Gejala setelah vaksin astrazeneca berapa lama

Oleh:

Antara Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Bisnis.com, JAKARTA - Vaksinasi booster di Indonesia kini memakai dua jenis vaksin yakni Pfizer dan Astrazeneca.

Efek samping pasca vaksinasi dari dua vaksin ini dikabarkan hampir mirip, meski ada beberapa perbedaan.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan booster vaksin Astrazeneca, berikut beberapa efek samping yang akan dirasakan setelah disuntik dilansir dari The Standard :

Baca Juga : Studi: Vaksin Booster Hanya Efektif 4 Bulan, Ini Penjelasan CDC

1. Nyeri tekan atau nyeri di sekitar tempat Anda mendapat tusukan

2. Sakit kepala

3. Kelelahan

Baca Juga : Vaksin Astrazeneca Sudah Bisa Dipakai Booster, Ini Syaratnya

4. Mialgia atau nyeri otot

5. Malaise atau tidak enak badan

6. Pireksia (demam)

7. Menggigil

8. Artralgia (nyeri sendi)

9. Mual

AstraZeneca diuji dalam uji klinis yang melibatkan lebih dari 23.000 peserta. 

Reaksi ini dilaporkan pada lebih dari 1 dari 10 orang, kata Badan Pengawas Produk Obat & Kesehatan Pemerintah AS.

Mayoritas reaksi merugikan dinilai ringan sampai sedang dan bisa sembuh dalam beberapa hari.

Efek merugikan terhadap AstraZeneca umumnya lebih ringan dan dilaporkan lebih jarang pada orang dewasa yang lebih tua (65 tahun ke atas) dibandingkan pada orang yang lebih muda.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Mia Chitra Dinisari

general_alomedika 2022-02-02 15:35:38 2022-02-02 22:07:31

Izin diskusi dok apakah mungkin keluhan demam baru muncul setelah 2 hari/3hari setelah vaksin booster astrazeneca ? Apa vaksin bisa tidak langsung...

Gejala setelah vaksin astrazeneca berapa lama

dr. Claradyka Nachita

Alo dokter, izin menjawab ya. Dari sumber yang saya baca, onset efek samping vaksin Astrazeneca baik efek sistemik maupun lokal dapat terjadi dalam 1-2 hari pasca vaksin, dengan durasi 1-2 hari. Bila onset lebih dari 2 hari pasca vaksin atau berlangsung lebih dari 2 hari, ada kemungkinan orang tersebut terkena covid dan disarankan untuk swab dan isolasi. Namun efek samping yang jarang (rare side effects) seperti thrombosis atau ITP masih dapat terjadi dalam 14 hari sampai 1 bulan setelah vaksin.
Begitu juga dengan vaksin Pfizer, onset efek samping sama dengan Astrazeneca yaitu sekitar 1-2 hari pasca vaksin dengan durasi 1-2 hari.Demikian, semoga membantu. Mohon masukan TS lain. Efek samping vaksin Astrazeneca
Efek samping vaksin Pfizer

  • home
  • gaya
  • Gejala setelah vaksin astrazeneca berapa lama

    Botol berlabel stiker rusak "AstraZeneca COVID-19 Coronavirus Vaccine" terlihat di depan bendera Denmark yang dipajang dalam ilustrasi yang ditampilkan pada 15 Maret 2021. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

    TEMPO.CO, Jakarta - Efek samping vaksin AstraZeneca bervariasi pada setiap orang. Sebagian besar yang telah vaksinasi mengalami efek samping ringan sampai sedang dengan jangka waktu pendek, ada pula yang tidak memiliki efek samping.

    Vaksin Covid-19 ini sebenarnya memiliki nama resmi Vaxzevria. Namun, kebanyakan orang menyebut AstraZeneca. Dilansir dari hse.ie, berikut efek samping yang mungkin akan dialami orang yang telah vaksinasi AstraZeneca.

    Efek samping umum
    Orang akan menderita efek samping umum ini setelah vaksinasi dosis pertama dan cenderung diderita oleh orang berusia 65 tahun ke atas. Setidaknya satu dari 10 orang akan mengalami hal berikut ini:

    -Merasa lelah -Memar, nyeri, atau gatal pada lengan yang disuntik vaksin -Sakit kepala -Nyeri otot dan sendi -Mual -Demam dengan suhu 38 derajat celcius atau lebih -Kemerahan atau bengkak pada lengan yang disuntik vaksin -Diare -Muntah

    -Jumlah trombosit rendah namun tidak menimbulkan gejala apapun

    Efek samping langka Ada satu dari 1.000 orang yang akan mengalami efek samping langka ini dengan gejala sebagai berikut: -Pusing -Mengantuk -Berkeringat -Pembengkakan kelenjar getah bening

    -Ruam

    Efek samping sangat jarang terjadi
    Kasus pembekuan darah yang juga pernah terjadi di Indonesia merupakan efek samping yang sangat jarang terjadi. Mungkin satu dari 100.000 orang dapat mengalami pembekuan darah dengan trombosit rendah, bahkan satu dari lima orang ini mungkin akan mengalami kematian. Kebanyakan orang yang mendapat efek samping ini terjadi dalam waktu 14 hari setelah disuntik vaksin AstraZeneca.

