Gangguan dan penyakit pada sistem ekskresi serta Upaya menjaga kesehatan sistem ekskresi

“Hati, kulit, paru-paru, ginjal, dan organ ekskresi lainnya bekerja sebagai satu tim untuk mencari dan membersihkan semua racun dan kotoran yang mengotori sistem tubuh. Bayangkan jika terjadi penumpukan pada sistem tubuh, sudah pasti proses pembersihan menjadi lebih lama.”

Halodoc, Jakarta – Jadi, bagaimana caranya agar pembersihan kotoran dan racun yang berada di dalam tubuh menjadi lebih singkat? Tentu kamu harus membiasakan pola hidup sehat. Tidak hanya membantu menyehatkan fisik secara keseluruhan, kebiasaan hidup sehat juga membantu meringankan kerja sistem tubuh, termasuk sistem ekskresi.

Lalu, pola hidup sehat seperti apa yang bisa dilakukan guna menjaga kesehatan sistem ekskresi? Berikut ini beberapa di antaranya: 

Setidaknya, minumlah delapan gelas air atau lebih setiap hari. Bukan tanpa alasan, air yang kamu minum akan disaring melalui ginjal dan terkumpul di kandung kemih sampai kamu merasakan keinginan untuk buang air kecil.

Baca juga: 6 Tanda dan Gejala Fungsi Ginjal Terganggu

Bila asupan cairan harian ini tidak terpenuhi, urine di kandung kemih akan menjadi pekat. Akibatnya, urine akan mengeluarkan aroma yang kuat atau mengiritasi kandung kemih dan membuat kamu justru lebih sering buang air kecil. Urine yang pekat dapat menyebabkan rasa terbakar saat buang air kecil dan meningkatkan risiko infeksi kandung kemih atau batu ginjal.

Terlalu banyak garam dalam makanan akan membuat keseimbangan garam atau mineral dan air di ginjal menjadi tidak teratur. Diet tinggi natrium dikaitkan dengan hipertensi, jika tidak terkontrol dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Selain itu, diet tinggi garam juga memicu batu ginjal.

Jadi, mengurangi asupan sup kalengan dan sayuran, daging makan siang, hot dog, dan sosis, dapat membantu menurunkan risiko batu ginjal berbasis kalsium. Pasalnya, sebagian besar garam ini terkandung dalam makanan, seperti sup kalengan, daging olahan, hot dog, keripik, dan sereal.

Baca juga: Panduan Hidup Sehat untuk Jaga Fungsi Ginjal

Mengonsumsi minuman berkafein dapat mengiritasi kandung kemih dan bersifat diuretik (meningkatkan kebutuhan untuk buang air kecil dengan membuat lebih banyak urine). Semakin banyak kafein yang kamu minum, semakin tinggi keinginan untuk buang air kecil.

Selain itu, terlalu banyak kafein juga dapat menyebabkan dehidrasi yang meningkatkan risiko batu ginjal, infeksi kandung kemih, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. 

  • Berkemih dan Bersihkan Area Intim Sebelum dan Sesudah Berhubungan

Bakteri dapat naik menuju ke saluran kemih saat kamu melakukan hubungan intim sehingga meningkatkan risiko terserang infeksi saluran kemih. Perhatikan, infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita setelah berhubungan intim karena memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria. Hal itu akan memudahkan bakteri naik ke saluran kemih. Namun, meski jarang, pria juga bisa terkena infeksi saluran kemih dan menularkan patogen ke wanita.

Baca juga: Mengenal Lebih dalam Struktur Ginjal pada Manusia

  • Beri Perhatian pada Kandung Kemih

Kandung kemih terbuat dari otot yang mengembang saat terisi dan berkontraksi saat kosong. Sebaiknya, jangan menunggu terlalu lama untuk buang air kecil, karena seiring waktu, kebiasaan buruk tersebut dapat meregangkan kandung kemih. Dampak yang mungkin terjadi, yaitu pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna, infeksi berulang, dan urine yang mengalir sampai ke ginjal.

