Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni

Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Tidak memiliki klorofil
  2. Bersifat autrotof
  3. Tidak memiliki dinding sel
  4. Tidak memiliki membran inti sel
  5. Tidak memiliki membran sel

Jawaban terbaik adalah D. Tidak memiliki membran inti sel.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom berbeda yang memiliki karakteristik yang sama yakni .....❞ Adalah D. Tidak memiliki membran inti sel.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Setiap jenis kingdom Eubacteria memiliki ciri ciri umum, salah satunya adalah...... dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Eubacteria dan Archaebacteria dianggap sebagai dua kingdom yang berbeda. Akan tetapi, keduanya memiliki ciri yang sama yaitu ….

   A.   tidak memiliki klorofil

   B.    tidak memiliki dinding sel

   C.    tidak memiliki membran sel

   D.   tidak memiliki membran inti sel

Eubacteria dan Archaebacteria dianggap sebagai dua kingdom yang berbeda. Akan tetapi, keduanya memiliki ciri yang sama yaitu tidak memiliki membran inti sel (prokariotik)

------------#------------


Jangan lupa komentar & sarannya
Email:

Newer Posts Older Posts

Gramedia Literasi – Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup ke dalam 5 kingdom, yaitu Protista, Fungi, Monera, Animalia dan Plantae. Pengelompokan ini didasarkan pada susunan sel, tingkatan makhluk hidup dan cara makhluk hidup memenuhi makanannya. Kemudian sistem ini diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi kingdom Archaebacteria dan Eubacteria. Mari mengenal kingdom archaebacterial lebih dekat Grameds, berikut penjelasannya.

PENGERTIAN ARCHAEBACTERIA

Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni
Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni
Archaebacteria adalah sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki kedekatan dengan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel). Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata archaio yang berarti kuno. Archaebacteria merupakan organisme tertua yang hidup di bumi.

Archaebacteria hidup dengan lingkungan ekstrem yang diduga lingkungan kehidupan awal bumi. Archaebacteria atau disebut juga dengan bakteri purba karena merupakan organisme yang metabolisme energi khasnya membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2).

Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik dengan dinding selnya yang tidak mengandung peptidokglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid. Hidup di lingkungan yang ekstrim. Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat-tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang dapat hidup di tempat yang panas atau asam, seperti di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai berbagai bakteri jenis lainnya serta virus, maupun jamur kamu dapat membaca buku Ensiklopedia Biologi Volume 2: Bakteri, Virus& Protista, Jamur.

Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni
Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni

CIRI-CIRI ARCHAEBACTERIA

Archaebacteria dapat hidup di tempat yang ekstrim, seperti pada sumber air panas dengan temperatur 92ᴼC hingga tempat yang hampir beku di Antartika. Archaebacteria juga dapat ditemukan pada tempat-tempat dengan kadar asam atau kadar garam yang sangat tinggi. Archaebacteria sebagai organisme uniseluler memiliki ciri – ciri sebagai berikut, Grameds:

  • Ukurannya sekitar 1/10 mikrometer hingga 15 mikrometer.
  • Bertahan di asam, lingkungan air garam atau alkali, beberapa bisa menahan tekanan lebih dari 200 atmosfer.
  • Membran selnya tersusun atas lemak, berupa ikatan eter dan unit isoprene.
  • Selnya bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti).
  • Lipida bercabang pada membran sel.
  • Dinding sel terdiri atas polisakarida dan protein bukan peptidoglikan.
  • Tidak mempunyai RE (Retikulum Endoplasma), mitokondria, lisosom dan badan golgi.
  • Ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA polymerase.
  • Archaebacteria mengandung asam nukleat berupa RNA.
  • Reproduksi dengan cara pembentukan tunas, pembelahan biner dan fragmentasi.
  • Sensitif terhadap toksin difteri.
  • Hidup secara koloni (berkelompok) dan soliter (sendiri).
  • Beberapa spesies Archaebacteria mempunyai flagela untuk bergerak.
  • Sebagian besar bersifat anaerob, tetapi ada juga beberapa spesies bersifat aerob, anaerob fakultatif dan anaerob obligat.

