Sebutkan beberapa hal yang menunjukkan allah swt. al ahad berdasarkan surah al ikhlas

Rabu, 21 Februari 2018 - 16:39 WIB

TERDAPAT empat keesaan Allah dalam kandungan Surah al-Ikhlas. Yakni, pertama, keesaan tentang Dzat-Nya. Kedua, keesaan tentang segala perbuatan-Nya. Ketiga, keesaan tentang segala sifat-Nya. Keempat, keesaan tentang segala macam peribadatan.

Keempat keesaan Allah tersebut tercakup secara ringkas dalam Surah al-Ikhlas, khususnya dalam ayat pertama yang menegaskan: Qul huwallahu ahad (Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa).

Makna Esa dalam ayat tersebut terambil dari lafazh “wahda” mempunyai makna “kesatuan.” Makna kesatuan ini bukan berarti bilangan satu yang akan ada bilangan dua, tiga, dan seterusnya. Melainkan kesatuan bulat yang tidak ada sesuatu yang dapat menambah pada bilangan dua atau tiga, dan seterusnya.

Kesatuan di sini adalah na’at (sifat) dari kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang berkedudukan sebagai nama. Jika kesatuan di sini sebagai na’at, maka Esa ini hanya digunakan untuk Allah yang memiliki kekuasaan mutlak, tanpa ada sekutu yang dapat mengimbangi-Nya.

Menurut pendapat dari seorang penafsir sekaligus pakar tasawuf, yakni Abu as-Su’ud, bahwa dalam Surah al-Ikhlas menempatkan kata huwa untuk menunjukkan kepada Allah. Padahal sebelumnya kata huwa yang menunjukkan kepada-Nya tidak pernah disebut dalam al-Qur’an, kecuali dalam Surah al-Ikhlas. Hal ini tentu agar memberikan kesan bahwa Dia Yang Maha Kuasa itu sedemikian terkenal dan nyata, sehingga hadir dalam benak setiap hamba yang mengimani-Nya.

Kata huwa tersebut tertuju hanya kepada “Ahad” yang berarti Allah. Dalam makna ahad di sini menunjukkan sifat yang memiliki “kesatuan mutlak”, yakni Allah semata, dan tidak ada sesuatu yang selain-Nya.

Keesaan empat macam dari Allah tersebut adalah satu kesatuan yang abadi, yang tidak akan pernah berubah oleh pengertian atau pertimbangan apa pun. Di samping itu, keesaan-Nya sungguh tidak ada campur tangan dari unsur lain yang meliputi-Nya.

Dia Maha Esa merupakan kesatuan yang utuh dan abadi. Dari kesatuan yang abadi tersebut meliputi sifat-sifat keperkasaan-Nya. Inilah Tuhan yang dalam Surah al-Ikhlas disebutkan mempunyai sifat yang “Abadi”.*/Sudirman STAIL

Sumber buku: Bacalah Al-Ikhlas Maka Pilihlah Pintu Surgamu. Penulis: Muhammad Makhdlori

Rep: Admin Hidcom
Editor: Syaiful Irwan

Jakarta -

Allah SWT mempunyai 99 Asmaul Husna atau 99 nama baik yang menjelaskan tentang kebesaran-Nya sebagai pemilik alam semesta. Salah satu nama baik Allah tersebut adalah Al Ahad.

Berikut tulisan Arab beserta artinya:

اَلاَحَدُ

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bacaan latin: Al Ahad

Artinya: Yang Maha Esa

Melansir dari buku yang bertajuk Rahasia Keajaiban Asmaul Husna oleh Syafi'ie el-Bantanie, Al Ahad artinya Yang Maha Esa. Hal ini mengandung makna bahwa Allah SWT itu tunggal, tidak beranak, juga tidak diperanakkan. Allah SWT tidak serupa dengan siapa pun.

Keesaan Allah SWT demikian murni sehingga Al Ahad yang menunjukkan sifat Allah hanya disebut satu kali dalam Al Quran dan hanya ditujukan kepada-Nya semata. Ayat Al Quran yang dimaksud adalah ayat pertama surat Al-Ikhlas.

Bukti keesaan Allah diterangkan secara jelas dalam surat Al Ikhlas yang berbunyi:

(1) قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ(2) اللَّهُ الصَّمَدُ(3) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

(4) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia." (QS. Al Ikhlas: 1-4).

Pemaknaan Asmaul Husna Al Ahad ini tercermin dalam suatu kisah teladan dari Bilal bin Rabbah. Dilansir dari buku Asmaul Husna dan Kisah-Kisah Teladannya karya Teguh Sulistyowati dan As-Sukoharj, Bilal bin Rabah adalah hamba sahaya dari Umayyah bin Khalaf, ketua dari Bani Zum'ah di kota Makkah.

Bilal masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW dengan sembunyi-sembunyi. Namun, pada akhirnya keislaman Bilal diketahui juga oleh Umayyah. Mengetahui hal tersebut Umayyah pun marah.