Segera periksakan kondisi kesehatan ke dokter atau rumah sakit terdekat saat kamu merasakan ada gejala yang tidak biasa pada ginjal atau saat berkemih. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk lebih mudah bertanya jawab dengan dokter atau membuat janji saat harus ke rumah sakit. Jadi, sudahkah kamu download aplikasi Halodoc? 

Gangguan dan penyakit pada sistem ekskresi serta Upaya menjaga kesehatan sistem ekskresi
Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2021. Tips for Keeping Your Urinary System Healthy.

Tubuh manusia mengonsumsi banyak zat untuk keberlangsungan hidup. Kita bernafas untuk memperoleh oksigen bagi darah. Kita juga minum air dan mengonsumsi berbagai macam makanan agar terhidrasi dan sebagai sumber energi. Tapi, tidak semua zat-zat yang masuk kemudian kita serap ke dalam tubuh. Zat yang tidak kita perlukan akan dikeluarkan lewat sistem ekskresi.

Ekskresi adalah proses penghilangan atau pengeluaran produk limbah metabolisme dan bahan-bahan tidak berguna lainnya dari tubuh suatu organisme. Beberapa organ ekskresi dalam tubuh kita adalah paru-paru, kulit, dan ginjal. Paru-paru mengeluarkan karbon dioksida lewat respirasi. Kulit mengeluarkan garam melalui keringat dan ginjal mengeluarkan limbah nitrogen seperti urea, asam urat, dan amonia.

Agar kerja organ-organ ekskresi tetap optimal, kita juga harus memperhatikan cara menjaganya. Tentu kita tidak ingin tubuh kita tertumpuk limbah metabolisme karena organnya rusak atau tidak dapat berfungsi lagi. Nah, berikut ini adalah cara-cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan sistem ekskresi kita.

Paru-Paru

Untuk menjaga paru-paru sebagai organ pernapasan dan ekskresi, sangat ditekankan untuk menjauhi rokok! Merokok dapat merusak paru-paru dan jika kita sering terpapar asapnya juga tidak berbeda. Karena itu, usahakan untuk menjauhi orang yang merokok dan jangan sampai kita sendiri yang merokok.

(Baca juga: Peran Paru-paru dalam Sistem Ekskresi Manusia)

Selain itu, disarankan untuk rajin berolah raga untuk membantu paru-paru mengatur diri agar dapat menghirup napas dengan baik. Dengan begitu, paru-paru sebagai organ dari sistem ekskresi juga dapat mengeluarkan karbon dioksida dengan mudah.

Kulit

Kita dapat memperbanyak konsumsi buah dan sayuran untuk menjaga kesehatan kulit. Buah dan sayur segar dapat membantu regenerasi kulit. Selain itu, kita juga memerlukan berbagai macam vitamin, seperti vitamin C, A, dan vitamin E untuk menjaga agar epidermis tetap sehat. Kulit yang sehat dapat menjalankan perannya dalam sistem ekskresi dengan baik pula.

Mengonsumsi air putih tidak hanya berguna bagi kulit, tapi juga untuk tubuh kita secara keseluruhan. Ingat, 80% tubuh manusia terdiri dari air lho. Jadi, jangan sampai kita lupa untuk minum air tiap harinya. Terdengar sepele, tapi istirahat yang cukup juga dapat membantu kulit melakukan penjagaan terhadap sel dan jaringan.

Ginjal

Menjaga kesehatan ginjal dimulai dari pola makan yang sehat. Kebanyakan gangguan ginjal disebabkan karena pola makan yang buruk. Perbanyak sayuran, buah, dan sumber vitamin lainnya. Jangan terlalu sering mengonsumsi makanan pedas atau cepat saji. Selain itu, dianjurkan pula untuk mengurangi garam dan makanan yang berlemak.

Olahraga tidak hanya bermanfaat bagi paru-paru, tapi juga untuk ginjal. Olahraga dapat mengondisikan berat badan kita untuk menghindari obesitas. Mereka yang tergolong obesitas memaksa ginjal untuk bekerja lebih keras. Hindari konsumsi alkohol karena alkohol memiliki sifat panas yang dapat merusak ginjal.