STRUKTUR TUBUH ARCHAEBACTERIA

Perbedaan eubacteria dan archaebacteria terutama terletak pada sifat biokimianya. Misal pada eubacteria dengan ikatan ester di lapisan lemak membran plasma, sedangkan archaebacteria memiliki ikatan dalam bentuk ester. Struktur antara Kingdom Eubacteria dan Archaebacteria hampir sama. Satu-satunya perbedaan terdapat pada komposisi struktur bakteri. Berikut gambaran umum dari struktur bakteri Grameds:

  • Flagella atau Falgelum: Flagella sebagai filamen yang menonjol dari sel bakteri dan terdiri dari protein. Flagella bertindak sebagai alat bergerak, tetapi ada juga bakteri tanpa flagela yang dapat bergerak. Beberapa jenis bakteri memiliki pili dengan struktur seperti flagela, tetapi lebih pendek dan lebih tipis. Pili memainkan peran khusus dalam mentransfer molekul Genetime (DNA) dari satu bakteri ke bakteri lain selama peristiwa konjugasi.
  • Kapsul: Bakteri memiliki lendir yang kental dan tebal yang menutupi dinding sel. Kapsul terbuat dari polisakarida dan air, yang membantu bakteri menempel ke permukaan atau bakteri lain. Secara umum, kapsul adalah bakteri yang menyebabkan penyakit. Fungsinya sebagai alat pertahanan dan perlindungan, untuk mencegah kekeringan dan sebagai sumber makanan bagi bakteri.
  • Dinding Sel: Dinding sel bakteri adalah struktur yang kompleks dan berfungsi sebagai penentu bentuk sel yang terdiri dari mucopolysaccharides dan peptidoglikan yang terdiri dari polimer besar asetil-N-asetil yang saling berhubungan dengan ikatan kovalen. Perbedaan antara eubacteria dan archaebacteria terletak pada konten dinding sel.
  • Membran Plasma: Membran plasmanya bersifat selektif permeabel, yaitu hanya molekul atau zat tertentu yang dapat ditransfer. Terdiri dari lapisan fosfolipid dan protein. Membran plasma mengatur pertukaran zat antara sel dan lingkungannya serta pembentukan mesosom.
  • Sitoplasma: Sitoplasma bertindak sebagai tempat reaksi kimia untuk sel. Terdiri dari 80% air, protein, asam nukleat, lemak, karbohidrat, ion anorganik, dan kromatofor
  • Ribosom: Ribosom dibentuk dalam bentuk RNA halus dan butiran protein yang berkontribusi terhadap kelangsungan hidup bakteri selama sintesis protein.
  • Klorosom: Klorosom adalah struktur di bawah membran plasma, mengandung pigmen klorofil dan pigmen lain yang berperan dalam fotosintesis. Biasanya ditemukan pada bakteri tertentu, kebanyakan archaebacteria.
  • Vakuola Gas: Vakuola gas memungkinkan bakteri mengapung di permukaan air dan mendapatkan cahaya. Vakuola gas hanya dimiliki oleh bakteri air yang bersifat fotosintesis.
  • Plasmid yakni Sirkular DNA dapat diwariskan dengan membawa gen tertentu. Plasmida berada di sitoplasma.
  • Bahan nuklir (kromosom DNA): DNA adalah bahan genetik (pembawa) yang disebut kromosom atau inti bakteri. Bahan nuklir memainkan peran penting dalam mengatur proses yang terjadi dalam sel bakteri.
  • Mesosom: Bertindak sebagai pembangkit energi, adalah pusat pembentukan dinding sel baru dan pembelahan sel.

SISTEM REPRODUKSI ARCHAEBACTERIA

Bakteri umumnya bereproduksi secara aseksual. Selain itu, bakteri juga berkembang biak dengan bertukar materi genetik dengan bakteri lain. Proses transfer materi genetik ini juga disebut dengan rekombinasi parasexual atau genetik.