    Meskipun efek samping ini sangat jarang ditemui, Anda tetap harus mewaspadai gejala berikut: -Sesak napas -Nyeri di dada dan perut -Bengkak dan merasa dingin pada kaki -Sakit kepala parah, bahkan kian memburuk, terutama pada tiga hari atau lebih setelah vaksinasi -Penglihatan kabur -Kejang -Pendarahan terus menerus

    -Terdapat memar kecil, bintik-bintik kemerahan atau keunguan

    Meski demikian, apabila memiliki gejala-gejala di atas setelah dosis pertama, Anda tetap masih perlu vaksinasi dosis kedua untuk memberikan perlindungan maksimal pada tubuh terhadap virus corona.

    #CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker

    Baca juga: Gejala Pembekuan Darah karena Vaksin AstraZeneca




    Jakarta -

    Efek samping vaksin AstraZeneca penting diketahui masyarakat yang ingin mendapat vaksin primer (dosis 1 dan 2) dan booster (dosis ke-3) jenis AstraZeneca. Pasalnya, setiap jenis vaksin memberikan efek samping yang berbeda-beda. Begitu juga setiap orang akan mengalami reaksi yang berbeda.

    Vaksin AstraZeneca atau dikenal dengan vaksin Oxford ini dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi asal Inggris bersama peneliti dari Universitas Oxford. Vaksin ini juga telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sejak 22 Februari 2021 lalu.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga membeberkan efikasi dari vaksin AstraZeneca mencapai 63,09 persen pada dosis kedua setelah interval 12 minggu dari dosis pertama.

    Bahkan, terbukti dapat mengurangi gejala COVID-19 yang kerap kali muncul pada orang yang terinfeksi. Meskipun begitu, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kontraindikasi vaksin AstraZeneca, seperti alergi terhadap vaksin atau komponennya, dan riwayat alergi berat (anafilaksis) pada pemberian dosis pertama vaksin AstraZeneca.

    Berdasarkan aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), vaksin AstraZeneca masih diperuntukkan bagi masyarakat usia minimal 18 tahun keatas.

    Efek Samping Vaksin AstraZeneca

    Nah, sudah tahu seluk-beluknya, lantas seperti apa efek samping vaksin AstraZeneca? Dikutip dari corona.jakarta.go.id, Senin (14/2/2022), berikut efek samping yang umum terjadi:

    • Pusing
    • Mual
    • Nyeri otot
    • Nyeri sendi
    • Nyeri di tempat suntikan
    • Kelelahan
    • Malaise (tidak enak badan)
    • Demam

    Efek Samping Vaksin AstraZeneca Booster

    Berdasarkan data keamanan dari vaksin AstraZeneca ini bisa ditoleransi dengan baik oleh si penerima. Efek vaksin AstraZeneca dosis ketiga ini bersifat ringan 55 persen dan sedang 37 persen. Beberapa efek vaksin AstraZeneca dosis ketiga atau booster, yaitu:

    • Nyeri di area suntikan
    • Sakit kepala
    • Kelelahan
    • Myalgia
    • Malaise
    • Demam
    • Tubuh Menggigil
    • Mual
    • Arthralgia (nyeri atau sakit pada sendi)

    Apabila penerima terus-menerus mengalami efek samping vaksin AstraZeneca, diwajibkan untuk segera menghubungi petugas kesehatan atau datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

    Simak Video "Ini Daftar Vaksin yang Diakui Arab Saudi untuk Syarat Naik Haji"



    (suc/up)

    Gejala setelah vaksin astrazeneca berapa lama

    Mike Nafizahni

    28 Juni 2021

    Program vaksinasi Covid-19 usia 18 tahun ke atas tengah berlangsung di Jakarta. Berbeda dengan program vaksinasi lansia, kali ini Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan vaksin AstraZeneca untuk memenuhi kebutuhan vaksin di ibu kota. Hampir mirip dengan cerita vaksin Sinovac, awal kemunculan vaksin Astrazeneca di Indonesia juga menimbulkan beragam pertanyaan dan keraguan. Beruntung, Jakarta Smart City berkesempatan berbincang bersama dr. Adam Prabata, yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3 Medical Science di Kobe University, Jepang. Simak bagaimana dr. Adam Prabata menjawab keraguan vaksin AstraZeneca berikut ini, yuk!