Sumber: https://halosehat.com/tips-kesehatan/kesehatan-tubuh/cara-menjaga-kesehatan-sistem-ekskresi

Untuk bertahan hidup, tubuh manusia memerlukan asupan berbagai zat. Oksigen kita peroleh lewat bernapas melalui paru-paru. Sumber enegri kita peroleh dengan mengonsumsi makanan dan air, yang juga berfungsi untuk menjaga agar tubuh tetap terhidrasi. Tapi, apakah semua makanan atau zat yang masuk ke dalam tubuh dapat kita serap? Tidak juga. Ada zat-zat yang tidak kita perlukan, dan ini akan dikeluarkan lewat organ-organ sistem ekskresi.

Ekskresi sendiri adalah proses penghilangan atau pengeluaran produk limbah metabolisme dan bahan-bahan tidak berguna lainnya dari tubuh suatu organisme. Organ-organ ekskresi dalam tubuh kita adalah paru-paru, kulit, dan ginjal. Paru-paru mengeluarkan karbon dioksida lewat respirasi. Kulit mengeluarkan garam melalui keringat dan ginjal mengeluarkan limbah nitrogen seperti urea, asam urat, dan amonia.

Tapi seperti organ dalam tubuh pada umumnya, organ pada sistem ekskresi juga dapat mengalami gangguan. Penyebabnya bisa berupa infeksi oleh bakteri dan virus, kerja berlebih, atau kekurangan zat tertentu. Berikut adalah beberapa jenis gangguan pada sistem ekskresi.

Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah gangguan yang menyerang salah satu organ terpenting dalam sistem ekskresi, yaitu ginjal. Penderita diabetes insipidus mengeluarkan urine terlalu banyak karena kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone). ADH adalah sejenis hormon yang mengatur proses reabsorpsi cairan pada ginjal. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan jumlah urine meningkat hingga 30 kali lipat.

Batu Ginjal

Gangguan lain yang menyerang ginjal adalah batu ginjal. Batu ginjal disebabkan oleh pembentukan endapan garam kalsium pada rongga ginjal, saluran ginjal, dan kandung kemih. Batu ginjal tersebut berbentuk kristal yang terdiri dari kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Batu ginjal tidak dapat larut.

(Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Sistem Ekskresi)

Biasanya, penyebab batu ginjal adalah konsumsi garam mineral yang berlebih dan kurangnya konsumsi air pada tubuh. Jika tidak ditangani, batu ginjal bisa menimbulkan hidronefosis, yaitu membesarnya ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar karena tersumbat batu ginjal.

Uretris

Organ lainnya dalam sistem ekskresi adalah ureter, yaitu organ yang menyerupai tabung. Ureter memiliki otot untuk membantu urine disalurkan dari ginjal menuju kandung kemih. Salah satu penyakit yang menyerang ureter adalah uretris. Uretris adalah peradangan pada ureter yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Gejalanya berbeda bagi penderita pria dan wanita. Pada pria, gejala uretris adalah adanya darah pada urine dan air mani. Selain itu terdapat rasa terbakar ketika buang air kecil. Pada wanita, gejalanya adalah sakit perut, nyeri ketika buang air kecil, dan demam.

Pneumonia

Paru-paru termasuk ke dalam organ pada sistem ekskresi karena merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Salah satu penyakit yang menyerang paru-paru adalah pneumonia. Pneumonia disebabkan adanya infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur di alveolus. Pneumonia menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus, yang merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, dipenuhi oleh cairan.

Asma

Asma adalah gangguan pada paru-paru yang mungkin sudah familiar kita dengar. Asma terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan pada paru-paru. Penderitanya menunjukkan gejala sulit bernapas atau sesak. Penyakit ini tidak menular dan biasanya menurun. Lingkungan dengan udara yang tercemar dapat memicu serangan asma. Penanganan serangan asma adalah dengan memberikan obat-obatan yang berupa suntikan (Hydrocortisone), sirup ventolin (Salbutamol), atau nebulizer (gas Salbutamol) untuk melonggarkan saluran pernapasan.

Sumber: Halosehat