Pertumbuhan bakteri, yaitu pembelahan sel dalam koloni bakteri, meningkatkan jumlah koloni dengan cepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi berlangsungnya reproduksi, diantaranya suhu (suhu optimal – 300°C), kelembaban (bakteri tumbuh dengan baik di lingkungan yang lembab), sinar matahari (menghambat pertumbuhan bakteri karena menghancurkan struktur kromosom bakteri), bahan kimia (kerusakan atau membunuh dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri).

Ketersediaan cadangan makanan dan sisa metabolisme (pengurangan cadangan makanan dalam medium dan munculnya metabolisme limbah bakteri menghambat pertumbuhan koloni bakteri). Archebacteria berkembang biak melalui pembelahan biner, pembelahan multipel, pembentukan tunas, dan fragmentasi, berikut penjelasannya Grameds:

Perpecahan Biner

Dalam pembelahan biner, bakteri membelah langsung dari satu sel menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya.

Formasi Tunas

Formasi tunas (Cyanophyta atau ganggang biru-hijau): Bakteri membentuk tunas dalam bentuk ranting dan akhirnya mengendap membentuk bakteri baru. Dapat ditemukan di keluarga Sreptomycetaceae.

Fragmentasi

Fragmentasi (Cyanophyta atau ganggang biru-hijau): Fragmentasi adalah pemutusan bagian tubuh yang dapat membentuk individu baru. Biasa terjadi pada alga dalam bentuk benang, dan dapat ditemukan di osilator Grameds.

Transfer Bahan Genetik pada bakteri archabacteria, diantaranya melalui:

  • Sambungan atau Konjugasi: Secara konjugasi adalah cara perkembangbiakan seksual pada organisme yang belum dikenal pria dan wanita. Bakteri Konjugasi dapat dilakukan ketika dua sel bakteri dengan paparan yang berbeda berdekatan, membentuk dan menempel pada tabung terkonjugasi (penghubung pembuluh) sehingga bahan genetik (DNA) dan sitoplasma dapat berpindah dari satu sel ke sel lainnya. Selanjutnya, dalam sel penerima, DNA digabungkan (kombinasi genre) antara DNA sel donor dan DNA sel penerima, diikuti oleh penggabungan sitoplasma (plasmogami). Setelah proses membagi nukleus dalam sel penerima, proses selanjutnya adalah biner, dan sel membelah lagi menjadi dua.
  • Transformasi: Transformasi adalah proses mentransfer materi genetik dalam bentuk DNA atau hanya satu gen ke bakteri lain dengan proses fisiologis yang kompleks. Transformasi biasanya dilakukan oleh Rhizobium, Bacillus, Stretococcus pneumoniae dan Neisseria gonorrhoeae.
  • Transduksi: Transduksi adalah transfer bahan genetik bakteri ke bakteri lain oleh perantara virus.

KLASIFIKASI ARCHAEOBACTERIA

Archaebacteria meliputi organisme autotrof dan heterototrof. Jenis-jenis Archaebacteri adalah sebagai berikut.. Bakteri termo-asidofil Halobacterium Bakteri Metagen. Kingdom Archebacteria dikelompokkan lagi menjadi 5 filum, yaitu :

Crenarchaeota

Crenarchaeota, banyak ditemukan di lingkungan laut. Crenarchaeota termasuk dalam hyperthermophiles, thermophiles, dan thermoacidophiles.

Euryarchaeota

Euryarchaeota merupakan bagian yang sering diteliti dan sebagian besar termasuk dalam bakteri halophiles dan metanogenik.

Thaumarchaeota

Thaumarchaeota meliputi ammonia-oksidasi archaea dan yang diketahui dengan metabolisme energi.

Berlangganan Gramedia Digital

Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda.