    Mengapa efikasi vaksin AstraZeneca dari WHO dan Kemenkes RI berbeda? Mana yang sebaiknya menjadi rujukan?

    dr. Adam:
    “Perlu kita ketahui bersama, efikasi dan efektivitas adalah dua hal yang berbeda. Efektivitas artinya kemampuan vaksin itu sendiri di dunia nyata. Kalau efikasi itu, dalam konteks penelitian, uji klinis. Efikasi vaksin AstraZeneca dari WHO sebesar 63,09%, sedangkan dari Kemenkes sebesar 76%. Kenapa berbeda? Itu karena basis data yang diambil juga berbeda. Penelitian terkait AstraZeneca cukup banyak. WHO mengambil penelitian yang jeda penyuntikan dosis pertama dan dosis kedua 4 sampai 6 minggu. Sedangkan Kemenkes menggunakan data yang paling baru, yaitu yang jeda penyuntikannya 12 minggu.”

    Lalu, bagaimana dengan efektivitas vaksin AstraZeneca?

    dr. Adam:

    “Pada penelitian terbaru di Inggris, 12 Juni 2021, efektivitas vaksin AstraZeneca setelah penyuntikan dosis kedua adalah 79% menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 tanpa gejala dan 92% menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 yang bergejala, dengan jeda penyuntikan dosis pertama dan dosis kedua selama 12 minggu.”

    Kenapa jangka waktu pemberian dosis pertama dan kedua vaksin AstraZeneca berbeda dengan vaksin Sinovac? Apakah proses pembentukan antibodi dari vaksin AstraZeneca memakan waktu lebih lama?

    dr. Adam:

    “Efikasi terbaik vaksin AstraZeneca didapat dengan jeda penyuntikan dosis pertama dan dosis kedua yang lebih lama, yaitu 12 minggu. Selain itu, proses pembentukan antibodi dari vaksin AstraZeneca cenderung lebih lama (jika dibandingkan dengan vaksin Sinovac dan Sinopharm). 

    Antibodi dari vaksin Sinovac maupun Sinopharm terbentuk setelah 28 hari dari suntikan pertama. Sedangkan antibodi dari vaksin AstraZeneca terbentuk setelah 42 hari dari suntikan pertama.”

    Gejala setelah vaksin astrazeneca berapa lama

    (Gambar dari paparan dr. Adam Prabata)

    Apa benar masyarakat usia muda lebih dianjurkan menggunakan vaksin AstraZeneca? 

    dr. Adam:
    “Tidak ada yang menganjurkan masyarakat usia muda untuk lebih menggunakan vaksin AstraZeneca. Di Inggris, vaksin AstraZeneca digunakan oleh orang berusia 40 tahun ke atas. Bahkan, di beberapa negara lain di Eropa, vaksin AstraZeneca digunakan oleh usia 50 tahun ke atas maupun 60 tahun ke atas. Setiap negara memiliki pertimbangan yang beragam, intinya ada pada benefit dan risiko penggunaannya. Jadi, kalau benefitnya lebih tinggi daripada risiko, berdasarkan pertimbangan tersebut boleh saja digunakan.”

    Apa benar vaksin AstraZeneca mengandung tripsin babi? Apa bahan utama pembuatan vaksin AstraZeneca?

    dr. Adam:

    “Vaksin AstraZeneca tidak mengandung bahan yang berasal dari hewan. Namun, dalam proses pembuatannya bersinggungan dengan enzim tripsin yang berasal dari pankreas babi.”

    (Terkait hal tersebut, MUI telah mengeluarkan Fatwa Mubah terhadap penggunaan vaksin AstraZeneca yang bisa dilihat di sini).

    Gejala setelah vaksin astrazeneca berapa lama

    (Gambar dari Instagram @adamprabata)

    Apa benar vaksin AstraZeneca dapat memicu pembekuan darah? Berdasarkan berita yang beredar, di Eropa terjadi kasus pembekuan darah yang didominasi oleh perempuan muda setelah divaksin AstraZeneca.

    dr. Adam:

    “Benar. Di Inggris ada risiko pembekuan darah yang didominasi perempuan muda dengan rasio yang terbilang kecil, antara 1:100.000 hingga 3,6:1.000.000 pada orang yang menggunakan vaksin AstraZeneca.”