Kemudian, Umayyah menyiksa Bilal setiap hari dengan tujuan agar Bilal meninggalkan Islam. Selama disiksa pun dijawab dengan teguh oleh Bilal dengan meneriakkan Asmaul Husna Al Ahad,

"Ahad, Ahad! Hanya Allah yang Esa yang berhak disembah!"

Umayyah semakin marah mendengar itu. Hal tersebut yang membuat cambukan Bilal bertambah berpuluh-puluh kali, lalu diseret, dan dijemur di bawah teriknya matahari yang sangat panas.

Siksaan tersebut tidak lantas menggentarkan Bilal. Sebaliknya, dengan sabar Bilal terus menjawab,

"Ahad! Ahad!"

Hingga akhirnya Bilal berhasil dibebaskan oleh Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq RA. Kisah tersebut membuktikan bahwa Bilal benar-benar memaknai Asmaul Husna Al Ahad dalam dirinya bahwa Al Ahad artinya adalah Yang Maha Esa.

Tidak harus mencontoh kisah Bilal seperti di atas, meneladani makna Asmaul Husna Al Ahad ini dapat kita lakukan dengan cara mengamalkan kalimat لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ (la-illaaha-illallaah) sebanyak 33 kali setiap selesai shalat fardhu. Semoga kita semua selalu mendapat perlindungan dari-Nya. Aamiin.

(rah/erd)

Jakarta -

Surat Al-Ikhlas merupakan surat ke-112 dalam Al-Quran. Surat Al-Ikhlas termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan setelah surat An-Naas. Apa saja makna surat ini?Surat Al-Ikhlas terdiri dari 4 ayat. Disebut sebagai surat Al-Ikhlas karena membicarakan mengenai surat Al-Ikhlas, yakni tentang keikhlasan dan Allah SWT.

Berikut arti dan manfaat surat Al-Ikhlas yang dirangkum oleh detikcom:

1. Arti Lengkap Al-Ikhlas 1-4

Surat Al-Ikhlas terdiri dari empat ayat. Berikut arti lengkap surat tersebut

Ayat pertama:

Arab: قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚLatin: qul huwallāhu aḥadArtinya: Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa'.

Ayat kedua:

Arab: اَللّٰهُ الصَّمَدُۚLatin: allāhuṣ-ṣamadArtinya: Allah tempat meminta segala sesuatu.

Ayat ketiga:

Arab: لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙLatin: lam yalid wa lam yụladArtinya: (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Ayat keempat:

Arab: وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌLatin: wa lam yakul lahụ kufuwan aḥadArtinya: Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

2. Manfaat

Melalui surat Al-Ikhlas, Allah SWT berfirman mengenai ilmu tauhid atau keesaan Allah. Bahkan, surat Al-Ikhlas memiliki keistimewaan atau manfaat saat dibaca berulang kali.Dilansir dari NU Online, seorang sahabat Nabi, Muawiyah bin Muawiyah al-Laytsi selalu membaca surat Al-Ikhlas ketika hendak melakukan sesuatu. Setiap ia keluar maupun masuk rumah surat Al-Ikhlas selalu ia panjatkan.Ketika Muawiyah wafat, Rasulullah datang untuk takziah dan kaget melihat ada ribuan malaikat di sekitar Muawiyah. Rasulullah pun tahu selama hidupnya sang sahabat rutin membaca surat Al-Ikhlas.

Nah, jangan lupa membaca surat Al-Ikhlas ya hari ini!

(pay/erd)

Surat Al Ikhlas adalah surat ke-112 dalam Al-Qur’an dan terdiri dari empat ayat. Surat Al Ikhlas diturunkan di Kota Makkah sehingga tergolong dalam surat Makkiyah. Surat ini menegaskan tentang sifat Allah Maha Esa.

Dilansir dari situs Kementerian Agama (Kemenag), terdapat sebuah hadis yang menjelaskan orang yang membaca surat Al Ikhlas 10 kali akan dibangunkan istana di surga.

Dari Mu'adz bin Anas Al-Juhaniy radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Siapa yang membaca 'qul huwallahu ahad' (Al Ikhlas) sampai ia merampungkannya sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya istana di surga." (HR. Ahmad).

Hal tersebut didukung oleh hadis lain. Menurut Muhammad Haqqi al-Nazili dalam buku “Khazīnat al-Asrār” dijelaskan, orang yang membaca surat Al Ikhlas 200 kali maka akan diampuni dosanya selama 200 tahun. Berikut bacaan hadisnya.

وأخرج البيهقي عن أنس رضي هللا تعاىل عنو عن الني ﷺ أنو قال من قرأ قل ىواللّٰه أحد مائيت مرة غفر هللا لو ذنوب مائيت سنة

Advertising

Advertising

Artinya: “Al-Baihaqi meriwayatkan dari Anas raḍiya Allāhu anhu dari Nabi Muhammad saw. bahwasanya beliau bersabda, ‘Siapa yang membaca qul huwa Allāhu aḥad dua ratus kali, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya selama dua ratus tahun.’”