Rp. 89.000 / Bulan

Nanoarchaeota

Nanoarchaeota, filum ini memiliki anggota perwakilan tunggal yaitu nanoarchaeum equitans.

Korarchaeota

Korarchaeota, terdiri atas hyperthermophiles yang ditemukan pada suhu lingkungan yang tinggi.

Berdasarkan metabolisme dan habitatnya, Archebacteria dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :

  • Metanogen: merupakan kelompok Archaebacteria yang mereduksi karbondioksida (CO2) menjadi air (H2O) dan metana (CH4) menggunakan hidrogen (H2). Metanogen bersifat kemosintetik dan anaerobik. Habitatnya berada di rawa, lumpur dan tempat-tempat dengan sedikit oksigen. Ada juga beberapa spesies yang hidup dan bersimbiosi di dalam perut atau saluran pencernaan hewan ruminansia, seperti rayap, sapi, dan herbivora lain yang mengandalkan makanan berselulosa. Metanogen memiliki peranan penting dalam nutrisi. Contohnya yaitu Succinomonas amylolytica sebagai pemecah amilum di dalam pencernaan sapi. Selain itu metanogen juga berperan sebagai pengurai, sehingga dapat digunakan dalam pengolahan kotoran hewan untuk menghasilkan gas metana, yang menjadi bahan bakar alternatif. Metanogen mendapatkan makanan dengan cara membusukkan sisa-sisa tumbuhan yang telah mati, kemudian menghasilkan gas metana. Bakteri jenis ini mampu menghasilkan metana CH4 dari hasil oksidasi H2 dan CO2, contohnya:
    • Lachnospora multiporus: Organisme ini memecah dan menyederhanakan pektin
    • Succumonas amylotica: Memiliki kemempuan mengurai almunium
    • Ruminococcus albus: Organisme ini mampu menghidrolisis selulosa dengan memecah selulosa
    • Methanococcus janashi: Merupakan penghasil gas methane
  • Termofil ekstrim (termoasidofilik): Termofil ekstrim (termoasidofilik) ialah kelompok organisme Archaebacteria yang habitatnya berada di lingkungan yang bersifat asam dan bersuhu panas, dapat hidup dalam maksimum suhu 60- 80ᴼC. Termoasidofilik hidup dengan cara mengoksidasi air yang mengandung sulfur dan berada dekat lubang hidrotermal di laut bawah. Termoasidofilik merupakan kelompok Archaebacteria yang paling dekat dengan organisme eukariotik. Sulfolobus sp merupakan salah satu organisme termoasidofilik yang hidup di mata air panas bersulfur di Yellowstone National Park (Amerika Serikat). Sulfolobus sp hidup dengan mengoksidasi sulfur untuk mendapatkan energi. Kelompok ini disebut juga dengan termoasidofil, karena suka dengan asam dan panas. Organisme Archaebacteria yang lain yaitu Thermus aquaticus yang hidup pada air dengan suhu 105ᴼC di dekat lubang hidrotermal di laut dalam (kawah gunung api bawah laut). Contoh termoasidofilik yaitu : Thermoproteus tenax, Thermoplasma acidophilum, Humicola insolens, Chaetomium thermophilum, Thermomyces lanuginosus, Brevibacillus levickii, Thermoascus aurantiacus dan Sulfolobus yangmingensis.
  • Halofil ekstrem (halofilik): Istilah Halofil berasal dari 2 kata bahasa yunani, yaitu ‘halo’ yang berarti garam dan ‘philos’ yang berarti pecinta. Halofil ekstrim (halofilik) merupakan kelompok Archaebacteria yang hidup di tempat yang asin dengan kadar garam tinggi, seperti di laut mati dan Great Salt Lake (danau garam di Amerika). Halofilik bersifat heterotrof. Untuk menghasilkan energi, Halofilik melakukan respirasi aerobik, ada pula yang dapat berfotosintesis. Contoh Halofil ekstrim : Genus Halobacterium, Halobacterium, Halococcus, Halogeometricum borinquense, Haloferax volcanii, Haloterrigena turkmenica, Halococcus dombrowskii, Halorubrum kocurii, Halobacterium salinarum, Haloarcula marismortui dan lain-lain.
  • Reduksi sulfur: Seperti metanogen, reduksi sulfur tinggal di dekat ventilasi vulkanik dan kolam renang. Mereka menggunakan sulfur anorganik berlimpah yang kerap ditemukan di dekat ventilasi bersama dengan hydrogen sebagai makanan. Mereka juga memiliki toleransi panas yang sangat tinggi, sehingga dapat hidup dalam suhu hingga 85 derajat Celcius.