    Adakah kriteria orang yang tidak bisa divaksin AstraZeneca?

    dr. Adam:

    “Sejauh ini, orang yang tidak diperbolehkan menggunakan vaksin AstraZeneca sehingga menimbulkan kontraindikasi yaitu mereka yang memiliki riwayat penyakit HITT (Heparin Induced Thrombocytopenia and Thrombosis), sehingga muncul pembekuan darah karena pengobatan Heparin. Namun, kasus ini tergolong langka dan tidak banyak.”

    Lalu bagaimana dengan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung dan pembekuan darah? Dari berita yang beredar, hal tersebut dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.

    dr. Adam:

    “Jika memiliki riwayat penyakit jantung dan pembekuan darah, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. Jika tidak ada masalah, maka pemberian vaksin AstraZeneca boleh dilanjutkan. Selain itu, Ikatan Dokter Jantung Indonesia juga tidak melarang pemberian vaksin AstraZeneca pada pasien penyakit jantung dan pembuluh darah yang kondisinya stabil. Risiko pembekuan darah akibat vaksin tersebut sangat kecil (3,6 kasus per satu juta orang yang divaksin), namun efektivitasnya sangat baik.”

    Benarkah efek samping vaksin AstraZeneca lebih berat daripada vaksin Sinovac?

    dr. Adam:

    “Benar. Umumnya ada dua jenis efek samping setelah vaksin, lokal dan sistemik. Efek samping lokal terjadi di area suntik seperti kemerahan, bengkak, dan nyeri. Sedangkan efek samping sistemik terjadi di seluruh badan seperti demam, pegal-pegal, kelelahan, mengantuk, dan sebagainya. Efek samping vaksin AstraZeneca berbeda dengan vaksin lain karena adanya risiko pembekuan darah. Hal ini terjadi karena adanya zat dari vaksin yang memicu terjadinya pembekuan darah. Belum diketahui secara pasti jenis zat apa yang dapat memicu pembekuan darah tersebut. Namun, sejauh ini, efek samping pembekuan darah ada pada jenis vaksin yang menggunakan adenovirus, seperti AstraZeneca dan Johnson & Johnson.”

    Apakah penderita autoimun bisa divaksin AstraZeneca?

    dr. Adam:

    “Berdasarkan penelitian yang meliputi vaksin AstraZeneca, secara umum vaksin AstraZeneca dapat ditoleransi dengan baik oleh penderita autoimun.”

    (Jika dilihat berdasarkan rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), 18 Maret 2021, penderita autoimun bisa mendapatkan vaksin jika kondisinya dinyatakan stabil oleh dokter yang merawat).

    Kenapa ada kasus meninggal setelah divaksin AstraZeneca?

    dr. Adam:
    “Meninggal setelah vaksin itu tidak sama dengan meninggal karena vaksin. Belum tentu orang yang meninggal setelah vaksin sama dengan meninggal karena vaksin. Jika ada yang meninggal setelah vaksin, maka harus diinvestigasi. Lalu, apakah ada orang yang meninggal karena efek samping vaksin AstraZeneca? Sejauh ini ada, penyebabnya adalah karena mengalami pembekuan darah.”

    Apakah vaksin AstraZeneca mampu melawan varian baru Covid-19?

    dr. Adam:

    “Varian Covid-19 yang banyak ditemukan di Indonesia saat ini adalah varian Delta, beberapa waktu lalu juga ada varian Alpha. Untuk vaksin AstraZeneca (menurut pernyataan WHO), sudah terbukti efektif melawan kedua varian Covid-19 tersebut.”

    Dari banyaknya informasi yang diberikan oleh dr. Adam mengenai AstraZeneca, tentunya vaksin ini memiliki risiko. Namun, risiko tersebut tidak sebanding dengan banyaknya manfaat yang diberikan jika kita menggunakan vaksin tersebut. Jadi bagi kamu yang sudah berusia 18 tahun ke atas, segera daftarkan dirimu untuk vaksinasi melalui aplikasi JAKI yang dapat di-download melalui Google Play Store maupun App Store. Jangan lupa tetap jaga kesehatan dan terapkan protokol kesehatan di manapun kamu berada, ya.

    Gejala setelah vaksin astrazeneca berapa lama

    Menulis segala hal yang berkaitan dengan hiruk pikuk Ibu Kota. Pegiat dan penikmat karya sastra lulusan Universitas Negeri Jakarta. Saat ini menjadi bagian dari Jakarta Smart City sebagai tim Content Writer.