Bacaan Surat Al Ikhlas dan Artinya

Berikut bacaan surat Al Ikhlas dan artinya dalam bahasa Indonesia.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١

Qul huwa Allahu ahad

1. Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢

Allahus Samad

2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣

Lam yalid walam yulad

3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤

Walam yakun lahu kufuwan ahad

4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

Kandungan Surat Al Ikhlas

Dalam buku “Al-Qur’an Hadis” oleh Kementerian Agama (Kemenag), sebab turunnya surat Al Ikhlas diterangkan dalam riwayat Imam Ahmad bahwa orang-orang musyrik telah mengatakan kepada Nabi Muhammad saw., “Hai Muhammad, terangkanlah nasab Tuhanmu kepada kami.”

Kemudian Allah Swt. menurunkan wahyu melalui surat Al Ikhlas, “Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadanya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

Baca Juga

Dalam ayat pertama, tafsir Kemenag menjelaskan bahwa Allah Yang Maha Esa. Artinya, Allah Swt. adalah satu dan tunggal, tidak mempunyai bandingan, wakil, saingan, atau yang menyerupai dan menyamai-Nya.

Lafal ini tidak boleh digunakan kecuali hanya kepada Allah sebab Dialah Yang Maha Sempurna dalam semua sifat dan perbuatan-Nya. Keesaan Allah Swt. meliputi tiga hal:

  • Maha Esa pada zat-Nya, yaitu tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian.
  • Maha Esa pada sifat-Nya, yaitu tidak ada satu sifat makhluk pun yang menyamai-Nya
  • Maha Esa pada perbuatan-Nya, yaitu hanya Allah Swt. yang membuat semua perbuatan.

Pada ayat ketiga, Allah Swt. menegaskan bahwa Dia tidak beranak, tidak ada yang sejenis dengan Allah sehingga bisa menikah dengan-Nya dan melahirkan anak. Allah Swt. juga tidak diperanakkan karena Dia kekal dan tidak bermula.

Ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak perempuan Allah dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa adalah anak laki-laki Allah.

Allah Swt. Mencintai Orang yang Membaca Surat Al Ikhlas

Diriwayatkan dari hadis sahih al-Bukhari 7375, Nabi Muhammad saw. mengutus seorang pria sebagai pemimpin ekspedisi. Selama perjalanan, dalam setiap doa ia menutup bacaan Al-Qur'an dengan surat Al Ikhlas.

Sekembalinya mereka, para sahabatnya menyebutkan hal ini kepada Nabi Muhammad, yang menjawab, "Tanyakan mengapa dia melakukannya."

Ketika laki-laki itu ditanya, dia menjawab, "Dalam surah ini telah disebutkan sifat-sifat Allah Yang Maha Pengasih, oleh karena itu, saya senang membacanya berulang-ulang."

Baca Juga

Ketika Nabi Muhammad mendengar jawaban ini, dia berkata kepada orang-orang, "Beri tahu dia bahwa Allah sangat mencintainya."

Dapat dipahami bahwa Allah mencintai orang yang membaca surat Al Ikhlas. Oleh sebab itu, membaca surat Al Ikhlas dapat mendekatkan diri umat muslim kepada Allah Swt.

Orang yang Membaca Surat Al Ikhlas akan Masuk Surga

Dalam hadis al-Bukhari sebagaimana dijelaskan dalam buku “The Meaning and Explanation of the Glorious Qur'an (Vol 10)” oleh Muhammad Saed Abdul-Rahman, Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa orang yang cinta surat Al Ikhlas akan masuk surga.

Hadis tersebut menceritakan seorang pria dari kalangan Ansar yang memimpin shalat di Masjid Quba. Setiap rakaat, ia terlebih dahulu membaca surat Al Ikhlas kemudian menambah surah lainnya.

Orang-orang keberatan dan berkata kepadanya, “Tidakkah menurutmu surah Al-Ikhlas saja sudah cukup? Mengapa Anda bergabung dengan surah lain untuk itu? Anda sebaiknya hanya membaca surah ini, atau meninggalkannya dan membaca surah lainnya.”

Kemudian pria tersebut berkata, “Saya tidak bisa meninggalkannya; sebagai gantinya, saya lebih suka berhenti memimpin doa.” Orang-orang tidak ingin orang lain memimpin sehingga mereka membawa masalah ini ke hadapan Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw. bertanya kepada pria itu, “Apa yang menghalangimu untuk menuruti keinginan temanmu? Apa yang membuatmu membaca surah ini di setiap rakaat?”

Pria itu menjawab, “Saya sangat menyukainya.”

Nabi Muhammad berkata, "Kecintaanmu pada surah ini telah membuatmu masuk ke surga."

Baca Juga

Dengan demikian, membaca surat Al Ikhlas membawa banyak manfaat. Mengamalkan surat Al Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan untuk mendapatkan berkah dari Allah Swt.