Terdapat pula berbagai macam bakteri enterik serta selaput lendir yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kamu pelajari pada buku Bakteriologi 2  Buku Ajar Analis Kesehatan.

Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni
Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni

MANFAAT ARCHAEBACTERIA

Archaebacteria adalah organisme yang metabolisme energi khasnya membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2). Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik.  Nama “archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,” juga Fakta bahwa sebagian besar Monera ditemukan pada saat bumi primitif menyebabkan banyak orang percaya bahwa archaebacteria mungkin bentuk awal kehidupan di planet ini. Manfaat Archaebacteria bagi kelangsungan hidup manusia, diantaranya:

  • Beberapa enzim archaebacteria dalam industri makanan berguna untuk mengubah pati jantung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat). Contohnya : A.oryzae, Aspergillus niger, A. niger, Bacillus coagulans.
  • Enzim archaebacteria ditambahkan ke dalam deterjen atau sabun cuci untuk meningkatkan kemampuannya pada pH dan suhu tinggi. Contohnya : Streptococcus bovis, Bacillus stearothermophilus dan B.Lactobacillus plantarum.
  • Sebagai penghasil biogas untuk bahan bakar alternatif.
  • Beberapa spesies archaebacteria dimanfaatkan untuk mengatasi pencemaran, misalnya tumpahan minyak. Contohnya : Achromobacter (Alcaligenes), Pseudomonas, Arthrobacter dan Acinetobacter.

Bakteri yang ada di dunia tidak semuanya dapat merugikan bagi manusia maupun hewan. Namun terdapat pula bakteri yang dapat membantu kelangsungan hidup manusia. Buku Segala Sesuatu Tentang Bakteri Dan Virus yang ada di bawah ini akan menjelaskan berbagai jenis bakteri yang ada di lingkungan.

Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni
Eubacteria dan Archaebacteria adalah dua kingdom yang memiliki karakteristik yang sama yakni

DAMPAK NEGATIF ARCHAEBACTERIA DAN PENANGGULANGANNYA

Meski demikian ada juga archaebacteria yang merugikan manusia yaitu Archaebacteria yang dapat merusak makanan yang diawetkan dengan garam dan menyebabkan cepatnya pembusukan pada ikan laut, selain itu bakteri yang merugikan juga yang dapat menimbulkan penyakit. Hal tersebut dapat kamu simak pada buku Bakteriologi: Mikroorganisme Penyebab Infeksi di bawah ini.

Menanggulangi bakteri perusak makanan yang dapat dilakukan antara lain dengan pengawetan dan pengolahan makanan. Sedangkan untuk menanggulangi bakteri yang menimbulkan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan, serta imunisasi. Berikut penjelasannya:

