tahan Gempa. Berikut urutan artikel bersambung berkaitan dengan gempa bumi ini: Video yang berhubungan |