  • Pengawetan dan Pengolahan Makanan: Pengawetan dan pengolahan makanan ialah usaha membuat kondisi makanan tidak mudah dirusak oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Makanan yang diawetkan dan diolah menjadikan makanan tersebut bukan merupakan tempat hidup yang optimum bagi bakteri. Pengawetan makanan antara lain dilakukan dengan cara pemanisan, pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan dan pendinginan. Contohnya: kerupuk, daging asap, acar, ikan asin, manisan buah dan sale. Pengolahan makanan yang dilakukan dengan cara pemanasan dapat membunuh sebagian besar mikroorganisme penyebab penyakit yang terdapat pada makanan dan minuman. Bentuk pemanasan makanan dan minuman dapat dilakukan dengan cara dimasak seperti biasa atau dengan cara khusus. misalnya pasteurisasi atau sterilisasi.
  • Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Diri serta Lingkungan: Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme timbul karena cara hidup yang kurang menjaga kebersihan. Penyakit juga lebih mudah menyerang pada orang yang fisiknya lemah, hal tersebut menyebabkan diperlukannya upaya menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan antara lain sebagai berikut menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan badan dengan mandi dan mencuci tangan sebelum makan, melakukan olahraga secara teratur, makan makanan bergizi, cukup istirahat.
  • Imunisas: Sebagai upaya untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Imunisasi merangsang kekebalan seseorang dengan memberikan mikroorganisme patogen yang telah dilemahkan. Imunisasi disebut juga vaksinasi atau pemberian vaksin. Contoh vaksin untuk pencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri sebagai berikut: Vaksin kolera untuk mencegah penyakit kolera. Vaksin tifus untuk mencegah penyakit tifus. Vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC. Vaksin DPT untuk mencegah difteri, pertussis atau batuk dan tetanus.

Demikian Pengertian, Ciri, Struktur Tubuh, Reproduksi, Klasifikasi, Manfaat dan Dampak Negatif Archaebacteria dalam Kehidupan Sehari-hari. Semoga bermanfaat Grameds, semangat belajar!

[sc_fs_faq html=”true” headline=”h4″ img=”” question=”Jelaskan apa yang dimaksud dengan Archaebacteria?” img_alt=”” css_class=””] Archaebacteria atau disebut juga dengan bakteri purba merupakan organisme yang metabolisme energi khasnya membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2). [/sc_fs_faq]

[sc_fs_faq html=”true” headline=”h4″ img=”” question=”Apa saja perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria?” img_alt=”” css_class=””] Perbedaan eubacteria dan archaebacteria terutama terletak pada sifat biokimianya. Misal pada eubacteria dengan ikatan ester di lapisan lemak membran plasma, sedangkan archaebacteria memiliki ikatan dalam bentuk ester. Struktur antara Kingdom Eubacteria dan Archaebacteria hampir sama. Satu-satunya perbedaan terdapat pada komposisi struktur bakteri [/sc_fs_faq]

[sc_fs_faq html=”true” headline=”h4″ img=”” question=”Mengapa Archaebacteria disebut sebagai bakteri purba?” img_alt=”” css_class=””] Archaebacteria hidup dengan lingkungan ekstrem yang diduga lingkungan kehidupan awal bumi. Archaebacteria atau disebut juga dengan bakteri purba karena merupakan organisme yang metabolisme energi khasnya membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2). Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik dengan dinding selnya yang tidak mengandung peptidokglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid. Hidup di lingkungan yang ekstrim. Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat-tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang dapat hidup di tempat yang panas atau asam, seperti di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut. [/sc_fs_faq]

[sc_fs_faq html=”true” headline=”h4″ img=”” question=”Apakah Archaebacteria bersifat eukariotik?” img_alt=”” css_class=””] Jawabannya adalah tidak karena Archaebacteria memiliki sel yang bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti). [/sc_fs_faq]

[sc_fs_faq html=”true” headline=”h4″ img=”” question=”Apa saja Peran Archaebacteria?” img_alt=”” css_class=””] 1. Beberapa enzim archaebacteria dalam industri makanan berguna untuk mengubah pati jantung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat). Contohnya : A.oryzae, Aspergillus niger, A. niger, Bacillus coagulans. 2. Enzim archaebacteria ditambahkan ke dalam deterjen atau sabun cuci untuk meningkatkan kemampuannya pada pH dan suhu tinggi. Contohnya : Streptococcus bovis, Bacillus stearothermophilus dan B.Lactobacillus plantarum. 3. Sebagai penghasil biogas untuk bahan bakar alternatif. [/sc_fs_faq]

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien